Ovienanda Kristi P
1102011205
Pembimbing:
dr. H. Supriyono, Sp. B
Lubang kencing
Anak laki- laki berada dibagian
berumur 12 tahun bawah kelamin
sejak lahir.
Kepala : Normocephale.
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah dicabut.
Mata : Tidak exopthalmus, sklera tidak ikterik (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil bulat dan isokor, oedem palpebral (-/-).
Hidung : Tidak terdapat nafas cuping hidung, tidak deviasi septum,
darah (-), sekret (-).
Telinga : Bentuk normal, liang telinga luas, tidak ada sekret, tidak ada
darah.
Mulut : Mulut terasa kering (-), sariawan (-), gusi berdarah (-), gigi
berlubang (-).
Leher :Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, trakhea
tidak deviasi, tidak terdapat pembesaran tiroid.
Thoraks : Simetris kiri dan kanan, tidak terlihat pelebaran vena dan
massa.
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan pernafasan kanan-kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan-kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapangan paru, wheezing
(-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra,
dan tidak terdapat thrill.
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV linea sternalis dextra,
batas jantung kiri pada 2cm lateral ICS V linea midklavikula
sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan
gallop
Abdomen
Inspeksi : Tampak simetris, tidak terdapat sikatrik, tidak
terlihat massa, tidak terlihat adanya pelebaran
vena.
Auskultasi: Bising usus (+), bising aorta abdominalis
terdengar.
Palpasi : Supel, turgor kulit baik, tidak terdapat nyeri
lepas, tidak teraba massa, hepatomegaly (-)
splenomegali (-), Ballotement ginjal (-), undulasi
(-).
Perkusi : Suara timpani di semua lapang abdomen, tidak ada
nyeri ketok.
Status Lokalis
Regio Genitourinaria
Inspeksi: Ostium uretra eksterna di proximal penile,
hooding (+), penis terlihat melengkung ke arah
bawah, radang (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), testis teraba (+/+)
Pemeriksaan Laboratorium ( 9 September 2015)
GDS : 102 mg/dl
Hb : 10,7 g/dl
Ht : 33,2%
Leukosit : 10.890/ul
Trombosit : 312.000/ul
SGOT : 55 u/l
SGPT : 29 u/l
Albumin : 4,1 g/dL
Ureum : 14 mg/dL
Kreatinin : 0,7 mg/dL
Natrium : 141,5 mmol/l
Kalium : 3,35 mmol/l
Klorida : 104,2 mmol/l
Gol. Darah : O Rh +
APTT : 45,8 detik
PT : 12,9 detik
HbsAg : negatif
Anti HIV : non reaktif
Diagnosis
Hypospadia tipe proximal penile
Diagnosis Banding
Ambigous genitalia
Tata Laksana
Chordectomy
Prognosis
Gangguan fungsi berkemih berupa arah dan pancaran berkemih yang tidak
normal
Tidak dapat berkemih dalam posisi berdiri karena urin keluar merembes
sehingga penderita akan lebih nyaman dalam posisi jongkok.
Perselubungan
Anamnesis: PF:
pada daerah
Faktor Meatus dorsal dan
genetik, uretra defisiensi kulit Hypospadia
lingkungan, pada
bagian preputium
endokrinologi
ventral daerah ventral
Diagnosis
Diagnosis hipospadia biasanya jelas pada
pemeriksaan fisik inspeksi.
Kadang-kadang hipospadia dapat didiagnosis pada
pemeriksaan ultrasound prenatal.
Jika tidak teridentifikasi sebelum kelahiran, maka
biasanya dapat teridentifikasi pada pemeriksaan
setelah bayi lahir.
Diagnosis Banding:
• Ambiguous Genitalia
Genitalia ambigua adalah kelainan bentuk genitalia eksterna/fenotip
yang tidak jelas laki atau perempuan.
Pemeriksaan
Penunjang
Excretory
cystoscopy karyotype
urography
Tata Laksana
Terdapat beberapa cara penatalaksanaan pembedahan untuk
merekonstruksi hipospadia.
Tujuan penatalaksanaan hipospadia, yaitu
Memperbaiki kelainan anatomi dengan keadaan bentuk yang melengkung
(kurvatura) karena pengaruh adanya chordee.
Menghasilkan bentuk yang baik secara kosmetik.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam mencapai keberhasilan tindakan
operasi bedah hipospadia:
Usia ideal untuk repair hypospadia, yaitu usia 1,5 – 2 tahun (sampai
usia belum sekolah).
Tipe hipospadia, besarnya penis, dan ada tidaknya chordee.
TATA LAKSANA
PEMBEDAHAN
Operasi Uretroplasti
Semua tindakan operasi bedah hipospadia dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
Eksisi chordee
Tahap pertama ini dilakukan pada usia 1,5 – 2 tahun.
Eksisi chordee bertujuan untuk meluruskan, akan tetapi
meatus masih pada tempatnya yang abnormal.
Urethroplasty
Urethroplasty yang dikerjakan 6
bulan setelah tahap pertama.
Teknik reparasi yang dilakukan
oleh dokter bedah plastik
adalah teknik modifikasi uretra.
Kelebihan jaringan preputium
ditransfer dari dorsum penis ke
permukaan ventral yang
berfungsi menutupi uretra baru.
Teknik operasi hipospadia
membutuhkan kelebihan
preputium penis untuk
rekonstruksi saluran kencing
baru. (tidak boleh dilakukan
sirkumsisi).
Perdarahan
Chordee
Edema
persisten
Komplikasi
Divertikula
uretra post Infeksi
operasi
Striktur Urethrocutan
urethra eus fistula
Stenosis
meatus
uretra
PROGNOSIS
PROGNOSIS Ad Bonam
Daftar Pustaka
De Jong W, Syamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3,
Penerbit EGC : Jakarta.
Doherty,Gerard. Current Diagnosis and Treatment Surgery. 13th Ed.
Lange : McGraw Hill.
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-
kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/, diakses tanggal
09/09/2015
http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-
urinaria.html, diakses tanggal 10/09/2015
Sabiston, David Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah. Alih bahasa :
Petrus. Timan. Penerbit EGC : Jakarta.
Sapardan Subroto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.