Mikter
Mikter
sediaan
farmasi steril
dan alat
kesehatan
KELOMPOK 3
b. Media Dasar dan Media Pembenihan Media dasar Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan (Larutan
dibuat dengan cara ditimbang Nutrient Agar (NA) Mc. Farland)
sebanyak 2,3 gram, lalu dilarutkan dalam 100 ml aquades
(23 g/1000 ml) menggunakan erlenmeyer. Sedangkan
Larutan H2SO4 0,36 N sebanyak 99,5 ml
dicampurkan dengan larutan BaCl2.2H2O 1,175%
media pembenihan dibuat dengan cara ditimbang 5,75 sebanyak 0,5 ml dalam erlenmeyer. Kemudian
gram NA, lalu dilarutkan dalam 250 ml aquades (23 dikocok sampai terbentuk larutan yang keruh.
g/1000 ml) menggunakan erlenmeyer. Setelah itu, masing- Kekeruhan ini dipakai sebagai standar kekeruhan
masing media dihomogenkan dengan stirer diatas suspensi bakteri uji.
penangas air sampai mendidih. Mediamedia yang sudah
homogen ini disterilkan dalam outoklaf pada suhu 121oC
Pembuatan Media Pengujian.
selama 15 menit, kemudian didinginkan sampai suhu ± 45- Lapisan dasar dibuat dengan menuangkan masing-
50oC. Media dasar dan media pembenihan digunakan masing 10 ml NA dari media dasar ke dalam 9
dalam pembuatan media pengujian sebagai lapisan dasar cawan petri, lalu dibiarkan sampai memadat.
dan lapisan kedua Setelah memadat, pada permukaan lapisan dasar
diletakkan 7 pencadang baja yang diatur
sedemikian rupa jaraknya agar daerah
Inokulasi Bakteri pada Media Agar Miring pengamatan tidak saling bertumpuh. Kemudian,
suspensi bakteri dicampurkan ke dalam media
Bakteri uji diambil dengan jarum ose steril, lalu pembenihan NA. Setelah itu, dituangkan 25 ml
ditanamkan pada media agar miring dengan cara campuran suspensi dan media pembenihan
menggores. Selanjutnya diinkubasi dalam inkubator pada tersebut ke dalam tiap cawan petri yang diletakkan
pencadang sebagai lapisan kedua. Selanjutnya,
suhu 37oC selama 24 jam. Perlakuan yang sama dilakukan pencadang diangkat secara aseptik dari cawan
pada setiap jenis bakteri uji petri, sehingga akhirnya terbentuklah sumur-sumur
yang akan digunakan dalam uji antibakteri
Uji Aktivitas Antibakteri secara In-vitro Hasilnya :
Larutan uji ekstrak etanol daun mayana dengan 1. Ekstrak etanol daun mayana (Coleus
berbagai konsentrasi (5%, 10%, 20%, 40% dan 80%); atropurpureus [L] Benth) memiliki aktivitas
larutan CMC 1% sebagai kontrol negatif; larutan sebagai antibakteri terhadap S. aureus, E. coli
Ciprofloxacin 50 μg/50 μl sebagai kontrol positif, dan P. aeruginosa.
masing-masing diteteskan pada sumur yang berbeda
sebanyak 50 μl. Kemudian cawan petri diinkubasi 2. 2. Konsentrasi ekstrak 20%, 40% dan 80%
dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1x24 jam. merupakan konsentrasi efektif untuk
menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
Pengamatan dan Pengukuran Konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 40% dan 80%
merupakan konsentrasi efektif untuk
menghambat bakteri Escherichia coli.
Pengamatan dilakukan setelah 1x24 jam masa Sedangkan konsentrasi ekstrak 40% dan 80%
inkubasi. Daerah bening merupakan petunjuk merupakan konsentrasi efektif untuk
kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau bahan menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa.
antibakteri lainnya yang digunakan sebagai bahan uji
yang dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat
(Vandepitte et al, 2005). Diameter zona hambat 3. Peningkatan konsentrasi ekstrak daun mayana
diukur dalam satuan milimeter (mm) menggunakan dari 5%, 10%, 20%, 40% dan 80% menunjukkan
mistar berskala dengan cara diameter keseluruhan semakin besar diameter zona hambat yang
dikurangi diameter sumuran 7 mm. Kemudian terbentuk disekeliling sumur, karena semakin
diameter zona hambat tersebut dikategorikan meningkatnya senyawa-senyawa berkhasiat
kekuatan daya antibakterinya berdasarkan dalam ekstrak yang dapat menghambat
penggolongan. pertumbuhan bakteri.
Daftar Pustaka
Deby A. Mpila.dkk. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK
ETANOL DAUN MAYANA (Coleus atropurpureus [L] Benth)
TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN
Pseudomonas aeruginosa SECARA IN-VITRO. Farmasi
FMIPA UNSRAT :Manado