Anda di halaman 1dari 26

MORBILLI

Disusun Oleh:
Indri Syafriza
1008260075

Pembimbing :
Dr.NurCahaya Sp,A
DEFINISI
 Campak merupakan penyakit menular akut yang disebabkan
oleh virus dan secara khas terdiri dari tiga stadium, yaitu
stadium prodromal, erupsi, dan konvalesens.
 Penyakit ini umumnya menyerang anak dan sangat mudah
menular.
ETIOLOGI
• Campak disebabkan oleh Morbilivirus, salah satu virus RNA dari
famili Paramyxoviridae.
• Memiliki satu tipe antigen
• Selama masa prodormal dan selama waktu singkat sesudah
ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring,
darah, dan urin
• Virus dapat tetap aktif selama 34 jam dalam suhu kamar
EPIDEMIOLOGI
 Masa anak
 Kekebalan seumur hidup
 Kekebalan pasif sampai umur 4-6 bulan : bayi lahir dari ibu
morbili
 Ibu hamil 1 atau 2 bulan dan morbili : abortus 50 %
 Ibu hamil trimester 1, 2, 3 dan morbili : cacat bawaan, BBLR,
lahir mati
PATOGENESIS
• Manusia adalah satu-satunya inang asli untuk virus campak.
Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara,
terjadi antara 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4
hari setelah timbul ruam. Infeksi dimulai di mukosa
hidung/faring.
Bebas / berhubungan
Droplet Virus kedalam
dengan sel monoklulear
limfatik lokal
mencapai KGB regional

Hari 9-10, fokus infeksi 5-6 hr infeksi awal, virus msk Sel mononuklear yg
berada di epitel sal. Napas ke pemb. Darah & menyebar terinfeksi menyebabkan
dan konjungtiva , epitel orofaring, konjungtiva, terbentuknya sel raksasa
mnybbkan timbulnya sal.napas, kulit, kemih dan berinti banyak (sel
nekrosis pd 1-2 lapis sel usus warthin)

Manifestasi klinis berupa Daya tahan tubuh menurun, Muncul ruam


batuk, pilek, konj. sebagai akibat respon makulopapular & antibodi
Merah, tampak ulsera delayed hypersensitivity thd humoral dapat dideteksi
pada mukosa pipi (koplik antigen virus pada kulit.
spot)
1.Stadium inkubasi
3. Stadium erupsi Ditandai dengan
Berlangsung 10-12
panas tinggi dan timbulnya rash
hari, tanpa gejala.
makulopapuler (ruam kemerahan) yang
dimulai dari batas rambut di belakang
telinga, lalu menyebar ke wajah, leher,
dan akhirnya ke ekstremitas (anggota
2. Stadium prodromal gerak tubuh, seperti tangan dan kaki).
Berlangsung 2-4 hari, ditandai
dengan gejala-gejala demam,
diikuti coryza (batuk, bersin,
diikuti hidung tersumbat dan
4. Stadium penyembuhan
ingus/pilek), faring merah, nyeri
(konvalesens) Setelah tiga hari
saat menelan, stomatitis (radang ruam berangsur-angsur
mulut), konjungtivitis. Tanda khas menghilang. Ruam kulit menjadi
(pathognomonic): enantema mukosa kehitaman dan mengelupas, akan
bukalis di depan gigi seri (molar) menghilang setelah 1-2 minggu.
ketiga yang disebut bercak Koplik Adanya kulit kehitaman dan
(Koplik's spots). bersisik (hiperpigmentasi) dapat
merupakan tanda penyembuhan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah tepi : Jumlah leukosit cenderung menurun disertai
limfositosis relatif .
• Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah
yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1
hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam
campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus.
Selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti
banyak pada hapusan mukosa hidung7.
• Serologis: konfirmasi serologi campak berdasarkan pada kenaikan
empat kali titer antibodi antara sera fase akut dan fase
penyembuhan atau pada penampakkan antibodi IgM spesifik
campak antara 1-2 minggu setelah onset ruam kulit.
KOMPLIKASI
 Laringitis Akut
 Bronkopneumoni
 Kejang Demam
 SSPE (Subacute Sclerosing Penencephalitis)
 Ensefalitis
 Otitis Media
 Enteritis
 Konjungtivitis
 Sistem Kardiovaskular
PENATALAKSANAAN
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang
cukup, suplemen nutrisi, antibiotic diberikan bila terjadi infeksi
sekunder, anti konvulsi diberikan bila terjadi kejang, asupan oral
Tanpa komplikasi :
•Pasien diisolasi, tirah baring
•Vitamin A pada anak usia < 5 bulan 50.000 IU usia 6 bulan -
1tahun 100.000 IU oral, pada usia > 1 tahun 200.000 IU oral,
apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari
•Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai, jenis makanan
disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya
komplikasi
Jika terdapat penyulit obati penyulit :
 Bronkopneumoni
Diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/ hari dibagi 4 dosis
IV dg kombinasi kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari IV dlm 4 dosis.
 Otitis Media
kotrimoksazol-sulfametoksazol (TMP 4 mg/kgBB /hari dibagi
dalam 2 dosis)
 Ensefalopati
Reduksi jumlah pemberian cairan hingga ¾ kebutuhan untuk
mengurangi edema otak, disamping pemberian kortikosteroid.
Pencegahan
1. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada
bayi berumur 9 bulan atau lebih.
2. Imunisasi pasif
Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak
dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma globulin)
•Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat
•0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV
•maksimal 15 ml/dose IM dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau
sesegera mungkin.

3. Hindari kontak dengan penderita campak


PROGNOSIS
Biasanya campak sembuh dalam 7-10 hari setelah timbul ruam.
Bila ada penyulit infeksi sekunder/malnutrisi berat, maka
penyakit menjadi berat. Kematian disebabkan karena penyulit
(pneumonia dan ensefalitis).
DAFTAR PUSTAKA
 Made Setiawan, Agus Sjahrurachman, Fera Ibrahim, Agus Suwandono.
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Bagian Mikrobiologi FK-
UI, Litbangkes Departemen Kesehatan RI. Sari Pediatri, Vol. 10, No. 3,
Oktober 2008.
 Rampengan, T.H. Laurentz, I.R. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.
Jakarta: EGC. 2008.
 Ranuh, I.G.N, Et Al. Pedoman Imunisasi Di Indonesia, Satgas Imunisasi-
Ikatan Dokter Anak Indonesia – Jakarta: BP3 IDAI. 2008.
 Rahman M. Dardjat M.T (Editor), Segi-Segi Praktis Ilmu Kesehatan Anak.
Edisi 2. Jakarta 2002.
 Soedarmo, P.S.S, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi Dan Penyakit
Tropis. Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.
STATUS PASIEN
 DATA PASIEN
 Nama : Faris Laurensius
 Umur : 3 tahun 5 bulan
 Agama : Kristen
 Alamat : Jl. Tombak Perum Angel
Residence
 Tanggal Masuk : 3 februari 2014 Pukul 01.24 wib
 ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Demam
Telaah : Os datang ke RS Haji Medan diantar orang
tuanya dengan keluhan demam dirasakan sejak 4 hari yang lalu
disertai menggigil. Demam diikuti
mual,muntah,batuk,pilek,mencret 2x dalam 1 hari dan timbul
bintik kemerahan dibelakang leher.Dirumah sakit timbul bintik
kemerahan mulai timbul diseluruh ubuh mula-mula dibelakang
leher lalu menyebar ketelinga,muka,badan,lengan dan kaki
Kejang saat demam disangkal Ibu. BAK normal. Os tampak
lemah
RPT : Kejang demam
RPO : Praxion syr
RPK: Kakak os dan adek Ibu os mempunyai riwayat kejang
Riwayat Persalinan: Os lahir cukup bulan secara section caesaria
ditolong oleh Dokter dengan berat bdan lahir 4500 gram.
Riwayat Imunisasi: Tidak lengkap
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan: Baik
 PEMERIKSAAN FISIK
 Status Present
KU :Os tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Temperatur : 37,8OC
Nadi : 100x/i
Pernafasan : 30x/i
Berat : 16 kg
Tinggi : 105 cm

 Status Generalisata
Kepala : Muka: Pucat (-)
Mata : anemia (-), ikterus (-), Konjungtiva hiperemis (-/-), refleks cahayaM (+/+)
Telinga : sekret (-), udema (-), nyeri (-)
Hidung: sekret (+), udema (-)
Leher: udema (-), nyeri tekan (-), KGB tidak teraba , petekie (+)
Thoraks: I: Simetris
P: nyeri tekan (-)
P: sonor
A: Vesikuler (+/+), Ronchi (-)
Abdomen : I: Datar, soepel
P: nyeri tekan(-), Hepar/Lien tidak teraba
P:tympani
A: Bising usus (+)
Ekstremitas : Atas: Akral hangat,petekie (+/+), udem (-/-)
Bawah : akral hangat, petekie (+/+) , udem (-/-)

 Diagnosa : -Morbili
-Rubella
-DHF grade II
 Tindakan : - IVFD RL 20 tetes/menit
Lapor dr.Nurdiani Sp.A
 Advice : - IVFD RL 20 gtt mikro
Paracetamol syr 3x ½ cth
Cek darah rutin
HASIL PEMERIKSAAN LABORATURIUM 03/02/2014

Pemeriksaan Darah Lengkap


Darah Rutin: Hemoglobin : 11,5 g/dl
Eritrosit : 4,5 106/ul
Leukosit : 12800 /ul
Hematokrit : 34,3 %
Trombosit : 201.000/ul

Index Eritrosit:
MCV : 77,3 %
MCH : 25,8 pg
MCHC: 33,5 %

Hitung Jenis Leukosit:


Eosinofil: 1%
Basofil : 0%
N.stab : 0%
N.seg : 82%
Limfosit : 11%
Monosit : 6%
I.Follow-up tanggal 03/02/2015
S : Demam (+), bercakkemerahan
O : Sensorium : Compos Mentis
T : 380 C
HR : 110x/i
RR : 20x/i
Diagnosa : - Morbili

Terapi : - IVFD RL 20 gtt/i mikro


Inj. Cefotaxime 800mg/12jam
Novalgin
Cetirizine 2x2,5mg
Paracetamol syr 3x1 ½ cth
Vit A 200.000 IU
II.Follow-up tanggal 04/02/2014
S : Demam (+), Batuk (+)
O : Sensorium : Compos Mentis
T : 380 C
HR : 92x/i
RR : 48x/I (stridor)
Diagnosa : - Morbili + Bronkopneumonia

Terapi : - IVFD RL 20 gtt/I mikro


Inj. Cefotaxime 800mg/12jam
Ambroxol 2,5ml 3x1
Salbutamol 2 mg 3x ½
Paracetamol syr 3x 1 ½
Vit A 200.000 IU
III. Follow-up tanggal 05/02/2014
S : Batuk (+), Pilek (+)
O : Sensorium : Compos Mentis
T : 37,10 C
HR : 120x/i
RR : 20x/i
Diagnosa : - Morbili

 Terapi : - IVFD RL 20 gtt/I mikro


Inj. Cefotaxime 800mg/12jam
Salbutamol 2mg 3x ½
Paracetamol syr 3x1 ½
Ambroxol 2xcth ½
IV. Follow-up tanggal 05/02/2014
S : Batuk (+), Pilek (+)
O : Sensorium : Compos Mentis
T : 37,10 C
HR : 120x/i
RR : 20x/i
 Diagnosa : - Morbili

 Terapi : - IVFD RL 20 gtt/I mikro
 Inj. Cefotaxime 800mg/12jam
 Salbutamol 2mg 3x ½
 Paracetamol syr 3x 1 ½ cth
 Ambroxol 2xcth ½
V. Follow-up tanggal 06/02/2014
S : Gatal (+), Demam(+),Mencret (+), Mata merah (+)
O : Sensorium : Compos Mentis
T : 380 C
HR : 120x/i
RR : 24x/i
Diagnosa : -Morbili
Terapi : - IVFD RL 20 gtt/I mikro
Inj. Cefotaxime 800mg/12jam
Cetirizine 1x ½ tab
Zinc 1x1 tab 10 mg
VI.Follow-up tanggal 07/02/2014
S : Batuk (+), Demam(+),Mencret (+),
O : Sensorium : Compos Mentis
T : 380 C
HR : 120x/i
RR : 2^x/i
Diagnosa :- Morbili
Terapi : - IVFD RL 20 gtt/I mikro
Inj. Cefotaxime 800mg/12jam
Cetirizine 1x ½ tab
Ambroxol 2xcth ½
Zinc 1x1 tab 10 mg

Anda mungkin juga menyukai