Anda di halaman 1dari 15

INTRAVENA BOLUS SATU

KOMPARTEMEN
ROBERT TUNGADI
MODEL KOMPARTEMEN SATU
TERBUKA
 Jika suatu obat diberikan dalam bentuk
injeksi IV cepat (IV bolus), seluruh dosis obat
masuk tubuh dgn segera
 Oleh karena itu, laju absorpsi obat diberikan
dalam perhitungan.
 Model kompartemen satu terbuka
menganggap bahwa perubahan kadar obat
dalam plasma mencerminkan perubahan yang
sebanding dgn kadar obat dalam jaringan
(lihat model farmakokinetik utk IV di text
book)
TETAPAN LAJU ELIMINASI
 Laju eliminasi untuk sebagian besar obat
merupakan suatu proses orde kesatu.
 Pemindahan atau eliminasi obat secara
total dari kompartemen dipengaruhi oleh
proses metabolisme dan ekskresi.
 Tetapan laju eliminasi :
K = Km + Ke
Km : laju proses metabolisme orde satu
Ke : laju proses ekskresi orde satu
Pernyataan Laju Reaksi
 dDB/dt = - K.DB
 Kemudian diintegralkan persamaan diatas
menjadi : log DB = - Kt/2,3 + log DBo
 DB = obat dalam tubuh pada waktu t
 DBo = obat dalam tubuh pada saat t =0
 Diperoleh suatu garis lurus (lihat di text
book) sehingga persamaan diatas
dinyatakan sebagai berikut :
DB = DBo e-Kt
VOLUME DISTRIBUSI (Vd)
 Vd menyatakan suatu faktor yg harus
diperhitungkan dalam memperkirakan
jumlah obat dalam tubuh dari konsentrasi
obat didalam sampel.
 Vd : obat terlarut
 Vd berguna untuk menentukan jumlah
obat dalam tubuh (Db) yang berhubungan
dengan konsentrasi obat dalam plasma
(Cp)
Db = Vd.Cp
Untuk penurunan obat dalam plasma yang
mengikuti orde kesatu :
log Cp = - Kt/2,3 + log Cp0
Cp : konsentrasi obat dalam plasma pada
waktu t
Cp0 : konsentrasi obat dalam plasma pada t
=0
Sehingga dari persamaan diatas dapat ditulis
Cp = Cp0.e-Kt
PERHITUNGAN Vd
 Dalam model kompartemen satu (IV), Vd
dapat dihitung dgn persamaan :
Vd = dosis/Cp0 = DB0/Cp0
Dosis = DB0
Cp0 adalah konsentrasi obat mula-mula pada
t=0
* Harga ini dapat diperoleh dengan
ekstrapolasi garis regresi ke sumbu Y (lihat
grafik semilog dari text book)
 Volume distribusi dapat dihitung dari
dosis, tetapan laju eliminasi, dan AUC dari
t = 0 sampai t = 
 Laju eliminasi obat adalah :
dDB/dt = - KDB
Dengan substitusi persamaan DB = Vd.Cp
kedalam persamaan diperoleh :
dDB/dt = - KVdCp
Sehingga menghasilkan persamaan :
dDB = - K.Vd.Cp.dt
 Oleh karena K dan Vd konstan, persamaan
diintegrasikan sebagai berikut :
0 dDB = - K.Vd0 Dpdt
• Persamaan diatas menunjukkan bahwa
perubahan waktu yang kecil (dt)
mengakibatkan suatu perubahan kecil dalam
jumlah obat dalam tubuh DB.
• Integral Cp.dt menyatakan jumlah area
dibawah kurva dari t=0 sampai t= dari
AUC0 dan dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus trapesium sehingga
integrasi menjadi : dosis = K.Vd.AUC
• Sehingga diperoleh : Vd = D0/K{AUC}0
Makna Volume Distribusi
 Sebagian besar obat mempunyai Vd lebih
kecil atau sama dengan massa tubuh
 Vd bergantung pada Cp0
 Cp0 kecil akan menghasilkan Vd besar jika
dosis yang diberikan konstan
 Obat dgn Vd besar lebih terpusat dalam
jaringan ekstravaskular dan sedikit dalam
intravaskular
 Jika Suatu obat yg terikat oleh protein
plasma dalam jumlah besar maka Cp0
menjadi lebih tinggi sehingga Vd lebih kecil
 Oleh karena itu, ikatan obat dengan
protein plasma atau jaringan perifer
secara bermakna akan mempengaruhi Vd.
 Vd dapat dinyatakan sebagai suatu volume
atau dalam prosen BB.
 Contoh : jika didapat Vd 3500 ml untuk
seorang subyek dengan BB 70 kg maka :
3,5 kg/70 kg x 100% = 5% BB
 Dgn dik Vd suatu obat tertentu maka
jumlah total obat dalam tubuh pada
berbagai waktu dapat ditentukan dengan
mengukur konsentrasi obat dalam darah
 Karena Vd merupakan petunjuk untuk
jumlah obat diluar kompartemen cuplikan
(biasanya darah) maka makin besar Vd
makin besar pula jumlah obat dalam
kompartemen ekstravaskular / jaringan.
PERHITUNGAN K DARI DATA
EKSKRESI URIN
 Tetapan laju eliminasi K dapat dihitung dari
data ekskresi urin
 Dalam hal ini laju ekskresi obat dianggap
orde satu
 Ke adalah tetapan laju ekskresi ginjal
 Du adalah jumlah obat yang diekskresi dalam
urin
dDu/dt = Ke.DB
Kemudian disubstitusi dengan DB0.e-Kt menjadi
: dDu/dt = Ke.DB0.e-Kt
 Kedua Persamaan diatas diubah ke logaritma
biasa diperoleh :
log dDu/dt = -Kt/2,3 + log Ke.DB0
• Dengan menggambarkan log dDu/dt
terhadap waktu (lihat kurva di text book)
diperoleh suatu garis lurus dimana
slop = -K/2,3 dan
intersep y = log Ke.DB0
Untuk IV cepat, DB0 = dosis, D0
Jika DB0 diketahui, maka tetapan laju ekskresi
ginjal (Ke) dapat diperoleh
Karena Ke dan K dpt ditentukan, tetapan laju
(Knr) untuk rute eliminasi dapat diperoleh :
K – Ke = Knr
 Eliminasi obat dipengaruhi oleh ekskresi
ginjal atau metaboisme (biotransformasi)
maka : Knr  Km
 Laju ekskresi obat lewat urin (dDu/dt)
tidak dapat ditentukan melalui percobaan
dengan segera setelah pemberian obat
 Dalam praktek, urin dikumpulkan pada
jarak waktu tertentu dan konsentrasi obat
dianalisis kemudian laju ekskresi urin rata-
rata dihitung untuk tiap waktu
pengumpulan.

Anda mungkin juga menyukai