Anda di halaman 1dari 44

PERSALINAN LETAK

BOKONG, LINTANG
DAN KEHAMILAN
GANDA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jurusan DIV Bidan Pendidik

WIWIN ARJON
Pengertian presentasi bokong
Suatu posisi janin dimana
bagian terendah bayi yang
akan memasuki rongga
panggul adalah bokong
LETAK SUNGSANG
 Letak sungsang
adalah keadaan di
mana janin terletak
memanjang dengan
kepala di fundus
uteri dan bokong
berada di bagian
bawah kavum uteri
(Wiknjosastro, 2002)
(gambar posisi bayi normal)
LETAK BOKONG

1. Presentasi bokong sempurna /complete brecch


2. Presentasi bokong murni atau yang disebut dengan frank
breech
3. Presentasi kaki atau yang disebut footling breech
ada berapa jenis presentasi
bokong
 bokong murni (frank breech)
 pinggul tertekuk (fleksi)
kearah tubuh bagian depan
 kedua lutut lurus (ekstensi)
 bokong lengkap  bokong tidak
(complete lengkap
breech) (incomplete
 pinggul
breech atau
tertekuk (fleksi) footling breech)
kearah tubuh  satu atau kedua
bagian depan pinggul dan kedua
lutut lurus
 kedua lutut (ekstensi)
tertekuk (fleksi)  muncul satu atau
kedua kaki
 pada auskultasi atau pendengaran bunyi
jantung bayi terdengar jelas di atas
pusar/umbilikus
 pemeriksaan servik (leher rahim):
tidak teraba perabaan keras (kepala) pada panggul
 tidak teraba ubun-ubun atau sutura (pertemuan
antar tulang tengkorang)
 teraba bagian lunak bokong dengan tulang
sakrum/tulang ekor yang keras
 kulit bokong teraba mulus tanpa rambut
 bisa tampak atau teraba kaki
Proses persalinan letak bokong
(angka kematian bayi 38,5%)
Yang harus dilakukan jika
menemukan presentasi bokong
karena pada dasarnya setelah usia 32 minggu
secara alamiah bayi akan mencari posisi yang
memungkinkan bayi menempati rahim. Rahim
berbentuk seperti buah pir terbalik besar
dibagian atas kecil dibagian bawah. Bagian
terkecil bayi akan menempati bagian terkecil
rahim, dan bagian terbesar bayi akan
menempati bagian terbesar rahim. Menjelang
proses persalinan
Menjelang proses persalinan posisi
tersebut tidak berubah lagi. Posisi bayi
normal itu adalah kepala sebagai
bagian terkecil dan bokong beserta
kaki yang terlipat sebagai bagian
terbesar.
Pada kasus tertentu, terjadi dimana
kepala bukan bagian terkecil bayi
sehingga bokong yang menjadi bagian
terkecil bayi. Dalam kondisi seperti ini
maka penyebabnya harus dicari dan
bila mungkin diatasi.
TATA LAKSANA SELANJUTNYA
A. secara umum:

1. tentukan dan atasi penyebab


2. pertimbangkan latihan posisi tubuh:
PERTIMBANGKAN LATIHAN
POSISI TUBUH:
a. teknik 1: knee chest position (nungging
atau sujud lutut menyentuh dada)
 lama 15 menit

 3 kali sehari selama 5 hari

 pertimbangkan kapasitas panggul


saat melakukan posisi ini (kalau
panggul memang sempit jangan
dipaksa)
b. teknik 2: posisi trendelenburg dalam
 pasien terlentang dengan pinggul
diangkat 9-12 inchi
 1-2 kali sehari selama 10 menit
 pertimbangkan kapasitas panggul
saat melakukan posisi ini (kalau
panggul memang sempit jangan
dipaksa)

c. prosedur aman untuk dilakukan akan


tetapi efektivitas masih dipertanyakan
B. footling atau incomplete breech: seksio
sesaria

C. frank atau complete breech:


1. coba External Cephalic Version (atau versi
luar)

2. bila versi luar gagal: dilakuakan persalinan


sungsang atau seksio sesaria
D. complete breech dengan kaki
terjepit di leher rahim:

1. bahaya bisa nekrosis (kematian


jaringan akibat pembuluh darah
terjepit)
2. harus segera dilakukan seksio
sesaria
komplikasi presentasi
sungsang
 ketuban pecah dini (terdesak oleh kaki
atau bokong)
 prolaps atau keluarnya tali pusat (terjadi
akibat tali pusat yang turun lebih dulu ke
leher rahim sebelum turunnya bayi,
sehingga pada saat kontraksi terjepit dan
aliran darah berkurang, pada kondisi ini
seksio sesaria harus segera dilakukan)
syarat persalinan sungsang

 complete breech
 pembukaan lengkap

 taksiran berat janin 2-4 kg

 dilakukan oleh tenaga yang


sudah berpengalaman
kapan tidak boleh dilakukan persalinan
sungsang?
 bentuk panggul yang tidak memungkinkan misalkan
panggung tipe android, tipe platipeloid, dan panggul
kecil/sempit atau ada CPD
 makrosomia (janin di atas 4 kg)
 kecurigaan adanya insufisiensi utero-plasenta
(gangguan aliran darah antara tali pusat dan rahim)
 adanya pertumbuhan janin terganggu/PJT atau intra
uterine growth retardation/IUGR
 hidrosefalus
 tenaga yang tidak berpengalaman
 kepala yang hiperekstensi (tegak lurus)
 prematur berat (janin sangat muda)
komplikasi persalinan
sungsang?
a. pada ibu:
- abrupsio plasenta atau
lepasnya tali pusat sebelum
waktunya
- robek perineum (jaringan antara
anus dan vagina) derajat 4
b. pada bayi:
 perdarahan intrakranial (dalam tulang
tengkorak)
 trauma leher (dislokasi, terjadi kelumpuhan
otot leher, atau putusnya otot
sternokeloidomastoideus/tortikolis)
 robeknya organ berongga (ginjal dan hati)
karena meningkatnya tekanan dalam perut
akibat penekanan (saat proses persalinan)
 edema pada kemaluan
 cedera bahu dan lengan
 cedera pinggul dan tungkai akibat tarikan
 keluarnya tali pusat (prolaps tali pusat)
LETAK LINTANG
Letak lintang adalah keadaan sumbu
panjang janin tegak lurus terhadap
sumbu panjang ibu.

Presentasi bahu, dorsoposterior


Presentasi bahu, dorsoanterior
Pada palpasi fundus uteri kosong, bagian yang
bulat, keras dan melenting berada di samping dan
diatas simfisis juga kosong, kecuali jika bahu
sudah turun ke dalam panggul.
 Pada inspeksi : Letak  Auskultasi
lintang dapat diduga
 Denyut jantung
hanya dengan
pemeriksaan janin ditemukan di
inspeksi, fundus sekitar umbilikus.
tampak lebih  Pemeriksaan
melebar dan fundus ultrasonografi
uteri lebih rendah
tidak sesuai dengan Terlihat kepala
umur kehamilannya. janin berada
disamping
KEHAMILAN GANDA

 Kehamilan ganda adalah


sebagai suatu kehamilan
dimana terdapat dua atau
lebih embrio/janin
sekaligus.
KEHAMILAN GANDA MONOZIGOTIK

Merupakan
kehamilan ganda
yang berasal dari
satu ovum yang
dibuahi dan
membelah secara
dini hingga
membentuk dua
embrio yang sama
KEHAMILAN GANDA DIZIGOTIK
Merupakan kehamilan Ganda Sebagian besar kehamilan
yang berasal dari 2 atau lebih ganda adalah dizigotik dengan
ovum yang telah dibuahi ciri jenis kelamin berbeda atau
disebut juga heterolog sama, mempunyai dua plasenta,
dua amnion dan dua korion.

Gb 2
Kehamilan ganda Gb 3
Diamniotik, dikorionik Kehamilan ganda
2 plasenta Diamniotik, dikorionik
1 plasenta
PENATALAKSANAAN
PERSALINAN
BOKONG.
urutan persalinan sungsang
 ketuban tidak boleh dipecahkan, ditunggu
hingga pecah sendiri.
 dokter anak dan dokter anestesi harus
mendampingi untuk kemungkinan komplikasi
yang akan timbul baik pada ibu maupun anak.
 pembukaan harus lengkap, bila ada kaki yang
sudah keluar tetap harus ditunggu hingga
pembukaan lengkap, karena bokong lebih kecil
dari kepala sehingga bila bokong bisa lahir
belum tentu kepala bisa lahir. Selama denyut
jantung janin baik dan tali pusat tidak keluar
maka bisa ditunggu hingga pembukaan
lengkap.
 lakukan episiotomi (pengguntingan
perineum) segera proses persalinan
sungsang akan berlangsung (bokong
akan lahir), perineum tidak lupa ditekan
(perasat Ritgen)
 saat proses persalinan akan terdapat
mekonium (feses pertama bayi), hal ini
tidak berbahaya dan tidak akan
menimbulakan aspirasi (tertelan oleh
bayi) karena mekonium keluar melalui
vagina ibu sehingga tidak tercampur
dengan air ketuban.
 lahirkan bokong, bayi jangan ditarik,
biarkan ia keluar dengan sendirinya,
bila terdapat kesulitan karena kaki
yang tertekuk, bisa dibantu untuk
meluruskan kaki, selanjutnya akan
keluar tali pusat, kemudian lahirkan
bayi hingga terlihat bahu dan ketiak
(dibantu ibu mengedan), asisten
menekan puncak rahim
mempertahankan agar bayi kepala
bayi tetap tertekuk (fleksi).
 bila bahu/skapula sudah terlihat,
putar badan bayi 90 derajat, dengan
lembut ayunkan lengan diposisi
paling depan dengan menekan siku
bagian dalam, selanjutnya putar
badan bayi 180 derajat arah
sebaliknya keluarkan lengan yang
satunya lagi.
 lahirkan kepala yang dipertahankan
dengan posisi fleksi dengan perasat
maurice.
 bila perlu gunakan cunam piper
 segera bayi lahir perhatikan apgar skor,
dokter anak harus siap sedia untuk
melakukan resusitasi.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
KALA I ERSALINAN
(SOAP) Tanggal 10-1-2009
SUBYEKTIF (S)
 Ibu hamil ke 3
 HPHT ibu tanggal 3 – 4 – 2008
 Sejak amenore ibu tidak pernah mengalami
spoting atau blooding, ibu merasakan
pergerakan janin sejak umur kehamilan 20
minggu.
 Ibu merasakan janinnya bergerak kuat
 Tidak ada kelainan pada riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu.
 Ibu sudah pernah mendapatkan imunisasi TT 2
kali selama hamil.
 Tidak ada kelainan pada riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu.
 Ibu mengeluh sakitnya bertambah
Obyektif
 TTV :TD. 120/80 mmHg, N. 82 x/menit, S. 36,5 0C, R. 20
x/menit.

 Tidak tampak oedema pada wajah dan tungkai


 Pemeriksaan leopold
 Leopold I : 3 jbpx, teraba kepala pada fundus
 Leopold II : Punggung kanan
 Leopold III : Bokong
 Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
 Tonus otot tidak tegang, vulva dan anus membuka
 Striae albikans ada
 Pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilan
 Kontraksi uterus 4 kali dalam 10 menit durasi 45
detik
 DJJ 136 x / menit
 Adanya pengeluaran lendir campur darah.
 Pemeriksaan dalam tanggal 11-1-2009 pukul
02.20 wita :
 Tidak ada pembesaran dinding vagina
 Portio tipis, serviks mendatar
 Pembukaan 10 cm
 Ketuban negatif
 Presentasi bokong sempurna
 Penurunan kepala H IV
 Kesan panggul normal
 Pelepasan sisa cairan ketuban.
 Ibu tampak meringis jika kontraksi
 Ibu di dampingi oleh suami dan keluarga
Assasment:
 GIIIPIIAo umur kehamilan 40 minggu, intra
uterin, tunggal, janin hidup, presentase
bokong, turunnya bagian terendah H IV,
keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu
kala II fase aktif dengan masalah nyeri
perut.
Planning
 Memberikan senyum, sapa dan salam
pada ibu dan keluarganya ;

 mengobservasi TTV dan DJJ ;


 Memberitahukan tindakan yang akan di lakukan
pada ibu ;
 Mengobservasi His setiap 30 menit ;
 Menganjurkan pada ibu untuk memilih posisi
yang di rasa nyaman oleh Ibu dan barjalan-jalan
di sekitar tempat tidur ;
 Mengupayakan tindakan untuk mengurangi
respon sakit karena kontraksi
 Mengajarkan ibu untuk relaksasi/pengaturan
napas panjang ;
 Menganjurkan pada Ibu untuk makan dan
minum ;
 Menganjurkan pada Ibu untuk selalu
mengingat/mendekatkan diri kepada Tuhan,
berikan dorongan ;
 Mendokumentasikan informasi tentang
kemajuan persalinan dan berikan penguatan ;
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KALA II
(SOAP)
TANGGAL 11 – 1 – 2009

Anda mungkin juga menyukai