Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

DEHISENSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penguji :

dr. Sutiyono, Sp. OG

Oleh :
Reza Nur Said, S.Ked
J510 165 048

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
A. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. D
 Umur : 36 tahun
 Jenis kelamin : perempuan
 Alamat : Tengklik
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 No. RM : 37.73.XX
 Tanggal masuk RS : 5 Mei 2017
B. ANAMNESIS

Alloanamnesis

1. Keluhan Utama

•Pasien mengeluhkan
bekas luka operasi
sesar mengeluarkan
nanah.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Saat MRS

Pasien datang ke poli kandungan RSUD


Karanganyar dengan keluhan luka bernanah pada bekas
operasi sesar yang muncul 5 hari sebelum masuk RS.
Sebelumnya pasien menjalani operasi sesar 2 bulan yg
lalu. Awalnya luka kering kemudian mulai keluar nanah
dari luka yang bentuknya seperti lubang pada 3 bagian
dan terasa nyeri di daerah luka. Tidak ada demam, tidak
ada batuk. Pasien juga tidak mengeluhkan mual dan
muntah. Riwayat trauma (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat Serupa : disangkal


Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Alergi obat : disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat Serupa : disangkal


Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Alergi obat : disangkal
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. STATUS GENERALIS
Vital Sign TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,4 ºC
N : 76 kali/menit
RR : 20kali/menit

abdomen Inspeksi : tampak datar, bekas luka (+), sikatrik (-)


Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (+) di sekitar luka
Perkusi : tympani (+)
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin 14.5
Hematokrit 45.7
Leukosit 7.57
Trombosit 271
Eritrosit 4.90
MCV 91.5
MCH 30.0
Gran% 51.5
Limfosit% 40.6
GDS 130
Pasien datang ke poli kandungan RSUD Karanganyar
dengan keluhan luka bernanah pada bekas operasi sesar yang
muncul 5 hari sebelum masuk RS. Sebelumnya pasien
menjalani operasi sesar 2 bulan yg lalu. Awalnya luka kering
kemudian mulai keluar nanah dari luka yang bentuknya seperti
lubang pada 3 bagian dan terasa nyeri di daerah luka. Tidak
ada demam, tidak ada batuk. Pasien juga tidak mengeluhkan
mual dan muntah. Riwayat trauma (-).
Pada pemeriksaan fisik status generalis dalam batas
normal. Pada pemeriksaan abdomen dinding perut tampak
datar, terdapat bekas luka operasi, tidak ada sikatrik, peristaltik
(+) tampak kesan normal, dan nyeri tekan di sekitar luka.
H. DIAGNOSIS

Dehisensi luka
post operasi SC
K. PENATALAKSANAAN

Debridement

Cefixime 2x1
Vitamin C 1x1
L. PROGNOSIS

Death : ad bonam
Disease : ad bonam
Disability : ad bonam
Discomfort : ad bonam
Tinjauan Pustaka
dehisensi
DEFINISI

• Dehisensi luka adalah terpisahnya lapisan-


lapisan fascia pada luka operasi, hal ini
merupakan komplikasi tersering dari infeksi
pembedahan yang dalam.
Anatomi kulit

 Secara struktural, maka kulit dapat kita bagi secara garis besar
dalam 3 lapisan. Yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan
lapisan subkutis (disebut juga lapisan hypodermis).
epidemiologi

Dehisensi luka operasi abdomen memiliki angka mortalitas


yang cukup tinggi hingga mencapai angka 45%. Insiden dari
dehisensi luka operasi abdomen dilaporkan mencapai angka
0.4%-3.5%.

Healthcare Cost and Utilization Project (HCUP) melaporkan


bahwa angka kejadian dehisensi luka operasi abdomen adalah
1.95 tiap 1000 populasi yang memiliki resiko untuk
terjadinyadehisensi.

James M dan John B meneliti mengenai dehisensi luka yang


terjadi setelah operasi section cesarean. Mereka
berkesimpulan bahwa pada 2175 pasien yang melahirkan
melalui operasi section cesarean, 50 diantaranya mengalami
dehisensi luka operasi abdomen.
ETIOLOGI

Dehisensi luka operasi abdomen dapat diakibatkan


oleh faktor teknis, karakteristik pasien dan faktor
lokalis.
Dehisensi luka operasi abdomen dapat diakibatkan
oleh faktor teknis:
•kegagalan teknik penutupan luka
Karakteristik pasien dan faktor lokalis yang
mempengaruhi dehisensi luka :
•Malnutrisi
•Masalah pernapasan dan infeksi luka
• Penyebab dari dehisensi luka operasi abdomen dapat
dikategorikan dalam satu dari empat kategori:
• robekan benang jahit yang melalui fasia,
• knot slippage,
• rusaknya benang jahit,
• ikatan benag jahit yang longgar atau interval jahitan
yang sangat longgar.
1. Operasi bersih
Operasi pada keadaan prabedah tanpa adanya luka atau
operasi yang melibatkan luka steril, dan dilakukan dengan
memperhatikan prosedur aseptik dan antiaseptik. Operasi
bersih saluran pencernaan maupun saluran pernapasan
serta saluran perkemihan tidak dibuka sehingga
kemungkinan terjadi infeksi 2-4%.

2. Operasi Bersih Terkontaminasi


Operasi seperti keadaan di atas dengan daerah-daerah
yang terlibat pembedahan seperti saluran napas, saluran
kemih, atau pemasangan drain maka kemungkinan
terjadi infeksi 5-15%.
3. Operasi terkontaminasi
Operasi yang dikerjakan pada daerah dengan luka yang terjadi 6-10 jam
dengan atau tanpa benda asing. Tanda-tanda infeksi tidak ada namun
kontaminasi jelas karena saluran pernafasan, pencernaan atau
perkemihan dibuka. Kemungkinan terjadinya infeksi 16-25%.

4. Operasi kotor
Operasi ini yang melibatkan daerah dengan luka yang telah terjadi lebih
dari 10 jam. Tanda-tanda klinis infeksi luka contohnya luka trauma
yang lama, perforasi usus. Kemungkinan terjadi infeksi 40-70%.
Primary Intention
Penyembuhan melalui primary intention memakan waktu yang singkat
tanpa terpisahnya tepi luka dan dengan pembentukan jaringan parut
yang minimal. Proses ini berlangsung melalui tiga tahap yang
berbeda, yakni:
 Inflammatory: respon inflamasi mengakibatkan pengeluaran
cairan dari jaringan, akumulasi sel dan fibroblast serta
meningkatnya suplai darah menuju luka. Leukosit dan sel-sel
lainnya akan menghasilkan enzim proteolitik yang akan
menyingkirkan debris dari jaringan yang rusak. Proses ini
berlangsung 3-7 hari.
 Proliferative Setelah proses debridement selesai, fibroblast mulai
membentuk matriks kolagen pada luka yang dikenal dengan jaringan
granulasi. Kolagen merupakan substansi protein yang merupakan
konstituen utama pada jaringan ikat.
 Remodelling Setelah proses deposit kolagen selesai, vaskularisasi ke
luka perlahan-lahan berkurang dan permukaan jaringan parut menjadi
lebih pucat. Jumlah jaringan parut yang terbentuk, ditentukan oleh
jumlah jaringan granulasi yang dihasilkan sebelumnya.
Secondary Intention
Penyembuhan luka melalui secondary intention disebabkan oleh infeksi, trauma
berlebihan, dan adanya jaringan yang hilang. Dalam proses ini, luka dtinggal
dalam keadaan terbuka dan dibiarkan sembuh dari lapisan terdalam ke lapisan
terluar. Jaringan granulasi terbentuk dan mengandung miofibroblas. Jaringan
granulasi yang berlebihan mungkin saja terbentuk dan perlu disingkirkan
karena dapat menghambat proses epitalisasi.
 Dehisensi luka abdomen terjadi dengan atau tanpa eviserasi.
 Eviserasi mengindikasikan keluarnya isi peritoneum melalui
fasia yang tidak menyatu.
 Dehisensi tanpa eviserasi dapat dideteksi dengan penampakan
klasik dari cairan berwarna salmon mengalir dari luka
 Waktu rata-rata terjadinya dehisensi dari waktu pembedahan
adalah berkisar antara 2-7 hari.
 Penatalaksanaan pasien dengan dehisensi luka operasi
abdomen dapat diawali dengan terapi medikasi berupa
pemberian antibiotik yang tepat, obat-obat analgetik dan
resusitasi cairan.
 Setelah itu, penatalaksanaan lanjut dapat berupa terapi non
operatif maupun operatif tergantung dari kondisi dehisensi
luka
 Secara umum, terapi operatif berupa debridement luka dan
penjahitan ulang secara interuptus dengan benang non-
absorbable seringkali dilakukan.
 Infeksi
Resiko infeksi lebih besar terjadi jika luka mengandung
jaringan mati atau nekrotik, terdapat benda asing pada atau
didekat luka, suplai darah serta pertahanan jaringan
disekitar luka menurun. Infeksi luka oleh bakteri akan
menghambat penyembuhan luka.
 Dehisensi luka adalah terpisahnya lapisan-lapisan fascia pada luka operasi,
hal ini merupakan komplikasi tersering dari infeksi pembedahan yang
dalam.
 James M dan John B meneliti mengenai dehisensi luka yang terjadi setelah
operasi section cesarean. Mereka berkesimpulan bahwa pada 2175 pasien
yang melahirkan melalui operasi section cesarean, 50 diantaranya
mengalami dehisensi luka operasi abdomen.
 Dehisensi luka operasi abdomen dapat diakibatkan oleh faktor teknis,
karakteristik pasien dan faktor lokalis: kegagalan teknik penutupan luka,
malnutrisi, masalah pernapasan dan infeksi luka.
 Penatalaksanaan pasien dengan dehisensi luka operasi abdomen dapat
diawali dengan terapi medikasi berupa pemberian antibiotik yang tepat,
obat-obat analgetik dan resusitasi cairan. Secara umum, terapi operatif
berupa debridement luka dan penjahitan ulang secara interuptus dengan
benang non-absorbable seringkali dilakukan.
 Afzal S, Bashir M. 2008. Determinants of Wound Dehiscence in
Abdominal Surgery in Public Sector Hospital. Department of
Community Medicine, King Edward Medical University Lahore . Annals
14:3
 Ekaputra, Erfandi. (2013). Manajemen Luka. Jakarta; Trans Info Media.
 Healthcare Cost and Utilization Project (HCUP). 2007. HCUP Facts
and Figures: Statistics on Hospital-Based Care. United States
 Nwankwo EO, Ibeh IN, Enabulele OI. (2012) Incidence and risk factors
of surgical site infection in a tertiary health institution in Kano,
Northwestern Nigeria. Int J Infect Control.
 Septiari, B.B. (2012). Infeksi Nosokomial. Yogyakarta: Nuha Medika.
 Sjamsuhidayat, R., & Jong, W. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 2
ed.). Jakarta: EGC.
ALHAMDULILAH

Anda mungkin juga menyukai