Anda di halaman 1dari 37

Manfaat analisis data kependudukan adalah:

• untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk


dalam suatu daerah tertentu.
• untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa
lampau,
• kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-
baiknya dan dengan data yang tersedia.
• untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam
aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan
lain-lain.
• untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi
penduduk) pada masa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Di dalam mengukur peristiwa demografis
perlu diketahui dengan pasti :
• Pada periode mana peristiwa itu terjadi
• Kelompok penduduk mana yang mengalami
peristiwa tersebut
• Peristiwa apa yang diukur

Beberapa peristiwa demografis dapat diukur dengan berbagai


cara, diantaranya :

 Rasio (Digunakan untuk menganalisis komposisi


demografis dari kelompok penduduk)
 Tingkat /rates (Digunakan untuk menganalisis peristiwa
demografis dalam jenjang waktu tertentu)
RASIO
• RASIO adalah bilangan yang
menyatakan nilai relatif antara
dua bilangan
Misalnya :
 Rasio Jenis kelamin (Sex Ratio)
 Rasio Beban Tanggungan
(Depedency Ratio)
 Rasio anak-anak dan wanita
SEX RATIO (Rasio Jenis Kelamin)

Jumlah Penduduk Laki-laki


SEX RATIO X 100
=
Jumlah Penduduk Perempuan

Misalnya : Berdasarkan hasil SP 2010, Penduduk Indonesia:


Laki-laki : 119.507.580
Perempuan : 118.048.783
Total (laki-laki+Perempuan) : 237.556.363
Maka : Sex Ratio = 101
Artinya : bahwa di Indonesia pada tahun 2010
dalam setiap 100 wanita terdapat 101 Laki-laki
DEPEDENCY RATIO
Jumlah Penduduk Usia Tidak
Depedency Ratio Produktif X 100
= Jumlah Penduduk Usia
Produktif

• Penduduk Usia Tidak Produktif adalah dibawah usia 15 tahun dan di atas 65
tahun
• Penduduk Usia Produktif adalah penduduk berusia 15 – 64 tahun
• Misal angka Depedency Ratio Sumatera Utara Tahun 2010 adalah 67.

Artinya : bahwa di Sumatera Utara pada tahun 2010


Dalam setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) harus menanggung
beban sebanyak 67 orang usia tidak produktif ( 15 > 65 Tahun)
TINGKAT (RATES)

Junlah peristiwa yang terjadi dalam


Tingkat Peristiwa jenjang waktu tertentu
demografis tertentu = X 1000
Jumlah kelompok penduduk yang
mempunyai resiko (population
exposed to risk) dalam peristiwa
tersebut dalam jenjang waktu yang
sama

Yang perlu diperhatikan di sini adalah penduduk yang mempunyai


resiko (population exposed to risk) dalam peristiwa tersebut yang
digunakan sebagai pembagi di atas
Misalnya dalam mengukur kematian (mortalitas), maka setiap
penduduk mempunyai resiko untuk mengalami kematian. Hal ini
berbeda dengan mengukur tingkat kelahiran (fertilitas), bahwa tidak
semua penduduk mempunyai resiko melahirkan, tetapi hanya
wanita yang berusia subur (15-49 tahun)
PENGGUNAKAN ANALISIS KEPENDUDUKAN DENGAN
TINGKAT (RATES)
KELAHIRAN :
• Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
• Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate / GFR)
• Tingkat Fertilitas Total (total fertility Rate / TFR)

KEMATIAN :
• Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
• Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin
• Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR)
• Tingkat Kematian Anak
KETENAGAKERJAAN :
• Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
• Tingkat Pengangguran
Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Provinsi , 2010
ANALISIS SEDERHANA
DATA DEMOGRAFIS &PROGRAM KB
SUMBER DATA

A.Sumberdata penduduk

1. . Sensuspenduduk
2. . Sampelsurvai; Supas, SUSENAS, SDKI
3. . Registrasivital, danPendataanKeluarga.

B. SumberData Program KB

1. -PencatatandanPelaporanPKBN
2. -PendataanKeluarga
3. -SDKI, Mini Survai, dll
Masingmasingmempunyaikekurangandankelebihan
MACAM-MACAM ANALISIS

1.AnalisisData Bulanan Pencapaian


Program KB
2. Analisisdan Penilaian Operasional
3. Analisis Data Hasil Pendataan
4. Analisis Hasil Survai/Penelitian
CONTOH ANALISIS HASIL SDKI

1. Pencapaian CPR danTFR


2. Penyebab Masalah
3. Alternatif pemecahan
JUMLAH PENDUDUK DUNIA PER JULI 2015
MENURUT BENUA DAN WILAYAH
No WILYAH JUMLAH %
PENDUDUK
1 ASIA 4,384,844,097 59,86
2 AFRIKA 1,166,239,306 15,92
3 EROPA 743,122,816 10,15
4 AMERIKA SELATAN &KARIBIA 630,088,917 8,60
5 AMERIKA UTARA 361,127,819 4,93
6 AUSTRALIA & OCEANIA 39,359,270 0,54
7,324,782,225 100,00
Padang Lawas Utara 87.1
Samosir 79.3
Karo 77.4
Serdang Bedagai 75.2
Kota Binjai 74.1
Kota Tebing Tinggi 72.2
Tapanuli Tengah 71.6
Batubara 71.6
Pakpak Bharat 71.2
Kota Pematang Siantar 70.8
Asahan 70.3
Simalungun 70.0
Kota Sibolga 69.4
Toba Samosir 69.3
Kota Padang Sidempuan 69.2
Langkat 68.8
Labuhan Batu Selatan 67.8
Kota Medan 67.7
Dairi 67.6
Labuhan Batu 66.4
Deli Serdang 66.3
Nias 66.0
Kota Tanjung Balai 65.3
Humbang Hasundutan 65.1
Tapanuli Utara 64.3
Tapanuli Selatan 64.0
Mandailing Natal 63.1
Padang Lawas 61.4
Labuhan Batu Utara 59.1
Nias Utara 59.1
Nias Barat 53.1
Nias Selatan 40.7
Kota Gunung Sitoli 25.4

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Tapanuli Utara 4.88
Humbang Hasundutan 4.71
Pakpak Bharat 4.5
Dairi 4.43
Samosir 4.2
Toba Samosir 4.20
Padang Lawas 3.99
Mandailing Natal 3.72
Tapanuli Tengah 3.7
Nias Barat 3.61
Tapanuli Selatan 3.58
Padang Lawas Utara 3.4
Labuhan Batu Selatan 3.35
Batubara 3.3
Kota Tanjung Balai 3.14
Kota Gunung Sitoli 3.02
Labuhan Batu 2.98
Labuhan Batu Utara 2.97
Simalungun 2.96
Nias 2.96
Serdang Bedagai 2.9
Kota Sibolga 2.91
Karo 2.9
Kota Padang Sidempuan 2.87
Nias Utara 2.74
Asahan 2.72
Kota Pematang Siantar 2.7
Nias Selatan 2.63
Kota Binjai 2.6
Kota Tebing Tinggi 2.6
Deli Serdang 2.45
Langkat 2.37
Kota Medan 2.36

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
1. Aceh CPR RENDAH
2. Sumut 1. Riau
TFR TINGGI
3. Sumbar 2. Sumsel
TFR 4. NTB 3. Lampung
5. NTT 4. Kalbar
6. Sulteng 5. Kalteng CPR TINGGI
7. SulTemggara 6. Kaltim TFR TINGGI
8. Sulbar
9. Maluku
10. Malut
11. Papua
12. Papua Barat

2,6
1. Jambi
2. Bengkulu
CPR RENDAH 3. Babel
4. Jabar CPR TINGGI
1. DKI TFR RENDAH
5. Jateng TFR RENDAH
2. SULSEL
6. DIY
3. KEPRI
7. Jatim
8. Banten
9. Bali
10. Kalsel
11. Sulut
12. gorontalo

57,9 CPR
Q-I TFR-CPR
1 Nias Q-2
2 Madina 7 Lab. Batu
3 Tapsel 9 Simalungun
4 Tapteng 11 Karo
5 Taput 19 Batubara
6 Tobasa 22 Labusel
10 Dairi 23 Labura
14 Nisel
15 Humbahas
16 PakBhar
17 Samosir
20 Paluta
21 Palas
24 Ni-Ut
Q-4 Q-3
25 Ni-Bar 8 Asahan
26 Sibolga
33 Gusit 12 Deli Serdang
30 Medan
32 Sidimpuan 13 Langkat
28 Siantar
29 Tebing
31Binjai
Masalah dan Alternatif plan action
MASALAH KEMUNGKINAN PRIORITAS PLAN ACTION
PENYEBAB MASALAH
CPR rendah & • Permintaan (demand) • Create demand > KIE
TFR tinggi ber-KB rendah; besar2an;
• Akses pelayanan • Perkuat tempat pelayanan
terbatas KB;
• Terbatasnya alat • Dekatkan pelayanan
kontrasepsi mobile;
UNMET NEED • Takut efek samping; • KIE 􀃆 KIP/Konseling;
& KB • Akses pelayanan • Perkuat tpt pelayanan KB;
tradisional terbatas • Dekatkan pelayanan
tinggi mobile;
• Perhatikan
daerahterpencil,
tertinggal, danper
batasan(galciltas);
MASALAH KEMUNGKINAN PRIORITAS PLAN ACTION
PENYEBAB MASALAH

CPR tinggi, tapi • Peserta KB kebanyakan • Segmentasi sasaran Arah


TFR juga tinggi usia tua dengan paritas kan peserta KB ke PUS
tinggi; muda& paritas rendah
• Banyak KB tradisional; (MUPAR);
• Non-MKJP dgn angka • Konversi ke KB modern
kelangsungan rendah KIP/Konseling dan akses
pelayanan;
• Pembinaan PA/konversi ke
MKJP;

CPR rendah, • Ada faktor lain yang • Create demand;


tapi TFR juga berperan > UKP tinggi, • Perkuat jaringan pelayanan;
rendah aborsi, post partum
infecundability;
MASALAH KEMUNGKINAN PRIORITAS PLAN ACTION
PENYEBAB MASALAH
Target PB PelaporanPB tidak benar: • Create demand;
tercapai, tapi • Ganti cara (konversi); • Perkuat jaringan pelayanan;
CPR tetap • Re-insersi; • Disiplin pelaporan;
rendah/tidak • Re-aktif;
naik; • Pindah tempat
pelayanan;
• Double reported;
• PA dilaporkan PB;

CPR tinggi, TFR • Peserta KB kebanyakan • Segmentasi sasaran > arah


rendah usia tua dengan paritas kan peserta KB ke PUS
tinggi; Mupar;
• banyak KB tradisional; • Konversi keKB modern >
• Non-MKJP dengan KIP/Konseling dan akses
disiplin/kelangsungan pelayanan;
rendah; • PembinaanPA/konversi ke
MKJP;
Analisis Segmentasi Wilayah,
adalah klasifikasi atau pengelompokan
wilayah berdasarkan serangkaian
variabel dalam aspek dukungan
program, hasil program dan efek/dampak
program untuk memperoleh gambaran
yang lebih akurat mengenai faktor-faktor
pendukung dan penghambat pencapaian
program.
ANALISIS

Dilihat dari total nilai indikator KB, KRR, PK, dan PKJKB dapat
dikelompokkan wilayah mana yang mendapat nilai dengan
kategori Baik, Sedang, dan Kurang :

1. Kategori “Baik” : Apabila wilayah tersebut


Memperoleh total nilai > 75%
dari seluruh variabel yg dinilai

2. Kategori “Sedang” : Bila nilai > 50% - < 75% dari


seluruh variabel yg dinilai

3. Kategori “Kurang” : Apabila mendapat total nilai


< 50% dari total variabel yang
dinilai
CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN NILAI

1. Pengukuran Variabel dan sub variabel : ( LK II )


Pengukuran variabel dimaksudkan untuk menghitung atau
menentukan besaran nilai setiap variabel dan atau sub
variabel pada masing-masing indikator yang dilakukan
dengan membagi data variabel dengan data
pembandingnya.

2. Pemberian nilai variabel dan sub variabel : (L K III)


* Dilakukan untuk menyamakan suatu satuan
ukuran pada variabel dan sub variabel di semua unit
wilayah penilaian.
* Mencari dan menemukan angka hasil pengukuran yang
tertinggi/terbesar untuk indikator proses dan output
dan hasil pengukuran yang terkecil untuk indikator input
dan dampak dalam satu sub variabel atau variabel di
antara unit wilayah yang dinilai.
* Wilayah yang memiliki angka tertinggi/terbesar
pada indikator proses dan output diberi nilai 10
sedangkan wilayah yang memiliki angka terkecil
pada indikator input dan dampak diberi nilai 10.

* Selanjutnya pemberian nilai untuk wilayah lain pada


variabel bersangkutan disesuaikan secara
proporsional terhadap wilayah yang memiliki angka
tertinggi tsb.

3. Pemberian nilai terhadap indikator input, proses, output


dan dampak

Nilai tiap indikator diperoleh dengan menjumlahkan


nilai tiap variabel yang ada pada indikator yang
bersangkutan dibagi jumlah variabel.
PENGUKURAN RATIO

1. Pengukuran ratio indikator output


terhadap indikator input

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat efisiensi


pemanfaatan input untuk mendapatkan output
dengan cara membagi nilai indikator output
dengan nilai indikator input.

2. Pengukuran ratio indikator output


terhadap indikator proses

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat efektifitas


kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk
mendapatkan output dengan cara membagi nilai
indikator output dengan nilai indikator proses.
3. Pengukuran ratio indikator dampak
terhadap indikator proses

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat efektifitas dari


output untuk dapat menghasilkan dampak
dengan membagi nilai indikator dampak dengan nilai
indikator output.
PENGUKURAN TINGKAT KEMAJUAN
PERKEMBANGAN (PERFORMANCE)
PROGRAM
Dimaksudkan untuk melihat kemajuan program
secara total di masing-masing unit wilayah
penilaian dengan cara menjumlahkan nilai ratio
indikator output-input, ratio indikator output-proses
dan ratio dampak-output.
3. Pengukuran ratio indikator dampak
terhadap indikator proses

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat efektifitas dari


output untuk dapat menghasilkan dampak
dengan membagi nilai indikator dampak dengan nilai
indikator output.
PENGUKURAN TINGKAT KEMAJUAN
PERKEMBANGAN (PERFORMANCE)
PROGRAM
Dimaksudkan untuk melihat kemajuan program
secara total di masing-masing unit wilayah
penilaian dengan cara menjumlahkan nilai ratio
indikator output-input, ratio indikator output-proses
dan ratio dampak-output.
ANALISIS DAN INTERPRETASI

1. Ratio antar indikator

1). Pada ratio nilai indikator output terhadap nilai


indikator input

* Ratio sama atau di atas 1 (satu)  Efisien


* Ratio kurang dari 1 (satu)  Kurang efisien
2). Pada ratio nilai indikator output terhadap nilai
indikator proses dan ratio nilai indikator
dampak terhadap nilai indikator output

* Ratio sama atau di atas 1 (satu) -> Efektif

* Ratio kurang dari 1 (satu)  Kurang efektif


ANALISIS DAN PENILAIAN
OPERASIONAL
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
NASIONAL
LANGKAH PELAKSANAAN

1. Persiapan :
Menyiapkan Lembar Kerja dan Sumber data

2. Lembar Kerja:
menyiapkan semua data yang diperlukan untuk
analisis penilaian ( Lembar Kerja I s/d IV )
- Lembar Kerja I, = berisi himpunan data dasar
- Lembar Kerja II, = untuk pengukuran variabel
- Lembar Kerja III, = penghitungan variabel dari rata-
rata wilayah
- Lembar Kerja IV, = untuk pemberian nilai variabel
CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN NILAI

Pengukuran Variabel : ( Lembar Kerja II )


Dilakukan dengan cara membandingkan 2 atau lebih
variabel yang membentuk suatu indikator kinerja.
Contoh :
Dalam mengukur indikator kinerja “Persentase Penca-
caian PB” dilakukan dengan cara membandingkan
Jumlah PB s/d periode penilaian dgn Jumlah PPM PB
Misal :
Jumlah PB s/d periode penilaian = 37.571
PPM PB tahun berjalan = 151.500

%Pencapaian PB = ( 37.571 / 151.500 ) x 100%


= 24,8%
CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN NILAI

Penghitungan Variabel : ( Lembar Kerja III )


* Dilakukan dengan membandingkan angka
pencapaian setiap wilayah dengan pencapaian total
wilayah.
* Bila angka pencapaian suatu wilayah lebih rendah
dibandingkan dengan angka pencapaian total wilayah,
maka wilayah tersebut diberi angka sebesar selisih dari
angka pencapaian total wilayah dan diberi tanda negatif
(-)
* Sebaliknya bila angka pencapaian suatu wilayah lebih
besar/sama dengan angka pencapaian total wilayah,
maka wilayah tersebut diberi angka sebesar selisih dari
angka pencapaian total wilayah dan diberi tanda positif
(+)
Penilaian Variabel : ( Lembar Kerja IV )

Dari hasil perhitungan selisih antara nilai wilayah dengan


nilai total wilayah, yang memperoleh angka positif (+) diberi
nilai 1 (satu) dan yang memperoleh angka negatif (-) diberi
nilai 0 (nol)

Pengecualian diberikan pada variabel-variabel Komplikasi


Berat (IUD, Implant, dan Suntik) serta Kegagalan (IUD dan
Implant). Jika selisih positif (+) diberi nilai 0 dan jika selisih
negatif (-) diberi nilai 1

Nilai-nilai dari setiap variabel tersebut dijumlahkan sehingga


diperoleh satu nilai Total
ANALISIS

Dilihat dari total nilai indikator KB, KRR, PK, dan PKJKB dapat
dikelompokkan wilayah mana yang mendapat nilai dengan
kategori Baik, Sedang, dan Kurang :

1. Kategori “Baik” : Apabila wilayah tersebut


Memperoleh total nilai > 75%
dari seluruh variabel yg dinilai

2. Kategori “Sedang” : Bila nilai > 50% - < 75% dari


seluruh variabel yg dinilai

3. Kategori “Kurang” : Apabila mendapat total nilai


< 50% dari total variabel yang
dinilai

Anda mungkin juga menyukai