MINI-IMPLANT SEBAGAI

PENJANGKAR DALAM
PERAWATAN ORTODONTI
KELOMPOK 5
 KELOMPOK 5
 NI LUH NISHIARITA FEBIANI SAVITRI (042/G/14)
 NI MADE UTARI GITHA ANJANI (043/G/14)
 I GUSTI AYU KRISNAYANTI TAMARA (044/G/14)
 PUDAK ELANG (045/G/14)
 PUTU HARRY MAHAYASA (046/G/14)
 NI PUTU APSARI MAHESWARI (047/G/14)
 G.A. DWITA PURWANINDYA PUTRI (048/G/14)
 A.A. ISTRI DEVI WULANDARI P. (049/G/14)
 NI PUTU CHINTYA PERMATASWARI (051/G/14)
TUJUAN
Mengetahui dengan jelas
penggunaan mini implant
sebagai penjangkaran dalam
perawatan orthodonti
 PERAN MINI-IMPLANT DALAM BIDANG ORTODONTI
 Penggunaan mini-implant dalam bidang ortodonti
telah banyak diteliti para ahli, di antaranya oleh
Chung, Kim, dan Kook yang menggunakan C-
implant sebagai penjangkar selama melakukan
retraksi gigi anterior atas pada kasus hilangnya
gigi molar atas.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN MINI-IMPLANT
 Mempunyai retensi mekanis yang baik.
 Mini-implant juga berfungsi sebagai rigid
anchorage dalam perawatan ortodonti
seperti pada kasus retraksi dan realigning
gigi anterior tanpa dukungan dari gigi
posterior, mengoreksi mid-line, mengintrusi
dan mengekstrusi gigi, protraksi atau
retraksi salah satu lengkung gigi, dan
menstabilakn gigi pada daerah dengan
kehilangan tulang yang banyak.
KERUGIAN PENGGUNAAN MINI-IMPLANT

 Posisiimplant yang terlalu dekat dengan akar gigi

sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan pada
akar gigi selama proses pemasangan implant maupun
saat gigi yang berdekatan dengan implant bergerak.
KOMPONEN MINI-IMPLANT
 Head/kepala
Kepala sekrup memiliki archwire slot untuk menjaga kebersihan
dan kestabilan implant.
 Transmucosal collar/leher transmukosa
Permukaan pada bagian leher transmukosa harus halus untuk
meminimalisasi terjadinya iritasi dan inflamasi jaringan lunak.
 Body/ulir
Bagian ulir sekrup implant dapat berupa self-tapping atau self-
drilling
MACAM-MACAM MINI-IMPLANT
 Direct Anchorage
Direct anchorage merupakan suatu penjangkaran yang
dihasilkan oleh gaya yang berasal dari mini-implant yang
dihubungkan langsung ke gigi yang akan digerakkan. Contoh :
Aarhus mini-implant dan Spider screw skeletal anchorage
 Indirect anchorage
Indirect anchorage merupakan sutau penjangkaran yang
diperkuat dengan menggunakan mini implant untuk
menstabilkan gigi yang akan digunakan sebagai unit
penjangkaran.
INDIKASI MINI-IMPLANT

 Pergerakkan gigi molar ke mesial tanpa distalisasi segmen

anterior
 Distalisasi gigi molar
 Retraksi gigi anterior tanpa dukungan gigi posterior
 Koreksi dataran oklusal yang asimetris
 Intrusi gigi posterior
KONTRA INDIKASI MINI-IMPLANT
 Pada pasien dengan terapi kortikosteroid dan
penyakit metabolic bone disorder.
 Pada pasien dengan tumor pada rahang atau
pasien yang sedang menjalani radioterapi pada
daerah maksilofasial.
 Pada pasien usia lanjut (65 tahun), karena
kualitas dan kuantitas tulang telah berkurang.
LOKASI PEMASANGAN MINI-IMPLANT
 Pemilihan lokasi pemasangan mini-implant tergantung pada diagnose
awal, tujuan perawatan, jarak implant dengan struktur lain yang
berdekatan dengan implant.
 Faktor penting lain yang mempengaruhi dalam pemasangan mini
implant adalah penentuan sudut pemasangan secara tepat.
 Lokasi pemasangan mini implant pada maksila meliputi daerah
dibawah spina nasalis, palatum, prosesus alveolaris, dan krista
zygomatic.
 Lokasi pemasangan implant harus memiliki kedalaman yang cukup
untuk memuat panjang sekrup dan minimal memiliki lebar 2,5-3 mm
untuk melindungi akar gigi yang berbatasan dengan implant dan
struktur anatomi lain.
TEKNIK PEMASANGAN MINI-
IMPLANT
 Prinsip
dasar pemasangan mini implant adalah
menggunakan mini-implant yang paling panjang tanpa
membahayakan jaringan sekitarnya. Panjang implant
yang akan digunakan sudah harus ditentukan pada
saat melakukan penetrasi awal ke dalam tulang
PEMASANGAN MINI-IMPLANT

 Pemasangan sekrup mini-implant dilakukan dengan

menggunakan screwdriver dan sekrup dikunci searah
dengan jarum jam sampai kepala sekrup berkontak
dengan tulang alveolar. Foto radiografis perialikal di
lakukan kembali setelah pemasangan mini implant
untuk memastikan implant berada pada posisi yang
di harapkan
MENGHUBUNGKAN MINI-IMPLANT KE
PIRANTI ORTODONTI

 Setelah implant berkontak rapat dengan tulang ,

mini implant di hubungkan dengan piranti
ortodonti dengan menggunakan lengkung kawat
,elastik atau coil spiring. Mini implant dapat
langsung di bebani segera setelah pemasangan
dengan gaya yang berkisar antara 50-200g
MELEPASKAN MINI-IMPLANT

 Setelah perawatan ortodonti selesai, mini-implant

di lepaskan dengan menggunakan screwdriver secara
manual dengan cara memutar secrup berlawanan
dengan arah jarum jam. Jaringan lunak di sekitar
bekas lokasi pemasangan mini-implant akan sembeh
dalam beberapa hari dan juga akan terbentuk
pertumbuhan tulang baru pada daerah tersebut
PERMASALAHAN DALAM MINI-IMPLANT
 Faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pemakaian mini-
implant antara lain :
Faktor sekrup
Posisi pemasangan sekrup yang terlalu dangkal atau daerah leher
sekrup yang tidak cukup kuat
Faktor operator
Keterampilan operator dalam memasang mini-implant perlu di
perhatikan
Faktor pasien /host
Prognosis stabilitas impant buruk pada pasien dengan ketebalan
tulang korteks kurang dari5mm dan kepadatan tulang trabekular
rendah
CONTOH KASUS PEMAKAIAN MINI-
IMPLANT

kasus gigi molar kedua yang ektopik

Kasus klas I skeletal dengan protusi bialvelor
KESIMPULAN
 Kontrol penjangkaran merupakan aspek penting dalam
perawatan ortodonti. Pada unit penjangkar konvensional sulit
mendapatkan hasil penjangkaran yang maksimal karena
penjangkar konvensional memiliki keterbatasan dalam
penggunaannya, yang akhir-akhir ini dapat diatasi dengan
penggunaan mini-implant sebagai penjangkar dalam perawatan
ortodonti.
 Mini-implant merupakan suatu unit yang terbuat dari titanium,
berukuran kecil sehingga dapat ditempatkan diseluruh daerah di
dalam rongga mulut. Mini-implant dapat digunakan dalam
beberapa kasus, seperti pada kasus gigi molar kedua yang
ektopik, kasus Klas I skeletal dengan protrusi bialveolar dan
kasus perawatan gigi berjejal dengan pencabutan.