Anda di halaman 1dari 78

ASESMEN, DIAGNOSIS,

PLANING, INTERVENSI
DAN EVALUASI
FISIOTERAPI

Oleh: I Made Niko Winaya


Disampaikan pd kuliah PROSES FISIOTERAPI
KEPMENKES 1363

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan


kesehatan yang ditujukan kepada individu
dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan
fungsi, komunikasi.
KEPMENKES 1363 Pasal 12

(1)Fisioterapis dalam melaksanakan praktik


fisioterapi berwenang untuk melakukan ;
a. Asesmen fisioterapi yang meliputi
pemeriksaan dan evaluasi
b. Diagnosa fisioterapi
c. Perencanaan fisioterapi
d. Intervensi fisioterapi
e. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.
(2) Fisioterapis dalam melaksanakan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien;
b. Merujuk kembali kasus yang tidak dapat
ditangani atau belum selesai ditangani,
sesuai sistem rujukan yang berlaku;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan;
e. Memberikan informasi dalam lingkup
asuhan fisioterapi;
f. Melakukan pencatatan dengan baik.
Sistem asuhan

 Himpunan yg t a beberapa komponen yg


saling berinteraksi utk mencapai suatu tujuan.
 Dlm sistem minimal ada komponen input,
proses, dan out put

input proses output

Umpan balik
Sistem Asuhan Fisioterapi

input proses output outcome


Pasien Assesment Kesembuhan klien Kepuasan
PT is Diagnosis PT is Pandai -pasien
Peralatan Planning Modif Peralatan -PT is
Metode Intervensi Pengembangan metode -Manajemen
Kode etik ReEvaluasi dll
SOP -Share Holder
dll

standard praktik fisioterapi


PROSES FISIOTERAPI

ASESSMENT
DIAGNOSE

PLANNING

INTERVENTION

REEVALUATION

COORDINATION, COMMUNICATION, DOCUMENTATION

STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI


ASSESMENT
asesmen

EXAMINATION EVALUATION
( PEMERIKSAAN ) ( EVALUASI )
data gathering analisis & sintesis

Asesmen (pengkajian) termasuk pemeriksaan pd


perorangan/kelompok, nyata/berpotensi terjadi
kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau
kondisi kesehatan lain dgn cara pengambilan data
riwayat sakit (history taking), skreening, tes khusus,
pengukuran dan evaluasi dr hasil pemeriksaan melalui
analisis dan sintesis dlm sebuah proses pertimbangan
klinis.
Pemeriksaan (pengambilan data)
Screening (Observasi =
HISTORY inspeksi)
TAKING
Screening (pemeriksaan
•Anamnesis fungsi fisik)
Quick test Tes khusus
•Pengambilan Tes Gerak aktif, gerak •Palpasi
data relevan pasif, isometrik. •Joint play movement, tes
provokasi, kinerja otot,
Pengukuran •Tes stabilisasi sendi.
Pengukuran subyektif  obyektif: mis •Muscle strength test,
nyeri dgn VAS/VRS, length test.
Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM, •Tes sensasi
Manual Muscle Test •Balance test,
Karakteristik antropometri coordination test.
Pengukuran postur •Strength Duration Curve
Keseimbangan/Balance scale •dll
Aktifitas sehari-hari/IADL
Index Barthel dll
HISTORY TAKING
(Anamnesis)

 Keluhan utama, beberapa contoh:


◦ Sensasi/Nyeri?  Jenis, distribusi, dugaan penyebab,
provokasi & peringanan.
◦ Mobilitas sendi?  Pembatasan, kelemahan.
◦ Kinerja otot?  Kelemahan, tegang, pemicu,
pengurang
◦ Gangguan ambulasi?  Berjalan, penggunaan alat,
dugaan penyebab, dll
◦ Keseimbangan?  Jenis, momen gangguan
◦ Fungsi ADL?  Jenis, dugaan penyebab,
◦ Sesak nafas?  Jenis, pemicu, pengurang.
◦ Dll.
ANAMNESIS (lanjutan)

 Riwayat keluhan kini termasuk mulainya,


perjalanan sakit, gangguan terhadap
regio/organ/sistem lain.
 Riwayat sakit dahulu yg mungkin berpengaruh
pd keluhan kini.
 Pengobatan dan pembedahan yg telah dijalani
 Riwayat status kesehatan famili yg relevan.
 Kegiatan pekerjaan dan sosial
 Harapan klien dan keluarga
HISTORY TAKING

Juga data lain yg relevan:


 Diagnosis medik
 Riwayat medik yg berkaitan
 Status sistem, organ lain yg relevan
 Status fungsional dan tingkat aktifitas
Screening (pengambilan data dr
Observasi = inspeksi)
 Dinamik:
◦ Gait analisis, fungsional dasar, ADL, dll
 Statik:
Prinsip umum inspeksi statik:
◦ Status kesadaran dan status psikologis
umum
◦ Analisis total, quadrant, lokal.
◦ Kondisi kulit, posture, posisi sendi dan
penyimpangan, status otot, bentuk,
konsistensi,
Screening (dr
pemeriksaan fungsi fisik)
 Pemeriksaan fungsi gerak dasar
muskuloskeletal:
◦ Quick test gerak sendi
◦ Gerak aktif, gerak pasif, isometrik.
 Pemeriksaan fungsi dasar
kardiovaskuler-pulmonal:
◦ Telaah sistemik Vital sign
◦ Pengembangan dada-abdomen,
ventilasi paru, kapasitas paru,
Screening (pemeriksaan fungsi
lanjutan)
 Pemeriksaan fungsi dasar
neuromuskular:
◦ Pola jalan, keseimbangan dan
lokomotor.
◦ Tes sensorik integrasi, nyeri, fungsi
motorik, refleks, keseimbangan,
koordinasi, perkembangan motorik.
 Pemeriksaan fungsi dasar
integument
◦ Tes sensasi
◦ Pemeriksaan ketebalan kulit, tonus
kulit, konsistensi
Tes khusus
 Palpasi
 Joint play movement, tes
provokasi, kinerja otot,
 Tes stabilisasi sendi.
 Muscle strength test, length test.
 Tes sensasi
 Balance test, coordination test.
 Strength Duration Curve
 Tes ventilasi, kapasitas paru
 Tes tonus integument
 Tes kedalaman kerusakan kulit
PENGUKURAN

 Pengukuran subyektif  obyektif:


mis nyeri dgn VAS/VRS,
 Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM,
 Manual Muscle Test
 Karakteristik antropometri
 Pengukuran postur
 Keseimbangan/Balance scale
 Aktifitas sehari-hari/IADL
 Index Barthel, dll
EVALUASI

Evaluation of the results of the examination


through analysis and synthesis within a process
of clinical reasoning.

Pemeriksaan Evaluasi
Pengumpulan • Analisis
Data - data • Sintesis

Clinical reasoning
Proses evaluasi analisis sintesis
Fragment Assessment Diagnose

Anamnesis Inspeksi Pemeriksaan Tes khusus


& P’ukuran
Muskulo Keluhan Dinamik, Pem. fungsi Palpasi, Jaringan
skeletal utama, Riwa Statik gerak dasar JPM, /organ
peny. Tes cepat, Provokasi,
Analisis Patologi
Diagno dan gerak aktif, pengukuran
riwa medik total, Gg gerak
kuadran, pasif dan 2
Stat fungs isometrik
dan tingkat lokal.
aktifitas
Neuro Pengobatan Tes sensasi, Motoric Sistem
muskular status kes motorik, function & Patologi
famili keseimbang, sensoric test Gg gerak
Pekerjaan- koordinasi,
sosial Pengukuran
Perkembang
2
an motorik
Proses evaluasi analisis sintesis
(lanjutan)
Fragmentasi Assessment Diagnose
Anamnesis Pemeriksaan Tes khusus &
Pengukuran
Kadio Keluhan utama, Vital sign, Tes ventilasi, Sistem
vaskuler Riwayat peny. Pengembangan kapasitas Patologi
pulmonal Diagnosis dan dada-abdomen, paru
riwayat medik Gg gerak
ventilasi paru, Gas arteri
Status fungsional
dan tingkat kapasitas paru Pengukuran2
aktifitas
Integumen Pengobatan Tes sensasi, Tonus kulit Sistem
status kes famili konsitensi kulit, Kedalaman Patologi
Pekerjaan-sosial turgor, gang. kulit.
Gg gerak
Pengukuran2
Diagnosis

 Merupakan pernyataan, label,


 Menggambarkan multi dimensi pasien/klien
 Dari tingkat basis (sel) > tertinggi fungsi
 Umumnya : ‘menyangkut kondisi fungsional
tingkat jaringan, organ, sistem khususnya
sistem gerak dan individu‘
Diagnosis

 Menggambarkan keadaan pasien


 menuntun menentukan prognosis
 menuntun rencana intervensi (diagn kerja)
◦ Mengindikasikan disfungsi
◦ direct intervension
Shoulder Pain
 ICD-9-CM code: 726.19 Subacromial bursitis
 ICF codes: Activities and Participation Domain codes:
◦ d4452 Reaching (Using the hands and arms to extend outwards and touch and
grasp something, such as when reaching across a table or desk for a book.)
◦ d4300 Lifting (Raising up an object in order to move it from a lower to a higher
level, such as when lifting a glass from the table.)
◦ d4305 Putting down objects (Using hands, arms or other parts of the body to place
an object down on a surface or place, such as when lowering a container of water
to the ground.)
◦ d4451 Pushing (Using fingers, hands and arms to move something from oneself, or
to move it from place to place, such as when pushing an animal away.)
◦ d4452 Reaching (Using the hands and arms to extend outwards and touch and
grasp something, such as when reaching across a table or desk for a book.)
◦ d4300 Throwing (Using fingers, hands and arms to lift something and propel it with
some force through the air, such as when tossing a ball.)
◦ d4550 Crawling (Moving the whole body in a prone position from one place to
another on hands, or hands and arms, and knees.)
◦ d4551 Climbing (Moving the whole body upwards or downwards, over surfaces of
objects, such as climbing steps, rocks, ladders of stairs, curbs or other objects.)
 Body Structure code: s7201 Joints of shoulder region
 Body Functions code: b28016 Pain in joints
Sugijanto, 2011
Isi diagnose fisioterapi
 Minimal berisi :
◦ Pernyataan masalah pasien, misal : Gangguan
mobilitas sendi, fungsi motor, kinerja otot, dan
ROM, gait, locomotion, balance, sensory integration,
ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance
◦ Hubungan dgn jaringan/organ/sistem terkait,
misal : connective tissue, ligament, otot, tulang,
sendi, Central nervus system, peripheral nerve,
vaskuler, respirasi,
◦ Disebabkan oleh patologi, misal: artrosis, inflamasi
lokal, kerusakan spinal, fraktur, Arthroplasti sendi
ISI DIAGNOSIS
 Gangguan gerak & fungsi (function ICF)
 Pada ‘body structure’ (Anatomic)
 Oleh patologi tertentu (ICD)
DIAGNOSA MEDIS
 Definisi :
1. penentuan jenis penyakit dng meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya ; dng menggunakan
cara dan alat spt laboratorium, foto, dan klinik ; --
pembanding 1 diagnosis yg dilakukan dng
membanding-bandingkan tanda-tanda klinis suatu
penyakit dng tanda-tanda klinis penyakit lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Diagnosa keperawatan adalah cara
mengidentikasi, memfokuskan dan
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta
respon terhadap masalah actual dan
resiko tinggi. Labil diagnose keperawatan
memberi format untuk mengekspresikan
bagian identifikasi masalah dari proses
keperawatan.
 Diagnose keperawatan adalah penilaian klinis tentang
respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual
dan potensial. Diagnose keperawatan memberikan
dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai
hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Terdapat
beberapa langkah yang tercakup dalam identifikasi
masalah. Dengan mengidentifikasikan langkah-langkah
ini memberikan pendekatan sistematik untuk
mengidentifikasi diagnosa keperawatan secara akurat.
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-
speaking/2120668-definisi-diagnosa-
keperawatan/#ixzz286dKTBuB
Diagnosa Musculoskeletal (1)
1. Prediksi gangguan system muskulo skeletal
2. Gangguan Sikap
3. Gangguan performans otot
4. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan oleh
connective tissue.
5. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
olehinflamasi lokal.
Diagnosa Musculoskeletal (2)

6. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot,


dan ROM yg disebabkan kerusakan spinal.
7. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot,
dan ROM yg disebabkan fraktur.
8. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot,
dan ROM yg disebabkan Arthroplasti sendi.
9. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot,
dan ROM yg disebabkan bedah tulang atau jaringan
lunak.
10. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot,
ROM, gait, locomotion, balance yg disebabkan amputasi
Diagnosa Neuromuskular (1)
1. Prediksi gangguan kinerja system neuromuskuler
2. Gangguan Perkembangan Neuromotor
3. Gangguan motor function dan sensory integration
yg disebabkan Non progressive disorder CNS –
congenital atau pada bayi dan masa anak.
4. Gangguan motor function dan sensory integration
yg disebabkan Non progressive disorder CNS – pada
usia dewasa
5. Gangguan motor function dan sensory integration
yg disebabkan progressive disorder CNS
Diagnosa Neuromuskular (2)

5. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor


function yg disebabkan Peripheral Nerve Injury.
6. Gangguan fungsi motorik dan sensory integration
yg disebabkan Acute /Chronic Polyneuropathies.
8. Gangguan fungsi motorik dan Peripheral nerve
integration yg disebabkan Non progressive disorder
Spinal Cord.
9. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control yg
disebabkan Coma, Near coma, atau status vegetative.
Diagnosa Cardiovascular /Pulmonary (1)

1. Prediksi gangguan kinerja system cardiovascular-


pulmonary
2. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg
disebabkan deconditioning syndrome
3. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Airways clearance
dysfunction.
4. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg
disebabkan Cardiovascular Pump Dysfuntion or
failure
Diagnosa Cardiovascular /Pulmonary (2)

5. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic


capacity/indurance yg disebabkan Ventilatory Pump
Dysfunction or Failure.
6. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory Failure.
7. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory Failure
pada neonatus
8. Ganguan sirkulasi darah, anthropometric dimensions
disebabkan Lymphatetic System disorders.
Diagnose Integumentary (1)
1. Prediksi gangguan kinerja system integument
2. Gangguan integumenary integrity yg disebabkan
Superficial skin involvement
3. Gangguan integumenary integrity yg disebabkan
partial thickness skin involvement
4. Gangguan integumenary integrity yg disebabkan Full
Thickness skin involvement
5. Gangguan integumenary integrity yg disebabkan Skin
Involvement extended Into Facia, Muscle, or Bone and
scar formation.
Prognose

 Ketetapan perkembangan optimal yg


mungkin dicapai dgn intervensi dlm
periode waktu.
 Sebagai hasil analisis dan sintesis terhadap
hasil history taking dan data gathering.
 Digunakan utk penetapan target hasil.
PERENCANAAN FISIOTERAPI
PERENCANAAN FISIOTERAPI

 Perencanaan adalah rancangan yg


dibuat dgn tujuan yg tepat,
berdasarkan data, evaluasi,
perhitungan strategi, serta
tersusun secara bertahap.
 Tujuan perencanaan dalam asuhan
fisioterapi untuk mencapai hasil
optimal, berkualitas dengan tingkat
efektifitas dan efisiensi tinggi.
PERENCANAAN PROGRAM

Perencanaan dimulai dgn pertimbangan


kebutuhan intervensi yg menuntun kpd
pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil
yg terukur sesuai dgn tujuan yg disetujui
pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan
lainnya.

Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif


untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang
kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi
Kriteria perencanaan
 Melibatkan pasien/klien dan keluarga
 Menetapkan tujuan antisipatif dan harapan
◦ Hasil yg hendak dicapai
◦ Fungsional
◦ Terukur
 Rencana asuhan
◦ Tujuan intervensi, metoda, dosis dan frekwensi,
kerja sama dan pendidikan (instruksi)
 Persetujuan tindakan
◦ Informasi yg cukup dan dapat difahami
◦ Tercatat
PERENCANAAN PROGRAM
INTERVENSI FISIOTERAPI
 Berdasarkan diagnosis dan prognosis hasil
asesmen.
 Berdasarkan analisis dan perumusan
masalah yg ditemui terkait diagnosis
 Aspek hukum dan kode etik
 Ketersediaan fasilitas, dana dll
 Penjabaran perencanaan strategi program
pelayanan
PRIORITAS PROGRAM
 Harapan klien
◦ Nyeri berkurang leb dulu, kmd keluasan gerak dan
kekuatan otot.
 Kajian akademis
◦ Nyeri akan berkurang stl ROM ,/stabilitas sendi 
 Pertimbangan urutan / tahapan output
◦ SWD lebih dulu, kmd traksi translasi, disusul latihan
mobilisasi
Tahapan progam
 Disusun secara bertahap dan
berkesinambungan
 Program jangka panjang
 Program jangka pendek
Penjadwalan
 Sesuai tujuan tahapan
 Sesuai dengan dosis frekwensi treatment
 Sesuai dgn harapan hasil
Persetujuan
 Target dan program disampaikan kpd
pasien/klien atau keluarga atau profesi
kesehatan terkait
 Output yang diharapkan dan tahapan program
disampaikan
 Memperoleh persetujuan
Tertulis
 Tertulis dalam buku (status/MR)
pasien/ klien
 Ditanda tangani pembuat program
 Ditanda tangani pasien/klien
 Bye
 Tot so
 Sampai jumpa
INTERVENSI FISIOTERAPI

Niko Winaya
INTERVENSI FISIOTERAPI
Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan
untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat
termasuk penanganan secara manual; peningkatan
gerakan; peralatan fisis, peralatan elektroterapuetis dan
peralatan mekanis; pelatihan fungsional; penentuan
bantuan dan peralatan bantu; instruksi dan konseling;
dokumentasi dan koordinasi, komunikasi.
Intervensi dapat juga ditujukan pada
pencegahan ketidak-normalan
(kelemahan), keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan cidera, termasuk
juga peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan , kualitas hidup, kebugaran
segala umur dan segala lapisan
masyarakat.
Pemilihan prosedur intervensi
Sesuai perencanaan yang berdasarkan pada:
 Diagnosa yang meliputi :
 Jaringan / organ / sistem tubuh terkait
 Patologi pada jaringan / organ / sistem tsb
 Problem gerak - fungsi
 Prognosis yang berhubungan peningkatan kondisi
 Sesuai target akhir program
 Problem lain berdasarkan hasil assesment,
 Rencana asuhan Fisioterapi, misal urutan, intensitas,
durasi, frekwensi, dll.
Pemilihan prosedur intervensi (lanjutan)

Selain itu dipertimbangkan kompleksitas


dan berat-ringannya kondisi klinis
Mempertimbangkan kemampuan
pasien/klien
Harapan pasien/klien, famili
Koordinasi Instruksi Prosedur
Komunikasi terhadap pelaksanaan
Dokumentasi pasien/klien intervensi

Therapuetic Exercise, Functional training, Manual therapy


Devices and equipment, Airways clearance, Integument
repair, Electro therapuetic modalities, Physical agent,
mechanical modalities.
INTERVENSI

• Coordination, Communication, Documentation


• Patient / client related instruction and
education
• Procedural intervention
Pemilihan intervensi

 Definisi umum tiap katagori


 Penjelasan hubungan klinis
 Intervention, modality, metode, prosedur, tehnik,
dosis
 Antisipasi tujuan akhir (target) dan hasil yg hendak
dicapai
PEMILIHAN MODALITAS
 Sesuai dengan target jaringan/ organ/
sistem
 Sesuai target patologi
 Meliputi secara manual; peningkatan
gerakan; peralatan fisis, peralatan
elektroterapuetis dan peralatan mekanis;
pelatihan fungsional; penentuan bantuan
dan peralatan bantu
PEMILIHAN METODA
 Sesuai target jaringan/organ/sistem
 Sesuai target patologi
 Sesuai dengan karakteristik / indikasi
metoda
PEMILIHAN TEKNIK
 Sesuai metoda
 Memperimbangkan kondisi klinis
individual
 Mempertimbangkan aspek kemampuan
fisik dan psikologis pasien/klien
Contoh modalitas
Elektroterapi dan sumber fisis
 Tangan dan kaki  Superfic heating
rendaman
 Tendoperiost  US
 Chronic parametritis  SWD cross fire
 Sympathetic hyperactivity  monophasic
TENS, Ultra reiz
 Myofascial TPS  US longitudinal
Contoh modalitas
TERAPI LATIHAN
 Gang posture  Bugnet exc, Klapp exc
 Kelemahan otot  PRE, PNF,
 Kontraktur  mobilisation exc
 Lbp discogenic  Mc Kenzie exc
 Gang sensomotorik CNS  NDT, Bobath
exc.
 Gang keseimbangan  balance training
PENETAPAN DOSIS
 Sesuai dgn tingkat/ patologi
 Sesuai output yang akan dicapai
 Meliputi intensitas atau force, durasi tiap
sesi dan frekwensi penanganan.
Contoh kasus
Capsuloligamentair
1

Inflamasi lokal Kontraktur immobilisasi

Aktualitas rendah Aktualitas tinggi ROM terbatas, ROM


firm, JPM terbatas,
springy, JPM
nyeri/terbatas/ nyeri/
ROM terbatas, firm terbatas/
ROM terbatas, firm, springy, JPM springy
JPM nyeri/terbatas/ nyeri/terbatas/
firm springy
SWD
thermal, joint SWD sub
SWD Sub thermal, mobilisat thermal, joint
lat. Mobilisasi- PRICE, SWD non mobilisat
stabilisasi aktif,latih
traksi- traksi-transl,
thermal, isometric exc,
fungsional functional train. translas,
manipulation
Hand pain & contracture -
rheumatoid arthritis
Immune reaction
Cold therapy
Inflamasi mulai
synovial membr Dini Joint mobilization
Erosi syn. membr – Cegah kontraktur &
rawan sendi - tulang Inflamasi kronik deformitas
Erosi sendi
Penebalan kapsul Deformitas
Contracture Koreksi cacat

Kontraktur Lanjut Lat. Stabilisasi

Deformitas sendi Peregangan


Sugijanto, 2011
Knee pain & dysfunction -
Knee instability
Lig Laxity Muscle dysbalance Meniscus

Lig. Collateral medial Varus test


Passive &
Lig. Collateral lateral Valgus test active
stabilization
Lig. Cruciatum anterior Anterior drawer test

Lig.Cruciatum posterior Posterior drawer test

Sugijanto, 2011
Contoh kasus 2 Gang fungsi
Tendomuskular

Inflamasi lokal Kontraktur immobilisasi

Aktualitas rendah Aktualitas tinggi ROM terbatas, ROM


springy, Length terbatas, tight,
test nyeri length test
terbatas/ tight
ROM terbatas,springy, ROM terbatas,
isometrik& palpasi nyeri springy, isomtrik &
palpasi nyeri hebat SWD sub
thermal, SWD thermal,
Relaxation contract relax
SWD Sub thermal,
PRICE, SWD non exc, contract stretching,
lat. Mobilisasi otot
transverse friction thermal, sedative relax
massage.
SHOULDER PAIN
Cuff tendinitis
Nyeri posisi abd Painful arc Non capsular Isometric under
mid range pattern caudal traction

Isometric Abduction: Isometric extr rot: Isometric intr rot: Isometric elbow flx:
Supraspinatus Infraspinatus Subscapulariss Long head biceps

US, Transverse friction pada posisi: ..


Lengan bawah blk Sphynx: Add horiz- Netral: medial Netral: pd sulcus
punggung external rotation sulcus b.c.l. b.c.l. Grk lengan

Caudal traction → oscilation/static, Codmann pendular exc.


Sugijanto, 2011
MYOFASCIAL PAIN
SYNDROME

Segmental joint
Injury makro/mikro,
mobilization
muscle spasm
Allodynia Postural correction
Ischemic, chonic Myofascial adhesion
inflamation Muscle tightness Ischemic technique
Longitudinal &
transverse muscle
Hiperalgesia/Allodynia
manipulation
Local fibrotic infiltration,

Autostretching
Tender point/trigger point
Taut band-muscle twisting
Sugijanto, UIEU 2001
Contoh kasus 2 Gang Peripheral nerve integrity
& motor fucntion

Peripheral Nerve Injury


Polyneuropathies

entrapment Axonotmesis anak dewasa

ES rectangular- ES truangular- Basic function exc, ROM exc, PNF,


chronaxion, optimal duration, fascilitation exc, Strength exc,
streghtening exc reeducation exc play exc, ADL
Hand pain-paresthesia -
Carpal tunnel syndrome

Kontraktur lig Penebalan tendon Hypomobile


degenerasi
carpitransversum flexor jari intercarpal

Stretch test lig Stretch test Translation


carpitransversum tendon flexor test intercarpal
jari
contracture capsule-lig
& penebalan tendon
flexors, Neural adhesion

Stretching
Massage, Stretching lig Mobilisasi flexor’s tendon
US, MWD. carpitransversum intercarpal Sugijanto, 2011
Contoh kasus 3
Gangguan ventilasi paru

gagal napas
gang fungsi pembersihan jalan napas

Anak Dewasa Allergi Inflamasi lokal

Inhalation tx, PD/ Inhalation tx, PD, Postural drainage, Inhalation tx,
sucktion, prused lip huffing exc, breath breath exc. , exc PD, Breath exc,
exc, endurance tolerance
exc. dll
ASMA BRONKIAL

Faktor allergi
Inhalasi +
Broncho spasm bronchodilator
Oedeme bronchus Postural
Drainage
Hiper secresi
bronchus Relaxation
exercise
Pola Adominal
thoracoabdominal breathing exc

Penurunan exercise Aerobic exc


tolerance Sugijanto, UIEU 2001
Contoh kasus 4 Gangguan integumentary
integrity

Burn
Pressure sore

Superficial Full thickness Spinal cord lesion Inflamasi lokal

Passive & active Skin hygiene,


Active exc, ROM Positioning & US under water,
exc, ADL exc, turning exc, UV R, massage, local
functional training exc, isometric exc.
massage exc
Instruksi dan pendidikan thd
pasien/klien
 Proses pemberian informasi, pendidikan, atau
pelatihan kepada pasien/klien/famili
 Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini,
rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi
perubahan, Faktor resiko, dll.
 Fisioterapis bertanggung jawab atas instruksi-
instruksi.
 Pemahaman informasi sakit dan
program
 Class exc
 Proper body/neck mechanic
 Lifting technique
 Home program exc
 Selective sport
 Adaptive device
Komunikasi dan koordinasi

• Komunikasi dan dilaksanakan selama


proses pelayanan
• Pemberian informasi untuk memperoleh
kerja sama dgn pasien/klien/keluarga
• Komunikasi dan koordinasi antar
fisioterapi dalam team atau diluar team
• Komunikasi dan koordinasi dgn tenaga
kesehatan lain
Rekam medik
 Rekam medik (medical record) dilaksanakan
untuk menjamin kualitas pelayanan, penelitian dan
pengembangan.
 Rekam medik dibuat selama pelayanan
 Rekam medik berisikan:
◦ Catatan tiap tahap proses asuhan ft
◦ Jadwal kedatangan dengan jenis pelayanan dan
fisioterapis pelaksana asuhan.
◦ Lampiran data terkait

Anda mungkin juga menyukai