Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus HERPES ZOOSTER OFTALMIKUS

Stase Kulit & Kelamin


RSUD Sekarwangi Oleh:

Nur Fatia Rahmawati

Pembimbing:

dr. Endang Triwahyuni, Sp.KK, M.Kes


Identitas

– Nama : Tn. YAW


– Usia : 24 th
– Pekerjaan : TNI
– Alamat : Cikembar (Asrama Yon Armed)
– RM : 563xxx
– Tgl masuk RS : 7 Januari 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Muncul bintil-bintil berisi cairan di dekat mata kiri beberapa jam SMRS
ANAMNESIS

– RPS:
Awalnya os mengeluh mata kiri berair dan kepala terasa nyeri sebelah sisi kiri. Beberapa
jam kemudian timbul bintil-bintil berisi cairan di dekat mata kiri. Bintil-bintil semakin
meluas sampai dahi kiri, pelipis kiri, pipi kiri, hidung kiri sampai bibir atas bagian kiri.
Bintil-bintil terasa panas dan nyeri, gatal (-). Os juga mengeluh pandangan sebelah kiri
mengabur. Mata kiri merah, bengak dan banyak lendir. Sebelumnya os sempat flu dan
meriang.
– RPD:
Os pernah terkena penyakit cacar air ketika SD
– RPK:
Tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini di keluarga dan di lingkungan sekitar os
ANAMNESIS

– Riwayat Pengobatan:
Os belum pernah berobat dengan keluhan ini
Os tidak sedang mengkonsumsi obat rutin

– Riwayat Psikososial:
Os bekerja sebagai TNI, Os tinggal di asrama TNI berbaur dengan teman-teman
satu asramanya
Pemeriksaan Fisik

– Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


– Kesadaran : GCS 15 (E 4 M6 V5)
– Vital Sign : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 85 x/m
Pernafasan : 22 x/m
Suhu : 37,5 oC
– Status Generalis : Dalam batas normal
Status Dermatologis

– Lokasi:
Et regio fascialis sinistra (frontalis sinistra, oftalmikus sinistra, glabella sinistra,
nasalis sinistra, maksilaris sinistra)
– Efloresensi:
Lesi polimorfik berupa multiple vesikel, pustule, dan bula yang berkelompok.
Disertai edema dan eritema palpebra. Terdapat krusta dan lesi madidans.
Bula

Tanggal pemeriksaan : 10-01-2018


Edema, eritema

Pustul
berkelompok
Krusta

Erosi

Lesi
madidans

Vesikel
berkelompok
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 15.5 gr% 13-16
Leukosit 11.800 /mm3 4000-11.000
Trombosit 208.000 /mm3 150.000-400.000
Hitung Jenis Leukosit
- Eosinofil 0
- Basofil 0
- Batang 0
- Segmen 83
- Limfosit 17
- Monosit 0
Hematokrit 47 % 41-53
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HBSAG Skrining Negatif

Tanggal pemeriksaan : 07-01-2018


DIAGNOSIS

Herpes Zooster Oftalmikus


TATALAKSANA

Topikal Sistemik
– Kompres NaCl pada wajah – Asiklovir 5x800mg
– Asiklovir salep 6x1 – Ibuprofen 2x400mg
– Gentamisin salep pada lesi yang – Cetirizine 1x10gr
pecah – Mecobalamine 2x500mg
– Cendo Homatro 2x1 – Alprazolam 0,25mg
– Imboost Forte 1x1
TATALAKSANA

Non Medikamentosa Edukasi


FOLLOW UP

Krusta

Tanggal pemeriksaan : 11-01-2018


FOLLOW UP
Teori Kasus
DISKUSI
• Herpes zoster adalah radang kulit akut dan setempatDefinisi KASUS
• Tn. YAW datang dengan keluhan timbul
ditandai adanya rasa nyeri radikuler unilateral serta bintil-bintil berisi cairan pada wajah bagian
timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada kiri yang disertai dengan nyeri kepala
dermatom yang dipersarafi serabut spinal maupun sebelah kiri.
ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. • RPD: pernah cacar air ketika SD
• Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster
dari infeksi endogen yang menetap dalam bentuk
laten setelah infeksi primer oleh virus.
• Lebih sering mengenai orang dengan penurunan Epidemiologi • Os sebelumnya sedang flu (↓ imunitas)
imunitas seluler
• Lebih dari 66% mengenai usia lebih dari 50 tahun
• Kurang dari 10% mengenai usia di bawah 20 tahun
• 5% mengenai usia kurang dari 15 tahun.

• Muka & badan Predileksi • Terbatas pada area wajah


• Unilateral • Hanya sisi kiri
• Kadang bilateral Herpes Zoster Aberantes
TINJAUAN PUSTAKA
Herpes Zoster

Definisi:
Herpes zoster adalah radang kulit akut dan setempat ditandai adanya rasa
nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada
dermatom yang dipersarafi serabut spinal maupun ganglion serabut saraf
sensorik dari nervus kranialis.

Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster dari infeksi


endogen yang menetap dalam bentuk laten setelah infeksi
primer oleh virus.
Epidemiologi

 lebih sering mengenai orang dengan penurunan imunitas seluler


 lebih dari 66% mengenai usia lebih dari 50 tahun
 kurang dari 10% mengenai usia di bawah 20 tahun
 5% mengenai usia kurang dari 15 tahun.
Etiologi:
Virus Varisela-Zoster
Penularan secara aerogen
Patogenesis

– Jika virus tidak hilang saat viremia  menjadi laten


dan diam untuk beberapa waktu di ganglion sensoris
dorsalis.
– Antigen spesifik Limfosit T penyebab utama virus
menjadi laten.
– Immunosupresi Sel T limfosit mekanisme reaktivasi
virus dan rekurensi sehingga virus bermanifestasi
sebagai herpes zoster
• Masuk melalui saluran napas atas
• Inkubasi 10-12 hari
• Menyebar ke limfonodus regional, liver dan spleen (viremia primer)
• Menyebar ke kulit/membran mukosa : vesicular rash (viremia sekunder)
• Replikasi pada sel epidermis, masuk ke ujung saraf dan menyebar ke serabut ganglia
dorsalis di mana ia menjadi laten pada neuron sensorik.
• Reaktivasi di serabut ganglia dorsalis → infeksi saraf & dermatom → herpes zooster
Gejala Klinis

 Prodromal 3 – 5 hari, lesu ; subfebril


 Hiperestesi, panas & nyeri tusuk-tusuk dermatom
Erosi
 Efl. eritema + papel 7 hari  vesikel berkelompok menjadi bula  pecah
Ulkus
 K.G.B biasanya membesar
 Predileksi :
– Muka & badan
– Unilateral
– Kadang bilateral Herpes Zoster Aberantes
Bentuk Klinis

 H.Z. Varicelliformis : H.Z + varisela = H.Z. Generalisata / Diseminata


 H.Z. Haemorhagic
– Orang tua + keadaan umum jelek
– Penyakit kronis (leukemia, limfoma)
 H.Z. Thoracalis : tersering
 N. Trigeminus :
• H.Z. Opthalmicus
• H.Z. Maxillaris
• H.Z. Mandibularis
 N. Facialis
 C2 ; L2
Ganglion Geniculatum (N.VII)
• H.Z. Oticus = RAMSAY HUNT Syndr.
Antara lain:
Vesikel liang telinga luar & palatum post & uvula Paralisis N. VII (sensoris)
Lagofthalmus
Tinitus, vertigo, pendengaran ↓
Penunjang Diagnosis
– Secara laboratorium, pemeriksaan sediaan apus tes Tzanck.
– pemeriksaan cairan vesikula atau material biopsi dengan mikroskop elektron, serta tes serologik.

Akan tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan pemeriksaan penunjang antara lain:
– Isolasi virus dengan kultur jaringan dan identifikasi morfologi dengan mikroskop elektron.
– Pemeriksaan antigen dengan imunofluoresen
– Test serologi dengan mengukur imunoglobulin spesifik.
Diagnosis banding

– Herpes simpleks : hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes


simpleks dalam embrio ayam, kelinci, tikus.
– Varisela : biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.
– Impetigo vesikobulosa : lebih sering pada anak-anak, dengan gambaran
vesikel dan bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.
TREATMENT
 Antivirus
Obat Dosis (per hari) Lama (hari)
Asiklovir 5 x 800 mg 7-10
Famsiklovir 2 x 500 mg 7*
Valasiklovir 3 x 1000 mg 7*
– Istirahat
– analgetik
– Bedak salisil 2%.
– Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik lokal misalnya salep kloramfenikol 2%
– Bila erosi diberikan kompres terbuka, sedangkan jika ada ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
– Untuk neuralgia pasca herpetik, obat yang direkomendasikan di antaranya gabapentin dosisnya 1.800 mg –
2.400 mg per hari.
– Sindrom Ramsay Hunt diberikan prednison dengan dosis 3 x 20 mg sehari, sebaiknya digabung dengan
antiviral
– Konsultasi ke spesialis lain
Prognosis
Umumnya baik

Pencegahan
Vaksin herpes zoster
Vaksin ini merupakan imunisasi aktif untuk meningkatkan
resistensi infeksi.

kontraindikasi : pasien yang mendapat terapi


kortikosteroid jangka panjang, pasien yang mendapat
kemoterapi, atau terapi radiasi untuk tumor atau
keganasan hematopoetik.

Anda mungkin juga menyukai