Luwiharsih,MSc
PENDIDIKAN
• SI Fakultas Kedokteran Unair
• SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah Sakit
PENGALAMAN KERJA
o Surveior & Pembimbing Akreditasi RS
(1995 – sekarang )
o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 –
2010 )
o Ka Sub Dit RS Pendidikan ( 2005 – 2007 )
o Ka Sub Dit RS Swasta ( 2001 – 2005 )
o Ka Sub Dit Akreditasi RS (1995 – 2001)
suatu proses yang dinamis, sistematis, terus menerus
dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi data kesehatanyang penting di fasilitas
pelayanan kesehatan pada suatu populasi spesifik
dan didiseminasikan secara berkala kepada pihak-
pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam
perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
• Tersedianya informasi tentang situasi dan
kecenderungan kejadian HAIs di RS dan faktor
risiko yang mempengaruhinya.
• Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan terjadinya fenomena abnormal
(penyimpangan) pada hasil pengamatan dan
dampak HAIs di RS.
• Terselenggaranya investigasi dan pengendalian
kejadian penyimpangan pada hasil pengamatan
dan dampak HAIs di RS.
• Surveilans Komprehensif (Hospital Wide/Tradisional
Surveillance) adalah surveilans yang dilakukan di semua
area perawatan untuk mengidentifikasi pasien yang
mengalami infeksi selama di rumah sakit.Data dikumpulkan
dari catatan medis, catatan keperawatan, laboratorium dan
perawat ruangan. Metode surveilans ini merupakan metode
pertama yang dilakukan oleh Center for Diseases Control
(CDC) pada tahun 1970 namun memerlukan banyak waktu,
tenaga dan biaya.
• Surveilans Target (Targetted Surveillance)
Metode surveilans ini berfokus pada ruangan atau pasien
dengan risiko infeksi spesifik seperti ruang perawatan intensif,
ruang perawatan bayi baru lahir, ruang perawatan pasien
transplan, ruang perawatan pasien hemodialisa atau pasien
dengan risiko: ISK, Surgical Site Infection (SSI)/IDO, Blood
Stream Infection (BSI)/IAD, Pneumonia (HAP, VAP).
Surveilans target dapat memberikan hasil yang lebih tajam
dan memerlukan sumber daya manusia yang sedikit.
• Surveilans Periodik (Periodic Surveillance)
Metode Hospital Wide Traditional Surveillance yang
dilakukan secara periodik misalnya satu bulan
dalam satu semester. Cara lain dilakukan surveilans
pada satu atau beberapa unit dalam periode
tertentu kemudian pindah lagi ke unit lain.
• Surveilans Prevalensi (Prevalence Surveillance)
Adalah menghitung jumlah aktif infeksi selama periode
tertentu. Aktif infeksi dihitung semua jumlah infeksi baik yang
lama maupun yang baru ketika dilakukan survei. Jumlah aktif
infeksi dibagi jumlah pasien yang ada pada waktu dilakukan
survei. Prevalence Surveillance dapat digunakan pada
populasi khusus seperti infeksi mikroorganisme khusus:
Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomycin Resistant Enterococci (VRE).
Berdasarkan beberapa metode diatas, yang
direkomendasikan adalah Surveilans Target
(Targetted Surveillance) untuk dapat laik
laksana karena surveilans target dapat
memberikan hasil yang lebih tajam dan
memerlukan sumber daya manusia yang
sedikit.
Pengumpu-
Perencana-
lan data Analisis
an
10 mei 2017
a) Tahap 1 : Mengkaji populasi pasien
10 mei 2017
Tahap 6: Stratifikasi risiko
1) Operasi Bersih
2) Operasi Bersih Tercemar
3) Operasi Tercemar
10 mei 2017
• Berdasarkan :
Klasifikasi luka (kategori operasi)
• Bersih
Bersih tercemar Tercemar
Kotor
• Klasifikasi kondisi pasien ASA : 1 0
• ASA : 2
ASA : 3
ASA : 4 1 ASA : 5
• 01
• Durasi operasi / T.Time / T Point :
Sesuai dengan waktu yang ditentukan nilai 0 Lebih dari waktu
yang ditentukan nilai 1
10 mei 2017
Tahap 8: Laporan
a) Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi
bisa setiap triwulan, semester, tahunan atau sewaktu-
waktu jika diperlukan.
b) Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak
lanjut bagi pihak terkait dengan peningkatan infeksi.
c) Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait.
d) Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat
memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian
infeksi rumah sakit.
10 mei 2017
Tahap 9: Evaluasi surveilance system
a) Langkah-langkah proses surveilans
b) Ketepatan waktu dari data
c) Kualitas data
d) Ketepatan analisa
e) Hasil penilaian: apakah sistem surveilans
sudah sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
10 mei 2017
10 mei 2017
Standar PPI 6
3. Ada bukti rumah sakit telah D Bukti pelaksanaan rancang ulang sebagai 10 TL
tindak lanjut dari EP 2 5 TS
melaksanakan rancang ulang 0 TT
yang ada di EP 2 (D,W) W • Komite/Tim PPI
• Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
Merancang
Interpretasi ulang
Analisis data
data penurunan
infeksi
Melaksanakan
Prioritas Melaksnakan
penurunan Strategi rancang ulang
infeksi pengendalian
infeksi
1). (R)
2. Ada bukti pertemuan berkala antara D Bukti rapat tentang pembahasan hasil 10 TL
surveilans dan merancang ulang untuk 5 TS
Komite PMKP (Peningkatan Mutu dan perbaikan 0 TT
Keselamatan Pasien) dengan Komite
W • Komite/Tim PMKP
atau Tim PPI untuk membahas hasil • Komite/Tim PPI
surveilans dan merancang ulang untuk • Kepala bidang/divisi pelayanan
perbaikan. (D,W)
3. Ada bukti data dikumpulkan dan D Bukti pengumpulan data, analisis dan 10 TL
rencana perbaikannya 5 TS
dianalisis untuk mendukung kegiatan 0 TT
PPI termasuk data infeksi berdasar • Komite/Tim PMKP
W • Komite/Tim PPI
atas epidemiologik penting dimonitor
dan didokumentasikan (lihat PPI 6 EP
2 dan EP 3). (D,W)
Data RCA
surveilance
Insiden
Risk
keselamatan
grading
pasien
INVESTIGASI
luwi-edit 14 Maret 2016 SEDERHANA