Aditif Berbahaya
Aditif Berbahaya
BERBAHAYA
DEFINISI:
Zat yang ditambahkan, dan dicampur pada waktu pengolahan makanan baik
itu disengaja ataupun tidak disengaja
MENGAPA BTP SERING DITAMBAHKAN
KE DALAM PANGAN?
1. Mengawetkan pangan
2. Membentuk pangan
3. Memberikan warna
4. Meningkatkan kualitas pangan
5. Menghemat biaya
6. Memperbaiki tekstur
7. Meningkatkan cita rasa
8. Meningkatkan stabilitas
Penyimpangan/ pelangaran penggunaan BTM oleh produsen :
Menggunakan bahan tambahan yg dilarang utk makanan
Menggunakan BTM melebihi batas yg diijinkan
Persyaratan BTM
Telah diuji dan dievaluasi secara toksikologi
Tdk membahayakan kesehatan konsumen pd kadar yg
diperlukan dlm penggunaannya
Hrs dipantau terus menerus dan dievaluasi kembali jika
perlu, sesuai perkembangan teknologi dan hasil evaluasi
toksikologi
Hrs memenuhi persyaratan spesifikasi dan kemurnian yg
tlh ditetapkan
Hrs dibatasi penggunaannya
Penggunaan BTM hanya dibenarkan utk tujuan :
Mempertahankan nilai gizi makanan
Konsumsi segolongan orang tertentu yg memerlukan diit
Mempertahankan mutu/kestabilan makanan/ memperbaiki sifat
organoleptiknya hingga tdk menyimpang dari sifat alamiahnya
Keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan,
pewadahan, pembungkusan, pemindahan, pengangkutan makanan
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15% sebagai pengawet.
PENGGUNAAN FORMALIN
• Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai,
kapal, gudang, dan pakaian.
• Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
• Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan
bahan peledak.
• Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan
gelatin dan kertas.
• Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
• Bahan untuk pembuatan produk parfum.
• Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
• Pencegah korosi untuk sumur minyak.
• Bahan untuk insulasi busa.
• Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
• Cairan pembalsam ( pengawet mayat ).
• Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih
rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu,
sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.
DASAR HUKUMNYA…
Dasar hukum yang melarang penggunaan formalin di antaranya UU No 7/1996
tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang
dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan
(Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka
waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair,
gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat,
menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker
sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan
kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin,
efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi
akumulasi formalin dalam tubuh.
jika dikonsumsi manusia, formalin bisa menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan, mengganggu fungsi hati, ginjal, dan sistem reproduksi
Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat
menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara
lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah,
timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.
Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-
kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang
berakhir dengan kematian
Formalin atau larutan formaldehida (HCHO) yang biasanya untuk bahan pengawet
mayat, penggunaannya pada makanan dalam dosis tinggi akan menyebabkan
iritasi lambung, menyebabkan kanker, gagal ginjal, lever, limpa dan merusak
jaringan tubuh.
PERTOLONGAN PERTAMA BILA TERJADI
KERACUNAN AKUT
Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami
korban.
-Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar
bernapas, napas pendek, sakit kepala, kanker paru-
paru.
-Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar.
-Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata,
pandangan kabur, kebutaan.
-Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, dalam jumlah banyak
menyebabkan kurang darah, muntah darah, mati.
UJI FORMALIN
Prinsip dari uji formalin adalah mengidentifikasi formalin dalam bahan pangan yakni
mengidentifikasi adanya formalin dengan menggunakan reagen kit FMR dimana
senyawa formalin yang mengalami oksidasi pada bahan pangan membentuk
asam format dikembalikan menjadi senyawa formalin dengan menggunakan
reagen FMR sehingga terbentuk formalin kembali dan dapat membentuk
Kromofor dimana jika hasil uji positif akan menunjukan adanya perubahan warna
sampel menjadi ungu.
FMR merupakan reagen kit yang digunakan untuk menguji keberadaan formalin
dalam sampel. FMR mengandung enam senyawa kimia. Larutan kimia ini bisa
dengan cepat mendeteksi kadar formalin dalam makanan melalui perubahan
warna. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan mengocok makanan yang sudah
dipotong kecil-kecil dan dicampur FMR selama tiga menit. Bila warna larutan
berubah menjadi warna merah atau ungu maka makanan/minuman tersebut
mengandung formalin
UJI BORAKS
Prinsip uji boraks adalah untuk mengidentifikasi Boraks dalam bahan pangan untuk
mengetahui keberadaan boraks dengan penambahan reagen BMR dimana
senyawa kromofor bereaksi dengan natrium tetraboraks jika menunjukan sifat
positif dapat membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah pekat
kecoklatan. BMR (borax main reagent) merupakan reagen kit yang digunakan
untuk mendeteksi adanya boraks dalam suatu sampel. Bahan dasarnya
merupakan cairan berwarna kuning. Apabila bereaksi dengan senyawa
mengandung boraks, warna cairan akan berubah menjadi merah darah