2) Hiperglikemia
Terjadi 6 bulan terakhir kehamilan disebabkan kebutuhan insulin
bertambah pada kehamilan 20 – 30 minggu akibat terjadinya
resistensi terhadap insulin.
5) Hydramnion
Pada 10 – 90% ibu hamil dgn diabetes, mendapat hidramnion,
terutama pada penderita diabetes yang tidak mendapat
perawatan yang baik dan teratur. Hidramnion terjadi mungkin
akibat poliuria janin yang menderita glikosuria.
6) Retinopathy
15% ibu hamil dgn diabetes mengalami eksaserbasi terhadap
retinopathy yang sudah pernah dideritanya. 85 % dari ibu
hamil penderita diabetes mengalami progresif retinopathy.
Terapi dgn penggunaan laser, tidak berbahaya pada ibu hamil.
b.Masalah Pada Anak (Infant Problem)
1) Abortus
2) Kelainan kongenital : Kelainan kongenital yang klasik : Sacral
agenesis, neural tube defect.
3) Respiratory distrees : 5-6 kali lebih sering terjadi gangguan
fungsi paru.
4) Neonatal hipoglikemia : perlu pengawasan teliti pada bayi baru
lahir.
5) Macrosomia : Bayi lahir besar, 4½ kg atau lebih.
6) Hipocalcemia : Bisa sering terjadi
7) Perinatal mortality : 50% kematian perinatal pada komplikasi
diabetik ketoasidosis.
8) Hiperbilirubinemia.
c.Penanganan Kasus Diabetes Dengan Kehamilan
Penggunaan kasus yang memerlukan insulin diabetes ini lebih disukai
bila dimulai sebelum kehamilan.
1) Prakonsepsi
KGD yang terkontrol perlu sebelum terjadinya konsepsi untuk
menurunkan resiko kelainan bawaan janin. Resiko meningkat bila
HbAIC > 10%. Pemberian asam Folat sebelum konsepsi dan
kehamilan dini dapat menurunkan resiko neural tube defect.
2) Trimester I
Dilakukan kontrol KGD yang cermat, bila perlu dimasukkan ke RS
untuk kontrol KGD sekaligus untuk edukasi dan kesempatan untuk
pemeriksaan dan penilaian adanya komplikasi DM dan keadaan
kehamilan.
Pengaturan diit seperti pada Diabetes Gestasi yaitu 3x makan dan 3x
snack perhari dengan komposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan
25% lemak dengan lemak jenuh < 10%.
3) Trimester II
Dilakukan penilaian USG dan pemeriksaaan MSAFP untuk
mendeteksi adanya kelainan Neural Tube dan cacat lainnya pada
usia kehamilan 16-20 minggu.
4) Trimester III
Pemeriksaan tiap minggu utk memantau KGD dan mengevaluasi
PE. USG serial dengan interval 3-4 minggu untuk menilai
pertumbuhan janin dapat dimulai antara 26-32 minggu tergantung
adanya faktor resiko timbulnya kematian janin. Ini biasanya
dilakukan 2x/menit. Ibu diabetes yang hamil dengan kontrol yang
buruk dan yang disertai dengan hipertensi dianjurkan masuk RS.
5) Persalinan
Secara ideal, persalinan ibu diabetes dilakukan mendekati aterm.
Biasanya dilakukan pemeriksaan LS ratio pada usia 38 minggu,
jika > 2,0 dilakukan terminasi kehamilan. Pada ibu dengan usia
kehamilan yang pasti, pemeriksaan fungsi pemantangan paru
tidak dilakukan. Jika timbul hipertensi berat, persalinan dilakukan
walaupun LS ratio > 2,0.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) KGD puasa, 2 jam PP
2) OGTT
3) Urine / darah rutin
4) Ureum, Kreatinin, asam urat
b. Kultur Urine
c. EKG
d. Funduskopi
5. Konsultasi
Bagian Penyakit Dalam (Subbag. Endokrinologi)
6. Perawatan Rumah Sakit
Bila timbul penyulit dan untuk penyesuaian dosis insulin
7. Terapi
Penanganan untuk mengendalikan kadar dosis darah
a. Sebelum sarapan 60 – 105 mg%
b. Sebelum makan siang, malam 60 – 105 mg%.
c. 2 jam postprandial < 102 mg%
d. Jam 2 pagi-jam 6 sore > 60 mg%
Melalui program :
a. Diit 3 x makan, 3 x snack, jumlah kalori 25 – 35 kkal/kg BB.
Komposisi : Karbohidrat 50 – 60%, Protein 10 – 20%, Lemak
25 – 30%.
b. Latihan Olah raga
c. Terapi insulin pagi 2/3 dosis total (2/3 NPH + 1/3 Reguler)
malam 1/3 dosis total + (2/3 NPH + Reguler)
Pemantauan janin :
a. Evaluasi pertumbuhan janin setiap 4 – 6 minggu melalui USG.
b. Pemeriksaan MS AFT pada trimester II kehamilan untuk
mendeteksi kelainan Neural tube .
c. Gerakan janin pada usia kehamilan 28 minggu.
d. Non stress test.
e. Pada usia kehamilan > 30 minggu 2 x / minggu
f. Pemeriksaan profil biofisik dan contraction strees test bila NST
non reaktif.
g. Penentuan L/S Ratio dan kadar Fostatidil gliserol sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
Persalinan :
a. Saat persalinan
1) Ibu dengan resiko kematian janin rendah (kontrol KGD) baik
Vaskulopati (-) pertumbuhan janin normal, pemantauan janin
baik, tidak ada riwayat lahir mati, persalinan dapat ditunggu
sampai 40 minggu kehamilan.
2) Ibu dengan resiko kematian janin tinggi (kontrol kurang,
Hidramnion Riwayat lahir mati). Pertimbangkan persalinan
pada 37 – 39 minggu kehamilan dengan L / S Ratio matang.
b. Cara persalinan :
Pertimbangkan SC elektif bila perkiraan berat janin > 4000 gr.
12. Output : Pada kasus tanpa penyulit biasanya baik dgn kontrol KGD
STANDAR PENANGANAN DIABETES GESTASI DALAM KEHAMILAN
1. Nama Penyakit
Diabetes Gestasi, adalah keadaan gangguan metabolisme karbohidrat
dengan beberapa kepasahan, yang ditentukan selama kehamilan.
Terbagi atas 2 tipe :
a. Tipe A dgn Diit KGD puasa < 105 mg% KGD 2 jam PP < 120 mg%.
b. Tipe A2 dgn diit+insulin, KGD puasa <105 mg%, KGD 2jam PP 120%
2. Kriteria Diagnostik
Ditemukan 2 atau lebih nilai abnormal pada pemeriksaan 3 jam OGTT
100 gr glukosa selama kehamilan.
Nilai normal OGTT 3 jam :
a. Puasa < 105 mg %
b. Jam < 190 mg %
c. Jam < 165 mg %
d. Jam < 145 mg %
3. Diagnosa Banding : Diabetes pragestasi
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Test toleransi glukosa 50 gr.
2) 3 jam OGTT 100 gr glukosa
3) KGD puasa dan 2 jam PP
4) Urin / darah rutin
5) Ureum Creatinin
6) Hb A1 C
b. EKG
c. Funduskopi
d. Foto Thorax
12. Output
Sembuh total atau separuhnya akan menjadi DM dalam 20 tahun
kemudian. Janin biasanya tanpa komplikasi, kecuali : makrosomia,
hipoglikemia, dan neonatorum.
A. Hypothyroid Dengan Kehamilan
Secara umum hypothyroid berat yang tidak diobati jarang sekali bisa
hamil, karena jarang terjadi ovulasi. Akan tetapi mereka mempunyai
kesempatan untuk hamil, jika diobati dengan baik.
b. Hypothyroidisme sekunder
1) Syndroma Sheehan
2) Hypophysectomy total / parsial
3) Gangguan infiltratif pada hypofise atau hypothalamus.
2. Gejala Klinis
a. Kelelahan
b. Lethargia
c. Konstipasi
d. Takut terhadap udara dingin
e. Pusing
f. Penurunan fungsi motorik dan intelektual
g. Rambut gugur
h. Suara kasar
i. Peningkatan berat badan
j. Otot nyeri dan kaku
k. Kebas pada jari
l. Kadang teraba adanya benjolan di leher
m. Dijumpai edema periobital, mata kering
3. Diagnosa
a. Gejala dan tanda klinis
b. Pemeriksaan laboratoris : T3, T4, TSH
4. Komplikasi
Sering terjadi infertilitas, abortus dan partus prematorus pada kasus
hypothyroid berat yang tidak diobati.
5. Penanganan
L thyroxine : diberikan berdasarkan kepada pemeriksaan TSH setiap
4 – 6 minggu, bila kadar TSH naik, dosis obat dinaikkan pada orang
tidak hamil 1,6 – 2,0 mg/kg BB.
STANDAR PENANGANAN HIPOTIROIDISME DALAM KEHAMILAN
1. Nama Penyakit
Hipotiroidisme primer : disebabkan defisiensi hormon tiroid.
2. Etiologi
a. Hipotiroidisme primer
1) Tanpa struma
a) Pengobatan Yodium 131
b) Tiroedektomi total idiopatik subtotal
c) Hipotiroidisme idiopatik atau mixidema atrofik
2) Dengan struma
a) Tiroiditis Hashimoto atau Tiroiditis autoimun kronik.
b) Defesiensi jodium endemik
c) Defek enzim pada sintesa hormon.
3) Hipotiroidisme sekunder
a) Syndroma Sheehan
b) Hipofisektomi parsial atau total.
c) Gangguan infiltratif pada kelenjar hipofise atau Hipotalamus.
3. Diagnosis
Gejala & tanda klinis bervariasi dari yang ringan dalam bentuk kelelahan :
a. Lethargy b. Konstipasi
c. Peka terhadap dingin d. Menorhagia
e. Infertilitas f. Pada bentuk lebih berat
g. Perasaan oyong h. Fungsi intelektualitas menurun
i. Fungsi motorik menurun j. Rambut rontok
k. Kuku rapuh l. Suara berat dan serak
m. Peningkatan berat badan
n. Kadang-kadang dijumpai kekakuan dan nyeri otot, perasaan bebas dan
tebal pada jari.
o. Dijumpai stroma p. Sembab periorbita
q. Kulit kering r. Laboratorium
s. Peningkatan TSH
t. Pada penyakit tiroid autoimun di temukan anti TPO (+) dan antithyroid
microsomal anti bodi (+)
4. Diagnosa Banding
a. Penyakit jantung
b. Penyakit ginjal
5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : T3 / T4, TSH, Anti TPO, AMA.
7. Perawatan Rumah Sakit : Hanya pada kasus berat dan dgn komplikasi
8. Terapi
Thyroxine 1,6 – 2,0 mg dilakukan pemeriksaan TSH.
Pada TSH dosis Thyroxine dinaikkan 50 mg dan TSH diperiksa kembali
4-6 minggu kemudian. Jika TSH normal pada kunjungan pertama maka
pemeriksaan SH diulang pada kehamilan 22 – 28 minggu.
Setelah persalinan dosis thyroxine akan kembali seperti semula.
9. Penyulit
a. Abortus spontan
b. Hipertensi dalam kehamilan
13. Output
a. Ibu biasanya infertil, abortus. Tetapi dgn pengobatan, biasanya baik.
b. Pada bayi dapat timbul Hipotiroid bawaan.
B. Hyperthyroid Dalam Kehamilan
Wanita hyperthyroid yang mendapat pengobatan dapat hamil.
1. Etiologi
a. Grave’s disease (85 %)
b. Struma noduler
c. Thyroiditis Hashimoto
d. Trimester dini kehamilan mola
1. Nama Penyakit
Hipertiroidisme : suatu keadaan yang disebabkan oleh peninggian
hormon tiroid.
2. Etiologi
a. Penyakit Grave (85%) b. Struma noduler toksik
c. Tiroiditis Hashimoto d. Akibat mola hidatidosa
3. Diagnosis
a. Gejala dan tanda klinis :
Gelisah, Jantung berdebar terus, Peka terhadap panas, Penurunan
berat badan walaupun nafsu makan baik, Berkeringat terus, Tremor,
B.A.B. beberapa kali sehari, Exopthalmus, chemosis, liddag, Struma,
Thyroid bruit
b. Laboratorium :
Peningkatan FT4 / FT4i, Peningkatan FT3 / FT3i, Penurunan TSH,
Thyroid stimulating hormone receptor antibody (TSHRAb) sebagai
pertanda diagnosa penyakit Grave.
4. Diagnosa Banding
a. Gagal jantung
b. Gangguan irama jantung
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
Peningkatan FT4 / FT4i, Peningkatan FT3 / FT3i, Penurunan TSH
TSH Rab (+) pada penyakit Grave,
b. Sintigraf Thyroid
c. Scan Radioaktif
b. Pembedahan
Tiroidektomi subtotal dilakukan pada kasus selektif, antara lain :
1) Kasus alergi terhadap obat antiroid.
2) Kasus resiten terhadap obat antitiroid.
3) Kasus menolak makan obat antitiroid.
8. Penyulit
Pada kasus pengobatan teratur dapat terjadi:
a. Hipertensi dalam kehamilan
b. Gagal jantung kongestif
c. Krisis Thyroid
d. Partus Prematuritas
e. PJT
Pada Janin :
a. Kematian janin
b. Prematuritas
c. PJT
d. Hypertirodisme neonatal (12 %)
9. Informed Consent :
perlu
12. Output
Dengan pengobatan teratur, biasanya sembuh.
HIPERPARATIROID
Radioimunoassay.
Kehamilan dengan hiperparatiroid
Kadar serum kalsium > 12 mg/dl.
Sering dijumpai hipomagnesemia dan
hipofosfatemia.
Pengobatan
Dexamethason inj. 1 mg
CT scan atau MRI
Pengobatan
Transsphenoidal selective
adenomectomy.
Kekambuhan: radiasi, bilateral
adrenalektomi dan medikal.
Terapi substitusi glukokortikoid dan
mineralokortikoid.
HIPERPLASIA ADRENAL
KONGENITAL
Defek biosintesa steroid yang
mempengaruhi produksi kortisol
Diturunkan secara autosomal resesif.
Pada wanita hamil dengan CAH
diberikan steroid selama hamil.
Pada janin wanita dengan CAH, ibunya
harus diterapi dengan dexamethason
PHEOCHROMOCYTOMA