Anda di halaman 1dari 66

Bagan siapiapi, 13 Juni 2013

ELEKTROCARDIOGRAM (EKG) : INTERPRETASI


DAN IMPLEMENTASI KLINIK

dr. DANI ROSDIANA, SpPD


SMF Penyakit Dalam FK Univ Riau/ RSU Arifin Ahmad
PENDAHULUAN
 Electrocardiogram (ECG): alat diagnostik yang
paling bermanfaat pada kasus-kasus gawat
darurat (emergency medicine).
 Test ini mudah dan murah dapat digunakan rutin
TERUTAMA dalam assessment pasien cardiac chest
pain.
 Bagi klinisiPERLU MEMILIKI
 pemahaman praktis mengenai ECG rutin 12 lead
 Pendekatan sistematis
 VES, AMI, VT, AF
ELEKTROKARDIOGRAM (ECG)

Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung.


Elektrokardiogram ( EKG ) adalah alat galvanometer dan elektroda
terdiri: 6 lead limb dan 6 lead chest suatu grafik yg
menggambarkan rekaman listrik jantung, digambarkan pada kertas.
ANATOMI JANTUNG
PEMBULUH DARAH KORONER

RCA

LM
LCX

LAD
SISTEM KONDUKSI

SA NODE 60-100 x/mnt


AV NODE 40-60 x/mnt
SRABUT PURKINJE 20-40 x/mnt

SP
FUNGSI ECG

EKG mempunyai fungsi diagnostik diantaranya :


1. Deteksi Aritmia jantung

2. Hipertrofi atrium dan ventrikel

3. Iskemik dan infark miokard

4. Efek obat-obatan seperti ( digitalis, anti aritmia dll )

5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya


kalium
6. Penilaian fungsi pacu jantung
SANDAPAN ECG
KERTAS EKG
 Kertas EKG merupakan kertas grafik yang
merupakan garis horizontal dan vertikal dengan
jarak 1mm ( kotak kecil ).
 Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm

disebut ( kotak besar ).

 Garis horizontal menunjukan waktu, dimana 1mm =


0,04 dtk, sedangkan 5mm = 0,20 dtk.

 Garis vertikal menunjukkan voltage, dimana


1 mm = 0,1 mv, sedangkan 5 mm = 0,5 mv
EKG NORMAL

In the final analysis, patient survival really depends on your knowledge.


INTERPRETASI ECG
 Menentukan frekuensi heart rate (HR)
 Menghitung interval-interval yang penting dan
kompleks
 Menghitung axis listrik
 Mengevaluasi irama jantung
 Menilai gelombang P
 Mengamati kompleks QRS
 Menilai gelombang Q
 Menilai segmen ST dan gelombang T
 Mengukur interval QT
INTERPRETASI
 Menentukan frekuensi heart rate (HR)
 Menghitung interval-interval yang penting dan
kompleks
 Menghitung axis listrik
 Mengevaluasi irama jantung
 Menilai gelombang P
 Mengamati kompleks QRS
 Menilai gelombang Q
 Menilai segmen ST dan gelombang T
 Mengukur interval QT
CARA MENGHITUNG NADI

Menentukan frekuensi jantung


A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara R – R

B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )


Jml kotak kecil antara R – R

C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan


kalikan 10.

CATATAN : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR.


RUMUS C UNTUK YANG TIDAK TERATUR.
Lead II

Berapa Heart Rate ?


Lead II

Berapa Heart Rate ?

HR = 88 X/menit
QRS Rate
Lead II

Berapa Heart Rate ? = x/ menit


1 kotak kecil = 0,04 detik
1 kotak sedang = 0,20 detik
1 kotak besar = 1 detik
1 menit = 60 detik
HR = jumlah kompleks QRS dalam 6 kotak besar x 10
Lead II

Berapa Heart Rate ?

HR = 60 X/menit
INTERPRETASI
 Menentukan frekuensi heart rate (HR)
 Menghitung interval-interval dan kompleks yang
penting
 Menghitung axis listrik
 Mengevaluasi irama jantung
 Menilai gelombang P
 Mengamati kompleks QRS
 Menilai gelombang Q
 Menilai segmen ST dan gelombang T
 Mengukur interval QT
Siklus Jantung
Atrial Depolarization

GELOMBANG P
a. Lebar kurang dari 0,12 detik
b.Tinggi kurang dari 0,3 mv
c. Selalu Positif di lead II
d. Selalu negative di lead
AVR
PR Interval

P–R Interval :
Diukur dari awal gelombang P
sampai awal gelombang QRS
Normal : 0,12 – 0,20 detik
Ventricle Depolarization

Gelombang QRS :
Normal : 0,08 - 0,12 “
Tinggi tergantung lead
Gelombang QRS terdiri dari gel Q,
Gel R dan gelombang S
GELOMBANG R dan S
DI LEAD PERIKORDIAL

V1 V2 V3 V4 V5 V6
Segmen ST, diukur dari akhir
QRS s/d awal gel T

 Normal : Isoelektris
 Kepentingan : Elevasi : Pada injuri/infark akut
Depresi : Pada iskemia

NON STEMI STEMI


INTERPRETASI
 Menentukan frekuensi heart rate (HR)
 Menghitung interval-interval dan kompleks yang
penting
 Menghitung/ menentukan axis listrik
 Mengevaluasi irama jantung
 Menilai gelombang P
 Mengamati kompleks QRS
 Menilai gelombang Q
 Menilai segmen ST dan gelombang T
 Mengukur interval QT
 Axis QRS : rerata arah aktivitas listrik jantung.
 Ada beberapa pendekatan dalam menentukan
axis.
Lead 1 Lead aVF Description Interpretation Axis

Lead I positive. Lead Left axis


aVF negative.The axis deviation ~ -
will be oriented
30°
negatively past 0°.

Lead I positive.
Normal axis
Lead aVF almost
~ 0°
equiphasic.
Therefore, the axis
will be approaching
0°.

Lead I negative. Lead Right axis


aVF positive. The axis deviation
will be oriented ~ -120°
positively past 90°.
 Left axis deviation (LAD) terdapat pada:
 Variasi normal
 Menyertai left ventricular hypertrophy (LVH), left anterior
fascicular block atau hemiblock)
 inferior myocardial infarction.

 Right axis deviation dapat ditemukan pada


keadaan:
 Variasi normal (khususnya pada anak-anak dan dewasa
muda)
 right ventricular overload (acute or chronic)
 infarction dinding lateral
 Dextrocardia
 left pneumothorax.
INTERPRETASI
 Menentukan frekuensi heart rate (HR)
 Menghitung interval-interval dan kompleks yang
penting
 Menghitung/ menentukan axis listrik
 Mengevaluasi irama jantung
 Menilai gelombang P
 Mengamati kompleks QRS
 Menilai gelombang Q
 Menilai segmen ST dan gelombang T
 Mengukur interval QT
CARA MENENTUKAN
IRAMA JANTUNG
1. Tentukan apakah Iramanya teratur atau tidak

2. Tentukan frekuensi heart ratenya

3. Tentukan gelombang P normal atau tidak,


bagaimana hubungannya dengan QRS komplek

4. Tentukan Interval PRnya normal atau tidak

5. Tentukan gelombang QRSnya, normal atau tidak


Sinus ritme

Irama normal
Gelombang P diikuti kompleks QRS
Interval dan kompleks dalam batas normal
SINUS TAKIKARDI
 Irama sinus : gel P diikuti komplek QRS
 Heart rate > 100 x/m
 Sinus takikardi dapat ditemukan pada:
 Bayi dan anak kecil
 Stres fisiologis : olahraga

 Demam, hipertiroidisme, anemia, infeksi, hipovolemia,


PPOK
 Pemakaian obat-obatan: atropin, kafein, tiroksin,

 Gagal jantung
 Terapi ditujukan pada penyakit dasarnya
 Pada hipertiroidisme: betha blocker
 Pada gagal jantung: diberikan digitalis
Aritmia Sinus
Irama sinus lebih cepat saat inspirasi, lebih lambat saat
ekspirasi
R-R interval irreguler
This ECG was recorded from a medical student during a practical class.
Interpretation:
• Sinus arrhythmia
• Normal axis
• Normal QRS complexes
• Normal ST segments and T waves
 Keadaan ini menjadi lebih jelas jika pasien diminta
untuk inspirasi dalam
 Pada individu sehat tidak memerlukan terapi khusus
ATRIAL FIBRILLATION
Fibrilasi Atrium

• Terjadi eksitasi dan recovery yang sangat tidak teratur dari


atrium
• Rhythm - Irregularly irregular
• Rate – biasanya 100-160 bpm namun dalapat melambat jika
diberi obat
• Durasi QRS – biasanya normal
• Gel P - Not distinguishable as the atria are firing off all over
• P-R Interval – tidak dapat diukur
• Angka morbiditas dan mortalitas meningkat
• Merupakan faktor risiko independen terhadap stroke emboli
 Etiologi AF:
 Kelainan struktural akibat penyakit jantung
 Penyakit katup : mitral stenosis,
 Risiko tromboemboli meningkat 4x lipat

 Penyakit jantung koroner


 Perikarditis akut

 Penyakit sistemik non kardiak:


 Hipertensi
 Diabetes melitus
 PPOK
 Emboli paru akut
 hipertiroidisme
Manifestasi Klinis
 Asimptomatik
 Bervariasi tergantung pada:
 kecepatan laju irama ventrikel
 Lama
 Underlying disease

 Berdebar-debar, sakit dada saat beraktivitas, sesak


napas, cepat lelah, sinkop atau gejala tromboemboli
 Curah jantung dapat menurun
 Gejala dan tanda gagal jantung kongestif jika sudah
terdapat disfungsi ventrikel kiri
Pemeriksaan Fisik pada AF
 Tanda vital: denyut nadi : cepat dan irreguler.
Tekanan darah
 Tekanan vena jugular ?
 Ronchi pada paru ?
 Irama gallop ?
 Hepatomegali ?
 Edema perifer ?
Atriat fibrillation with digoxin effect.
VENTRICULAR EXTRA SYSTOLE
Ekstrasistole Ventrikel

Gangguan irama dimana timbul denyut jantung


prematur dari fokus di ventrikel
Pembesaran ventrikel

Kriteria LVH:
-jumlah amplitude gelombang S
di V1 atau V2 + gelombang R di
V5 atau V6 > 35 mm
-R di aVL lebih dari 12 mm
Gambaran EKG pada Infark
Miokard Akut (AMI)
Evolusi EKG
• Terjadi perubahan pada miokard yang disebut evolusi
EKG
• Terdiri dari fase-fase:
• Fase awal atau fase hiperakut
• Fase evolusi lengkap
• Fase infark lama
Fase awal atau fase hiperakut
 Elevasi ST yang nonspesifik
 T yang tinggi dan melebar
Fase evolusi lengkap
 Elevasi ST yang spesifik, konveks ke atas
 T yang negatif dan simetris
 Q patologis
Acute inferior myocard infarction
Sinus rhythm
• Normal axis
• Q waves in leads II, III, VF
• Elevated ST segments in leads II, III, VF with
biphasic T waves
• Downward-sloping ST segments in lead VL
• Normal QRS complexes, ST segments and T
waves in the chest leads
Fase infark lama
 Q patologis , bisa Qs atau Qr
 ST yang kembali isoelektrik
 T bisa normal atau negatif

Atrial fibrillation and possible old anterior myocardial infarction.


Beberapa catatan
 Timbulnya kelainan-kelainan EKG pada infark
miokard akut bisa terlambat , sehingga
membutuhkan rekaman EKG serial
 Fase evolusi berlangsung sangat bervariasi, bisa
beberapa jam hingga 2 minggu
 Selama evolusi atau sesudahnya , gelombang bisa
hilang sehingga disebut infark miokard non-Q
 Gambaran infark mokard subendokardial pada
EKG tidak begitu jelas
 Q menunjukkan nekrosis miokard sedangkan R
menunjukkan miokard yang masih hidup
 Pada infark miokard dinding posterior murni,
gambaran EKG menunjukkan bayangan cermin dari
infark miokard anteroseptal terhadap garis
horizontal, jadi terdapat R yang tinggi di V1, V2,
V3 dan disertai T yang simetris
TAKIKARDI VENTRIKEL (VT)

 Terdapat tiga atau lebih premature ventricular


contraction (PVC) atau ventricel exta systole
(VES) dengan HR > 120x/mnt
 QRS kompleks lebar >0,12 dtk
 Iramanya regular, bisa iregular (meskipun jarang)
 Gangguan hemodinamik tergantung ada/tidaknya
disfungsi miokardium
 Ciri khas:
 Adanya AV disosiasi (gel. P tidak diikuti komplex
QRS)
 Pengobatan: tergantung hemodinamik
 Jika stabil: obat-obat antiaritmia (amiodaron, lidocain)
 Jika tidak stabil: defibrilasi
Ventricular Tachycardia

Heart Rate Rhythm P Wave PR Interval QRS

100-250 Regular AV disosiasi N/A Lebar


Ventricular Tachycardia
(AV Disosiasi)
v a v v v v a v
Takikardia Ventrikel

ekstrasistol ventrikel yang timbul berturut-turut 4 kali atau lebih


Ventrikel Fibrilasi (VF)

Kriteria:
 Tidak ada bentuk kompleks QRS yg normal

 Frekwensi sangat cepat (300 – 600 x/menit)

 Irama iregular, ukuran dan bentuk gelombang bervariasi

Ada 2 bentuk VF:


1. Kasar (coarse), timbul pada onset yang baru
 Dapat dikoreksi dengan defibrilasi
2. Halus (fine), timbul sebelum asistole
 Sulit dikoreksi dengan defibrilasi

 Pengobatan: hanya defibrilasi


Ventricular Fibrillation

Heart Rate Rhythm P Wave PR Interval QRS

300-600 Extremely Absent N/A Fibrillatory


Irregular

Anda mungkin juga menyukai