Anda di halaman 1dari 13

Dr.

Endang Widhiyastuti
 Penyakit SLE (Sistemik Lupus Eritromatosus)  penyakit
kulit autoimun akibat disregulasi sistim imunitas, ditandai
dengan peradangan dan pembetukan jaringan parut
(wajah, telinga, kulit kepala dan kandung, dan tubuh
lainnya)
 Gangguan regulasi kekebalan - - > peningkatan auto
antibodi yang berlebihan - ->limfadenopati (50% pasien)
 Klinis awal : gangg. renal dan 52% gangg. awal pada kulit
 Faktor yang mempengaruhi :
 endokrin-metabolik
 lingkungan
 dan genetik
 Penyebab :
a. Genetik
b. Infeksi
c. Lingkungan
d. Stress
e. Cahaya matahari
f. Faktor Resiko : hormon; imunitas; obat
 Patofisiologi (Perjalanan Penyakit) :
 produksi auto anti bodi yang meningkat
 fungsi sel T-Supresor yang abnormal naik  penumpukan
kompleks imun  kerusakan jaringan  Inflamasi 
stimulasi antigen  merangsang anti bodi tambahan
 Keluhan utama : nyeri tulang (artralgia)
 Keluhan yang lain “
 Nyeri sendi (artritis nonerosif pada dua atau lebih sendi
perifer)
 Lemas, lesu dan capek
 Demam pegal linu seluruh tubuh
 Nyeri otot dan penurunan berat badan
 Khas : kelainan kulit berupa bercak malar menyerupai kupu-
kupu dimuka dan eritema umum yang menonjol. kelainan
kulit menahun berupa bercak diskoid yang bermula sebagai
eritema papul atau plak bersisik
 Kelaian darah : anemia hemoditik
 Kelainan ginjal, pneumonitis, kelainan jantung,
gastrointestinal, gangguan saraf dan kelainan psikatrik.
 Pemeriksaan Antibodi Antinuklear
 Laju Endap Darah
 Pemeriksaan Urin
 Pemeriksaan Serum
 Didapatkan pada lupus eritematosus disseminata atau
lupus eritematosus sistemik (SLE)
 Pertama kali ditemukan : tahun 1948 oleh
hematologist klinis Amerika, Malcolm Hargraves dan
Robert Morton
 Hasil pengamatan : dua fenomena yang tidak biasa
pada beberapa sediaan sumsum tulang, yang mereka
sebut sebagai “sel tart” dan “sel LE”.
 beberapa cara, yaitu
 cara Magath dan Winkle (modifikasi dari Zimmer dan
Hargraves),
 Cara Zinkham dan Conley,
 Cara Mudrick
 Kumpulkan darah vena 8-10 ml biarkan membeku dalam
tabung kering dan bersih selama 2 jam pada suhu kamar
atau 30 menit dalam pengeram dengan suhu 37 o C.
 Pisahkan bekuan dari serum  lalu bekuan itu digerus dan
disaring melalui saringan kawat tembaga
 Hasil saringan dimasukkan dalam tabung Wintrobe dan
dipusingkan dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
 Buang serum bagian atas, ambil lapisan sel paling atas
(buffycoat) dengan pipet pastur teteskan di atas obyek
glass dan buat sediaan apus
 Warnai sediaan : pewarna Giemsa atau Wright
 Cari sel-sel LE di bawah mikroskop
 Kumpulkan darah vena 8-10 ml  biarkan pada suhu
kamar selama 90 menit
 Kocok darah dengan alat rotator selama 30 menit
 Masukkan darah tersebut ke dalam tabung Wintrobe
dan pusingkan selam 10 menit dengan kecepatan 3000
rpm
 Buat sediaan apus seperti cara di atas.
 Ambil darah kapiler dan masukkan ke dalam tabung kapiler
yang dilapisi heparin seperti yang dipakai untuk
mikrohematokrit
 Tutuplah salah satu ujung tabung tersebut dengan dempul dan
pusingkan selama 1 menit dengan centrifuge mikrohematokrit.
 Masukkan kawat baja halus ke dalam tabung kapiler dan putar-
putarlah kawat itu untuk mencampur buffycoat dengan plasma
dan untuk merusak lekosit-lekosit Inkubasi selama 30 menit
pada suhu 37oC atau biarkan selama 2 jam pada suhu kamar
Pusingkan lagi seperti di atas
 Patahkan tabung kapiler dekat lapisan buffycoa  lalu
sentuhkan ujung tabung yang dipatahkan itu ke permukaan
kaca obyek dan buatlah sediaan apus
 Warnai sediaan dengan Giemsa atau Wright
 Periksa di bawah mikroskop untuk mencari sel-sel LE.

Anda mungkin juga menyukai