Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS MENINGKATNYA AKI DI DINAS

KESEHATAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN


2014

OLEH
Ratna Juwita
Latar Belakang
 Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator untuk melihat derajat kesehatan suatu
negara
 Salah satu tujuan Millennium Development Goals
(MDGs) yang ke 5 adalah meningkatkan kesehatan
ibu dengan mencegah kematian ibu hamil,
melahirkan, dan nifas.
 Target penurunan AKI yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko
jumlah kematian ibu.
 PBB telah merubah dan tujuan pembangunan
global dari MDGs menjadi SDGs (Sustainable
Developmen Goals)yang di kenal dengan tujuan
pembangunan yang berkelanjutan periode 2015-
2030.
 Diantara Strategi SGDs masih menggunakan
indikator MDGs
 Salah satu sasaran SDGs ke 6 menyebutkan bahwa
pada tahun 2030 secara signifikan akan
menurunkan angka kematian
AKI DI SUMBAR
212/100 RIBU KELAHIRAN HIDUP

TARGET PEMDA 190/100 RIBU


KELAHIRAN HIDUP
Tujuan
Tujuan khusus :
 Mampu menetapkan prioritas
masalah kesehatan di Dinas
Kesehatan Kota Payakumbuh.
 Mampu menganalisis faktor
penyabab masalah AKI di
Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh.
 Mampu merumuskan
alternatif dan prioritas
pemecahan masalah untuk
menurunkan AKI di Dinas
Kesehatan Kota Payakumbuh.
Manfaat

Bagi Dinas Kesehatan Kota


Payakumbuh
 Dapat Dijadikan sebagai masukan
mengenai analisis permasalahan
meningkatnya AKI Di Dinas Kesehatan
Kota Payakumbuh.
 Dapat dijadikan sebagai masukan
tentang solusi pemecahan masalah
meningkatnya AKI Di Dinas Kesehatan
Kota Payakumbuh
Identifikasi Masalah di
DKK Payakumbuh
 Berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan
melalui pendekatan logis dan politis maka di dapatkan
12 masalah kesehatan di dinas kesehatan kota
payakumbuh.
 Dalam menetapkan prioritas masalah digunakan
metode skoring memakai metode USG yaitu : Urgency
(mendesak atau tidaknya masalah diselesaikan,
seuriousness (Dampak masalah terhadap produktivitas,
keberhasilan program dan pengaruhnya terhadap
sistem.), growth (Apakah masalahnya berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Prioritas Masalah
Berdasarkan metode penetapan prioritas masalah,
maka didapatkan 4 rangking teratas yang menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, yaitu:
1. Meningkatnya angka kematian ibu di Dinas
Kesehatan Kota Payakumbuh dari 1 kasus (
35/100 000 KH) tahun 2013 menjadi 4 kasus
(139,5/100 000 KH) tahun 2014
2. Masih rendahnya P2TB (Penemuan Penderita TB
baru BTA positif) yaitu 51.3%, sementara target
nasional adalah 70%.
Lanjutan Prioritas Masalah

3. Rendahnya pencapaian Angka Bebas Jentik di Kota


Payakumbuh
4. Masih di temukannya makanan yang mengandung
bahan berbahaya yaitu 35% (bebas bahan
berbahaya 65%) sedangkan target renstra 70%.
Berdasarkan diskusi kelompok maka fokus masalah yang
akan penulis bahas lebih lanjut dalam laporan ini adalah
permasalahan nomor satu, yaitu permasalahan yang ada
pada bidang Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinas
Kesehatan Kota Payakumbuh tentang meningkatnya
angka kematian ibu.
AKI DI DKK KOTA PAYAKUMBUH
 Dinas Kesehatan Provinsi menargetkan AKI di DKK
Kota Payakumbuh Maksimal 1 kasus
 Renstra DKK Menargetkan AKI turun 10 % dari
kasus tahun sebelumnya
 Namun AKI tidak sesuai dengan harapan dimana
terjadi peningkatan dari tahun 2013 angka
kematian ibu terjadi 1 kasus (35/ 100 000
kelahiran hidup) meningkat menjadi 4 kasus
(139,5/ 100 000 kelahiran hidup) pada tahun
2014.
Penyebab Meningkatnya AKI Di DKK
Kota Payakumbuh
Alternatif Pemecahan Masalah
berdasarkan penyebab manusia
 Melengkapi/menambah tim PONED terlatih.
Idealnya, dapat tersedia 2 tim terlatih untuk setiap
Puskesmas PONED agar pelayanan tersedia 24 jam
7 hari. Dan melakukan pelatihan APN bagi bidan
yang belum APN
 Melakukan penyegaran dan pelatihan terhadap tim
PONED atau tenaga kesehatan yang ada
mengingat kasus komplikasi jarang mereka temui
 Meningkatkan pengetahuan petugas pelayanan
kesehatan tentang penatalaksaan PEB
Lanjutan ...
 Mengadakan regulasi dengan pemerintahan daerah
tentang jaminan ketersediaan dan penempatan tenaga
kesehatan
 Menyampaikan usulan kepada Pemerintah Daerah
agar menjamin penempatan tenaga yang sudah dilatih
PONED/PONEK untuk tidak dimutasi atau diganti
dengan tenaga lain setara yang sudah dipersiapkan
sebelumnya
 Memberikan punishment atau sangsi kepada tenaga
bidan yang sering meninggalkan daerah binaannya.
Alternatif Pemecahan Masalah
berdasarkan penyebab Methode
 Meningkatkan sistem Puskesmas yang berfungsi
PONED 24 jam 7 hari
 Mengadakan regulasi dengan pemerintahan
daerah tentang optimalisasi peran kader dalam
upaya menurunkan AKI
Alternatif Pemecahan Masalah
berdasarkan penyebab Material
 Mewajibkan semua Puskesmas dan BPM untuk
membuat SOP Kegawatdaruratan Kebidanan
 Mewajibkan meletakkan SOP pada ruangan
tindakan kegawat daruratan
Prioritas Pemecahan Masalah

 Prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan metode


Rainke atau di sebut dengan metode efektif efisiensi dengan
menggunakan skor berkisar 1-5 dengan kriteria :
M = magnitut of the problem besarnya masalah yang
dapat diatasi
I = importancy atau kegawatan masalah tingginya angka
morbiditas dan mortalitas serta kecendrungan dari
waktu ke waktu
V = vulnerability/ sensitivitas (ketepatan jalan keluar untuk
masalah)
C = cost (biaya yang dikeluarkan) semakin besar biaya
semakin kecil skor
Berdasarkan hasil dari prioritas alternatif pemecahan
masalah, maka yang menjadi prioritas pemecahan
masalah yang utama adalah :

 Melengkapi/menambah tim PONED terlatih.


Idealnya, dapat tersedia 2 tim terlatih untuk setiap
Puskesmas PONED agar pelayanan tersedia 24 jam
7 hari.
 Melatih tenaga Bidan yang belum APN. Dimana
bidan sebagai ujung tombak dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin
dan nifas.
Rencana Kerja Operasional (Plan Of Action)

 Kegiatan : menambah tim PONED dan melatih


bidan yang belum APN
 Tujuan : untuk meningkatkan keterampilan tenaga
kesehatan dalam melakukan pertolongan
persalinan dan penanganan kegawatdaruratan
kebidanan
 Sasaran : Dokter, perawat, dan bidan
 Waktu dan tempat : dilaksanakan pada saat
adanya kegiatan pelatihan di kabupaten, provinsi,
atau pusat
Rencana Kerja Operasional (Plan Of Action)

 Biaya : Dana bersumber DPA yang berasal dari


dari APBD untuk anggaran untuk tahun 2015
 Metode : Workshop Presentasi, diskusi / stimulasi &
tanya jawab
 Tolak ukur : Menurunnya AKI di Dinas Kesehatan
Kota Payakumbuh Sebesar 10% dari tahun
sebelumnya
Prosedur Pelaksanaan Pelatihan PONED Bagi Tenaga
Kesehatan Dan Pelatihan APN Bagi Bidan Di Dinas Kesehatan
Kota Payakumbuh tahun 2015

 Mengidentifikasi kembali tenaga kesehatan yang


telah mengikuti pelatihan PONED dan APN
 Membuat TOR untuk pelatihan PONED dan APN
 Mengirim tenaga kesehatan yang ditunjuk untuk
melakukan pelatihan
Rencana Anggaran Biaya

No Kegiatan Jumlah Akomodasi Biaya Jumlah


(Rp) Pelatihan (Rp)
(Rp)
1 Supervisi kepuskesmas PONED
a. Kabid KIA 1 175 000 175 000
a. Kasi KIA 1 150 000 150 000
2 Peserta Pelatihan PONED
a. Dokter 2 2 500 000 3 500 000 12 000 000
a. Perawat 2 2 000 000 3 500 000 11 500 000
a. Bidan 2 2 000 000 3 500 000 11 500 000
3 Peserta Pelatihan APN 10 2 000 000 3 500 000 55 000 000
4 ATK 1 300 000
TOTAL BIAYA 90 625 000
Rencana Monitoring dan Evaluasi
N Kegiatan Input Proses Output Outcome Impact
o
1 Persiapan - Seksi KIA - Pembuatan surat - Surat Di setujuinya Menurunnya
administrasi - Peralatan terdiri dari: surat pemberitahuan TOR untuk angka
surat dan tor berupa pemberitahuan ke puskesmas pelatihan kematian ibu
komputer dan kepada Puskesmas, terkirim PONED dan
printer SPPD - SPPD untuk APN
- ATK berupa - Pembuatan proposal perjalan dinas
amplop, Kertas pengajuan pelatihan petugas yang di
HVS, dan tinta PONED dan APN tunjuk di
printer - Pengiriman surat ke distribusikan
- Dana untuk puskesmas - TOR untuk
mencetak surat - Menberikan surat pelatihan
dan menjilid SPPD kepada PONED dan
proposal petugas yang di APN siap dalam
tunjuk waktu yang
- Membuat TOR ditentukan
pengajuan pelatihan
PONED dan APN
Rencana Monitoring dan Evaluasi
N Kegiatan Input Proses Output Outcome Impact
o
2 Pelaporan - Seksi KIA - Pembuatan laporan - Laporan hasil - Laporan
hasil dan - Peserta - Mengevaluasi hasil kegiatan diserahkan ke
evaluasi pelatihan kegiatan dengan pelatihan dan Dinas
pelatihan - Dana mengumpulkan foto evaluasi dapat Kesehatan,
PONED dan - Peralatan kopi sertifikat diselesaikan. puskesmas
APN meliputi pelatihan
- Foto copy - APN berjalan
komputer dan - Penyegaran dan
Sertifikat baik dan
printer Stimulasi
peserta pelatihan Teratasinya
penanganan
terkumpul setiap kasus
kegawatdaruratan
kegawatdarurata
kebidanan dan - keterampilan
n kebidanan
APN dilakukan dalam APN dan
oleh tim
minimal sekali 3 penanganan
PONED yang
bulan kegawat
sudah terlatih
daruratan
kebidanan dapat
di pertahankan
Kesimpulan

 Berdasarkan identifikasi masalah yang ada didapatkan prioritas masalah


dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
yaitu: meningkatnya angka kematian ibu dari 1 kasus (35/100 kelahiran
hidup tahun 2013 menjadi 4 kasus (139,5/100 ribu kelahiran hidup) tahun
2014
 Penyebab masalah meningkatnya angka kematian ibu di Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh tahun 2014 adalah kurang nya SDM yang berkompetensi di bidang
PONED dan APN
 Upaya untuk mengatasi masalah adalah Melengkapi/menambah tim PONED
terlatih. Idealnya, dapat tersedia 2 tim terlatih untuk setiap Puskesmas PONED
agar pelayanan tersedia 24 jam 7 hari. dan Melatih tenaga Bidan yang belum
APN
Saran

 Bagi Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh


Diharapkan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan SDM yang ada di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
terutama bagi tenaga Dokter, Perawat dan Bidan
sebagai ujung tombak dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu. sehingga angka
kematian ibu dapat di turunkan.

Anda mungkin juga menyukai