Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 4

Anas Faturrahman Putra


Asri Annisa
Jumriati S
Nurdin Abadi Basir
Sukma Chirinnisa
Hukum internasional adalah bagian hukum
yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.
Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun
dalam perkembangan pola hubungan internasional
yang semakin kompleks pengertian ini kemudian
meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi
struktur dan perilaku organisasi internasional dan,
pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan
individu
Hukum Tidak Tertulis
1. Masih terdapat hukum kebiasaan internasional
Hukum Tertulis (hukum tidak tertulis) yang ruang lingkupnya
1. Bahwa ruang lingkup hukum hanya untuk perjanjian antar negara.
2. Perjanjian-perjanjian antar negara dengan
internasional hanya berlaku untuk subjek hukum lain, ada pengaturan tersendiri
perjanjian-perjanjian antar negara. seperti perjanjian antar negara dan organisasi-
organisasi internasional.
2. Menghasilkan suatu perjanjian tertulis 3. Dalam perjanjian tidak tertulis (International
yang dikenal dengan nama Vienna Agreement Not in Written Form), contohnya
adalah Prancis (1973) mengadakan percobaan
Convention on the Law of Treaties. nuklir di Atol Aruboa (percobaan bom nuklir
3. Perjanjian Internasional tertulis tunduk pertama di Lautan Pasifik), banyak menuai
protes dari negara lain bahkan, masalahnya
pada ketentuan hukum kebiasaan diajukan kepada Mahkamah Internasional di
internasional dan yurisprudensi atau Den Haag. Mahkamah Internasional
mengeluarkan keputusan agar Prancis
prinsip-prinsip hukum umum. Contoh: membatalkan percobaannya. Akan tetapi,
Pada tahun 1990, Pemerintah RI dan Prancis tetap melakukannya. Setelah Prancis
menyadari kesalahannya, Presiden Prancis
Australia telah menandatangani suatu George Pompidow mengeluarkan pernyataan
traktat tertulis tentang batas landas bahwa peledakan ini untuk yang pertama dan
terakhir kalinya.
kontinen dan eksplorasi di Celah 4. Dengan pernyataan tersebut, Prancis tidak
Timor yang dikenal dengan lagi melakukan percobaan sejenis dan bila
ingkar janji, negara lain dapat menuduh,
“Perjanjian Celah Timor”. memprotes dan mengadakan tuntutan
 Asas Teritorial
Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi
semua orang dan semua barang yang ada di
wilayahnya.
 Asas Kebangsaan
Menurut asas ini, setiap warga negara di manapun dia
berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya.
 Asas Kepentingan Umum
Dalam hal ini, warga negara dapat menyesuaikan diri
dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut
paut dengan kepentingan umum .
Dalam rangka pelaksanaan hukum internasional sebagai bagian
dari hubungan internasional, dikenal beberapa asas lain sebagai
berikut :
1. PACTA SUNT SERVANDA
Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak
yang mengadakan.
2. EGALITY RIGHTS
Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama.
3. RECIPROSITAS
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas
setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
4. COURTESY
Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
5. RIGHT SIG STANTIBUS
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang
mendasar/fundamental dalam keadaan yang bertalian dengan
perjanjian itu.
 Peradilan Internanasional, dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang
merupakan salah satu organ perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den
Haag (Belanda). Para anggotanya terdiri terdiri atas ahli hukum terkemuka,
yakni 15 orang hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan
kecakapannya dalam hukum. Masa jabatan mereka 9 (sembilan) tahun,
sedangkan tugasnya antara lain selain memberi nasihat tentang persoalan
hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan, juga memeriksa
perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang
diserahkan kepada Mahkamah Internasional.
 Mahkamah Agung Internasional, merupakan Mahkamah Pengadilan
tertinggi di seluruh dunia. Pengadilan internasional dapat mengadili semua
perselisihan yang terjadi antara negara bukan anggota PBB. Dalam
penyelesaian ini, jalan damai yang selaras dengan asas-asas keadilan dan
hukum internasional digunakan untuk mengadili perselisihan kepentingan
dan perselisihan hukum.
Sengketa internasional adalah sengketa atau
perselisihan yang terjadi antar negara baik yang berupa
masalah wilayah, warganegara, hak asasi manusia, maupun
masalah yang bersifat pelik, yaitu masalah terorisme.
Adapun faktor-faktor penyebab sengketa internasional
adalah:
1. Segi Politis (Adanya Pakta Pertahanan atau Pakta
Perdamaian)
2. Hak Atas Suatu Wilayah Teritorial
3. Pengembangan Senjata Nuklir atau Senjata Biologi
4. Permasalahan Terorisme
5. Ketidakpuasan Terhadap Rezim Yang Berkuasa.
6. Adanya Hegemoni (pengaruh kekuatan) Amerika.
 Dalam prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui
Mahkamah Internasional, dikenal dengan istilah Adjudication,
yaitu suatu teknik hukum untuk menyelesaikan persengkataan
internasional dengan menyerahkan putusan kepada lembaga
peradilan. Adjudikasi berbeda dari arbitrase, karena
adjudikasi mencakup proses kelembagaan yang dilakukan oleh
lembaga peradilan tetap, sementara arbitrase dilakukan melalui
prosedur ad hoc.
 Mahkamah Internasional bertanggung jawab untuk
menyelesaikan setiap kasus yang diajukan kepadanya oleh
negara yang menerima jurisdiksi Mahkamah dalam kasus khas
atau negara yang menerima kewajiban jurisdiksi berdasarkan
Peraturan Tambahan. Mahkamah Internasional juga dapat
memberikan pandangan mengenai masalah hukum yang
diajukan oleh negara anggota, oleh organ pokok PBB serta
oleh organ khusus PBB.
Sesuai pasal 26 statuta, mahkamah dari waktu kewaktu dapat
membentuk satu atau beberapa kamar yang terdiri atas tiga hakim atau lebih
untuk memeriksa kategori tertentu kasus-kasus seperti perburuhan atau
masalah-masalah yang berkaitan dengan transit dan komunikasi.
Kemungkinan ini telah digunakan beberapakali oleh mahkamah. Sengketa
internasional dapat diselesaikan oleh Mahkamah Internasional melalui
prosedur berikut :
1. Telah terjadi pelanggaran HAM/kejahatan humaniter (kemanusiaan) di
suatu negara terhadap rakyat/negara lain.
2. Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan negara yang
menjadi korban terhadap pemerintahan dari negara yang bersangkutan
karena didakwa telah melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan
humaniter lainnya.
3. Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui
lembaga-lembaga HAM internasional lainnya.
4. Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan jika ditemui bukti-bukti kuat akan terjadinya pelanggaran HAM
atau kejahatan kemanusiaan lainnya, maka pemerintahan dari negara yang
didakwa melakukan kejahatan humaniter dapat diajukan ke Mahkamah
Internasional atau Pengadilan Internasional.
5. Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.
 Mahkamah Internasional dengan kesepakatan negara yang
bersengketa dapat juga mengajukan keputusan ex aequo et bono
(didasarkan pada keadilan dan keterbukaan dan bukan didasarkan
pada hukum). Keputusan Mahkamah Internasional diperoleh melalui
suara mayoritas yang tidak dapat banding.
 Pasal 13 Pakta Liga Bangsa-Bangsa telah menegaskan jika suatu
keputusan peradilan tidak dilaksanakan, dewan dapat mengusulkan
tindakan-tindakan yang akan menjamin pelaksanaan keputusan
tersebut. Selain itu Piagam PBB dalam pasal 94 menjelaskan hal-hal
berikut.
a.Tiap-tiap negara anggota PBB harus melaksanakan keputusan
mahkamah internasional dalam sengketa.
b.Jika negara yang bersengketa tidak melaksanakan kewajiban-
kewajiban yang dibebankan oleh mahkamah kepadanya, negara
pihak lain dapat mengajukan persoalannya kepada Dewan
Keamanan. Kalau perlu, dapat membuat rekomendasi-rekomendasi
atau memutuskan tindakan-tindakan yang akan diambil supaya
keputusan tersebut dilaksanakan.
Berikut ini ada beberapa contoh mengenai peranan
hukum internasional (berdasarkan sumber-sumbernya)
dalam menjaga perdamaian dunia.
• Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara damai
(Antartika Treaty)pada tahun 1959.
• Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan
perdamaian (Non-Proliferation Treaty) pada tahun 1968.
• Perjanjian damai Dayton (Ohio- AS) pada tahun 1995
yang mengharuskan pihak Serbia, Muslim Bosnia, dan
Kroasia untuk mematuhinya.untuk mengatasi perjanjian
tersebut, NATO menempatkan pasukannya guna
meneggakkan hukum internasional yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai