Anda di halaman 1dari 12

PTM SMA STI 2017-2018

Anakku Masa Depanku


Yang Muda Berkarya
Yang Tua Membina

TANGERANG SELATAN, 12 AGUSTUS 2017


Anakku Masa Depanku

Anak bagi orang tua, siapapun orang tuanya mereka adalah aset masa
depan yang tak ternilai harganya. Sebuah investasi besar tentu
harus disiapkan dengan benar agar kelak dikemudian hari dapat
membuahkan berkat kemuliaan yang besar, yang dapat
memudahkan jalan hidupnya, orang tuanya, bangsa, dan negaranya.
Melihat harapan besar dari orangtua, tentu STI tidak boleh
mengecewakannya. Saya harus bertanggungjawab atas tugas ini,
dari situ saya mulai putar pikiran, apa yang harus saya buat. Dari
mana saya harus mulai melangkah?, dengan siapa saya harus
bekerja?, tenaga seperti apa yang saya butuhkan? Model bekerja
seperti apa yang saya perlukan? Dan pelayanan seperti apa yang
harus saya terapkan?
Yang Muda Berkarya

Guru-guru kami adalah guru-guru yang masih rata-rata


muda, energik, dan gesit. Merekalah yang banyak
melakukan kerja, saya yang sudah tua ini tinggal
gombyongi saja dengan menerapkan ajaran bapak
pendidikan kita Kihajar Dewantara yakni Ingarso
Sungtulodo, Ingmadyo Mangunkarso, Tutwuri Handayani.
Yang Tua Membina

Guru-guru muda perlu diasah terus, ditingkatkan terus


kecakapannya, keterampilannya, pengetahuannya, agar
benar benar dapat memberikan pembekalan ilmu yang
tepat pada peserta didiknya, memberikan pendampingan
yang menyenangkan kepada peserta didiknya.
Peningkatan keilmuan, keterampilan dalam mencari
metode pembelajaran dan lain lain adalah tugasnya yang
tua-tua ilmunya (ibu Dr. Dewi dan pak Robert, selaku
manajemen Sekolah Tunas Indonesia)
Pola Pendidikan Otoriter

Segala aturan wajib ditaati, anak harus menurut, tidak


boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan.
Anak bagaikan robot yang selalu nurut dengan perintah
gurunya. Akibatnya anak menjadi kurang percaya diri,
penakut, pencemas, minder / rendah diri. Tapi di sisi lain
mereka juga bisa menjadi pemberontak, nakal, dan lain
lain.
Pola Pendidikan Permisif

Dalam pola pendidikan permisif, segala keinginan dan


kemauan anak dituruti, anak bebas melakukan apa saja,
sekehendak dirinya sendiri. Anak-anak disini cenderung
bertindak semena-mena, seenaknya sendiri tanpa ada
merasa bersalah. Sisi negatif yang lain, anak menjadi
kurang disiplin, kurang patuh dengan aturan sosial yang
berlaku.
Pola Pendidikan Otoritatif

Pola pendidikan ini adalah gabungan dari dua pola


pendidikan diatas yakni menempatkan pola pendidikan
yang seimbang dari keduanya. Yakni lebih pada
pendekatan dari kedua belah pihak, anak
mendengarkan, menghargai nasihat, aturan-aturan dari
sekolahnya, dan sekolah juga mendengarkan,
memperhatikan apa yang menjadi pendapat dan
usulan anak-anak, sehingga tercipta kondisi belajar
yang menyenangkan dari keduanya. Dengan demikian
anak menjadi pribadi yang ceria, menyenangkan, dan
lain-lain.
Penyelesaian Masalah Dengan Pendekatan
Persuasif

Siswa, guru adalah manusia lemah, namun saling


berinteraksi setiap hari. Benturan masalah sangat
mungkin terjadi. Dalam penanganan masalah, SMA STI
lebih pada pendekatan dari hati ke hati, dengan
penjelasan-penjelasan yang dapat menyadarkan /
menyelesaikan masalahnya tanpa harus terluka hatinya.
Dengan hal ini, masalah-masalah yang terjadi pada siswa
diselesaikan oleh orang yang tepat, yakni guru bimbingan
konseling (ibu Palupi)
Pengembangan Pendidikan Secara Holistik
Dari PQ, IQ, EQ, dan SQ nya ditumbuh kembangkan secara bersama-
sama seimbang diantaranya. Sekalipun EQ merupakan bagian
prosentasi terbesar dalam menentukan keberhasilan seseorang,
tidak kalah pentingnya juga kita prioritaskan pengembangan IQ
dengan memberikan latihan-latihan soal dan penugasan pada
pelajaran inti seperti matematika, bahasa inggris, dan ekonomi.
Anak diajarkan pandai menghitung bukan untuk menjadikan anak
yang penuh perhitungan, tapi cepat mengkalkulasi hal-hal yang
cepat untuk diputuskan agar tidak salah keputusan dan
mengakibatkan kerugian bagi dirinya sendiri maupun perusahaan
yang dipimpinnya kelak. Anak-anak dikondisikan pandai berbahasa
inggris agar kelak dapat melakukan komunikasi bahasa inggris
dengan baik dalam lingkungan masyarakat atau di kantornya,
mengingat bahasa inggris menjadi persyaratan dan kebutuhan
global di kantor kantor besar di negri ini.
Prinsip Kerja Guru Bekerja Keras Dengan
Cerdas, Melayani Dengan Hati
Guru sebagai garda depan pendamping anak-anak perlu memantaskan
dirinya, memperkuat keilmuannya, keterampilannya dalam mendidik,
perlu belajar terus menerus, perlu mengupdate dirinya terus menerus,
memperkaya dirinya terus menerus tanpa lelah, agar dapat
membanggakan anak-anak didiknya. Cerdas mengatasi masalah dalam
menyingkapi kendala-kendala kekurangan alat bantu belajar, bahan
pembelajaran atau tempat pembelajaran yang dihadapinya. Melayani
dengan hati adalah bagian penting yang seharusnya guru lakukan dalam
setiap pelayanan pendidikan di SMA STI. Layanilah dengan tulus, dengan
kesungguhan pada anak-anak ini, mereka adalah titipan Tuhan, titipan
orang tua yang sangat menyayanginya dan mengasihinya. Apapun dalam
setiap nafas pembelajaran, semangatilah anak-anak dengan kata
penyemangat “Manjadda Wajadda” yakni yang artinya siapa bersungguh-
sungguh, dialah yang akan berhasil. Dengan demikian dalam jiwanya
tertanam kuat, semangat.. Semangat, sungguh-sungguhlah.. Sungguh
sungguhlah, biar kelak aku berhasil.
Senior High School
SEKOLAH Tunas Indonesia

Out put pribadi yang diharapkan:


1. Sehat
2. Ceria
3. Semangat
4. Sopan
5. Menyenangkan
6. Prestasi akademik baik
7. Berkomunikasi dengan baik
8. Hubungan sosial baik
9. Kepekaan sosial baik
10.Integritas baik
Terima Kasih

- Pada guru-guru, karyawan, dan osis yang telah


membantu terselenggaranya PTM dengan baik
- Kepada orang tua yang telah hadir dalam acara PTM
ini dan khususnya pada orang tua yang telah
memberikan bantuan perhatian financial untuk
pengadaan snack bagi orang tua dan anak-anak kami
yang hadir pada hari ini.

Anda mungkin juga menyukai