Anda di halaman 1dari 57

KONSEP MUTU

DAN
PENGANTAR
AKREDITASI PUSKESMAS
DAN FKTP
Pengertian mutu
 Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan (Crosby, 1984)
 Mutu adalah memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan
keinginan pelanggan melalui perbaikan sluruh proses secara
berkelanjutan (Zimmerman)
 Donabedian: Tidak dapat dibuat satu definisi ttg mutu
 Donabedian mengusulkan definisi sbb:
 The absolutist definition: the possibility of benefit and harm to health as
valued by practitioner, with no attention to cost
 Defisini absolut: kemungkinan terjadinya manfaat atau cedera terhadap kesehatan
sebagaimana dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa mempertimbangkan biaya
 The individualized definition: the patient’s expectations of benefit and/or
harm and other undesired consequences
 Defisini individual: ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau terjadinya cedera
dan konsekuensi yang tidak diharapkan
 The social definition: the cost of care, the benefit/harm continuum,
distribution of health care as valued by the population in general
 Definisi sosial: biaya pelayanan, manfaat atau cedera yang terjadi sepanjang proses
pelayanan, distribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dinilai oleh masyarakat
secara umum.
Mutu (Kemenkes)

 Mutu pelayanan kesehatan


adalah kinerja yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang
disatu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada
setiap pasien (pengguna) sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk, serta dipihak
lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan
Perspektif mutu
 Mutu dapat ditinjau dari berbagai
perspektif yang berbeda:
 baikdari perspekstif penerima
pelayanan kesehatan,
 profesi
tenaga pelaksana pelayanan
kesehatan
 pengelola program/sarana kesehatan,
 penyandang dana,
 pembuat dan pelaksana kebijakan
pelayanan kesehatan
Manajemen mutu

 Manajemen Mutu (Quality Management)


adalah seluruh aktivitas kegiatan fungsi
manajemen dari kebijakan, tugas dan
tanggung jawab yang dituangkan dalam
bentuk:
 perencanaan mutu (quality planning),
 kendali mutu (quality control)/jaminan
mutu (quality assurance) dan
 peningkatan mutu (quality improvement)
,serta
 kendali biaya dalam satu sistem mutu.
Dimensi Mutu (WHO)
Akses thd pelayanan

Keefektifan

Efisiensi

Keamanan

Kelangsungan layanan

Kompetensi tehnis

Kenyamanan

Hub. Antar manusia


Dimensi Mutu (Maxwell)

Access

Relevant to need

Effectiveness

Equity

Acceptability

Efficiency & Economy


Trilogy Juran
 Quality planning
 Quality control
 Quality improvement

 Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita


bermutu, maka mutu perlu direncanakan,
dikendalikan, dan secara berkelanjutan
ditingkatkan atau disempurnakan
Standar mutu
(Donabedian)
Standar struktur
Standar proses
Standar outcome

Menurut Donabedian: perlu dilakukan standardisasi agar


pelayanan yang kita berikan bermutu. Standar meliputi: standar
struktur/input, standar proses, dan standar outcome/hasil
14 Prinsip Deming
 1. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secarakonsisten
hendak dicapai
 2. Menerapkan filosofi mutu
 3. Mengurangi ketergantungan pada pengawasan
 4. Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama”
 5. Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan
produksi
 6. Pendidikan dan pelatihan karyawan
 7. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen thd mutu
 8. Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja
 9. Menghilangkan barier antar unit kerja
 10. Membatasi slogan
 11. Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target
 12. Menghilangkan hambatan thd kepuasan kerja
 13. Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang
membangun
 14. Melaksanakan proses perubahan
14 langkah Crosby
 1. Komitmen manajerial
 2. Pembentukan Kelompok Kerja Mutu
 3. Pengukuran
 4. Penetapan biaya mutu
 5. Kembangkan kesadaran akan mutu
 6. Lakukan tindakan koreksi
 7. Perencanaan cacat nihil (zero defect)
 8. Pendidikan dan pelatihan
 9. Penetapan hari bebas cacat (zero defect)
 10. Penetapan tujuan yang jelas
 11. Hilangkan penyebab terjadinya penyimpangan
 12. Penghargaan
 13. Pembentukan dewan mutu
 14. Lakukan sebagai kegiatan yang
berkesinambungan
8 Prinsip dasar
peningkatan mutu
 Pusat perhatian pada
pelanggan (client centered)
 Kepemimpinan
 Keterlibatan personil
 Pendekatan proses
 Pendekatan sistem untuk
pengelolaan
 Peningkatan
berkesinambungan
 Pembuatan keputusan
berdasarkan fakta
 Hubungan saling
menguntungkan dengan
rekanan
Mutu pelayanan puskesmas

mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANAN
MUTU
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses
1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


Sistem Manajemen Mutu

mengukur
memonitor

Sistem
menyempurnakan Manajemen
Mutu
mengendalikan

memelihara
Mutu pelayanan puskesmas

Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM Mengukur PELAYANAN
MANAJEMEN Memonitor -Struktur
Mengendalikan -Proses
MUTU Memelihara
Menyempurnakan -Outcome
Mendokumentasik
an
Mengukur Indikator

Memonitor

Standar/
Mengendalikan
SPO

Ringkas, Rapih,
Memelihara
Resik, Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan
Siklus PDCA
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian Patient Safety

 Keselamatan pasien (patient


safety) : reduksi dan meminimalkan
tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui pratik yang
terbaik untuk mencapai luaran
klinis yang optimum. (The Canadian
Patient Safety Dictionary, October
2003)
Risiko yang mungkin terjadi pada sarana
pelayanan kesehatan
(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management Handbook, pp 100-104, 2004)

 Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien


 Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
 Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga
kesehatan yang lain
 Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
 Risiko financial
 Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan
penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb)
Risiko pada saat akses ke
faskes

Akses
Kegagalan
melakukan akses
Keterlambatan akses
Salah
menuju/memilih
tempat pelayanan
Risiko pada saat pendaftaran

Pendaftaran
Kekeliruan identitas rekam
medis
Rekam medis tidak ditemukan,
dibuatkan rekam medis baru,
Kartu identitas tertukar,
Rekam medis tertukar
Risiko pada saat pengkajian dan
penyusunan rencana asuhan
Pengkajian
&
Penyusunan
Rencana asuhan

Salah diagnosis
Salah baca hasil pem
Penunjang
Salah interpertasi hasil
Salah menyusun rencana
terapi
Risiko pada
Tindakan dan
Pemberian obat

Pelaksanaan asuhan tidak sesuai


rencana asuhan
Kekeliruan dalam melakukan tindakan
medik/keperawatan
Kekeliruan dalam menyediakan diit
Kekeliruan dalam penulisan resep,
penyediaan obat, pemberian obat yang
tidak perlu, tidak memberikan obat
yang diperlukan, peracikan obat,
informasi ttg obat, dsb
Pemberian pelayanan yang tidak bersih,
Pemberian terapi yang tidak dimonitor
Risiko pada
saat
Evaluasi
dan tindak
lanjut
Risiko pada
saat kembali
ke
rumah/masya-
rakat
Keselamatan Pasien di
Sarana Pelayanan
Kesehatan:
Upaya upaya yang dirancang untuk:
mencegah terjadinya “adverse
outcomes/events” (hasil/kejadian yang
tidak diharapkan, yang disebaBkan
bukan oleh kondisi pasien) sebagai
akibat “tindakan yang tidak aman”
atau “kondisi laten”
Beberapa definisi
 Adverse event (Kejadian tidak diharapkan=KTD):
injury caused by medical management rather
than by the underlying condition of the patient
 Kejadian Tidak Cedera (KTC)
 Near miss (Kejadian nyaris cedera=KNC): suatu
kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit
tetapi belum terjadi karena secara kebetulan
diketahui atau upaya pencegahan segera
dilakukan
 Kondisi Potensial Cedera (KPC): suatu keadaan
yang mempunyai potensi menimbulkan cedera
Penyebab terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD=Adverse
event)

 Tindakan yang tidak aman (unsafe act):


 Human error:
 Slips: error sebagai akibat kurang/teralihnya perhatian atau
salah persepsi)
 Lapses: error yang terkait dengan kegagalan memori
lupa/tdk ingat)
 Mistakes: Kesalahan yang terkait dengan proses mental
dalam assessment informasi yang tersedia, kesalahan dalam
merencanakan asuhan, kesalahan dalam menetapkan
tujuan, kesalahan dalam mengambil keputusan klinis
 Violation (pelanggaran)
 Sabotage (sabotase) (Reason, 1997)
 Kondisi laten (latent condition):
 Sistem yang kurang tertata yang menjadi
predisposisi terjadinya error
 Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan

(Reason, 1997)
Situasi/kondisi yang memudahkan
terjadi medical error

 Tekanan waktu
 Lingkungan kerja yang tidak menentu
 Beban kerja yang tinggi
 Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum
pernah sebelumnya
 Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat
 Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap
saat
 Petunjuk yang meragukan/tidak tepat
 Terlalu percaya diri
 Komunikasi yang tidak memadai
 Lingkungan kerja dg stress tinggi
Error dapat terjadi dalam
bentuk tindakan:
Melakukan yang semestinya
tidak dilakukan (commission)
atau
Tidak melakukan yang
semestinya dilakukan (omission)
Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
36

Health care
regulation
(Nihal Hafez, 1997)

SUATU AKSI SOSIAL YANG


DILAKUKAN (OLEH PEMERINTAH)
UNTUK MEMPENGARUHI SECARA
LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG
TERHADAP PERILAKU DAN FUNGSI
TENAGA KESEHATAN DAN/ATAU
ORGANISASI KESEHATAN
Mekanisme regulasi 37

kesehatan

Perijinan (lisensi)
Sertifikasi
Akreditasi
Peraturan Perundangan
Proses Pelaksana Sasaran evaluasi Komponen
persyaratan 38
Standard

Akreditasi Lembaga yang Organisasi atau Kepatuhan pada Standar maksimal


(sukarela), contoh: diakui, biasanya sebagian fungsi standar, on-site yang dapat dicapai
organisasi evaluation, kepatuhan untuk memacu
akreditasi RS, yan LSM
tsb tidak diharuskan perbaikan mutu yang
med dasar oleh hukum kontinyu

Lisensi (wajib): Pemerintah atau Individu atau Bagian dari regulasi Standar minimal untuk
lisensi tenaga konsil organisasi untuk menjamin melindungi pasien,
kompetensi minimum menjamin keamanan,
kesehatan, lisensi
Bagian dari regulasi dan meminimalkan
fasilitas pelayanan resiko
untuk menjamin
standar minimal suatu
fasilitas pelayanan
Sertifikasi Lembaga yang Individu/organisasi Evaluasi persyaratan Standar lembaga
(sukarela/wajib): diberi kewenangan, yang ditetapkan, (misalnya ISO) untuk
pendidikan/pelatihan mengevaluasi
sertifikasi ATLS, pemerintah, atau
tambahan, dan kepatuhan terhadap
sertifikasi LSM kompetensi di bidang spesifikasi rancangan
tehnologi tertentu lembaga
kesehatan, Menunjukkan bahwa
sertifikasi berbagai organisasi
pusat di RS mempunyai
pelayanan, tehnologi
atau kapasitas khusus
Definisi Akreditasi
 ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition by a
national healthcare accreditation body of the
achievement of its accreditation standards by a
healthcare organisation, demonstrated through an
independent external peer assessment of that
organisation’s level of performance in relation to the
standards.
 Akreditasi adalah pengakuan oleh public melalui
lembaga akreditasi pelayanan kesehatan nasional pada
suatu organisasi pelayanan kesehatan atas tingkat
pencapaian terhadap standar akreditasi yang
diwujudkan melalui penilaian eksternal oleh peer secara
independen thd tingkat kinerja terkait dengan standar
tsb.
AKREDITASI MERUPAKAN
SALAH SATU BENTUK AUDIT
EKSTERNAL
UNTUK MENILAI SISTEM
PELAYANAN DAN SISTEM
MUTU APAKAH SUDAH SESUAI
DENGAN STANDAR YG
DITETAPKAN
Penyelenggaraan
Pelayanan
Peraturan (Produksi):
Kebijakan
Perundangan -mengukur
Pedoman Outcome
Pedoman Kr.Acuan -memonitor
Prosedur Pelayanan
Acuan -mengendalikan
Manual Kepuasan
Standar -memelihara
-menyempurnakan
-mendokumentasikan

Akreditasi

Standar
Akreditasi
42

AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Definisi:

Pengakuan terhadap Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter


dan praktik dokter gigi yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama
itu memenuhi standar pelayanan fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang telah ditetapkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan secara berkesinambungan.
KONSEP DASAR AKREDITASI PUSKESMAS

KONSEP DASAR AKREDITASI FASYANKES PRIMER


Dimodifikasi dari Nico A. Lumenta

Memenuhi / Menerapkan / Comply

2
STANDAR PUSKESMAS 1

Survei Akreditasi Puskesmas 5

 UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


 UU RI
UU No.29
29/2004
UU 36/tahun
:2004 2009
PRAKTIK tentang Kesehatan;
KEDOKTERAN
: Praktik Kedokteran
 UU 36/2009
UU RI No. 23 : KESEHATAN
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
PP
UU 36 / 2009 : Kesehatan
UU65/2005
RI No. : PEDOMAN
362005
tahun & PENERAPAN SPM ; Instrumen
 PP. 65/ : P2014 tentang
edoman Tenaga
dan Kesehatan
Penerapan SPM
 Perpres N072/2012
PERPRES
Permenkes
2 tahun 2015
: SKN
741/2008
tentang RPJMN 2015 -2019
: SPM Bid. Kes Kab/kota
Akreditasi 4 6
 PERPRES 12/ 2013 : JKN
Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
Kep
pada menkes
JKN
PERMENKES 128/2004,
741/2008 : SPM : Kebijakan
BID. KES Dasar PKM
KEPMENKES
Kep menkes 128/2004
374/2009: KEBIJAKAN
 Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik
: SKN DASAR PKM
2009
 Permnekes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat: PRAKTIK KEDOKTERN
UU 29/2004 3
 Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Renstra Kemenkes 2015 -
UU 36/2009 : KESEHATAN
2019 Badan Akreditasi
PP 65/2005 : PEDOMAN DAN PENERAPAN SPM SERTIFIKAT
PERPRES 72/2012 : SKN
PERMENKES 741/2008 : SPM Bid KES Kab/Kota
KEPMENKES 128/2004 : KEBIJAKAN DASAR PKM
44
MANFAAT AKREDITASI FKTP
 BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA :
 Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan
klinis, serta penerapan manajemen risiko
 BAGI BPJS KESEHATAN :
 Sebagai syarat recredensialing FKTP
 BAGI FKTP :
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3. Meningkatkan pendidikan pada staf
4. Meningkatkan pengelolaan risiko
5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.

 BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)


1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
2. Adanya Jaminan Kualitas
AKREDITASI FKTP
PARIPURNA

KLINIK PRATAMA
PARIPURNA
PUSKESMAS

UTAMA

DPM
MADYA TERAKREDITASI
MADYA
TIDAK
DASAR TERAKREDITASI
DASAR
TIDAK
TIDAK TERAKREDITASI
TERAKREDITASI

1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN 1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN 1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN


2. UKM 2. LAYANAN KLINIS 2. LAYANAN KLINIS
3. LAYANAN KLINIS (UKP)

776 EP 503 EP 234 EP


Akreditasi Puskesmas

Pelayanan UKP

Pelayanan
Yang Penyelenggaraan
UKM Puskesmas
diakreditasi
Administrasi manajemen
Puskesmas
Standar akreditasi puskesmas disusun dalam
9 bab, dengan 776 elemen penilaian (EP):

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121
EP
Bab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP
Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran
(UKMBS) dengan 53 EP
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM) dengan 101 EP
Bab VI. Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) dengan 29 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
dengan 58 EP
4 Bab standar akreditasi klinik
(TOTAL 503 EP)
 Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) : 122 EP
 Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) : 151 EP
 Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK): 172 EP
 Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) : 58
EP
Standar akreditasi Praktik
Dokter Mandiri (234 EP)
 Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik
Mandiri (KMPM) dengan 73 EP
 Bab II Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (LKPM) dengan 161 EP
Struktur standar

Bab:
Standar:
Kriteria :
Maksud dan Tujuan:
Elemen Penilaian
1. BAB I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)

Standar
1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas diidentifikasi dan tercermin dalam Upaya Puskesmas. Peluang
untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan diidentifikasi dan dituangkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan.

Kriteria 1.1.1
Di Puskesmas ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat dan dilakukan kerja sama untuk
mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan harapan masyarakat akan pelayanan Puskesmas yang dituangkan
dalam perencanaan.

Maksud dan Tujuan:

Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu menetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan
bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya dengan mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Penilaian kebutuhan masyarakat dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan
sektor terkait dan kegiatan survei mawas diri, serta memerhatikan data surveilans untuk kemudian dilakukan analisis
kesehatan komunitas (community health analysis) yang menjadi bahan untuk penyusunan rencana Puskesmas.
Rencana Puskesmas …..dst

Elemen Penilaian:
1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan berdasarkan prioritas
2. Tersedia informasi tentang jenis pelayanan dan jadwal pelayanan.
3. Ada upaya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.
4. Ada Informasi tentang kebutuhan dan harapan masyarakat yang dikumpulkan melalui survey atau kegiatan
lainnya.
5. Ada perencanaan Puskesmas yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dengan melibatkan
masyarakat dan sektor terkait yang bersifat komprehensif, meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
6. Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab, dan Pelaksana Kegiatan menyelaraskan antara kebutuhan dan
harapan masyarakat dengan visi, misi, fungsi dan tugas pokok Puskesmas
Bab I
Persyaratan Umum Klinik

Standar

1.1. Persyaratan Pendirian dan Perijinan Klinik

Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.

Persyaratan Lokasi

Kriteria

1.1.1. Lokasi pendirian Klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah

Maksud dan Tujuan:

 Pendirian Klinik perlu memperhatikan tata ruang daerah dan kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan
pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk.

 Analisis yang mempertimbangan tata ruang daerah dan rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dan jumlah
penduduk dituangkan dalam rencana strategik Klinik atau rencana pembangunan Klinik

Elemen Penilaian:

1. Dilakukan analisis terhadap pendirian Klinik yang mempertimbangkan tata ruang daerah dan rasio jumlah
penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan

2. Pendirian Klinik mempertimbangkan tata ruang daerah

3. Pendirian Klinik mempertimbangkan rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan

4. Klinik memiliki perijinan yang berlaku


Cara penilaian

 Tiap pembuktian pada elemen diberikan


nilai:
0 = jika belum ada sama sekali atau baru
sebagian kecil ada ( 0% – 20 %)
5 = jika sebagian besar sudah
dilaksanakan (20 – 79 %)
 10 = jika sudah dilaksanakan (80 – 100 %)
 Skor total untuk tiap kriteria =
jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 %
jumlah elemen pd tiap kriteria x 10
 Skor total untuk tiap bab=
jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 %
jumlah elemen pd tiap bab x 10
Pelaksanaan survei
 Periksa dokumen yang menjadi regulasi: dokumen
eksternal dan internal
 Telusur:
 Wawancara:
 Pimpinan puskesmas
 Penanggung jawab program
 Staf puskesmas
 Lintas sektor
 Masyarakat
 Pasien, keluarga pasien
 Observasi:
 Pelaksanaan kegiatan
 Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan
(rekaman/records)
Kegiatan Pokok penugasan Waktu Jumla Nama NS
bahasan h NS
Workshop Standard an SA, Mei 3 Tjahjono
I instrumen penyusunan Soenoe
dokumen Lina
Workshop Pembahasan Tindak lanjut Juni 2 Tjahjono
II hasil SA dan SA: Soenoe
rencana Kelengkapan
tindak lanjut dokumen
Perbaikan
system
Workshop Progress Implementasi Juli akhir 2 Djemingin
III tindak lanjut perbaikan Lina
SA
Workshop Progress Perbaikan September/Okto 2 Tjahjono
IV perbaikan sesuai hasil ber Soenoe
system dan workshop
implementasi
Workshop SA pra Perbaikan Oktober/Novem 2 Djemingin
V akreditasi hasil SA pra ber Soenoe
akreditasi,
persiapan
akreditasi

Anda mungkin juga menyukai