Anda di halaman 1dari 38

HYPOSPADIA

Ovienanda Kristi P
1102011205
Pembimbing:
dr. H. Supriyono, Sp. B

Kepaniteraan Klinik Bedah


RSUD Cilegon September 2015
CASE REPORT
Nama An. R

Jenis Kelamin Laki- laki


Umur 12 tahun
Pendidikan SMP
Pekerjaan Pelajar
Status Pernikahan Belum menikah
Agama Islam
Alamat Kp. Ampel 07/02 Kecamatan Pulo Ampel

Tanggal Masuk 09 September 2015


No CM 922XXX
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Lubang kencing berada dibagian bawah
kelamin sejak lahir dan pancaran air kencing
tidak keluar dari ujung kelamin melainkan
dari bagian bawah kelamin, namun tidak ada
keluhan saat buang air kecil.
Keluhan Tambahan
• Tidak ada keluhan tambahan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Lubang kencing
Anak laki- laki berada dibagian
berumur 12 tahun bawah kelamin
sejak lahir.

Pancaran air kencing


tidak keluar dari ujung
Gangguan BAK dan
kelamin melainkan
BAB disangkal.
dari bagian bawah
kelamin.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal adanya riwayat kencing manis, darah
tinggi, penyakit ginjal, penyakit jantung, asma dan alergi.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengaku ada riwayat darah tinggi dalam keluarga,
namun riwayat penyakit seperti pasien, penyakit jantung,
gangguan ginjal, asma, maupun kencing manis pada
anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien.
 Riwayat ANC dan Persalinan
ANC di bidan
Lahir pada usia gestasi 25 minggu di RS oleh bidan
PEMERIKSAAN FISIK

 Status Tanda Vital

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu aksila : 36,7°C
BB : 38 kg
 Status Generalis

Kepala : Normocephale.
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah dicabut.
Mata : Tidak exopthalmus, sklera tidak ikterik (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil bulat dan isokor, oedem palpebral (-/-).
Hidung : Tidak terdapat nafas cuping hidung, tidak deviasi septum,
darah (-), sekret (-).
Telinga : Bentuk normal, liang telinga luas, tidak ada sekret, tidak ada
darah.
Mulut : Mulut terasa kering (-), sariawan (-), gusi berdarah (-), gigi
berlubang (-).
Leher :Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, trakhea
tidak deviasi, tidak terdapat pembesaran tiroid.
Thoraks : Simetris kiri dan kanan, tidak terlihat pelebaran vena dan
massa.
Paru-paru
 Inspeksi : Bentuk dan pergerakan pernafasan kanan-kiri simetris
 Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan-kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapangan paru, wheezing
(-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra,
dan tidak terdapat thrill.
 Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV linea sternalis dextra,
batas jantung kiri pada 2cm lateral ICS V linea midklavikula
sinistra.
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan
gallop
Abdomen
 Inspeksi : Tampak simetris, tidak terdapat sikatrik, tidak
terlihat massa, tidak terlihat adanya pelebaran
vena.
 Auskultasi: Bising usus (+), bising aorta abdominalis
terdengar.
 Palpasi : Supel, turgor kulit baik, tidak terdapat nyeri
lepas, tidak teraba massa, hepatomegaly (-)
splenomegali (-), Ballotement ginjal (-), undulasi
(-).
 Perkusi : Suara timpani di semua lapang abdomen, tidak ada
nyeri ketok.
 Status Lokalis

Regio Genitourinaria
 Inspeksi: Ostium uretra eksterna di proximal penile,
hooding (+), penis terlihat melengkung ke arah
bawah, radang (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), testis teraba (+/+)
Pemeriksaan Laboratorium ( 9 September 2015)
GDS : 102 mg/dl
Hb : 10,7 g/dl
Ht : 33,2%
Leukosit : 10.890/ul
Trombosit : 312.000/ul
SGOT : 55 u/l
SGPT : 29 u/l
Albumin : 4,1 g/dL
Ureum : 14 mg/dL
Kreatinin : 0,7 mg/dL
Natrium : 141,5 mmol/l
Kalium : 3,35 mmol/l
Klorida : 104,2 mmol/l
Gol. Darah : O Rh +
APTT : 45,8 detik
PT : 12,9 detik
HbsAg : negatif
Anti HIV : non reaktif
 Diagnosis
Hypospadia tipe proximal penile

 Diagnosis Banding
Ambigous genitalia

 Tata Laksana
Chordectomy
 Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
“TINJAUAN
PUSTAKA”
DEFINISI

Hipospadia merupakan keadaan abnormal


dari perkembangan uretra anterior dimana
meatus uretra eksterna terletak di bagian
ventral dan letaknya lebih proksimal dari
letak yang normal dimana angka kejadian
hipospadia adalah 3,2 dari 1000 kelahiran
hidup.
Embriologi
Anatomi
Etiologi

Hormon • hormon androgen yang mengatur organogenesis


tidak kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor
hormon androgennya sendiri di dalam tubuh
seimbang yang kurang atau tidak ada

Genetika • gagalnya sintesis androgen

Lingkungan • adalah polutan dan zat yang bersifat


teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi
Klasifikasi
Embrio usia 2 minggu terbentuk 2 lapisan
ektoderm dan endoderm

Terbentuk lekukan di tengahnya: mesoderm

Mesoderm berimigrasi ke perifer, memisahkan


ektoderm dan endoderm

Bagian kaudal ektoderm dan endoderm bersatu


membentuk kloaka

Struktur genital kekurangan Bagian anterior kloaka


reseptor androgen membentuk membran urogenital

Testosteron tidak dapat ruptur


diubah jadi DHT

Tidak terjadi transkripsi dan


Sinus urogenital
translasi materi genetik
Manifestasi Klinis

Letak lubang kencing yang semakin ke arah pangkal penis

Bentuk penis yang melengkung, mikropenis, terdapat hooding

Gangguan fungsi berkemih berupa arah dan pancaran berkemih yang tidak
normal

Tidak dapat berkemih dalam posisi berdiri karena urin keluar merembes
sehingga penderita akan lebih nyaman dalam posisi jongkok.

Penderita akan mengalami masalah fungsi reproduksi berkenaan dengan


bentuk penis yang melengkung saat ereksi

Kesulitan penetrasi penis saat berhubungan badan dan gangguan pancaran


ejakulasi.
DIAGNOSIS

Perselubungan
Anamnesis: PF:
pada daerah
Faktor Meatus dorsal dan
genetik, uretra defisiensi kulit Hypospadia
lingkungan, pada
bagian preputium
endokrinologi
ventral daerah ventral
Diagnosis
 Diagnosis hipospadia biasanya jelas pada
pemeriksaan fisik inspeksi.
 Kadang-kadang hipospadia dapat didiagnosis pada
pemeriksaan ultrasound prenatal.
 Jika tidak teridentifikasi sebelum kelahiran, maka
biasanya dapat teridentifikasi pada pemeriksaan
setelah bayi lahir.
Diagnosis Banding:
• Ambiguous Genitalia
Genitalia ambigua adalah kelainan bentuk genitalia eksterna/fenotip
yang tidak jelas laki atau perempuan.
Pemeriksaan
Penunjang

Excretory
cystoscopy karyotype
urography
Tata Laksana
 Terdapat beberapa cara penatalaksanaan pembedahan untuk
merekonstruksi hipospadia.
 Tujuan penatalaksanaan hipospadia, yaitu
 Memperbaiki kelainan anatomi dengan keadaan bentuk yang melengkung
(kurvatura) karena pengaruh adanya chordee.
 Menghasilkan bentuk yang baik secara kosmetik.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam mencapai keberhasilan tindakan
operasi bedah hipospadia:
 Usia ideal untuk repair hypospadia, yaitu usia 1,5 – 2 tahun (sampai
usia belum sekolah).
 Tipe hipospadia, besarnya penis, dan ada tidaknya chordee.
TATA LAKSANA

Operasi pelepasan chordee


dan tunneling

PEMBEDAHAN

Operasi Uretroplasti
Semua tindakan operasi bedah hipospadia dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
Eksisi chordee
 Tahap pertama ini dilakukan pada usia 1,5 – 2 tahun.
Eksisi chordee bertujuan untuk meluruskan, akan tetapi
meatus masih pada tempatnya yang abnormal.
Urethroplasty
 Urethroplasty yang dikerjakan 6
bulan setelah tahap pertama.
Teknik reparasi yang dilakukan
oleh dokter bedah plastik
adalah teknik modifikasi uretra.
Kelebihan jaringan preputium
ditransfer dari dorsum penis ke
permukaan ventral yang
berfungsi menutupi uretra baru.
 Teknik operasi hipospadia
membutuhkan kelebihan
preputium penis untuk
rekonstruksi saluran kencing
baru. (tidak boleh dilakukan
sirkumsisi).
Perdarahan

Chordee
Edema
persisten

Komplikasi
Divertikula
uretra post Infeksi

operasi
Striktur Urethrocutan
urethra eus fistula
Stenosis
meatus
uretra
PROGNOSIS

PROGNOSIS Ad Bonam
Daftar Pustaka
 De Jong W, Syamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3,
Penerbit EGC : Jakarta.
 Doherty,Gerard. Current Diagnosis and Treatment Surgery. 13th Ed.
Lange : McGraw Hill.
 Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
 http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-
kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/, diakses tanggal
09/09/2015
 http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-
urinaria.html, diakses tanggal 10/09/2015
 Sabiston, David Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah. Alih bahasa :
Petrus. Timan. Penerbit EGC : Jakarta.
 Sapardan Subroto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai