Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

TATALAKSANA ASITES REFRACTOR

Pembimbing

dr. Hascaryo Nugroho, Sp.PD

Disusun Oleh :
Dina Farhana NRP.121 0221 011
Pendahuluan
Asites adalah
penumpukan cairan
bebas di dalam
rongga peritoneum.

penyakit yang jauh dari


peritoneum (infeksi, peritoneum (penyakit hati,
keganasan) gagal jantung,
hipoproteinemia)
 sirosis adalah penyebab asites yang paling umum negara
bagian barat (75%), diikuti oleh keganasan peritoneal (12%),
gagal jantung (5%) dan tuberkulosis peritoneal (2%).

 Di UK kematian karena sirosis telah meningkat dari 6 per


100.000 penduduk di 1993- menjadi 12,7 per 100.000
penduduk di tahun 2000

 Timbulnya ascites pada pasien sirosis hati berasosiasi dengan


prognosis yang buruk
 Pada 50% pasien dengan sirosis hati yang terkompensasi, setelah
melewati 10 tahun, dapat mengalami ascites

 International Ascites Club, didefinisikan sebagai ascites yang tidak


dapat dimobilisasi atau berulang dengan cepat (semisal pasca
parasentesis) dan tidak dapat dicegah dengan pemberian medika
mentosa.

 Penanganan ascites refrakter sendiri saat ini yang telah


direkomendasikan ialah paracentesis dalam volume besar,
transjugular intrahepatic portosystemic stent-shunt (TIPS),
peritoneovenous shunt serta transplantasi hati.
Definisi

Asites adalah penimbunan cairan secara


abnormal dirongga peritoneum. Asites
dapat disebabkan oleh banyak penyakit
etiologi
Klasifikasi
Menurut EASL 2010

1. Uncomplicated ascites
Asites yang tidak terinfeksi dan tidak terkait dengan
pengembangan sidrom hepatorenal. Asites dapat dinilai
sebagai berikut:
2. Asites Refarkter

Asites yang tidak dapat dimobilisasi atau yang kambuh


lebih awal (yaitu, setelah terapi paracentesis) yang tidak
dapat dicegah dengan terapi medis

Sekali ascites tidak mempan terhadap pengobatan,


rata-rata ketahanan pasien kira-kira 6 bulan
Tabel Definisi dan kriteria diagnostik untuk
ascites refrakter pada sirosis
 3. Spontaneous bacterial peritonitis

SBP merupakan infeksi bakteri yang paling umum pada pasien


dengan sirosis dan asites, angka mortalitasnya lebih dari 90%
tapi turun hingga sekitar 20% dengan diagnosis dan terapi
dini.
 4 Hiponatremia
Hiponatremia pada sirosis, didefinisikan ketika konsentrasi
natrium serum menurun hingga di bawah 130 mmol/L,
namun reduksi di bawah 135 mmol/L juga dikatakan sebagai
hiponatremia.

Pasien dengan sirosis dapat mengembangkan 2 tipe


hiponatremia = hipovolemik dan hipervolemik
 Hipervolemik hiponatremia adalah yang paling umum dan
dikarakteristikkan dengan rendahnya level natrium serum
dengan ekspansi volume cairan ekstraseluler, dengan ascites
dan edema

 Kondisi dapat terjadi :


- secara spontan
- sebagai konsekuensi kelebihan cairan hipotonik (contoh:
dextrose 5% )
- komplikasi sekunder sirosis, sebagian akibat infeksi bakteri
 Hipovolemik hiponatremia jarang terjadi
dan dikarakteristikkan dengan rendahnya
level natrium serum dan tidak adanya ascites
dan edema, dan paling sering terjadi
sekunder dari terapi diuretic berlebih.
5. Hepatorenal syndrome
 Hepatorenal syndrome (HRS) didefinisikan sebagai kemunculan
gagal ginjal pada pasien dengan penyakit hepar berat dengan
tidak adanya penyebab gagal ginjal yang dapat diidentifikasi
Table criteria diagnosis hepatorenal
syndrome pada sirosis
 Sirosis dengan ascites
 Serum kreatinin >1.5 mg/dL (133μmol/L)
 Tidak ada shock
 Tidak ada hipovolemia yang didefinisikan dengan tidak adanya
perkembangan berkelanjutan fungsi renal (penurunan kreatinin
hingga <133μmol/L) diikuti setidaknya 2 hari withdrawal diuretic
(jika menggunakan diuretic), dan ekspansi volume dengan albumin
1 g/kg/hari hingga maksimum 100g/hari
 Tidak ada terapi dengan obat nephrotoxic
 Tidak ada penyakit parenkim ginjal yang didefinisikan dengan
proteinuria <0.5 g/hari, tidak mikrohematuria (<50 sel darah
merah/ LPB), dan USG ginjal normal
PATOGENESIS
 1. Teori underfilling
Hipertensi porta (terkumpulnya cairan yang berlebihan dalam
splanik vaskular bed) = meningkatkan tekanan hidrostatik di
kapiler = menurunnya volume darah = ginjal (kompensasi )
= activasi renin angiotensin aldosteron =

Anda mungkin juga menyukai