Anda di halaman 1dari 49

CASE REPORT SESSION

KATARAK SENILIS MATUR OD


+ IMATUR OS

Pembimbing : dr.Ameria Paramita,Sp.M


Oleh : Yuli Setyaningsih
PENDAHULUAN
penyebab kebutaan
utama di Indonesia

Lebih dari 90% kejadian katarak


Katarak
merupakan katarak senilis.

> 60 tahun insidensi: 20-40%


> 80 tahun insidensi: 60-80%.

Frekuensi katarak laki-laki


dan perempuan sama besar
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. B
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Raja Yamin, Telanai Pura
Tanggal Pemeriksaan : 22 November 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Penglihatan mata kanan terasa kabur sejak ± 3 tahun
yang lalu
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Penglihatan mata kanan mulai terasa kabur seperti melihat


Sejak ± 3 asap
tahun yang Semakin lama keluhan semakin berat menganggu aktifitas
lalu pasien(+).
Pasien terkadang merasa silau terhadap cahaya.

Pasien mengaku penglihatannya mulai menurun.


Sejak 1 Kesehariannya pasien mengaku kesulitan membaca meski sudah
tahun dengan kacamata.
Mata kiri pasien juga mulai kabur namun masih bisa membaca
dengan bantuan kacamata

Keluhan mata merah(-).


Pandangan seperti melihat di terowongan(-),
pandangan seperti melihat pelangi(-),
nyeri pada mata(-),
sukar melihat di malam(-). Rabun jauh (-),
Rabun dekat diakui pasien, pasien dibantu kacamata untuk melihat dekat.
Trauma (-). Nyeri kepala(-), mual muntah(-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat operasi katarak 7 tahun yang lalu pada


mata kiri
• Riwayat sering terpajan matahari dan debu: (-)
• Riwayat mata merah (-)
• Riwayat trauma (-)
Riwayat Penyakit Sistemik:
• Riwayat Hipertensi selama 15 tahun (+)
pengobatan teratur
• Riwayat penyakit Diabetes Mellitus selama
15tahun (+) pengobatan teratur
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
• Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
• Riwayat keluarga dengan Hipertensi (+)
• Diabetes Mellitus disangkal

Riwayat Gizi
• BB: 67 kg; TB 155 cm; IMT = 27.91 overweight

Keadaan Sosial Ekonomi


• Pasien saat ini sudah tidak bekerja lagi. Keseharian pasien
hanya di rumah karena aktivitas mulai terganggu.
Penghasilan berasal dari anak pasien. Kesan keadaan
sosial ekonomi pasien cukup.
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : tampak baik


Kesadaran : kompos mentis
TB / BB : 155 cm / 68 kg
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respiratory rate : 20 x/menit
STATUS OFTALMOLOGIKUS
PEMERIKSAAN EKSTERNAL
PEMERIKSAAN SLIT LAMP
LAPORAN OPERASI
Tanggal : 23 November 2017
Pukul : 10.00 WIB
Operator: dr.Vonna Riasari ,Sp.M
Tindakan : ECCE + IOL OD

1. Bhleparostat + segel dipasang pada m.rectus superior OD


2. Peritomi dan grooving dilakukan jam 10-2, COA ditembus
dengan keratom
3. Trivan blue + viscoat injeksi intracameral, ccc dilakukan 360°
4. Bibir luka diperlebar, nukleus dikeluarkan, jahit jam 11 dan 1
dengan nylon 10.0
5. Irigasi aspirasi dengan simco, viscoat injeksi kembali
6. IOL implantasi in the sulcus, jahit jam 12, irigasi kembali sampai
bersih
7. Injeksi gentamisin 0.5 cc + dexametason 0.5 cc sub
konjungtiva
8. Mata diberi salep mata dan ditutup dengan kassa steril
setelah blefarostat dan tegel dilepaskan
9. Operasi selesai.
LAPORAN KASUS

DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis pre operasi : Katarak Senilis Matur OD
Diagnosis post op : pseudofakia OD post ECCE + IOL

DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Katarak Senilis Matur OD
Katarak Traumatik OD
Retinopati Hipertensi OD
Glaukoma OD
Retinitis Pigmentosa OD ANJURAN PEMERIKSAAN
Funduskopi post operasi
PENATALAKSANAAN

Dexametason Neomisin Gentamisin


Paracetamol
0.1 % dengan sulfat 8x1 8x1 tetes OD
tab 3x500 mg
polimiksin B tetes OD

- Non Medikamentosa:
Edukasi post operasi :
Tidur berbaring lurus selama minimal 3 jam
Jangan menggosok mata
Jangan membungkuk terlalu dalam
Jangan mengedan keras
Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam


FOLLOW UP
Tanggal : 24 November 2017
S: Rasa sedikit mengganjal pada mata kanan, bengkak (-)
O: TD : 130/80 N : 74x/menit
T : 36.4°C RR: 21x/menit
FOLLOW UP

A: Pseudofakia OD

P: Pasien boleh pulang


Non medikamentosa :
- Gunakan obat sesuai anjuran dokter
- Jangan menggosok mata
- Jangan membungkuk terlalu dalam
- Tidak bolah membasahi bekas operasi sampe 10 hari
- Jangan mengedan keras
- Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah
Medikamentosa :
- Paracetamol tab 3x500 mg
- Dexametason 0.1 % dengan polimiksin B
- Neomisin sulfat 8x1 tetes OD
- Gentamisin 8x1 tetes OD
TINJAUAN PUSTAKA

 Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata


berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang.

 Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa


dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan
lensa atau denaturasi protein lensa, ataupun terjadi
akibat keduanya.

 Katarak lebih sering dijumpai pada orang tua

 Penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh dunia.


KLASIFIKASI

Kongenital/
Didapat
developmental

Senilis
Metabolik
Komplikata
Traumatik
Radiasi
Elektrik
Toksik
Dermatigenik
Berhubungan dengan tulang
Berhubungan dengan sindrom lain
KLASIFIKASI

Berdasarkan morfologi
KATARAK KONGENITAL /
DEVELOPMENTAL
- gangguan saat perkembangan lensa
sebelum lahir  kongenital
- terjadi sejak bayi hingga remaja 
developmental
- katarak lamelar atau zonular,
katarak polaris posterior,
katarak polaris anterior,
katarak nuklear
katarak sutural
KATARAK SENILIS
KATARAK METABOLIK

Diabetes

Galaktosemia

Hipokalsemia

Gangguan
metabolism tembaga
KATARAK KOMPLIKATA

Retinal
peradangan Degenerasi
detachment

Tumor
Glaukoma
intraocular
KATARAK TRAUMATIK
• akibat adanya konstusi terhadap bola mata
• berhubungan dengan pekerjaan dan bagian
dari kecelakaan olahraga.
• Pria >> wanita
KATARAK TOKSIK

• akibat induksi steroid, miotik, dan obat-obatan lain


seperti amiodarone, chlorpromazine, busulphan,
gold and allopurinol
KATARAK RADIASI

• paparan infrared, X-ray, neutron maupun


ultraviolet.
• Paparan dalam jangka waktu lama  eksfoliasi
kapsul dan menimbulkan katarak
FAKTOR RESIKO KATARAK

Usia

Jenis Riwayat
kelamin penyakit
PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis
• Penurunan ketajaman penglihatan
• Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
• Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
• Perubahan daya lihat warna.
• Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar
sangat menyilaukan mata.
• Lampu dan matahari sangat mengganggu.
• Sering meminta ganti resep kaca mata.
• Pengihatan ganda.
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Visus 6/6 ↓ (6/6 – 1/60) ↓↓ (1/300- ↓↓ (1/300-1/~)


1/~)

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif


Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans


Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +


Glaukoma
TATALAKSANA

• Terapi penyebab
Non Bedah • Terapi untuk memperlambat
progresifitas

• ICCE
• ECCE
Pembedahan • SICS
• Fakoemulsifikasi
PERAWATAN PASCA BEDAH
Non medikasi Medikasi
• Memakai dan • Analgesik
meneteskan obat seperti • Obat tetes mata
yang dianjurkan antibiotic-streroid
• Tidur berbaring lurus
selama minimal 3 jam
• Tidak melakukan
pekerjaan yang berat
• Jangan menggosok
mata
• Jangan membungkuk
terlalu dalam
• Jangan mengedan keras
• Jangan berbaring ke sisi
mata yang baru dibedah
Komplikasi

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul


posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid,
pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi
Komplikasi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal
intraoperatif
light toxicity

Komplikasi
dini
COA dangkal, ruptur kapsul posterior,
prolaps iris pendarahan

Komplikasi
lanjutan

Ablasio retina , endoftalmitis, malformasi


IOL, post capsular capacity
PENCEGAHAN

• menjaga kadar gula darah


• Mengonsumsi vitamin C dan E, selenium, dan
tembaga tinggi.
PROGNOSIS
• teknik bedah mutakhir  komplikasi/ penyulit
sangat jarang.
• ECCE atau fakoemulsifikasi  prognosis
penglihatan meningkat hingga 2 garis pada
pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
ANALISA KASUS
anamnesis

kasus Teori

Penglihatan mata kanan


mulai terasa kabur sejak + 3 gejala klinis berupa
tahun yang lalu. penurunan ketajaman
Keluhan semakin berat penglihatan, silau, dan
sejak 1 tahun Sejak saat itu penglihatan berkabut
pasien merasa silau
terhadap cahaya. Komplikata : ada riwayat
R/ katarak mata kiri sudah peradangan, glaukoma,
dioperasi. tumor intraokular, retinal
R/ hipertensi detachment
R/DM
ANALISA KASUS
Pemeriksaan oftalmologi

kasus Teori

Penurunan visus, kekeruhan


VOD : 1/300 lensa, shadow test
Lensa OD keruh
Shadow test (-) COA dangkal salah satunya
COA dangkal dapat disebabkan sinekia.
Sinekia terjadi sebagai
komplikasi penyakit mata
seperti uveitis
ANALISA KASUS
Diagnosa Banding

kasus Teori

Katarak senilis terjadi pada


usia diatas 50 tahun.
Matur : shadow test (-)
Katarak Senilis Matur OD Katarak traumatik : terjadi
Katarak Traumatik OD akibat adanya konstusi
Retinopati Hipertensi OD terhadap lensa
Glaukoma OD
Retinitis Pigmentosa OD Retinopati hipertensi ,
Glaukoma dan retinitis
pigmentosa : mata tenang
visus turun perlahan
ANALISA KASUS
Diagnosa Banding

kasus

mata merah (-),


pandangan seperti melihat
di terowongan (-),
pandangan seperti melihat Anamnesis diperjelas untuk
pelangi (-), nyeri pada membantu menyingkirkan
mata (-), diagnosa.
sukar melihat di malam hari Keluhan tersebut
(-). menyingkirkan diagnosa
Rabun jauh (-), rabun dekat banding sebelumnya
(-) , pasien dibantu kecuali retinopati hipertensi
kacamata untuk melihat
dekat.
Trauma (-) Nyeri kepala (-),
mual muntah (-)
ANALISA KASUS
Tatalaksana

kasus Teori

- Pembedahan
- Perawatan pasca - Indikasi pembedahan ;
bedah : edukasi, visus,medis,kosmetik
paracetamol, - Perawatan pasca
Dexametason 0.1 %
bedah ; edukasi,
dengan polimiksin B dan
Neomisin sulfat, medikasi analgesik-
gentamisin antibiotik-steroid
ANALISA KASUS
Prognosis
kasus Teori

- prognosis pasien dengan


Quo ad vitam : dubia ad pembedahan katarak
bonam sebagian besar baik tanpa
Quo ad functionam dubia ad adanya komplikasi.
bonam
KESIMPULAN
• Katarak = kekeruhan lensa yang disebabkan oleh denaturasi
protein dan hidrasi

• Jenis katarak berdasarkan etiologi maupun morfologi.

• Katarak juga perlu dibedakan dengan diagnosis banding


(penyakit lainnya) yaitu glaucoma, retinopati, dan retinitis
pigmentosa.

• Terapi katarak : pembedahan atas indikasi visus, medis, maupun


kosmetik.

• Perawatan pasca operasiperlu dilakukan agar mata kembali


berfungsi normal dan menghindari/mendeteksi komplikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai