Ekuitas (Equities)
Hak non-pengendali)
Ekuitas yang dapat diatribuasi ke
pemilik entitas induk
Unsur-unsur utama laporan posisi keuangan (aset, liabilitas
dan ekuitas) seperti tersebut di atas, kemudian dibagi ke
dalam beberapa subklasifikasi yang menyediakan informasi
tambahan yang relevan bagi para pengguna laporan dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi, tergantung pada
persyaratan yang ditetapkan oleh standar akuntansi
keuangan serta ukuran, sifat dan fungsi dari jumlah masing-
masing pos-pos yang bersangkutan.
Entitas juga menggunakan faktor-faktor berikut untuk
menentukan dasar bagi subklasifikasi, yaitu:
a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK No. 16
(reformat 2007) tentang aset tetap,
b) piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang usaha,
piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK No. 14 (reformat 2007)
tentang persediaan, ke dalam kelompok barang-barang dagangan,
barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi.
d) liabilitas diestimasi dipisahkan menjadi liabilitas diestimasi untuk
imbalan kerja dan liabilitas diestimasi lainnya, dan
e) ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok,
seperti modal disetor, tambahan modal disetor dan penyisihan.
PSAK No.1 (revisi 2009) menegaskan bahwa entitas menyajikan aset
menjadi aset lancar (current assets) dan aset tidak lancar
(noncurrent assets) dan menyajikan liabilitas menjadi liabilitas
jangka pendek (short-term liabilitas) dan liabilitas jangka panjang
(long-term liabilities), kecuali penyajian berdasarkan likuiditas akan
memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan.
Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan aset
dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.
Bila entitas menyajikan aset sebagai lancar dan tidak lancar,
dan liabilitas sebagai jangkan pendek dan jangka panjang
sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan, maka untuk aset pajak tangguhan tidak boleh
diklasifikasikan sebagai aset lancar, dan liabilitas pajak
tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai lainilitas
jangka pendek.
Metode penyajian dengan cara apapun, entitas harus
mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan
atau diselesaikan setelahn lebih dari dua belas bulan untuk
setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah
yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan:
a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode
pelaporan, dan
b) lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Bila entitas menyediakan barang dan jasa (goods and services)
dalam siklus operasi normal (normal operating cycle) yang
dapat diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset menjadi
lancar dan tidak lancar serta liabilitas menjadi jangka pendek
dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan akan
memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan
aset bersih (net assets) yang digunakan secara terus menerus
sebagai modal kerja (working capital) dari aset neto yang
digunakan dalam operasi entitas jangka panjang.
Tetapi untuk beberapa entitas tertentu (seperti institusi
keuangan), penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan
likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan dibandingkan dengan penyajian berdasarkan lancar
dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang
karena entitas selama siklus operasi entitas yang dapat
diidentifikasi secara jelas.
Aset lancar merupakan kas dan sumber-sumber lainnya yang
diharapkan dapat dirubah atau dikonversikan menjadi kas,
dijual atau dikonsumsikan dalam waktu satu tahun atau
dalam satu siklus operasi normal, mana yang lebih lama.
Siklus operasi normal adalah rata-rata waktu diantara
perolehan bahan mentah dan pembantu sampai dengan
realisasi kas melalui penjualan barang dengan mana bahan
mentah dan pembantu diperoleh kembali. Siklus operasi
normal dari kas melalui persediaan, produksi, dan piutang
kembali ke kas. Bilamana terdapat beberapa siklus operasi
dalam satu tahun atau dua belas bulan, biasanya periode
satu tahunlah atau dua belas bulan yang digunakan. Jika
siklus operasi lebih dari satu tahun, periode yang lebih
panjanglah yang digunakan.
Termasuk ke dalam aset lancar, meliputi:
1. Kas dan Setara Kas
2. Investasi Jangka Pendek
3. Piutang Usaha
4. Persediaan
5. Biaya-biaya dibayar dimuka
Liabilitas lancar adalah liabilitas yang secara normal dan wajar
diharapkan diselesai-kan dengan menggunakan aset lancar atau
dengan menciptakan liabilitas lancar lainnya. Konsep tersebut
mencakup:
1. hutang yang timbul dari perolehan barang dan jasa: hutang
dagang hutang upah; hutang pajak, dan sebagainya.
2. penerimaan tagihan dimuka untuk suatu penyerahan barang
atau penyelesaian jasa seperti pendapatan sewa diterima
dimuka atau pendapatan pesanan diterima dimuka.
3. liabilitas lainnya dimana penyelesaiannya akan terjadi dalam
siklus operasi seperti bagian liabilitas jangka panjang obligasi
yang akan diselesaikan dalam periode berjalan atau liabilitas
jangka pendek yang timbul dari pembelian peralatan.
Aset Tidak Lancar (Noncurrent Assets). Entitas
mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori aset
lancar sebagai aset tidak lancar (noncurrent assets).
Klasifikasi aset tidak lancar mencakup instrumen keuangan
(financial instrument) jangka panjang, aset tetap berwujud
(tangible fixed asset), aset tetap tidak berwujud
(intangilble fixed assets) dan aset tidak lancar lainnya.
Standar akuntansi yang mengatur tentang aset tetap
sebagaimana tertuang dalam PSAK No. 16 (revisi 2007) yang
memberikan panduan tentang definisi, pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan yang terkait
dengan aset tetap. Sedangkan PSAK No. 13 (revisi 2007)
mengatur tentang definisi, pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan yang terkait dengan aset
property investasi.
Investasi Jangka Panjang (Long-Term Investment). Investasi
jangka panjang yang dilakukan oleh entitas untuk tujuan
jangka panjang, yaitu untuk memperoleh pendapatan yang
teratur, kenaikan nilai investasi, atau pengendalian ekuitas.
Investasi jangka panjang umumnya terdiri:
1. Investasi dalam surat-surat berharga, seperti saham,
obligasi dan wesel jangka panjang.
2. Investasi dalam aset tetap berwjud yang tidak digunakan
dalam jangka pendek dalam operasi, seperti tanah yang
dimiliki untuk tujuan spekulasi.
3. Investasi yang dibentuk dalam suatu dana khusus seperti
penyisihan dana, dana pensiun, dana perluasan pabrik.
Kas yang dipisahkan untuk asuransi juga masih dalam
bagian tersebut.
4. Investasi dalam suatu anak entitas atau entitas cabang.
Instrumen Keuangan Jangka Panjang (Long-term Financial
Instrument). Instrumen keuangan didefinsikan sebagai kas,
kepentingan ekuitas (ownership interest), atau hak (atau
liabilitas) kontraktual untuk menerima (atau menyerahkan)
kas atau instrumen keuangan lainnya. Hak kontraktual untuk
menerima kas atau instrumen keuangan lainnya seperti itu
merupakan aset, sementara kewajiban kontraktual untuk
membayar merupakan liabilitas. Kas, investasi, piutang
usaha dan hutang usaha merupkan contoh instrumen
keuangan. Akhir-akhir ini, penggunaan dan keaneka-ragaman
instrumen keuangan terus meningkat sebagai akibat dari
meningkatnya penggunaan instrumen keuangan, kini
diwajibkan untuk mengungkapkan baik nilai tercatat (book
carrying value) maupun estimasi nilai wajar (fair value)
instrumen keuangannya.
Tanah, Bangunan dan Peralatan (Land, Building and Equipment).
Merupakan kekayaan (properti) yang memiliki sifat tahan lama
serta digunakan dalam operasi normal suatu usaha. Aset tersebut
terdiri dari properti fisik seperti tanah, bangunan, mesin,
peralatan, tools, dan sumber alam (kayu dan mineral). Dengan
perkecualian tanah, kebanyakan aset tersebut disusutkan (seperti
bangunan), dikonsumsi (seperti kayu) dan didplesikan (seperti
cadangan minyak dan gas bumi).
Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets). Aset tak berwujud yang
tidak memiliki substansi (hakekat) fisik dan biasanya memiliki
suatu tingkat ketidakpastian yang tinggi sehubungan dengan
manfaat dimasa mendatang. Hal ini mencakup paten, hak cipta,
hak monopoli (franchises), muhibah (goodwill), merek dagang
(trademarks, tradenames), proses rahasia, biaya pendirian
organisasi (organization costs). Secara umum, seluruh aset tak
berwujud akan dihapuskan (diamortisasi) menjadi beban.
Aset Jangka Panjang Lainnya (Other Noncurrent Assets).
Item yang mencakup bagian aset lain-lain digunakan secara
luas dalam praktek. Beberapa item biasanya mencakup
beban yang ditangguhkan (biaya dibayar dimuka untuk
jangka panjang), piutang tak lancar, aset dalam dana
khusus, dan uang muka untuk entitas anak. Sayangnya
berbagai bagian diklasifikasi dengan cara yang terlalu
umum. Mestinya pengklasifikasian harus dibatasi untuk item
yang tidak lazim yang secara memadai berbeda dari aset
yang masuk ke dalam kategori khusus. Misalnya beban yang
ditunda seperti biaya organisasi yang terjadi pada awal
hidup entitas lazimnya diklasifikasikan ke dalam aset lain-
lain. Meskipun biaya tersebut lebih layak ditempatkan dalam
bagian aset tak terwujud.
Liabilitas Jangka Panjang (Long-term Liabilities). Entitas
mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk dalam
kategori tersebut di atas diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka panjang. Liabilitas jangka panjang merupakan
liabilitas yang tidak secara wajar diharapkan akan
diselesaikan dalam siklus operasi normal tetapi merupakan
hutang untuk beberapa periode waktu setelahnya. Hutang
obligasi, hutang wesel, pajak pendapatan yang terhutang,
liabilitas sewa guna usaha, dan liabilitas pensiun merupakan
contoh umum liabilitas jangka panjang.
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam siklus
operasi normal entitas diklasifikasikan sebagai liabilitas
lancar jika likuiditasnya atau penyelesaiannya menggunakan
aset lancar.
Secara umum, liabilitas jangka panjang terdiri atas tiga
jenis:
1. Liabilitas yang timbul dari situasi pembiayaan khusus,
seperti penerbitan obligasi, liabilitas sewa guna usaha
jangka panjang, dan hutang wesel jangka panjang.
2. Liabilitas yang timbul dari operasi normal entitas seperti
liabilitas pensiun, liabilitas pajak pendapatan.
3. Liabilitas yang bergantung pada terjadinya atau tidak
terjadinya satu atau lebih kejadian atau peristiwa
dimasa mendatang untuk meyakinkan jumlah
liabilitasnya, atau sipenarik, atau tanggal liabilitas,
seperti garansi jasa atau produk dan ketidakpastian
lainnya.
Ekuitas Pemegang Saham (Owners’ Equity). PSAK No.1
menjelaskan bahwa ekuitas (equity) adalah hasil residu
(nilai sisa) dari aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
liabilitas.
Meskipun didefinisikan sebagai nilai sisa (salvage value) atau
nilai residu (residual value), ekuitas dapat
disubklasifikasikan dalam lapotan posisi keuangan, misalnya:
dalam suatu entitas Perseroan Terbatas (PT), setoran modal
oleh pemegang saham (paid in capital), saldo laba (retained
earnings) awal periode, penyisihan saldo laba (appropriation
of retained earnings) dan penyisihan penyesuaian
pemeliharaan modal masing-masing disajikan dilaporan
posisi keuangan secara terpisah.
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan
suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus
diakui bila:
1. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang
berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau
ke dalam entitas, dan
2. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal dalam laporan keuangan.
Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam
laporan keuangan. Kelalaian dalam mengakui pos semacam
itu tidak dapat diralat dalam pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atas
laporan keuangan.
Pengakuan Aset (Assets Recognition).
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan bila besar kemungkinan
bahwa manfaat ekonomisnya di masa depan diperoleh entitas dan
aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
secara andal.
Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan bila suatu
pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonomisnya dipandang
tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode
pelaporan.
Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan
beban dalam laporan laba-rugi komprehensif dan laporan laba-rugi
terpisah (bila disajikan terpisah).
Dengan pengakuan ini tidak berarti bahwa pengeluaran yang
dilakukan oleh entitas mempunyai maksud yang lain darpada
menghasilkan manfaat ekonomis bagi entitas di masa depan atau
bahwa entitas salah arah. Implikasi satu-satunya adalaha bahwa
tingkat kepastian dari manfaat ekonomis yang diterima entitas
setelah periode pelaporan berjalan tidak mencukupi untuk
membenarkan pengakuan suatu aset.
Pengakuan Liabilitas (Liabilities Recognition).
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan bila besar
kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomis akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
(obligation) yang ada sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal.
Dalam praktik, kewajiban menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (executory contract),
misalnya: kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima
pada umumnya tidak diakui sebagai kewajiban dalam laporan
posisi keuangan. Namun demikian, kewajiban semacam itu dapat
memenuhi definisi kewajiban dan bila dalam keadaan tertentu
kriteria pengakuan terpenuhi maka kewajiban tersebut dapat
dianggap memnuhi syarat pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan
kewajiban mengakibatkan pengakuan aset atau bebam yang
bersangkutan
Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan
jumlah uang untuk mengakui dan memasukan setiap
unsur laporan keuangan dalam laporan posisi
keuanagan dan laporan laba-rugi komprehensihf.
SAK dalam KDPPLK menentapkan dasar pengkuran
(atribut-atribut) lainnya yang sekarang banyak
digunakan dalam laporan akuntansi, yaitu: (1), nilai
pasat saat ini (current market cost), (2). biaya
pengganti saat ini (current replacement cost), (3).
nilai bersih yang dapat direalisir atau penyelesaian
(net realizable value atau setlement value), dan (4).
nilai sekarang yang didisktokan (present discounted
value), dan (5). Nilai wajar (fair value)
Harga pasar saat ini (current market value). Harga pasar
saat ini yaitu merupakan harga tunai ekuivalen yang dapat
diperoleh dengan menjual suatu aset dalam likuidasi yang
dilaksanakan secara terarah.
Biaya pengganti saat ini (current replacement cost). Biaya
pengganti saat ini yaitu merupakan harga tunai ekuivalen
yang akan dibayarkan sekarang untuk membeli atau
mengganti jenis barang atau jasa yang sama.
Nilai bersih yang dapat direalisir (net realizable value).
Nilai bersih yang dapat direalisir yaitu merupakan jumlah
kas yang diperkirakan akan diterima atau dibayarkan dari
hasil pertukaran aset atau liabilitas dalam kegiatan normal
entitas. Pada umumnya, nilai bersih yang dapat direalisir
sama dengan harga jual dikurangi dengan biaya-biaya
penjualan normal.
Nilai sekarang yang didiskontokan (current discounted
value). Nilai sekarang yang didiskontokan yaitu merupakan
jumlah arus kas masuk neto (bersih) di masa yang akan
datang yang dinilai tunaikan pada saat sekarang (present
value). SAK dalam KDPPLK menjelaskan bahwa aset
dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Nilai Wajar (fair value) Standar Akuntansi saat ini banyak
menggunakan konsep nilai wajar. Penggunaan nilai wajar
untuk meningkatkan relevansi untuk pengambilan
keputusan. Informasi nilai wajar lebih relevan karena
menunjukkan nilai terkini. Nilai wajar lebih relevan, namun
biaya perlehan diyakini lebih dapat diandalkan (reliable).
IFRS membuka peluang penggunaan nilai wajar yang lebih
luas untuk beberapa item, misalnya aset tetap dan aset
tidak berwujud properti investasi, dan aset keuangan dibuka
opsi penggunaan niali wajar selain biaya perolehan.
SAK dalam KDPPLK juga menjelaskan bahwa dasar
pengukuran yang lazimnya digunakan oleh entitas dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah biaya
historis (historical cost). Ini biasanya digabungkan dengan
dasar pengukuran yang lain, misalnya persediaan
(inventories) dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya
historis atau nilai realisasi bersih (lower cost or net
realizable value), dana pensiun (pension fund) menilai aset
tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).
Pembayaran Beban DiMuka ( Prepaid Expenses )
Tanggal 1 September 2012 perusahaan membayar premi asuransi
kebakaran untuk bangunan pabrik untuk masa tanggungan 1
September 2012 – 31 Agustus 2013 sejumlah Rp. 12.000.000
Ada 2 cara pembukuan ayat jurnal atas pembayaran premi asuransi
dimuka:
1. Dibukukan sebagai akun neraca – Aset
1 September 2012, pembayaran premi asuransi :
1/9-12 Premi Asuransi Dibayar Dimuka 12.000.000
Kas 12.000.000
1 Januari 2013
Bila pada saat pembayaran beban dimuka dibukukan sebagai akun
neraca – aset, maka pada periode berikut tidak perlu ayat jurnal
balik.
Diminta :
1. Masukkan neraca saldo ke dalam neraca lajur dan lengkapi neraca lajur
tersebut
2. Buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian & Ayat Jurnal Penutup
3. Buatlah Lap Laba/Rugi & Laporan Ekuitas Pemilik
4. Siapkan neraca saldo dan jurnal pembalik setelah penutupan