perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Rumusan pasal ini menegaskan secara eksplisit tanggung jawab negara (dalam hal ini pemerintah) dalam hal perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM warga negaranya. Negara harus harus bertanggung jawab terhadap penegakan (respection), pemajuan (promotion), perlindungan (protection), dan pemenuhan (fulfill) HAM Suatu negara yang tidak mampu melindungi HAM warga negaranya maka negara yang bersangkutan dengan sendirinya akan kehilangan legitimasi dari warga negaranya. Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara terhadap rakyatnya disebut pelanggaran HAM secara vertikal, yang tidak hanya by commission (pelanggaran HAM secara langsung oleh negara), tetapi juga by omission (pelanggaran HAM secara tidak langsung, di mana negara membiarkan terjadinya pelanggaran HAM). individu dan negara sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM. Dengan demikian, pelanggaran HAM tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya (bersifat vertikal), melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat (bersifat horizontal) Nickel mengajukan tiga alasan mengapa individu memiliki tanggung jawab dalam penegakan dan perlindungan HAM. a. Sejumlah besar permasalahan HAM tidak hanya melibatkan aspek pemerintah, tetapi juga kalangan di luar pemerintah (negara), dalam hal ini rakyat. b. HAM sejati bersandar pada pertimbangan- pertimbangan normatif agar umat manusia diperlakukan sesuai dengan human dignity- nya. c. Individu memiliki tanggung jawab atas dasar prinsip-prinsip demokrasi, di mana setiap individu memiliki kewajiban untuk ikut mengawasi tindakan pemerintah. Dalam masyarakat yang demokratis, sesuatu yang menjadi kewajiban pemerintah juga menjadi kewajiban rakyat.