Anda di halaman 1dari 19

PENANGANAN AWAL PADA LUKA

LASERASI DAN FRAKTUR


TERTUTUP TIBIA
C5
BRYAN RAKA ALIM (102013145)
ANDREAS ANINDITO HERMAWAN (102013172)
HERYWIJAYA SIXTAPUTRA (102011443)
DEVINA HENDRIYANA GUNAWAN (102014039)
KARTIKA CHANDRA WIJAYA (102013371)
ASRIANTI SADDI PAIRUNAN (102013280)
FELYSIA MARGARET GIOVANI (102013211)
DIANA ANISA (102013060)
NATHANIA BENEDICTA NIRAHUA (102013213)
SKENARIO 2
Pasien laki-laki 35 tahun ke UGD karena mengalami
kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. Pasien naik motor
ditabrak mobil dari sebelah kiri. Riwayat pingsan, mual (-),
muntah (-)

RUMUSAN MASALAH
Pasien laki-laki 35 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas 2
jam yang lalu. Riwayat pingsan, mual (-), muntah (-)
PRIMARY SURVEY
Look

AIRWAY Hipoksia, sianosis, retraksi,


dan penggunaan otot napas
tambahan
A. Bicara dengan pasien
Listen
B. Lihat dan dengarkan adanya
tanda-tanda obstruksi Snoring, gurgling, crowing,
sound, stridor.
C. Jika jalan nafas terobstruksi,
buka jalan nafas dan hilangkan
obstruksi Feel

penurunan atau tidak adanya


aliran udara
Indikasi gangguan jalan nafas
• Snoring / gurgling
• Stridor/ nafas yg keras
• Trauma wajah yang berat
• Pendarahan pada oropharingeal atau
benda asing dan pasien yang agitasi
AIRWAY
BREATHING

• Look: sianosis, luka, deformitas, ekimosis, penggerakan paradoks


• Feel: nyeri dan penggerakan abnormal
• Listen: suara nafas lemah
CIRCULATION

Look

Dingin, pucat, Listen


Feel
perdarahan,
tingkat kesadaran Bunyi jantung
pulsasi
yang berubah, yang berubah
dispnea, urin
menurun
CIRCULATION

Indikasi tanda shock


• Agitasi, kebingungan
• Sianosis
• Takikardia, takipneu
• Diaphoresis
• Ektremitas yang dingin dan
lembab
• Nadi distal yang lemah
• Penurunan tekanan pulsasi
• Penurunan urine output
• Hipotensi
Alert
DISABILITY Verbal
Pain
Unresponsive
DISABILITY
EXPOSURE
A. Melepas semua pakaian pasien
B. Memeriksa pasien secara menyeluruh
C. Periksa bagian depan dan belakang pasien (Log roll)
D. Pertahankan suhu tubuh pasien
SECONDARY SURVEY

Regio kepala :
• Inspeksi : Laserasi ukuran 3 x 1 cm pada regio frontal, dengan tepi
tidak rata, dasar tulang, luka kotor, tidak didapatkan pendaran
aktif. Deformitas (-), edema (-), hematoma (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+), krepitasi (-)
Regio cruris :
• Inspeksi : deformitas (+), edema (+), hematoma (+), luka (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+), krepitasi dan hematoma (+) pada 1/3
tengah; arteri dorsalis teraba kuat, capillary refill <2’’
• Move : ROM tidak dinilai karena nyeri

WD : Vulnus laseratum regio frontal dan fraktur tertutup tibia 1/3 tengah
LUKA LASERASI

Tatalaksana
• Irigasi /pembersihan luka
• Anaestesi
• Profilaksis anti tetanus
• Debridemen
• Penutupan luka
PROFILAKSIS TETANUS

Ket :
• IA: imunisasi Aktif
• Toks : tetanus toksoid
• ABT : Antibiotik dosis
tinggi untuk tetanus
• ATS 1500 IU setara
dengan HTIG
(Humane Tetanus
Immunoglobuline) 250
IU
FRAKTUR TIBIA 1/3 TENGAH
Tujuan: membuat tulang kembali, menggontrol nyeri,
memberikan waktu pada fraktur untuk sembuh, mencegah
komplikasi, dan mengembalikan fungsi normal

Prinsip managemen fraktur (FRIAR)


• First aid and management of whole patient
• Reduction
• Immobilisation
• Active movement of injured limb
• Rehabilitation
FRAKTUR TIBIA 1/3 TENGAH
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Radiologis (Rule of two)


• Dua gambaran,  anteroposterior (AP) dan
lateral,
• Memuat dua sendi –> proksimal dan distal
fraktur,
• Memuat gambaran foto dua ekstremitas, yaitu
ekstremitas yang cedera dan yang tidak
terkena cedera (pada anak)
• Dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah
tindakan
KESIMPULAN
Dalam penanganan pasien trauma dengan luka laserasi dan
fraktur tertutup tibia, harus dilakukan primary survey dan
secondary survey terlebih dahulu. Primary survey dilakukan
pertama kali untuk menilai dan memberikan penanganan
awal yang mungkin dapat mengancam nyawa pasien dengan
dilakukannya ABCDE. Setelah itu akan dilakukan secondary
survey dimana dilakukan anamnesis AMPLE, pemeriksaan
head-to-toe dan pemeriksaan lanjutan berdasarkan hasil
yang diberikan. Pada luka laserasi harus dilakukan
pembersihan luka, debridemen, primary closure/penjahitan
dan penggunaan antibiotic jika diperlukan. Sedangkan pada
fraktur tibia tertutup dilakukan reduksi dan pemasangan gips
atau bidai eksternal sampai terjadinya penyatuan tulang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai