Anda di halaman 1dari 28

Dame Gurning

 Jumlah bahan pangan yang hilang terbuang


karena rusak oleh gangguan serangga atau
mikroorganisme masih cukup tinggi
diberbagai bagian dunia
 Diperkirakan bahwa jumlah bahan pangan
yang rusak di negara-negara berkembang
berkisar antara 20-40%
 Menimbulkan perrmasalahan kelaparan dan
kurang gizi
 Hal ini menunjukan bahwa cara pengawetan
yang telah ada belum mampu untuk
mengatasi kerusakan bahan pangan
 Sehingga diperlukan alternatif lain yang lebih
efektif

 DIPERKENALKAN TEKNIK IRADIASI PANGAN


 Iradiasipangan adalah metode penyinaran
terhadap pangan baik dengan menggunakan
zat radioaktif maupun akselerator untuk
mencegah terjadinya pembusukan dan
kerusakan pangan serta membebaskan dari
jasad renik patogen.

 Iradiasi
memanfaatkan sinar β, γ, x yang
diproduksi oleh Cobalt 60 dan cesium 137
 1895 : von rontgen menemukan sinar x
 1896 : becquerel menemukan
radioaktivitas minsch mengusulkan
penggunaan radiasi untuk mengawetkan
makanan.
 1904 : Prescott : efek radiasi pada
bakteri.
 1905 : Amerika dan Inggris : radiasi
membunuh bakteri pada pangan.
 1905-1920 : makin banyak penelitian.
 1921 : Schwartz mempelajari efek
mematikan sinar x terhadap trichinella
spiralis pada daging babi.
 1923 : penelitian makanan diradiasi pada hewan.
 1943-1950 : militer Amerika meneliti buah, sayur,
produk hewani yang diradiasi → dampak terhadap hewan
dalam jangka waktu lama.
 1963 : FDA → iradiasi dapat mengendalikan serangga pada
gandum dan terigu.
 1964 : FDA → iradiasi mencegah tunas kentang.
 1983 : FDA → iradiasi membunuh serangga dan
mengendalikan mikroorganisme pada tanaman rempah dan
bumbu.
 1986 : pengakuan → mengendalikan serangga,
mencegah pertumbuhan dan pematangan sayur, buah dan
biji.
 Mei 1990 : menggendalikan salmonella, versinia dan
campylobacter pada produk unggas segar dan beku.
→pasteurisasi dingin.
 Mengurangi mikroorganisme patogen, sehingga dapat
mengurangi penyakit infeksi, akibatnya biaya yang
timbul untuk pengobatan dapat ditekan.
 Dekontaminasi bumbu, rempah dll sehingga tidak
merusak rasa dan aromanya.
 Memperpanjang masa simpan, sehingga frekwensi
transportasi distribusi pangan berkurang, akibatnya
dampak transportasi terhadap udara dan lingkungan
juga berkurang dan kebutuhan energi untuk
transportasi juga dapat ditekan.
 Mencegah serangan/disinfestasi serangga sehingga
dapat menekan berkurangnya gandum, tepung,
serealia, kacang-kacangan dll karena serangan
serangga.
 Menghambat pertunasan
 Ekonomis, tidak banyak pangan yang
terbuang karena busuk.
 Iradiasi dapat dilakukan untuk pangan dalam
jumlah besar, baik dalam bentuk curah
maupun dikemas.
 Iradiasi tidak merubah kesegaran produk
(karena tidak menggunakan panas).
 Biaya operasional mahal
 Butuh prasarana dan sarana yang
harganya mahal
 Perlu tenaga yang terlatih dan
professional
 Kemungkinan terkena radiasi bagi
tenaga operasional mengakibatkan
kemandulan.
 Penetapanketentuan tentang proses iradiasi
pangan dan perdagangan pangan yang
menjadi acuan internasional

 Codex Alimentarius Commission (CAC)


 Codex General Standard for Food Irradiation
 suatu badan gabungan antara Food and
Agriculture Organization (FAO) dan World
Health Organization (WHO)
 bertanggung jawab dalam penyusunan
standar pangan untuk melindungi kesehatan
konsumen dan memfasilitasi praktek
perdagangan pangan yang adil
 beranggotakan 150 negara
 dibentuk oleh FAO-WHO, dan International
Atomic Energy Agency (IAEA)
 disusun berdasarkan hasil keputusan dari
Joint Expert Committee on Food Irradiation
(JECFI)
 menjadi acuan internasional dalam
melaksanakan proses iradiasi dan
perdagangan pangan iradiasi
 Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang
pangan
 Peraturan menteri kesehatan RI nomor
701/menkes/per/VIII/2009 tentang pangan
iradiasi
 Peraturan kepala BPOM RI nomor 26 tahun
2013 tentang pengawasan pangan iradiasi
 Penelitianmakanan iradiasi sudah
dikembangkan sejak tahun 1968
 Makanan iradiasi sudah dikomersialkan masih
terbatas untuk produk ekspor ke berbagai
negara eropa, amerika, dan timur tengah
 Komersialisasi bahan pangan iradiasi
mengacu pada Peraturan menteri kesehatan
RI nomor 701/menkes/per/VIII/2009 tentang
pangan iradiasi
 Radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang dibawah 10 nm
 Foton yang dihasilkan harus mempunyai
energi yang cukup tinggi, sehingga sanggup
menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi
pada materi yang dilaluinya
 Senyawa radioaktif yang digunakan tidak
boleh menyebabkan terbentuknya senyawa
radioaktif pada bahan pangan
 Co-60
Menghasilkan sinar gamma
 Cs-137
 Mesin berkas elektron
 Mesin generator sinar X
 Sampai saat ini iradiasi pangan yang banyak
digunakan adalah sinar gamma, yang
bersumber dari:

 cobalt 60 dengan energi foton sebesar


1,17 dan 1,33 MeV
 cessium 137 dengan energi foton sebesar
0,66 MeV
 Berdasarkan
hasil penelitian FAO, IAEA, dan
WHO menetapkan:

 Energi maksimum untuk sumber elektron


sebesar 10 MeV
 Energi maksimum untuk sinar gamma dan
sinar X sebesar 5 MeV
 menghambat pertunasan : 0.05 - 0.15 kGy pada:
kentang, bawang merah, bawang putih, jahe,
ubi jalar dll.
 Disinfestasi / mencegah serangan serangga dan
disinfeksi parasit : 0.15 - 0.5 kGy pada :
serealia dan kacang-kacangan, buah segar dan
kering, ikan kering dan daging, daging babi, dll.
 Menunda proses fisiologis (misalnya
pematangan): 0.25 - 1.0 kGy pada : sayur dan
buah segar.
 Memperpanjang masa simpan : 1.0 - 3.0 kGy
pada : ikan segar, strawbeery, jamur
 Eliminasi mikroba pembusuk dan patogen : 1.0 -
7.0 kGy pada : pangan laut segar dan beku,
ternak dan daging segar maupun beku
 Memperbaiki teknologi pangan : 2.0 - 7.0 kGy
pada : anggur (meningkatkan hasil sari buah),
sayuran (mengurangi waktu memasak)
 Sterilisasi
industri (kombinasi dengan
pemanasan suhu rendah): 30 - 50 kGy pada :
daging, ternak, seafood, makanan steril
untuk pasien di rumah sakit, makanan steril
untuk astronot
 Dekontaminasi beberapa bahan tambahan
pangan : 10 - 50 kGy pada : rempah, enzim,
gum
 Label harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di masing-masing
negara
 Harus memuat tulisan “PANGAN IRADIASI”
dan “TIDAK BOLEH DIRADIASI ULANG”
 Harus memuat loga RADURA (radition
durable)
 Tahun 1981 FAO, IAEA, WHO: “makanan yang
diradiasi sampai dengan 1 mrad (10 kgy)
aman bagi manusia, tidak perlu pengujian
lebih jauh”.
 Tahun 1986, China melakukan 8 eksperimen
pada 439 orang. Makanan mereka 60%
diradiasi antara 0,1-8 kgy→ tidak ada
dampak.

Anda mungkin juga menyukai