Plenomodul4blok11 140416204315 Phpapp02
Plenomodul4blok11 140416204315 Phpapp02
KELOMPOK 3
MODUL 4
Gangguan Hemostasis
Anggota :
Lailan Maghfirah
Ahmad Sabiq
M. Khalid Mirza
Fatia Wahyuni
Marini Siagian
Febby Tyah
Trisno Wijaya
Hedya Nadhrati surura
Ikhsan Haryadi
Ummi Chairunnisa
Ira Arianti
Penyakit
EPIDEMIOLO
Etiologi Patofisiologi
GI
Manifestasi
Klinis
DD
Penatalaksanaan
Prognosis SKEMA
Learning Objective
1. Mekanisme Hemostasis
2. Gangguan Hemostasis
a. Hemofilia
b. DIC
c. Penyakit Von Willbrand
d. ITP
e. Defisiensi Vitamin K
Mekanisme
Hemostasis
HEMOSTASIS
KOMPONEN HEMOSTASIS
• Pembuluh
• Trombosit
• Kaskade faktor koagulasi
• Inhibitor koagulasi
• Fibrinolisis
PEMBULUH DARAH
• Endotel mengandung
1. Nitric Oxide
2. Endotelin
3. Weibel-Palade berisi :
- Faktor von Willebrand (vW)
- Antigen Vw
- P-selektin
4. Integrin
5. Trombomodulin
PEMBULUH DARAH
• Bila endotel rusak :
1. Endotel keluarkan endotelin untuk :
- vasokontriksi
- endotelin bersama trombin mengiduksi
endotel mengeluarkan substansi adesi ;
integrin dan selektin
- Endotelin menarik leukosit dan trombosit ke daerah
pembuluh darah yang rusak
PEMBULUH DARAH
Sel enndotel bisa rusak terkelupas bila :
• Asidosis
• Hipoksia
• Terpapar endotoksin
• Terpapar komplek antigen antibodi sirkulasi
TROMBOSIT
• Bila endotel rusak endotelin akan menarik trombosit untuk adesi
pada kolagen pembuluh darah
• Trombosit diaktifkan akan membentuk pseudopodia sehingga :
- Melepas substasi ADP, serotonin, dll
- Mudah melekat ke kolagen endotel
- Mudah melekat ke trombosit lain
(agregasi trombosit)
• Trombin menghambat sintesaAMP siklik -> peningkatan ion
kalsium-> hiperagregasi trombosit
• Pada sikresi ADP yang berlebih akan mengaktifkan membran
fosfolipid (faktor trombosit 3) sehingga terjadi aktifasi sistim
koagulasi
PROTEIN PLASMA
• Protein koagulasi
• Enzim fibrinolitis
• Inhibitor
• Komplemen
• Kinin
PROTEIN KOAGULASI
PEBENTUKAN FIBRIN
• Pembentukan faktor IX a (sistim kontak)
• Pembentukan faktor Xa
• Pentukan trombin (faktor IIa)
• Pembentukan fibrin
PEMBENTUKAN F IXa
• Aktifasi F XII jadi XIIa oleh :
fosfolipid, kolagen subendotel,
• F XIIa (protein serin) mengaktifkan F XI->F XIa.
• F XIa bersama Ion Ca mengubah F IX-> F IXa
• F IXa Mengubah F X -> F Xa
PEMBENTUKAN F Xa
PENGAKTIFAN F Xa MELALUI :
1. Jalur intrinsik
2. Jalur ekstrinsik
• JALUR INTRINSIK
- Tissue faktor, F VII, ion Ca -> komplek
TF/f VIIa
- TF/F VIIa mengaktifkan F IX -> F IXa selanjutnya
TF/F VIIa dan IXa mengatifkan F X -> F Xa
• JALUR EKSTRINSIK
- Faktor jaringan (TF), F VII, Ion Ca, TFPI
- Sitokin (IL-1, TNFa), komplemen,
komplek imun -> merangsang endotel,
makrofag, sel tumor mengeluarkan TF
- TF -> TF/VIIa -> aktifan F X-> F Xa
PEMBENTUKAN TROMBIN
• F II (protrombin), F Xa, F v, faktor trombosit 3, Ca
membentuk komplek menjadi Trombin
Symptoms
▫ Lutut, sikut, pinggul, bahu, otot lengan dan kaki tiba-tiba terasa nyeri,
bengkak, atau terasa hangat.
▫ Pendarahan yang berlangsung lama setelah mengalami luka.
▫ Sakit kepala parah dan lama.
▫ Terasa sangat lelah.
▫ Nyeri leher.
• . Gejala lainnya dapat berupa:
Hemofilia Tipe A.
• Ini adalah tipe yang cukup umum. Disebabkan oleh kurangnya
faktor VIII dalam darah, salah satu komponen pembekuan darah.
Hemofilia Tipe B.
• Tipe ini disebabkan oleh kurangnya faktor IX dalam darah, yang
juga berperan dalam pembekuan darah.
Hemofilia Tipe C.
• Tipe ini disebabkan kurangnya faktor XI dalam darah, yang
berperan dalam pembekuan darah. Biasanya pengidap hemofilia tipe
ini mengalami gejala yang ringan.
Complications
Diagnosis
Frekuensi:
- DIC dapat terjadi pada 30% sampai 50% dari pasien dengan sepsis berat
- Angka kematian keseluruhan dikutip pada 50% sampai 75%.
- Tingkat sangat tergantung pada gangguan yang mendasari, DIC
memperburuk prognosis dari semua ganguan
- Dalam pengaturan trauma besar, DIC kira-kira dua kali lipat tingkat
kematian
Demografi:
- Semua umur
- Pria dan wanita
- Semua ras
Etiologi
o Aktifasi faktor X
o Pengaruh endotoksin
o Trauma
o Merendahnya kadar faktor I, II, V, VIII
o Meningginya kadar FDP (Fibrinogen Degradation Products)
o Infeksi berat dan sepsis
o Kerusakan organ
o Komplikasi obstetrik
o Reaksi imunologi
o Tumor ganas
Man. Klinis
- Perdarahan spontan dengan atau tanpa gejala trombosis
- Sakit berat
- Perdarahan luas pada kulit
- Perdarahan selaput lendir dan alat dalam
- Purpura
- Ekimosis
DD
- Hemolytic Uremic Syndrome
- Immune (Idiopathic) Thrombocytopenic Purpura
- Thrombotic Thrombocytopenic Purpura
- Vitamin K deficiency
- Liver failure
- Chemotherapy-Induced Thrombotic Microangiopathy
Pemeriksaan Lab
Prognosis
• Sangat dipengaruhi oleh kondisi yg mendasari yg menyebabkan DIC
dan yg dipengaruhi seberapa beratnya DIC yg terjadi
Klasifikasi
- Tipe I : Penurunan sintesis VWF
- Tipe IIa: gangguan sintesis multimer VWF besar dan sedang
Tipe IIb: pembentukan multimer VWF besar yang abnormal
sehingga cepat dikeluarkan dari darah
- Tipe III : VWF sama sekali tidak disintesis
Epidemiologi
-VWD merupakan gangguan perdarahan herediter tersering,
dan bisanya diwariskan secara autosomal dominan
-Di negara Barat VWD relatif sering dijumpai, tetapi di
Indonesia belum banyak dilaporkan
Manifestasi Klinis
- Perdaahan membran mukosa (epistaksis sejak kecil,
menorraghia)
- Pengeluaran darah belebihan dan luka superfisial serta abrasi
- perdarahan operasi dan pascatrauma
DD
VWD harus dibedakan dengan hemofili A atau B, dimana
pada VWD :
- waktu perdarahan memanjang
- ristocetin test (-)
- kadar VWF menurun
Temuan Laboratorium
- Waktu perdarahan
- Tes PFA-100 abnormal
- APTT sedikit meningkat
- kadar faktor VIII sering rendah
- elektroforesis : VWF menurun pada tipe I atau 0 pada tipe III
- Terjadi gangguan agregasi trombosit pada pasien dengan
keberadaan ristosetin
- Hitung trombosit biasanya normal,kecuali untuk penyakit
tipe IIb
Terapi
- Tindakan lokal dan obat antifibrinolitik ( mis : asam
traneksemat untuk perdarahan ringan)
- infus DDAVP untuk VWD tipe I
- konsetrat VWF murni untuk pasien dengan kadar VWF yang
sangat rendah
- terapi ganti dengan single donor cryoprecipitate
Purpura Trombositopenik Autoimun (Idiopatik)
ITP Kronik
ITP
ITP Akut
ITP Kronik
Terapi :
• Kortikosteroid
• Terapi imunoglobulin intravena dosis tinggi
• Obat imunosupresif
• Antibodi monoklonal
ITP Akut
DIAGNOSIS BANDING
o VKDB dibedakan dengan gangguan hemostasis lain
misalnya gangguan fungsi hati.
PENATALAKSANAAN
• Pencegahan VKDB
▫ Dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K
Profilaksis Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg im
(dosis tunggal) atau per oral 3 kali @ 2 mg pada waktu
bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan umur 1-2 tahun
▫ Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan
mendapat profilaksis vitamin K1 5 mg/hari selama
trimester ketiga atau 10 mg im pada 24 jam sebelum
melahirkan. Selanjutnya bayinya diberi vitamin K1 1
mg im dan diulang 24 jam kemudian
• Pengobatan VKDB
▫ Vitamin K1 dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari Fresh
frozen plasma (FFP) dosis 10-15 ml/kg