Anda di halaman 1dari 4

Pasal 28 I Ayat (4) UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa


perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama
pemerintah. Rumusan pasal ini menegaskan
secara eksplisit tanggung jawab negara
(dalam hal ini pemerintah) dalam hal
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan HAM warga negaranya.
 Negara harus harus bertanggung jawab terhadap
penegakan (respection), pemajuan (promotion),
perlindungan (protection), dan pemenuhan (fulfill)
HAM
 Suatu negara yang tidak mampu melindungi HAM
warga negaranya maka negara yang bersangkutan
dengan sendirinya akan kehilangan legitimasi dari
warga negaranya.
 Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara
terhadap rakyatnya disebut pelanggaran HAM
secara vertikal, yang tidak hanya by commission
(pelanggaran HAM secara langsung oleh negara),
tetapi juga by omission (pelanggaran HAM secara
tidak langsung, di mana negara membiarkan
terjadinya pelanggaran HAM).
 individu dan negara sama-sama memiliki
tanggung jawab terhadap pemajuan,
penghormatan, dan perlindungan HAM. Dengan
demikian, pelanggaran HAM tidak saja dilakukan
oleh negara kepada rakyatnya (bersifat
vertikal), melainkan juga oleh rakyat kepada
rakyat (bersifat horizontal)
Nickel mengajukan tiga alasan mengapa
individu memiliki tanggung jawab dalam
penegakan dan perlindungan HAM.
 a. Sejumlah besar permasalahan HAM tidak
hanya melibatkan aspek pemerintah, tetapi
juga kalangan di luar pemerintah (negara),
dalam hal ini rakyat.
 b. HAM sejati bersandar pada pertimbangan-
pertimbangan normatif agar umat manusia
diperlakukan sesuai dengan human dignity-
nya.
 c. Individu memiliki tanggung jawab atas dasar
prinsip-prinsip demokrasi, di mana setiap
individu memiliki kewajiban untuk ikut
mengawasi tindakan pemerintah. Dalam
masyarakat yang demokratis, sesuatu yang
menjadi kewajiban pemerintah juga menjadi
kewajiban rakyat.

Anda mungkin juga menyukai