Anda di halaman 1dari 59

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

ASMA PADA ANAK


KELOMPOK VI

Prof. dr. Darfioes Basyir, Sp.A (K)


dr. Finny Fitry Yani, Sp.A (K)
BAB I
PENDAHULUAN
Menurunkan
Kualitas Hidup Anak

Menganggu Menganggu
aktifitas sehari- Tidur anak
hari
ASMA
PADA
ANAK

Menurunkan Meningkatkan
Prestasi Belajar di pengeluaran biaya
sekolah
Mekanisme yang mendasari terjadinya asma pada anak dan dewasa
adalah sama, hanya terdapat beberapa permasalahan pada asma anak
yang tidak dijumpai pada dewasa yaitu

bervariasinya perjalanan alamiah


penyakit

kurangnya bukti ilmiah yang baik

kesulitan menentukan diagnosis dan


pemberian obat,

bervariasinya respons terhadap terapi


yang sering tidak dapat diprediksi
sebelumnya
Tujuan Penulisan
• Tujuan Umum : untuk mengetahui diagnosis dan
tatalaksana asma pada anak
• Tujuan Khusus : untuk mengetahui epidemiologi, faktor
risiko, patogenesis, patofisiologi, diagnosis, klasifikasi, dan
tatalaksana medikamentosa serta non-medikamentosa
asma
Metode Penulisan
• Tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai literatur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI ASMA

• 334 Juta
Global • (Global burden of disease)

Indonesia • (International Study of Asthma


and Allergies in Childhood)
6-7 tahun 7-14 tahun 13-14 tahun

• Bandung : • Bandung : • Bandung :


3 % Jumlah 9,6 % dari 2,6 % Jumlah
Penduduk 332 subyek Penduduk
• Palembang : • Sabang :
8 % Jumlah 24,4 %
Penduduk Jumlah
Penduduk

# Jumlah penduduk ±1jt-2,5jt (2012)


•2012
Sumbar •3,58 % Jumlah Penduduk

•2013 (jumlah kunjungan)


Padang •12.456 kali
FAKTOR RISIKO ASMA

Genetik Non-Genetik
• Polusi Udara
• Riwayat Atopi ayah atau ibu
• Asap Rokok
• Makanan Cepat saji
• Berat lahir
• Ventilasi rumah yang tidak
memadai
• Merokok
Faktor yang bermakna dimulai dari yang
paling dominan

Atopi ayah Kebiasaan Pemberian


BB lahir
atau ibu merokok ibu Parasetamol
PATOGENESIS

Imunologis Remodelling
Inflamasi Akut
Inflamasi Saluran Saluran
dan Kronik
Respiratori Respiratori
Mekanisme imunologis inflamasi
saluran respiratori
Inflamasi Akut

Cepat Lambat

• 10-15 menit • 6-9 jam


• Sel Mast • Eosinofil
• Histamin • Sel T CD4
• Prostaglandin • Neutrofil
• Makrofag
Remodelling Saluran Respirasi

kerusakan sel perbaikan epitel


epitel yang berlanjut

produksi berlebih faktor


proliferasi serta
pertumbuhan
differensiasi fibroblas
profibrotik/transforming
menjadi miofibroblas
growth factor (TGF)
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
Episodik, berulang

Sering dirasakan malam hari, setelah aktivitas

Riwayat asma, atopi

Pencetus

Sesak nafas menciut (mengi)

Nafas pendek, dada berat, batuk


PEMERIKSAAN FISIK

Wheezing (Mengi)

Ekspirasi memanjang

Nafas cepat, Nadi cepat

Usaha nafas tambahan

Sianosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Spirometri Uji Bronkodilator

Uji Provokasi
• Variabilitas pada PFR atau FEV1 >15%.
• Kenaikan >15% pada PFR atau FEV1
setelah pemberian inhalasi Rontgen
bronkodilator.
• Penurunan >15% pada PFR atau FEV1
setelah provokasi bronkus
Diagnosis Asma Pada Balita
Gambaran Klinis yang Mendukung Asma pada
Balita
Gambaran Klinis Karakteristik yang mendukung asma
Batuk Batuk berulang atau persisten non produktif yang dirasakan lebih berat pada malam hari disertai
dengan wheezing dan atau sesak. Batuk terjadi pada saaat aktivitas, tertawa, menangis atau terpajan
asap rokok tanpa infeksi saluran napas

Wheezing Terjadi berulang, pada saat tidur atau dicetuskan oleh infeksi virus, aktivitas, tertawa, menangis atau
terpajan asap rokok atau polusi udara (dalam ruangan atau luar ruangan)

Kesulitan bernapas Terjadi pada saat demam, aktivitas, tertawa atau menangis

Aktivitas terbatas Tidak dapat berlari, bermain atau tertawa dengan intensitas yang sama dengan anak lain, mudah lelah
pada saat berjalan (selalu ingin digendong)

Riwayat keluarga Penyakit alergi lain (dermatitis atopi dan rinitis) Asma pada orang tua atau saudara kandung

Uji terapi dengan steroid inhalasi dosis Klinis membaik selama 2-3 bulan dengan obat pengendali dan memburuk ketika pengobatan
rendah dan pemberian agonis β2 kerja dihentikan
pendek bila diperlukan
KLASIFIKASI

Derajat
Serangan
Terkendali
Asma
nya

Beratnya Asma
KLASIFIKASI SERANGAN ASMA
KLASIFIKASI BERATNYA ASMA
Derajat Asma Keterangan

Intermiten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥ 6

minggu

Persisten ringan Episode gejala asma > 1x sebulan, < 1x seminggu

Persisten sedang Episode gejala asma > 1x seminggu namun tidak setiap hari

Persisten berat Episode gejala asma hampir setiap hari


KLASIFIKASI DERAJAT TERKENDALINYA
Klinis Terkendali Terkendali sebagian Tidak terkendali

Gejala siang hari Tidak pernah (≤ 2 > 2 kali /minggu Memeuhi tiga atau
kali/minggu) lebih kriteria
terkendali sebagian
Aktivitas terbatas Tidak ada Ada

Gejala malam hari Tidak ada Ada

Pemekaian obat Tidak ada (≤ 2 > 2 kali /minggu


pereda kali/minggu)
TATALAKSANA

NON
MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA

SERANGAN
ASMA

JANGKA
PANJANG
TATALAKSANA SERANGAN ASMA

SERANGAN ASMA

Episode peningkatan atau perburukan


dari gejala-gejala asma, yaitu batuk, sesak
nafas, wheezing, dada rasa tertekan, atau
berbagai kombinasi dari gejala tersebut.
Tatalaksana Serangan Asma
(menurut The Global Innitiative for Astma GINA )

Tatalaksana Di
Tatalaksana di
fasilitas layanan
rumah
kesehatan
Tatalaksana di Rumah
Terapi inhalasi β2 agonis kerja pendek, via nebulizer atau dengan
MDI + spacer

VIA NEBULIZER VIA MDI + SPACER

• Berikan β2 agonis kerja pendek, • Berikan β2 agonis kerja pendek


lihat responnya. serial via spacer dengan dosis 2-
• Bila gejala belum membaik 4 semprotan (diikuti 6-8 tarikan
dalam 30 menit, ulangi nafas tiap satu semprotan)
pemberian sekali lagi, bila tidak • Jika membaik dengan dosis ≤ 4
membaik bawa ke fasilitas semprot, inhalasi dhentikan jika
kesehatan belum membaik dengan 4
semprot, segera bawa ke
fasyankes.
Tatalaksana Serangan asma di
fasilitas pelayanan kesehatan
Tatalaksana Asma di ruang rawat inap
Pemberian oksigen

Steroid intravena diberikan secara bolus, setiap 6-8 jam

Nebulisasi β2 agonis kerja pendek dan ipratropium bromida dengan oksigen


dilanjutkan setiap 1-2 jam
Aminofilin
dosis awal 6-8 mg/kgBB, dalam dektrosa atau garam fisiologis sebanyak 20
mL selama 30 menit, Bila respon belum optimal dilanjutkan dengan
aminofilin rumatan sebanyak 0.5- 1 mg/kgBB/jam
Evaluasi pengobatan.
dalam 24 jam tetap stabil, pasien dipulangkan dengan obat agonis β 2 (hirupan
atau oral) yang diberikan selama 24-48 jam. Steroid oral dilanjutkan hingga
pasien kontrol ke klinik rawat jalan dalam 3-5 hari.
OBAT – OBAT YANG DIGUNAKAN
PADA
SERANGAN ASMA
Agonis β2 kerja pendek

Indikasi Prinsip Dosis


Pilihan utama Pemberiannya dapat Dosis insial
serangan asma diulang 2 kali
ringan sedang dengan interval 20 6 – 8 mg/kg
menit dalam 20 menit

Premedikasi untuk Diberikan secara inhalasi Dosis Rumatan


serangan asma yang lewat DPI, MDI dengan
dipicu latihan atau tanpa spacer, atau 1 mg/kg/jam
nebulizer.
Ipratropium Bromida

Indikasi Prinsip Dosis

• kombinasi • memberikan efek • Salbutamol : 0,1 –


dengan agonis β2 dilatasi bronkus 0,15
kerja pendek • peningkatan mg/kgBB/x/6 jam
• serangan asma tonus • Terbutalin : 0,05 –
ringan – sedang parasimpatis 0,1 mg/kgBB/x/6
• dalam inervasi jam
otonom di • Fenoterol : 0,1
saluran nafas mg/kgBB/x/6 jam
Aminofilin Intravena

Indikasi Prinsip Dosis


Serangan asma berat Meningkatkan fungsi
paru dalam 6 jam Dosis insial
atau
pertama 6 – 8 mg/kg
Serangan asma
Rentang keamanan dalam 20 menit
dengan ancaman
henti nafas pada aminofilin
sempit
yang tidak respon Dosis Rumatan
dengan dosis Pemberian aminofilin
maksimal agonis β2 harus sangat berhati – 1 mg/kg/jam
dan steroid sistemik hati.
Steroid Sistemik

Indikasi Prinsip Dosis

• Direkomendasikan • Mempercepat • Prednisone atau


untuk semua jenis perbaikan serangan prednisolone : 1 – 2
serangan dan mencegah mg/kg/hari
kekambuhan • Dosis maksimum
• Pemberian steroid 40 mg/hari
sistemik per oral • Lama pemberian 3
sama efektifnya – 5 hari tanpa
dengan pemberian tappering off
secara intravena
Adrenalin

Indikasi Prinsip Dosis


Apabila tidak tidak diindikasikan
tersedia obat – 0,01 ml/kgBB
untuk serangan
obatan lain asma lainnya

Sebagai terapi
di fayankes yang
tambahan pada
tidak tersedia alat Dosis maksimal 500
asma yang
inhalasi, dapat µg (0,5 ml)
berhubungan
diberikan injeksi
dengan anafilaksis
adrenalin
dan angioedema
Magnesium Sulfat

Indikasi Prinsip Dosis

• Sebagai alternatif • Memberi fek yang • Inisial : 50 mg/kg


jika pengobatan sama dengan (IV) dalam 20
standar tidak ada pemberian agoni menit
perbaikan beta 2 • Dilanjutkan 30
• Meningkatkan mg/kg/jam
FEV1 dan
mengurangi angka
perawatan di RS
Steroid Inhalasi
• Terbatas pada pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap steroid
sistemik
• Steroid nebulisasi dengan dosis tinggi (1600 – 2400 µg budesonide)
Mukolitik
• Pada serangan asma ringan – sedang
• Hati – hati pada pasien dengan refleks batuk
• Tidak boleh pada serangan asma berat

Antibiotik
• Pemberian antibiotik tidak dianjurkan
TATALAKSANA JANGKA PANJANG

Tujuan  Terkendali + Tumbang baik

Tatalaksana jangka panjang  Kontroler  Mengatasi inflamasi


kronik  Serangan

Cara pemberian  Inhalasi dosis terukur /Metered Dose Inhaler


(MDI)  Inspirasi aktif

Sebagian anak membutuhkan Speacer


Obat – Obatan Yang Digunakan Pada Tatalaksana
Jangka Panjang
Kortikosteroid inhalasi

Agonis β2 kerja lama

Antileukotrien

Teofilin lepas lambat

Anti-Imunoglobulin E (Anti-IgE)
Kortikosteroid Agonis β2 kerja Antileukotrien
inhalasi lama
Utama, paling Tidak obat Efek
efektif. tunggal, selalu bronkodilator,
Dosis rendah- kombinasi mengurangi
menengah- dengan steroid gejala,
tinggi. inhalasi memperbaiki
Kombinasi fungsi paru,
Tunggal atau mengurangi
kombinasi dengan steroid
lebih baik inflamasi
dengan obat saluran nafas 
lain dibanding
pemberian mengurangi
steroid atau eksaserbasi
Agonis β2 kerja Kombinasi
lama saja dengan steroid
inhalasi
Teofilin lepas • Dapat sebagai obat tunggal, atau kombinasi
lambat dengan steroid inhalasi

• Antibodi monoklonal yang mampu


mengurangi kadar IgE bebas dalam serum
Anti-
• Asma yang sulit dikendalikan + terbukti
Imunoglobulin
karena alergi
E (Anti-IgE)
• Omalizumab  injeksi subkutan, setiap 2-4
minggu
TATALAKSANA
NON-MEDIKAMENTOSA
Program KIE

Tujuan

memberi informasi dan pelatihan yang sesuai terhadap pasien dan keluarganya
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan kepercayaan
diri dalam mengenali gejala serangan asma, mengambil langkah yang sesuai serta
memotivasi dalam menghindari faktor pencetus
PROGRAM KIE PADA ANAK PROGRAM KIE PADA KELUARGA
 Komunikasi antar pasien dan dokter untuk  Membina suasana keluarga
mengetahui keluhan  Menerapkan pola hidup sehat
 ikuti rencana aksi tertulis  Menjaga kesehatan anak dan kesehatan pernapasan anak
 identifikasi, mengendalikan serta menghindari  Mengenali dan mengendalikan faktor pecetus seragan
faktor yang memperburuk gejala / pencetus  Mengenali tanda-tanda awal serangan asma, antara lain
serangan batuk, mengi (wheezing), rasa dada tertekan dan napas
 Mampu menangani apabila timbul gejala atau yang pendek
perburukan gejala  Menyediakan dan memberi obat dengan waktu, cara, dan
 Mampu mengetahui kapan dan kemana mencari lamanya dengan tepat
pertolongan  Menegtahui kapan harus membawa ke dokter
 Penjelasan penggunaan obat minum dan terapi  Memantau kemajuan atau kemunduran asma anaknya
inhalasi dengan peak flow monitoring
 Mendorong anak mandiri dalam
penatalaksanaan asma
 Penjelasan dan cara memakai PFM, inhaler, dan
spacer berkatup
 Monitor gejala dan PFM
 Menerapkan pola hidup sehat
Rencana Aksi Asma (RAA)/Asthma Action Plan
(AAP)

• Catatan harian asma , diisi setiap hari untuk monitor gejala, aktivitas,
dahak, peak flow rate (PFR), pemakaian obat harian dan penggunaan
inhaler.
• PFR 80-100%.
Zona Hijau • tidak menunjukkan gejala
• lanjutkan obat controller

• PFR 50-80%,
Zona • gejala sudah tampak seperti batuk, wheezing, pilek,
napas berat dan cepat, gelisah serta mengurangi
Kuning aktivitas
• butuh reliever

• PFR <50%,
Zona • gejala asmanya semakin berat meskipun sudah diberi
pengobatan ‘zona kuning’, sulit makan, bicara, jalan,
Merah main,dan gelisah sampai penurunan kesadaran
• butuh reliever dan Rujuk Segera
Kartu Aksi Asma (KAA)

Berisi identitas anak, nomor telepon yg dapat dihubungi bila


terjadi kekambuhan, rencana tata kelola asma harian dan
rencana saat darurat
RENCANA TATA KELOLA HARIAN RENCANA DARURAT
BERISI
1. Identifikasi faktor pencetus asma 1. Berikan pengobatan mengikuti
seperti aktivitas, infeksi, makanan, petunjuk di kartu
debu dan lainnya 2. Tetap sekolah jika keadaan anak
2. Pengendalian lingkungan sekolah terkendali
3. Monitor PFR 3. Hubungi orang tua jika anak tidak
4. Recana pengobatan harian dapat mengikuti pelajaran
4. Meminta perawatan medis darurat jika
tidak ada perbaikan klinis 15-20 menit
setelah pengobatan, nilai PFR rendah,
sulit bernapas, gangguan berjalan atau
bicara dan tidak dapat beraktivitas
kembali, serta bibir atau kuku terlihat
biru.
Penghindaran pencetus

Serangan asma kegagalan dalam


farmakoterapi
jangka panjang

kegagalan menghindari faktor pencetus


KESIMPULAN
Asma jika tidak ditangani dengan baik asma dapat menurunkan kualitas
hidup anak
Asma terjadi karena adanya inflamasi akut dan kronik serta terjadinya
remodelling saluran pernapasan
Diagnosis asma didapatkan dari anamnesis berupa gejala gangguan
pernapasan khas asma
Penatalaksanaan asma meliputi tatalaksana medikamentosa dan tatalaksana
non medikamentosa.
Tatalaksana medikamentosa asma meliputi tatalaksana serangan asma dan
tatalaksana pengendalian asma
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai