Anda di halaman 1dari 26

Tonsilitis

Pembimbing : dr. Bima Mandraguna, Sp.THT-KL dan dr. Aditya Arifianto,


Sp.THT-KL
Nisa Widiya Wardani
DEFINISI

Peradangan tonsil palatina yang


merupakan bagian dari cincin
Waldeyer.

Penyebaran infeksi melalui udara (air bone droplets),


tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur,
terutama pada anak.
Anatomi

Cincin Waldeyer tersiri atas susunan


kelenjar limfa, yaitu : Tonsil faringeal
(adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial),
tonsil lingual dan tonsil tuba Eustachius.
• Tonsil palatina terletak di fossa tonsil pada
kedua sudut oropharing dam terdapat
daerah kosong yang disebut dengan
supratonsilar

• mempunyai 10-30 kriptus. Dan terdapat a. Maksilaris


a.Tonsilaris

limfanodulus di bawah jaringan ikat Eksterna a. Palatina


tersebar sepanjang kriptus. asenden
a. Maksilaris a. Palatina
• Vena tonsil membentuk fleksus Pendarahan Interna desenden

bergabung dengan pleksus faring. a. Faringeal


desenden

•Persarafan tonsil berasal dari N.V dan N. IX a.Lingualis


dorsal
Epidemiologi

Berdasarkan survei epidemiologi penyakit THT di


7 provinsi Indonesia prevalensi tonsilitis kronis
sebesar 3,8% tertinggi kedua setelah nasofaring
akut (4,6%)
Klasifikasi
Tonsilitis Viral

Tonsilitis Akut Tonsilitis


Bakterial

Tonsilitis Difteri

Tonsilitis Tonsilitis Septik


Tonsilitis Membranosa
Angina Plaut
Vincent
Penyakit
Kelainan Darah
Tonsilitis Kronik
Tonsilitis
Akut
Tonsilitis Viral

Gejala lebih menyerupai common cold yang


disertai nyeri tenggorokan
Penyebab yang paling sering adalah Virus Epstein Barr.
Hemofilus influenza penyebab dari Tonsilitis akut supuratif.
Jika terjadi infeksi coxschakie, pada saat pemeriksaan rongga
mulut akan tampak luka kecil pada palatum dan tonsil sangat
nyeri
Terapi: istirahat, minum cukup, analgetika, dan
antivirus diberikan jika gejala berat.
Tonsilitis Bakterial

Dapat disebabkan Kuman grup A streptokokus


β hemolitikus yang dikenal sebagai strept
throat, pneumokokus, streptokokus viridan
dan streptokokus piogenes.

Reaksi radang,
Infiltrasi Bakteri keluarnya leukosit Detritus
polimorfonuklear

*detritus : kumpulan leukosit, bakteri yang mati, dan


epitel yang telepas. Secara klinis detritus mengisi
kriptus tonsil dan tampak sebagai bercak kuning.

Tonsilitis folikularis: tonsilitis akut dengan detritus


Tonsilitis lakunaris: Bercak detritus menjadi satu
membentuk alur-alur
Bercak detritus dapat melebar sehingga terbentuk
membran semu (pseudomembrane) yang menutupi
tonsil
Gejala dan
Tanda
• Masa inkubasi 2-4 hari Terapi dan
• gejala dan tanda: nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan,
komplikasi
suhu tubuh tinggi, lesu, nyeri • Terapi: antibiotika spektrum
sendi, tidak nafsu makan dan lebar, penisilin, eritromisin.
otalgia Antipiretik dan obat kumur yang
• pada pemeriksaan tampak tonsil mengandung desinfektan.
membengkak, hiperemis dan • Komplikasi : OMA, Sinusitis,
terdapat detritus membentuk abses peritonsil dan parafaring,
folikel, lakuna atau tertutup oleh bronkitis, glomerulonefritis akut,
miokarditis dan atritis
membran semu,kelenjar
submandibulamembengkak dan • Akibat hipertrofi tonsil
menyebabkan pasien bernafas
nyeri tekan. lewat mulut, tidur mendengkur,
gangguan tidur karena sleep
apneu yang disebut Obstructive
Sleep Apnea Syndrome (OSAS)
Tonsilitis
Membranosa
Tonsilitis Difteri

Penyebabnya adalah kuman Coryne


Bacterium diphteriae
Tidak semua orang terinfeksi oleh kuman ini
menjadi sakit, tergantung titer anti toksin
dalam darah seseorang. Titer anti toksin
sebesar 0.03 satuan per cc darah dapat
dianggap cukupmemberikan dasar imunitas.

*Tonsilitis difteri sering ditemukan


pada anak kurang dari 10 tahun,
frekuensi tertinggi pada usia 2-5
tahun. Pada orang dewasa masih
mungkin menderita tonsilitis Difteri.
Gejala dan Tanda

Gejala Umum Gejala Lokal Gejala akibat eksotoksin


• Kenaikan Suhu tubuh • Tampak berupa tonsil • kerusakan jaringan
(Subfebris) membengkak di tutupi tubuh
• Nyeri kepala, nyeri bercak putih kotor, makin •Pada jantung:
menelan lama makin meluas Miokarditis ,
• Tidak nafsu makan membetuk membran semu decompensatio
• Badan lemah • membran ini dapat meluas cordis
• Nadi lambat ke palatum mole, uvula, •Saraf kranial:
nasofaring laring, trakea dan kelumpuhan otot
bronkus. palatum dan otot
• membran melekat erat pernapasan
pada dasarnya sehingga bila •Ginjal: Albuminuria
diangkat akan mudah
berdarah
•Jika infeksi berjalan ke
kelenjar limfa leher akan
membengkak menyerupai
leher sapi (Bull neck)
Komplikasi; laringitis, miokarditis,
decompensasio cordis, kelumpuhan
Diagnosis, Terapi, otot palatum mole, otot mata, otot
Komplikasi faring dan otot laring sehingga
menimbulkan kesulitan menelan,
suara paraudan kelumpuhan otot-otot
pernapasan

Diagnosis; ditegakkan
berdasarkan gambaran klinik dan Terapi; Anti difteri serum (ADS) dosis
pemeriksaan preparat yang (20.000 – 100.000 u) tergantung umur
diambil dari permukaan bawah dan beratnya penyakit -> diberikan
membran semu. segera tanpa menunggu hasil kultur.
Antibiotika penisilin / eritromisin 25 –
50 mg/Kg/BB di bagi dalam 3 dosis
selama 14 hari
Kortikosteroid 1.2 mg/ kg/BB/ hari,
antipiretik
Pasien harus di isolasi dan harus
istirahat di tempat tidur2-3 minggu
Tonsilitis Septik

Penyebabnya ialah Streptokokus Hemolitikus yang


terdapat dalam susu sapi.
Di indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara
pasteurisasi sebelum di minum, maka penyakit ini jarang
Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulsero Membranosa)

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Spirochaeta


atau triponema yang didapatkan pada penderita
dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi
vitamin C

Gejala; demam sampai 39˚C, nyeri kepala, badan


lemah dan kadang-kadang terdapat gangguan
pencernaan. rasa nyeri di muut, hipersalivasi,
gigi dan gusi mudah berdarah.

Pada pemerisaan, tampak mukosa Terapi; Antibiotika spektrum Lebar Selama 1


mulut dan faring hiperemis, tampak minggu. Memperbaiki higiene mulut. Vitamin C
membran putih keabuan di atas tonsil dan Vit B Kompleks.
, uvula, dinding faring gusi serta
prosesus alveolaris. Mulur berbau
dan kelenjar sub mandibula
membesar
Penyakit Kelaianan Darah

Leukimia Akut
Gejala berupa epitaksis, perdarahan Infeksi Mononukleosis
di mulut,sehingdan dibawah kulit Pada penyakit ini itonsilo faringitis
sehingga kulit tampak bercak ulsero membranosa bilateral.
kebiruan. Tonsil membengkak Membran semuyang menutupi ulkus
ditutupi membran semu tetapi tidak muah diangkat tanpa timbul
hiperemis dan rasa nyeri hebat di pendarahan.
tenggorokan. Gambran darah khas; terdapat leukosit
mononukleus dalam jumlah besar
Angina Agranulositosis Tanda khas yang lain kesanggupan
Penyebabnya ialah keracunan obat dari serum pasien untuk beraglutinasi
goongan amidopirin, sulfa dan arsen. Pada terhadap sel darah merah domba
pemeriksaan tampak ulkus di mukosa mulut (reaksi paul Bunnel)
dan faring.
Tonsilitis
Kronik
Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi
akut atau subklinis yang berulang

ETIOLOGI
Kuman penyebab sama
dengan tonsilitis akut tetapi
kadang – kadang kuman
berubah menjadi kuman
golongan negatif
Faktor Resiko RISIKO
 Rangsangan kronis (rokok, makanan)
 Higiene mulut yang buruk

 Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu

yang berubah- ubah)

 Alergi (iritasi kronis dari allergen)

 Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik)

 Pengobatan Tonsilitis Akut yang tidak

adekuat.
DERAJAT TONSILITIS
PATOFISIOLOGI
Peradangan berulang
1

Epitel mukosa &


jaringan limfoid
2
terkikis dan
berubah jadi
jaringan parut Jaringan parut
mengalami
3 pengerutan
sehingga
kripta melebar terisi
Menembus kapsul detritus
tonsil, menimbulkan
perlekatan jaringan 4
sekitar fossa
tonsilaris
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS 1 Sakit menelan (odinofagia)

Sulit menelan 2

3 Halitosis

Terasa ada sesuatu yang 4


mengganjal di tenggorokan

5 Tenggorok terasa kering


PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Ukuran tonsil membesar dan
1
permukaannya tidak rata

Kripta melebar dan terisi detritus 2

Pembesaran KGB submandibula


3

Plika anterior lebih 4


hiperemis dibanding mukosa
faring
KOMPLIKASI
Rhinitis kronis.

Sinusitis.

Otitis media.

Komplikasi secara hematogen atau limfogen:


• endokarditis.
• Artritis
• Miositis
• Nefritis
• Uveitis
• Iridosiklitis
• Dermatitis
• Urtikaria
• Furunkulosis
TATALAKSANA
Medikamentosa
• gol penisilin : efek bakterisid •Menjaga hygiene
dengan menghambat mulut dengan
pembentukkan mukopeptida berkumur atau obat
yang diperlukan untuk sintesis
hisap (mengandung
dinding el mikroba
klorheksidin atau
• sefalosporin digunakan
dibawah 12 tahun lebih efektif benzidamin)
terhadap streptococcus •Tonsilektomi apabila
terdapat indikasi.
INDIKASI TONSILEKTOMI

• Serangan tonsilitis lebih dari 3x pertahun • Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh
walaupun telah mendapatkan terapi bakteri streptococcus beta hemoliticus grup A
adekuat.
• Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya
• Tonsil hipertrofi yg menyebabkan maloklusi
keganasan
gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasial. • Otitis media efusa/otitis media
• Sumbatan jalan napas, sleep apneu, supuratif.
gangguan menelan, gangguan berbicara, dan
cor pulmonale.

• Rhinitis & sinusitis yang kronis,


peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak
berhasil hilang dgn pengobatan.
• Napas bau yang tidak berhasil dgn
pengobatan.
KOMPLIKASI TONSILEKTOMI

• Post tonsillectomy hemorrhage (PTH)


PTH primer dapat terjadi 24 jam setelah operasi
disebabkan oleh tidak adekuatnya penjahitan/ligasi
arteri yang bersangkutan.
Sedangkan PTH sekunder dapat terjadi pada hari ke
5 sampai ke 10 post pembedahan.
Referensi

1. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala


dan Leher FK UI. 2014
2. The American Academy of Otolaryngology – Head and Neck
Surgery Clinical Indicators Compendium 1995
3. Adam GL. Diseases of the nasopharynx and oropharinx. In:
Boles fundamentals of otoralaryngology. A text book of ear
nose and throat diseases. WB saunders co. 1989: p.332-69
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai