Tonsilitis Difteri
Reaksi radang,
Infiltrasi Bakteri keluarnya leukosit Detritus
polimorfonuklear
Diagnosis; ditegakkan
berdasarkan gambaran klinik dan Terapi; Anti difteri serum (ADS) dosis
pemeriksaan preparat yang (20.000 – 100.000 u) tergantung umur
diambil dari permukaan bawah dan beratnya penyakit -> diberikan
membran semu. segera tanpa menunggu hasil kultur.
Antibiotika penisilin / eritromisin 25 –
50 mg/Kg/BB di bagi dalam 3 dosis
selama 14 hari
Kortikosteroid 1.2 mg/ kg/BB/ hari,
antipiretik
Pasien harus di isolasi dan harus
istirahat di tempat tidur2-3 minggu
Tonsilitis Septik
Leukimia Akut
Gejala berupa epitaksis, perdarahan Infeksi Mononukleosis
di mulut,sehingdan dibawah kulit Pada penyakit ini itonsilo faringitis
sehingga kulit tampak bercak ulsero membranosa bilateral.
kebiruan. Tonsil membengkak Membran semuyang menutupi ulkus
ditutupi membran semu tetapi tidak muah diangkat tanpa timbul
hiperemis dan rasa nyeri hebat di pendarahan.
tenggorokan. Gambran darah khas; terdapat leukosit
mononukleus dalam jumlah besar
Angina Agranulositosis Tanda khas yang lain kesanggupan
Penyebabnya ialah keracunan obat dari serum pasien untuk beraglutinasi
goongan amidopirin, sulfa dan arsen. Pada terhadap sel darah merah domba
pemeriksaan tampak ulkus di mukosa mulut (reaksi paul Bunnel)
dan faring.
Tonsilitis
Kronik
Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi
akut atau subklinis yang berulang
ETIOLOGI
Kuman penyebab sama
dengan tonsilitis akut tetapi
kadang – kadang kuman
berubah menjadi kuman
golongan negatif
Faktor Resiko RISIKO
Rangsangan kronis (rokok, makanan)
Higiene mulut yang buruk
adekuat.
DERAJAT TONSILITIS
PATOFISIOLOGI
Peradangan berulang
1
Sulit menelan 2
3 Halitosis
Sinusitis.
Otitis media.
• Serangan tonsilitis lebih dari 3x pertahun • Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh
walaupun telah mendapatkan terapi bakteri streptococcus beta hemoliticus grup A
adekuat.
• Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya
• Tonsil hipertrofi yg menyebabkan maloklusi
keganasan
gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasial. • Otitis media efusa/otitis media
• Sumbatan jalan napas, sleep apneu, supuratif.
gangguan menelan, gangguan berbicara, dan
cor pulmonale.