Anda di halaman 1dari 46

Case Report

stroke e.c infark aterotrombosis sc dextra fr hipertensi

Yudi Wahyudi
NPM 1102013315

Pembimbing :
Dr. H. Nasir Okbah, Sp.S
Case Report
Identitas Pasien

Nama : Tn. J Keluhan Utama


Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 85 tahun
Status Pernikahan : duda Pasien penurunan
Status Pekerjaan : Tidak bekerja kesadaran 1 hari SMRS.
Case Report

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke RSUD dokter Slamet dengan keluhan penuruan kesadaran sejak 1 hari SMRS. Menurut keluarga pasien saat
ini pasien tidak mau makan dan minum, setelah pasien makan selalu dimuntahkan kembali. Pasien sudah mengeluh lemah
pada anggota gerak kiri sejak 2015. Namun keluarga pasien hanya merawatnya dirumah dan berobat ke alternative. Pasien
awal kejadian lemah anggota gerak kiri ketika pasien sedang menuju kamar mandi lalu mendadak terjatuh, pasien tidak
pingsan dan mual muntah saat kejadian. Keluarga tidak membawa ke rumah sakit dan memilih untuk berobat alternative. Di
rumah pasien hanya dapat berbaring, 10 hari belakangan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak makan dan minum sehingga
pasien terlihat lebih lemas lalu keluarga membawa pasien ke RSUD. Pasien tidak dapat berkomunikasi dan berbicara. BAB
dan BAK dalam batas normal.
Case Report

Riwayat Gangguan Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada tahun
Keluhan yang sama tidak terdapat pada anggota
2013 pada anggota geak sebelah kanan. Pasien memiliki
keluarga lainnya. Riwayat penyakit jantung,
riwayat hipertensi ± 10 tahun yang lalu dan tidak terkontrol.
Riwayat DM (-) penyakit jantung (-). hipertensi, diabetes, serta asma disangkal.

Riwayat Alergi Keadaan Sosial – Ekonomi


Pasien tidak memiliki riwayat alergi Cukup
terhadap obat maupun makanan.
Case report

Pemeriksaan Fisik

KU KS TTV
• TD : 150/80 mmHg
•Sakit •Sopor • Nadi : 86 x/menit,
• Respirasi : 24 x/ menit

sedang • Suhu : 37,2


Case report
Pemeriksaan fisik internis

Tidak ditemukan adanya kelainan

Tidak ditemukan adanya kelainan

Tidak ditemukan adanya kelainan


Case report
Pemeriksaan fisik neurologis

KK, Laseque, kernig, bruzinski 1 2 3 4 : negative

Wajah :
N.VII : sulit dinilai

Pupil : bulat isokor


RCL : +/+ , RCTL : +/+
GBM : sulit dinilai

N.XII : Lidah deviasi ke kiri


Case report
Pemeriksaan fisik

Fungsi luhur : afasia global


Fungsi vegetative : BAB (+) , BAK(+)

Motorik : N
N
Kesan : hemiparese kiri

Sensorik : Sulit Dinilai


Case report
Pemeriksaan fisik

Refleks Fisiologis :
BTR ++/+++
KPR ++/+++
APR ++/+++

Refleks Patologis : Babinzki (-/+)


Chaddok (-/-)
Gordon (-/-)
Oppenheim (-/-)
Case report
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 14,8 gr/dL 13.0 - 15.0

Hematokrit 45% 40 - 52

Lekosit 10,040 /mm3 3.800 - 10.500

Trombosit 195.000 /mm3 150.000 - 440.000

Eritrosit 4.79 juta /mm3 3.5 juta - 6.5 juta

Kolestrol Total 165 U/L s/d 2000

Trigliserida 96 U/L s/d 135

Ureum 49 mg/dL 15 – 50

Creatinin 1.1 mg/dL 0.7 – 1.2

GDS 96 mg/dL <140

Asam Urat 9,5 mg/dL 2,4 – 5,7


Case report

Resume
Pasien datang ke RSUD dokter Slamet dengan keluhan penuruan kesadaran sejak 1 hari SMRS. Menurut
keluarga pasien saat ini pasien tidak mau makan dan minum. Pasien sudah mengeluh lemah pada anggota gerak
kiri sejak 2015. Pada saat awal kejadian lemah anggota gerak kiri pasien sedang menuju kamar mandi lalu
mendadak terjatuh, pasien tidak pingsan dan mual muntah saat kejadian. Keluarga tidak membawa ke rumah
sakit dan memilih untuk berobat alternative. Tahun 2013 pasien pernah stroke pada sisi kanan dan dapat
kembali normal 1 hari setelah kejadian. BAB dan BAK dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik hipertensi
grade II, pemeriksaan neurologis ditemukan hemiparese sebelah kiri, reflex fisilogis meningkat pada sisi kiri
tubuh, reflex patologis positif sebelah kiri.
Case report
Diagnosis
Stroke ulang beda sisi e.c. Infark Cerebri AT Sistem Karotis Dextra dengan Faktor Resiko
Hipertensi.
Case report
Perencanaan Terapi
TERAPI
Infus Asering 500ml 15gtt/mnt
Inj. Citicolin 2x1000mg
Inj. Cefotaxime 2x1gr
Inj. Mecobalamin 2x500μ
Inj. Ranitidin 2x50 mg
Inj. Aptor 1x100 mg
Pasang DC dan NGT
Case report

Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Pembahasan
Anatomi pembuluh darah otak
Anatomi syaraf kranial
Anatomi N. Olfaktorius (I)

Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang


serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa
hidung dan menembus area kribriformis dari tulang
etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari
sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus
frontal dan berakhir di lobus temporal bagian
medial sisi yang sama.
Anatomi syaraf kranial
Anatomi N. Opticus (II)
Saraf Optikus merupakan saraf sensorik
murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf
ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri
optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi
lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma
optikum.
Anatomi syaraf kranial
Anatomi N. Okulomotor (III)

Untuk persarafan otot-otot rektus medialis,


superior, dan inferior, otot oblikus inferior dan
otot levator palpebra superior. Nukleus otonom
atau nukleus Edinger-westhpal yang bermielin
sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata
inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris.
Pembahasan
Anatomi N. trochrealis (IV)

Merupakan satu-satunya saraf


kranialis yang keluar dari sisi dorsal
batang otak.
Mempersarafi otot oblikus superior
Pembahasan
Anatomi N. Trigeminal (V)

Bersifat motorik dan sensorik :

Motorik : Otot masseter dan otot temporalis.


Sensorik : Oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis.
Pembahasan
Anatomi N. Abducens (VI)

Mempersyarafi otot rektus lateralis.


Pembahasan
Anatomi N. fascialis (VII)

Fungsi saraf fasialis :

fungsi motorik : Mempersyarafi otot orbikularis okuli, otot


buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot
stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma.

fungsi sensorik : sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian


anterior lidah.
Pembahasan
Anatomi N. Vestibulococlearis (VIII)

Komponen Saraf vestibulokoklearis :

Serabut aferen : pendengaran


Serabut vestibuler : keseimbangan
Pembahasan
Anatomi N. Glossofaringeus (IX)

Saraf glosofaringeus mempersarafi


mukosa faring, tonsil dan sepertiga
posterior lidah.
Pembahasan
Anatomi N. Vagus (X)
Saraf vagus mempersarafi semua
visera toraks dan abdomen dan
menghantarkan impuls dari dinding
usus, jantung dan paru-paru.
Pembahasan
Anatomi N. Asesorius (XI)

Saraf aksesoris adalah saraf


motorik yang mempersarafi otot
sternokleidomastoideus dan bagian
atas otot trapezius.
Pembahasan
Anatomi N. Hipoglosus (XII)

Saraf hipoglosus merupakan saraf


motorik untuk lidah dan
mempersarafi otot lidah yaitu otot
stiloglosus, hipoglosus dan
genioglosus
Jaras Motorik dan Sensorik
Jaras motorik
Traktus piramidal
Area broadman 4,6,3,2,1 ->
corona radiata -> capsula interna
messensepalon -> pons-> medulla
oblongata-> dissustion primedium
(menyilang)->
1. traktus kortikospinalis anterior
(tidak menyilang)
2. Traktus kortikopinalis lateralis
(menyilang) -> ke otot
Jaras Sensorik

Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba,


tekan, dan suhu : sinyal diterima reseptor → dibawa ke ganglion
spinale → melalui radiks posterior menuju cornu posterior
medulla spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 →
lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis → membentuk jaras
yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus → menuju
thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 →
menuju korteks somatosensorik yang berada di girus
postsentralis (lobus parietalis)
Jaras Sensorik

Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot


dan tendo :
sinyal diterima reseptor → ganglion spinale → radiks posterior
medulla spinalis → lalu naik sebagai funiculus grasilis dan
funiculus cuneatus → berakhir di nucleus Goll → berganti
menjadi neusron sensoris ke-2 → menyilang ke sisi lain medulla
spinalis → menuju thalamus di otak → berganti menjadi
neuron sensoris ke-3 → menuju ke korteks somatosensorik di
girus postsentralis (lobus parietalis).
Stroke
Definisi

Stroke adalah gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut
baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh berkurangnya atau
hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina, atau medulla spinalis, yang
disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah arteri atau vena,
yang dibuktikan dengan pemeriksaan imaging dan/atau patologi.
Faktor resiko
Tidak dapat dimodifikasi : Dapat dimodifikasi :

Usia Hipertensi

Diabetes Melitus
Jenis Kelamin

Dislipidemia
Asal Usul Bangsa

Merokok
Kelainan Pembuluh Darah
Pemakaian Alkohol

Garis Keturunan
Obesitas
Klasifikasi Stroke
Stroke trombosis
Iskemik Stroke emboli

Stroke lakunar

Stroke

Perdarahan intraserebral

Hemoragik
Perdarahan subarakhnoid
Klasifikasi iskemik serebral

Transient ischemic Attack (TIA)

Stroke In Evolusion (Progressing stroke)

Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)

Complete Stroke Non-Haemmorhagic


Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIS STROKE
Gejala Klinis PIS PSA Iskemik
Defisit local Berat Ringan Berat Ringan
Onset Menit atau jam 1-2 menit Jam atau hari

Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan


Muntah di awal Sering Sering Tidak, kecuali lesi batang
otak

Hipertensi Hampir selalu Dominan tidak Sering

Kesadaran ↓ + + -
Kaku Kuduk -/+ + -
Hemiparesis Sering dari awal Di awal tidak ada Sering dari awal

Gangguan bicara +/- -/+ ++


LCS Berdarah Berdarah Jernih
Gangguan N.III - +/- -
Gangguan anggota gerak + + +
DIAGNOSIS STROKE
Anamnesa
Gejala awal, waktu awitan, aktivitas penderita saatserangan, gejala seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar,
kejang, cegukan(hiccup), gangguan visual, penurunan kesadaran, serta faktor risiko stroke (hipertensi,diabetes, dan lain-lain).
Diagnosa

Pemeriksaan fisik
a. Penilaian Respirasi, Sirkulasi, Oksimetri, dan Suhu tubuh.
b. Pemeriksaan kepala dan leher (misalnya cedera kepala akibat jatuh saat kejang, bruitkarotis,
dan tanda-tanda distensi vena jugular pada gagal jantung kongestif).
c. Pemeriksaantorak (jantung dan paru), abdomen, kulit dan ekstremitas.
d. Pemeriksaan neurologis
 Derajat Kesadaran
 Rangsang selaput otak
 Pemeriksaansaraf kranialis
 Sistem motorik, sensorik
 Sikap dan cara jalan refleks,koordinasi,
 Fungsi kognitif.
Diagnosa
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
Non farmako :
1. Perubahan Gaya Hidup Terapeutik
2. Aktivitas fisik
Pencegahan

Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan


Primordia Primer Sekunder Tertier
• Promosi • Menghindari • Obat-obatan • Rehabilitasi
kesehatan faktor resiko fisik, social
modifikasi dan mental
• Olahraga
Komplikasi

Akut
• Kenaikan tekanan darah
• Kadar gula darah
• Gangguan jantung
• Gangguan respirasi
• Infeksi dan sepsis
Kronik
• pneumonia, dekubitus, infeksi saluran kemih, inkontinensia
• Deep Vein Thrombosis (DVT)
• Rekurensi stroke.
• Gangguan sosial-ekonomi
• Gangguan psikologis
Prognosis

Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33% diantaranya
mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan.

Prognosis pasien dengan stroke hemoragik  (perdarahan intrakranial) tergantung pada ukuran hematoma
 hematoma > 3 cm umumnya mortalitas tinggi, hematoma yang massive biasanya bersifat lethal. Jika
infark terjadi pada spinal cord  prognosis bervariasi tergantung keparahan gangguan neurologis jika
kontrol motorik dan sensasi nyeri terganggu  prognosis buruk.
Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai