Anda di halaman 1dari 30

ASMA

Disusun Oleh :
Ilham Ansari Lubis (123307053)
Yuanita Putri Siregar (123307124)

Pembimbing :
dr. SADARITA SITEPU, Sp.P
Defenisi
• Gangguan inflamasi kronik pada saluran
napas.
• Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil,
sel mast, leukotrien, makrofag, ne-trofil,
limfosit T, dll).
• Terjadi hiperresponsif jalan napas thd
berbagai rangsangan.
• Ditandai dgn obstruksi jalan napas yg ber-sifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
Gejala klinis
• Sesak napas / dada terasa penuh (chest
• tightness)
• Napas berbunyi (mengi/wheezing)
• Batuk (terutama malam dan dini hari)
• Dahak kental sulit dikeluarkan
• Gejala timbul secara episodik berulang
Faktor risiko
• Genetik (multiple chromosomal region – kadar
Ig E tinggi pada kromosom 5q, 11q, 12q gen
Human Leucocyte Antigen/HLA)
• Lingkungan
- alergen ( debu, makanan, obat-obatan)
- aktifitas fisik
- perubahan cuaca
- asap rokok
- ekspresi emosi berlebihan
Patofisiologi Asma

Hambatan aliran udara pada asma disebabkan oleh


berbagai perubahan dalam saluran nafas seperti
berikut :
- Bronkokonstriksi
Pada asma eksaserbasi bronkospasme akut yang
menyebabkan penyempitan saluran nafas
- Edema saluran nafas
- hiperresponsif saluran napas
- hipersekresi mukus
- airway remodeling
ALERGEN PEMICU ASMA
Klasifikasi asma:

Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik
Asma Nonatopik/Intrinsik
Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik:
• Anak & dewasa muda
• Serangan mendadak stl terpapar alergen, dpt
pulih tanpa obat
• Sering didahului influenza
• Memuat
Keturunan (+), eksim saat kanak2



Skin test (+), Ig E & eosinofil
Sering alergi aspirin
• Respons tx baik
Asma Nonatopik/Intrinsik:
• Dewasa atau usia pertengahan
• Faktor imunologi (?)
• Sering disebabkan infeksi, dahak
purulen
• Riwayat atopi (±)
• Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
• Respons tx kurang
• Prognose lebih jelek
Sindroma Asma:
Exercise-induced asthma (EIA):
- Pencetus latihan fisik sedang - berat
- Usia muda
- Mekanisme: ventilasi udara kering & dingin
masuk jln napas pengeringan & pendinginan
mukosa jln napas inflamamasi (sel mast
melepas mediator) br. spasme, edema,
hipersekresi mukus
- Makin kering & dingin, makin berat br.spasme
Faktor yg dpt memperberat atau memperingan
• Asma yg tdk terkontrol baik
• Berlatih di udara kering & dingin
• Jenis & beratnya latihan fisik
• Warming-up seblm berlatih
• Terapi: 2-agonis & cromolyn inhalasi sebelum berlatih
Nocturnal asma:
• Keluhan batuk / sesak terutama timbul
pd malam – dini hari
• Mekanisme perubahan suhu yg ekstrim,
pe kadar hormon adreno-corticotropin pd
dini hari
• Terapi: Theophylline SR, LABA +
steroid inh.
Occupational asma:
• Penyebab alergen atau iritan di lingkungan
kerja
• Keluhan timbul bila px berada di lingkungan
kerja & menghilang setelah px pulang
• Terapi: masker, pindah tempat kerja, 2-
agonis & steroid inhalasi sebelum bekerja
Diagnosa:
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang:

- Radiologis: foto toraks


- Test faal paru, uji provokasi bronkus
- Laboratorium: status alergi (darah tepi, Ig E total,
eosinofil count, Ig E Atopy, skin test, sputum
charcot leyden)
Anamnesa:
• Serangan bersifat episodik/berulang
/kumat- kumatan, reversibel
• Memburuk malam & dini hari
Pencetus/trigger (+)
• Respons thd br.dilator (+) Riwayat asma
dlm keluarga Riwayat alergi, sinusitis
Pemeriksaan fisik:
• Dpt normal, kadang wheezing (+), ekspirasi
memanjang
• Serangan ringan wheezing akhir eks-pirasi paksa
• Serangan berat wheezing dapat tidak terdengar, px
sianosis, gelisah, taki-kardi, retraksi ics,
penggunaan otot bantu napas
Pemeriksaan penunjang
• Foto toraks normal diluar serangan, hi-perinflasi
saat serangan, adanya penyakit lain
• Faal paru (spirometri / PEFR) menilai
berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas
• Uji provokasi bronkus membantu dx
• Status alergi skin prick test, Ig E total,
eosinofil count, Ig E Atopy
Diagnosa Banding:
• Dewasa :
PPOK, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif,
obstruksi krn tumor, disfungsi larings, emboli paru

• Anak :
Corpus alienum, laringotrakeomalasia, limfadenopati,
bronkiolitis, stenosis trakea, tumor
Tingkat Kontrol Asma menurut GINA
2008
Klasifikasi Asma TIDA
Characteristic OSEBAGIA K
s TERKONTRO TERKONTRO
L
TERKONTRL N L
2 x / minggu > 2x/
Gejala Siang
minggu
Hambatan Tidak Ada KUALITA
Aktivitas Ad
Gejala Malam aTidak Ada S HIDUP
Ad 3 atau lebih
Perlu Obat 2a x / minggu > 2x/
keadaan terkontrol
Pelega minggu
< 80% prediksi atau sebagian dalam
Fungsi Paru Normal hasil terbaik (bila setiap minggu
(PEF atau FEV1) ada) setiap hari
Satu / lebih per Satu kali pada
Eksaserbasi/kambu Tidak Ada tahun
h setiap minggu
GINA updated
2008
Klasifikasi derajat berat asma (GINA 2004)
Derajat Asma Gejal Faal Paru Terapi
Gejal a
a
Intermitten < 1x/minggu mlm PEFR 80% SABA inhalasi saat serangan
Asimtomatik 2x/bulan FEV1 80%
V.PEF< 20%

Mild Persisten ³ 1x/minggu > 2x/bulan PEFR 80% SABA inh.


< 1x/hari FEV1 80% Steroid inh. dosis rendah
Aktivitas ter- V.PEF 20-30%
ganggu ±

Moderate Setiap hari > 1x/mgg PEFR 60-80% SABA


Persisten Aktivitas & tidur FEV1 60-80% inh.
tergg. V.PEF > 30% LABA
Br.dilator (+) inh.
Severe Persisten Kontinyu Sering PEFR < 60%
Steroid inh. dosis rendah – sedang
Aktivitas ter- FEV1 < 60%
batas V.PEF > 30% LABA inh.
Steroid inh. dosis tinggi
Theophylline SR
Oral
steroid
Leukotrien
Penatalaksanaan
Tujuan:
• Menghilangkan & mengendalikan gejala
asma
• Mencegah eksaserbasi akut
• Me & mempertahankan faal paru optimal
• Mengupayakan aktivitas normal (exercise)

• Menghindari ESO
• Mencegah airflow limitation irreversible
• Mencegah kematian
Penatalaksanaan
• Saat Serangan:
Reliever/Pelega:
Gol. Adrenergik:
- Adrenalin/epinephrine 1 : 1000 0,3
cc/sc
- Ephedrine: oral
- Short Acting 2-agonis (SABA)
- Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh.
- Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh.
- Fenoterol (Berotec): inh.
- Procaterol (Meptin): oral, inh.
- Orciprenaline (Alupent): oral, inh.
Penatalaksanaan
Gol. Methylxantine:
-Aminophylline: oral, inj.
-Theophylline: oral

Gol. Antikolinergik:
-Atropin: inj
-Ipratropium bromide: inh. Gol. Steroid:
-Methylprednisolone: oral, inj.
-Dexamethasone: oral, inj.
-Beclomethasone (Beclomet): inh.
-Budesonide (Pulmicort): inh.
-Fluticasone (Flixotide): inh.
Penatalaksanaan
1. Controller/Pengontrol:
Gol. Adrenergik
-Long-acting 2-agonis (LABA):
-Salmeterol & Formoterol: inh.

Gol. Methylxantine:
-Theophylline Slow Release Gol.
Steroid: inh., oral, inj.
-Leukotriene Modifiers: Zafirlukast
Cromolyne sodium: inh.
Kombinasi LABA & Steroid: inh.
Bila perlu dpt diberikan Antibiotik
Penatalaksanaan

2. Diluar serangan:
• Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
Menghindari kelelahan
Memuat
• Menghindari stress psikis

Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
Olahraga (renang, senam asma)
• Vaksinasi influenza
OBAT HISAP

Metered Dose Inhaler Turbuhaler


Aerosol Dry
Powder
NEBULISER

Nebulisasi dengan Micromist Nebulisasi dengan


Masker
Beda Asma dan PPOK
ASMA BRONKIALE PPOK
Usia Anak, remaja, dewasa Dewasa > 40 tahun
Merokok +/- ++
Reversibili Reversibel Non-
Progresifiti Non- reversibel
Riwayat Alergi progresif Progresif
Batuk ++ +/-
Dyspneu on effort Malam – dini Sewaktu-waktu
Sputum hari Bila ++
Faal paru serangan +/-
Variabiliti PF Kental, sulit FEV1/FVC < 70%
Darah Lengkap dikeluarkan Me bila -
Analisa Gas Darah serangan Polisitemia
++ PaCO2 , PaO2 N/
Normal
Foto Toraks Hiperinflasi
PaO2N/
Normal, hiperinflasi saat
Sel-sel inflamasi Netrofil, CD8+
Serangan
Eosinofil, CD4+

Anda mungkin juga menyukai