Anda di halaman 1dari 18

VITILIGO

Disusun oleh
Dewi Natalia (201451394)
Mega Noviati (201551218)
Definisi

■ Merupakan hipomelanosis idiopatik didapat ditandai


dengan adanya makula putih yang dapat meluas.
Dapat mengenai seluruh tubuh yang mengandung sel
melanosit, misalnya rambut dan mata.
Epidemiologi

■ Insiden terjadinya vitiligo berkisar 1 - 2% populasi dunia, dimana 30%


penderita mempunyai riwayat keluarga. Perkembangan awal dari lesi,
sekitar 25% penderita dijumpai pada usia dibawah 10 tahun, 50% terjadi
sebelum usia 23 tahun dan kurang dari 10% terjadi pada usia lebih dari 42
tahun. Walaupun vitiligo relatif jarang dijumpai pada bayi tetapi
kongenital vitiligo pernah dilaporkan dan kadang-kadang didiagnosa
sebagai piebaldism.
Patogenesis
■ Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan yaitu :
1. Autoimmune hipotesis. Merupakan teori yang banyak diterima, dimana immune sistem tubuh
akan menghancurkan melanosit. Pada vitiligo dapat dijumpai autoantibodi terhadap antigen
sistem melanogenik yang disebut autoantibodi anti melanosit, yang bersifat toksik terhadap
melanosit dan menghambat pembentukan melanin.
2. Neurogenik hipotesis. Beberapa bahan yang lepas dari ujung syaraf perifer pada kulit seperti
Neuropeptide-Y, merupakan bahan toksik terhadap melanosit dan dapat menghambat proses
melanogenesis. Kemungkinan Neuropeptide-Y memegang peranan dalam patogenesis vitiligo
melalui mekanisme neuro- immunity atau neuronal terhadap melanosit.
3. Self- destruct teori oleh Lerner. Mekanisme pertahanan yang tidak sempurna pada sintesis
melanin di dalam melanosit, menyebabkan menumpuknya bahan toksik (campuran phenolik)
yang menghancurkan melanosit. Hipotesis ini berdasarkan pengaruh bahan toksik yang
dihasilkan oleh campuran kimia (phenol) terhadap fungsi melanosit.
Lanjutan...

4. Autocytotoxic hipotesis. Berdasarkan observasi, sewaktu terjadinya sintesis melanin,


terbentuk bahan kimia yang bersifat cytotoxic terhadap citoplasma dari sel sehingga
menyebabkan timbulnya kerusakan struktur yang penting seperti mitochondria.
5. Genetik hipotesis. Vitiligo diperkirakan dapat diturunkan secara khromosom autosomal.
Cacat genetik ini menyebabkan dijumpainya melanosit yang abnormal dan mudah
Klasifikasi

Lokalisata Generalisata
■ Fokal ■ Akrofasial
■ Segmental ■ Vulgaris
■ Mukosal ■ Campuran
Faktor pencetus

1. Trauma Vitiligo sering timbul pada tempat yang sering mengalami trauma
disebut Koebner Phenomen (Isomorphic respon).
2. Sinar matahari Pada kulit yang terbakar / terpapar sinar matahari dapat
terjadi vitiligo.
3. Emosi dan stress Sekitar 40% penderita vitiligo, mengalami emosi dan stress
lebih kurang 6 bulan sebelum timbul atau berkembangnya lesi vitiligo.
Kesalahan Respon Pada Kasus Vitiligo

■ Terdapat dua mekanisme toleransi sistem imun :


1. Seleksi secara positif oleh timus dimana yang dipilih hanya sel T yang dapat
mengenali peptida pada molekul Histocompatability Complex (MHC)
2. Seleksi negatif dimana sel T yang mengenali antigen-sendiri dengan afinitas
yang terlalu tinggi dihapus melalui proses apoptosis dan tidak diizinkan
untuk memasuki sirkulasi tubuh. Mekanisme yang menginduksi sistem
autoimun pada kulit berkaitan dengan MHC dan genapoptosis.
Gejala singkat penyakit

■ Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan


tambahan : Dimulai sebagai bintik-bintik putih yang makin lama
lebar hingga mencapai ukuran lentikular sampai plakat. Biasanya
tidak gatal atau nyeri
Gambaran Histopatologi
Melanosit berkurang (dengan mikroskop elektron). Ditandai dengan melanin dengan bercak
hitam
Diagnosis banding
Morbus Hansen Lupus eritematosus Albinisme parsial
tipe diskoid (piebaldisme)

Biasanya bercak Dibedakan melalui Biasanya mulai timbul


anestesia perjalanan penyakit sejak bayi dengan
makula hiperpigmentasi

Ditemukan basil tahan Gambaran histopatologi Pada bagian lengan


asam dan pemeriksaan hipopigmentasi
antinuklear
Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksaan pada vitiligo yaitu repigmentasi dan menstabilkan


proses depigmentasi
Metode pengobatan vitiligo
■ Pengobatan secara umum :
1. Memberikan keterangan mengenai penyakit
2. Penggunaan tabir surya (SPF 12-30)
3. Kamuflase kosmetik

■ Repigmentasi Vitiligo
1. Bila usia dibawah 12 tahun : Pemberian steroid topikal, Tacrolimus topikal,
PUVA topikal
2. Usia lebih dari 12 tahun : Sistemik PUVA, Terapi Bedah, Depigmentasi,
Mikropigmentasi
Pertanyaan

1. Apa Dampak vitiligo yang lebih parah?


■ Bisa saja dapat memicu kanker kulit yang disebabkan
ketidakmampuan kulit terkena sinar UV

2. Vitiligo pada kulit kepala bisa menyebabkan uban atau


tidak?
■ Ya , karena rambut juga merupakan bagian melanin
3. Perbedaan klasifikasi lokalisata & generalisata?
■ 1. Lokalisata
■ a. Vitiligo Fokal (Localized) : satu atau lebih makula pada satu
area, tetapi tidak segmental.
■ b. Vitiligo Segmental : distribusinya khas, dengan lesi vitiligo
yang unilateral dalam suatu distribusi dermatom atau
quasidermatom. Tipe ini dikatakan sebagai suatu jenis vitiligo
yang bersifat stabil.
■ c. Vitiligo Mukosal : hanya terdapat pada membrane mukosa.
■ 2. Generalisata
■ Hampir 90% penderita secara generalisata dan biasanya
simetris. Vitiligo generalisata dapat dibagi menjadi :
■ a. Akrofasial : depigmentasi hanya terjadi dibagian distal
ektremitas dan muka, merupakan stadium mula vitiligo
generalisata.
■ b. Vulgaris : makula tanpa pola tertentu di banyak tempat.
■ c. Campuran : depigmentasi terjadi menyeluruh atau hampir
menyeluruh merupakan vitiligo yang total.

Anda mungkin juga menyukai