Anda di halaman 1dari 51

Pajak Penghasilan

Diploma I Pajak
Politeknik Keuangan Negara STAN
Materi Pertemuan Lalu

Penghasilan

Objek Pajak

Bukan Objek Pajak


Materi Hari Ini

Pembukuan & Pencatatan

Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Biaya Jabatan/Pensiun & Iuran Pensiun


Pembukuan dan Pencatatan
Pengertian
Pembukuan adalah suatu Pencatatan terdiri atas
proses pencatatan yang data yang dikumpulkan secara
dilakukan secara teratur untuk teratur tentang peredaran
mengumpulkan data dan atau penerimaan bruto
informasi keuangan yang dan/atau penghasilan bruto
meliputi harta, kewajiban, sebagai dasar untuk
modal, penghasilan dan biaya, menghitung jumlah pajak yang
serta jumlah harga perolehan terutang, termasuk
dan penyerahan barang atau penghasilan yang bukan objek
jasa, yang ditutup dengan pajak dan/atau yang dikenai
menyusun laporan keuangan pajak yang bersifat final.
berupa neraca, dan laporan
laba rugi untuk periode Tahun
Pajak tersebut.
Pasal 1 angka 29 UU KUP Pasal 28 ayat (9) UU KUP
Pengertian
Pembukuan adalah suatu Pencatatan terdiri atas
proses pencatatan yang data yang dikumpulkan secara
Harta dilakukan secara teratur untuk
Hafalkan! teratur tentang peredaran
Penghasilan Bruto
mengumpulkan data dan atau penerimaan bruto
Kewajiban informasi keuangan yang
OP non Pengurang
dan/atau penghasilan bruto
meliputi harta, kewajiban, usahasebagai
/ dasar untukPh Neto Objek PPh
Badan pek.menghitung jumlah pajak yang
Modal modal, penghasilan dan biaya,
bebas Ph Nonobjek & Objek Final
serta jumlah harga perolehan terutang, termasuk
Penghasilandan penyerahan barang atau penghasilan yang bukan objek
jasa, yang ditutup dengan pajak dan/atau yangPeredaran/Penerimaan
dikenai
Biaya OP usaha / pek. bebas Bruto
menyusun laporan keuangan pajak yang bersifatPenerimaan
final. Ph Lainnya
berupa
Harga perolehan
neraca, dan
Omzet laporan Omzet
laba rugi untuk≥periode Tahun Ph Neto Objek PPh
Rp4,8M < Rp4,8M
Pajak tersebut.
Harga penyerahan Ph Nonobjek & Objek Final

Pasal 1 angka 29 UU KUP Pasal 28 ayat (9) UU KUP


Wajib pembukuan
Fiskal Pencatatan
WP OP DN
Penghasilan
Peny. Penghasilan Neto
Neto Lapkeu
Komersil Fiskal
OP Usaha
Bebas*
/ Pek.

Penghasilan Neto Lainnya


Ph. Bruto NPPN

Zakat, Kompensasi Kerugian, PTKP

Penghasilan Kena Pajak


OP Karyawan

Pengura
Ph. Bruto ng Ph Tarif
Bruto

PPh Terutang

Kredit Pajak

*) yang menerima penghasilan yang tidak dikenai PPh final


Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
Wajib pembukuan
Fiskal Pencatatan
WP OP DN
Penghasilan
Peny. Penghasilan Neto
Neto Lapkeu
Komersil Fiskal
OP Usaha
Bebas*
/ Pek.

Penghasilan Neto Lainnya


Ph. Bruto NPPN

Zakat, Kompensasi Kerugian, PTKP

Penghasilan Kena Pajak


OP Karyawan

Pengura
Ph. Bruto ng Ph Tarif
Bruto

PPh Terutang

Kredit Pajak

*) yang menerima penghasilan yang tidak dikenai PPh final


Pasal 14 UU PPh
Pembukuan adalah suatu Pencatatan terdiri atas
proses pencatatan yang data yang dikumpulkan secara
Jika tidak ada pemberitahuan.... dianggap

dilakukan secara teratur untuk teratur tentang peredaran


mengumpulkan data dan atau penerimaan bruto
informasi keuangan yang OP nondan/atau penghasilan bruto
meliputi harta, kewajiban, usahasebagai
/ dasar untuk NPPN
Badan pek.menghitung jumlahLampiran I PER-17
modal, penghasilan dan biaya, pajak yang
serta jumlah harga perolehan bebasterutang, termasuk
dan penyerahan barang atau penghasilan yang bukan objek
jasa, yang ditutup dengan pajak dan/atau yang dikenai
OP usaha / pek. bebas
menyusun laporan keuangan pajak yang bersifat final.
Boleh menghitung
berupa neraca,Omzet
dan laporan Omzet Ph Neto dengan
laba rugi untuk≥periode
Rp4,8MTahun < Rp4,8M NPPN
Pajak tersebut.
Pasal 1 angka 29 UU KUP Pasal 28 Syarat:
ayat (9) UU KUP
Memberitahukan kepada Dirjen
dalam jangka waktu tiga bulan
pertama dari tahun pajak ybs
(5) WP yg wajib menyelenggarakan pembukuan atau
pencatatan, termasuk WP sdp ayat (3) dan ayat (4), yg
ternyata tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan
pencatatan atau pembukuan atau tidak memperlihatkan
pencatatan atau bukti-bukti pendukungnya maka Ph netonya
dihitung berdasarkan NPPN dan peredaran brutonya dihitung
dengan cara lain yg diatur dengan atau berdasarkan PMK.

WP yg wajib menyelenggarakan pembukuan, wajib menyelenggarakan


pencatatan, atau dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan, tetapi:
a. tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan kewajiban pencatatan
atau pembukuan; atau
b. tidak bersedia memperlihatkan pembukuan atau pencatatan atau bukti-
bukti pendukungnya pada waktu dilakukan pemeriksaan
sehingga mengakibatkan peredaran bruto dan Ph neto yg sebenarnya tidak
diketahui maka peredaran bruto WP ybs dihitung dengan cara lain yg diatur
dengan atau berdasarkan PMK dan Ph netonya dihitung dengan
menggunakan NPPN.
Pasal 14 (5) UU PPh
NPPN
Lampiran II & III PER-17
Pembukuan adalah suatu Pencatatan terdiri atas
Jika tidak/tidak proses pencatatan yang
sepenuhnya data yang dikumpulkan secara sepenuhnya
Jika tidak/tidak
menyelenggarakan menyelenggarakan
dilakukan secara teratur
pembukuan untuk teratur tentang peredaranpencatatan
mengumpulkan data dan atau penerimaan bruto
informasi keuangan yang OP nondan/atau penghasilan bruto
meliputi harta, kewajiban, usahasebagai
/ dasar untuk
Badan pek.menghitung jumlah pajak yang
modal, penghasilan dan biaya,
serta jumlah harga perolehan bebasterutang, termasuk
dan penyerahan barang atau penghasilan yang bukan objek
jasa, yang ditutup dengan pajak dan/atau yang dikenai
OP usaha / pek. bebas
menyusun laporan keuangan pajak yang bersifat final.
berupa neraca,Omzet
dan laporan Omzet
laba rugi untuk≥periode
Rp4,8M Tahun < Rp4,8M
Pajak tersebut.
Pasal 1 angka 29 UU KUP Pasal 28 ayat (9) UU KUP

• Peredaran bruto dihitung dengan cara


lain berdasarkan PMK
• Ph Neto dihitung dengan NPPN
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

OP usaha / pek. bebas Penghasilan Neto


NPPN
Omzet < Rp4,8 M Pencatatan
Lampiran I PER-17

Pemeriksaan Penghasilan Neto


Tidak OP usaha / NPPN
menyelenggarakan pek. bebas Lampiran II PER-17
pembukuan/ NPPN
pencatatan Badan
Lampiran III PER-17
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Contoh 1
Selain menjalankan usaha kantor akuntan publik di Jakarta, Nona Aurelia memiliki
usaha persewaan ruang kantor di kota yang sama. Sepanjang tahun 2016, Nona Aurelia
memiliki peredaran usaha dari jasa kantor akuntan publik sebesar Rp1 miliar.
Sedangkan dari usaha persewaan ruang kantor memperoleh sebesar Rp3 miliar. Nona
Aurelia telah menyampaikan pemberitahuan mengenai penggunaan Norma
Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak 3 bulan sejak awal Tahun Pajak 2016.
Karena penghasilan yang diperoleh Nona Aurelia pada tahun 2016 dari usaha jasa
kantor akuntan publik dan usaha persewaan ruang kantor tidak melebihi Rp4,8 miliar,
maka Nona Aurelia boleh menghitung penghasilan neto atas penghasilan yang
diperoleh dari jasa kantor akuntan publik dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto. Sedangkan atas penghasilan yang diperoleh Nona Aurelia dari usaha
persewaan ruang kantor dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan PP No. 29 Tahun
1996 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP No. 5 Tahun 2002 tentang
Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Omzet 2016

Usaha KAP di Jakarta Rp1 M

Usaha penyewaan Final 10%


Rp3 M
ruang kantor di Jakarta
Ph Neto boleh dihitung
Rp4 M menggunakan Norma
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Omzet 2016

Usaha KAP di Jakarta Rp1 M

a. Penghasilan Neto dari jasa KAP


50% x Rp1 M
Rp500 juta
b. PTKP setahun untuk diri Wajib Pajak
sendiri
Rp 54 juta
c. Penghasilan Kena Pajak (a-b)
Rp446 juta
d. PPh terutang:
5% x Rp 50 juta = Rp 2.500.000
15% x Rp200 juta = Rp30.000.000
25% x Rp196 juta = Rp49.000.000
Jumlah = Rp81.500.000
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Contoh 2
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Contoh 2 Omzet 2016

Profesi aktor di Jakarta Rp1,0 M

Usaha kantor hukum di


Rp0,5 M
Yogyakarta
Ph Neto boleh dihitung
Rp1,5 M menggunakan Norma
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto

Contoh 2 Omzet 2016

Profesi aktor di Jakarta Rp1,0 M

Usaha kantor hukum di


Rp0,5 M
Yogyakarta

a. 1) Penghasilan Neto dari profesi aktor c. Penghasilan Kena Pajak (a-b)


50% x Rp1 M Rp678 juta
Rp500 juta d. PPh terutang:
2) Penghasilan Neto dari usaha kantor hukum 5% x Rp 50 juta = Rp 2.500.000
50% x Rp0,5 M 15% x Rp200 juta = Rp 30.000.000
Rp250 juta 25% x Rp250 juta = Rp 62.500.000
Total Penghasilan Neto (1+2)= Rp750 juta 30% x Rp178 juta = Rp 53.400.000
b. PTKP setahun (K/3) Jumlah = Rp148.400.000
Rp 72 juta
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-17/PJ/2015
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Akumulasi Ph Wajib pembukuan
neto 1721-A1,
Fiskal Pencatatan
WP OP DN A2, Bupot lain

Penghasilan
Peny. Penghasilan Neto
Neto Lapkeu
Komersil Fiskal
OP Usaha
Bebas*
/ Pek.

Penghasilan Neto Lainnya


Ph. Bruto NPPN

Zakat, Kompensasi Kerugian, PTKP

Penghasilan Kena Pajak


OP Karyawan

Pengura
Ph. Bruto ng Ph Tarif
Bruto

PPh Terutang

Kredit Pajak

*) yang menerima penghasilan yang tidak dikenai PPh final


Pengurang Penghasilan Bruto
1a. Biaya Jabatan
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang diterima dari
pemberi kerja oleh setiap pegawai tetap tanpa memandang kedudukan atau jabatan

5% dari Penghasilan Bruto


maks. Rp 500.000,- sebulan atau Rp 6.000.000,- setahun

Contoh

Sasrabahu, karyawan PT Palawa dalam tahun 2014 memperoleh penghasilan sebesar


Rp 8.000.000,- sebulan. Maka biaya jabatan yang boleh dibebankan adalah sebesar
5% x Rp 8.000.000 = Rp 400.000,- sebulan

Tn. Indrajit sebagai Direktur PT Utara dalam tahun 2014 memperoleh penghasilan
sebesar Rp 20.000.000,- sebulan. Biaya jabatan yang boleh dibebankan adalah
sebesar 5% x Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000,- melebihi Rp 500.000,-
Dalam hal ini biaya jabatan yang boleh dibebankan oleh Tn. Indrajit adalah sebesar Rp
500.000,- sebulan
Pengurang Penghasilan Bruto
1b. Iuran Pensiun
Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau
badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan
Pengurang Penghasilan Bruto
2. Biaya Pensiun
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
diterima dari pemberi kerja oleh setiap pensiunan tanpa memandang
kedudukan atau jabatan

5% dari Penghasilan Bruto


Maks. Rp 200.000,- sebulan atau Rp 2.400.000,- setahun

Contoh

Rojali, pensiunan guru dalam tahun 2015 memperoleh uang pensiun


sebesar Rp3.000.000,- sebulan
Maka biaya pensiun yang boleh dibebankan adalah sebesar
5% x Rp3.000.000 = Rp150.000,- sebulan
Wajib pembukuan
Fiskal Pencatatan
WP OP DN
Penghasilan
Peny. Penghasilan Neto
Neto Lapkeu
Komersil Fiskal
OP Usaha
Bebas*
/ Pek.

Penghasilan Neto Lainnya


Ph. Bruto NPPN

Zakat, Kompensasi Kerugian, PTKP

Penghasilan Kena Pajak


OP Karyawan

Pengura
Ph. Bruto ng Ph Tarif
Bruto

PPh Terutang

Kredit Pajak

*) yang menerima penghasilan yang tidak dikenai PPh final


Zakat dan Sumbangan Keagamaan Wajib

UU PPh Pasal 9 ayat (1) huruf g


Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:

g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf
i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang PPh

Kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri


diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
Dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri, kepadanya diberikan pengurangan berupa
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
Penerapan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1)
ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian
tahun pajak
Misalnya, pada tanggal 1 Januari 2009 Wajib Pajak B berstatus kawin
dengan tanggungan 1 (satu) orang anak. Apabila anak yang kedua lahir
setelah tanggal 1 Januari 2009, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak
yang diberikan kepada Wajib Pajak B untuk tahun pajak 2009 tetap
dihitung berdasarkan status kawin dengan 1 (satu) anak
PTKP
Besaran PTKP
PMK-122/PMK.10/2015
PTKP
Besaran PTKP
PMK-101/PMK.10/2016
PTKP
Tabel PTKP

Penghitungan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan menurut


keadaan Wajib Pajak pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun
pajak
PTKP
PTKP dari Masa ke Masa
PTKP
Status Kawin
Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dari Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi
dengan jumlah PTKP. Di samping untuk dirinya, kepada Wajib
Pajak yang sudah kawin diberikan tambahan Penghasilan Tidak
Kena Pajak

Bagi Wajib Pajak yang isterinya menerima atau memperoleh


penghasilan yang digabung dengan penghasilannya, maka Wajib
Pajak tersebut mendapat tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak
untuk seorang isteri sebesar Rp36 juta (Tahun Pajak 2015) atau Rp54
juta (Tahun Pajak 2016)
PTKP

Tanggungan
Anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga)
orang untuk setiap keluarga.
Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda
dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
misalnya orang tua, mertua, anak kandung, anak angkat, diberikan
tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk paling banyak 3 (tiga)
orang.

Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda


dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena
Pajak untuk paling banyak 3 orang.

Anggota keluarga yang menjadi tanggungan


sepenuhnya:
anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya
hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak.
Tanggungan
PTKP

Tidak boleh sebagai Tanggungan


1. Saudara Kandung
2. Saudara Ipar
3. Saudara dari Bapak/ibu
Tanggungan
PTKP
Anak Angkat
Selain untuk anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan
lurus satu derajat, tambahan PTKP juga diberikan untuk wajib pajak yang
memiliki tanggungan anak angkat.
Namun demikian jumlah tanggungan yang diperhitungkan dalam PTKP
dibatasi maksimum 3 orang.

Pengertian anak angkat yang dapat diperhitungkan dalam perundang-


undangan pajak ditentukan dengan kriteria sebagai berikut

a. seseorang yang belum dewasa;


b. tidak tergolong keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dari
Wajib Pajak;
c. menjadi tanggungan sepenuhnya dari Wajib Pajak.
Anak Angkat

Dewasa
Pengertian belum dewasa menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata
a. < 21 tahun dan
b. belum pernah menikah

Pengertian belum dewasa menurut Undang-


Undang Pajak
a. < 18 tahun dan
b. belum pernah menikah

Tanggungan Sepenuhnya
1. tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak;
2. nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri;
3. tidak pula turut dibantu oleh anggota keluarga atau oleh orang
tuanya sendiri.
Contoh

Susunan Anggota Keluarga Tn. Jamal adalah sebagai berikut

Bagaimanakah status PTKP Tn. Jamal untuk Tahun 2014?


Contoh

Status PTKP Tn. Jamal

Dalam Tahun 2014 status PTKP Tn. Jamal adalah K/1


Penghasilan Kena Pajak
Adalah penghasilan Wajib Pajak yang menjadi dasar untuk
menghitung pajak penghasilan
Contoh

Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak


dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang


PPh
Wajib Pajak Badan
Pasal 17 ayat (2a) Undang-Undang PPh

Wajib Pajak badan dalam negeri dan BUT adalah sebesar 25%

Pasal 17 ayat (2b) Undang-Undang PPh

Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang
paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham
yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi
persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima
persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan ayat (2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
Wajib Pajak Badan

Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang PPh

Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Penghitungan PPh
Latihan

1. Pada tahun 2014 Sony Hendarson bekerja di Perusahaan lampu dengan gaji
sebesar Rp 10 juta sebulan atau Rp 120 juta setahun, dengan uang lembur
Rp 5 juta dan THR sebesar 1 kali gaji, dan membayar iuran pensiun sebesar
Rp 1,5 juta.
Sony Hendarson telah berkeluarga dengan status PTKP K/2.
Berapakah Jumlah PPh Terutang atas Tn. Sony Hendarson untuk Tahun
2014?

2. Pada tahun 2014 Nn. Ambagita bekerja di Pabrik gula dengan gaji sebesar
Rp 4,5 juta sebulan, dengan uang lembur Rp 5 juta dan THR sebesar 1 kali
gaji.
Nn Ambagita belum berkeluarga dan membayar Iuran pensiun sebesar Rp
800 ribu selama Tahun 2014.
Hitunglah PPh Terutang atas Nn. Ambagita untuk Tahun 2014?
Latihan
Latihan
Terima Kasih
Tugas
Menjawab soal 1 dan soal 2
Tugas berbobot 60% dari poin aktivitas.
• Tulis tangan dan foto/scan
• Dikirim dalam bentuk .pdf via email ke dwiputras@gmail.com
 secara kolektif (zip/rar) oleh ketua kelas
 Nama file: (No. Absen)_(Nama). Contoh: 01_Aan Tri
 Subject e-mail: Tugas 2_(Kelas). Contoh: Tugas 3_1-33
 Deadline: hari H kelas berikutnya, pada pukul 17.00 WIB.
• Tugas yang dikumpulkan tidak sesuai ketentuan di atas tidak
diterima.

Pertemuan
berikutnya Kuis
PPh
Soal 1
Nona Tamara adalah seorang penyanyi di Jakarta. Ia memiliki usaha persewaan ruang
usaha di Surabaya. Selama tahun 2016, Nona Tamara memperoleh pendapatan sebagai
penyanyi sebesar Rp2 miliar. Adapun dari usaha persewaan ruang usaha, ia
memperoleh penghasilan sebesar Rp1,5 miliar. Nona Tamara telah menyampaikan
pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto Tahun Pajak 2016
kepada Direktur Jenderal Pajak pada Maret 2016. Nona Tamara memiliki status PTKP
TK/1. Hitung PPh terutang Nona Tamara untuk Tahun Pajak 2016!
Soal 2

Tn. Rohimin seorang direktur perusahaan tambang, dalam tahun 2014


memperoleh gaji sebesar Rp 720 juta dan mendapatkan THR sebesar 1 kali
gaji.
Dalam Tahun 2014 Tn. Rohimin membayar iuran pensiun yang ditanggung
sendiri sebesar Rp 2.860.000,-
Susunan keluarga Tn. Rohimin adalah sebagai berikut

Hitunglah PPh terutang Tn. Rohimin untuk tahun 2014!

Anda mungkin juga menyukai