• Keluhan Utama
• Tidak ada
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak kecil penderita sering mengalami kejang, kejang tanpa
didahului demam. Kejang berlangsung ±10 menit. Saat kejang
mulut tidak berbusa, dan terjadi penurunan kesadaran setelah
kejang. Penderita didiagnosis epilepsi sejak kecil dan rutin
minum obat. 5 tahun SMRS, penderita terjatuh dari kamar
mandi dan mengalami penurunan kesadaran. Penderita koma
selama 25 hari dan dirawat selama 3 bulan di RSUP Dr. Moh.
Hoesin Palembang.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
3 tahun SMRS, penderita sudah tidak pernah lagi mengalami
kejang. Hasil pemeriksaan EEG (Electroencephalography)
menunjukkan bebas kejang. Sejak saat itu dosis obat diturunkan.
Saat dosis diturunkan, penderita tidak pernah mengalami kejang,
tetapi penderita sering berjalan tanpa arah, mondar-mandir, dan
pipis dicelana. Oleh sebab itu, dosis obat dinaikkan kembali
tetapi keluhan tidak berkurang. Penderita sering mengamuk
apabila tidak dipenuhi keinginannya.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
2 bulan SMRS, penderita sempat mengalami kejang beberapa
kali. Penderita masih sering mondar-mandir, dan berjalan
sendiri. Penderita semakin sering mengamuk apabila
keinginannya tidak dipenuhi dan menyakiti anggota keluarga.
Tindakan penderita semakin menjadi-jadi. Penderita tidak
kasihan melihat Ibunya menangis setelah dipukuli. Penderita
sering telanjang dan tidak mau dipakaikan pakaian. Aktivitas
sehari-hari tidak dapat dilakukan sendiri, perlu bantuan.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
1 bulan SMRS, penderita dibawa berobat ke RS Prabumulih dan
diberi obat anti psikosis (haloperidol) oleh dokter spesialis saraf
yang merawatnya. Ppenderita dirujuk ke dokter spesialis
kesehatan jiwa di RS dr. Ernaldi Bahar Palembang. Namun,
keluarga belum membawa penderita ke dokter spesialis
kesehatan jiwa dengan harapan penderita dapat sembuh dengan
obat tambahan yang diberikan. Kejang dirasakan berkurang,
tetapi keluhan lainnya tidak berkurang.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Riwayat
Riwayat pekerjaan Riwayat pernikahan
pendidikan
Penderita tidak Penderita belum
Penderita sekolah bekerja. menikah
sampai SD kelas 5
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
CASE.docx
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Penderita berjenis kelamin perempuan berusia 14 tahun pada
saat wawancara penderita menggunakan baju berwarna ungu
muda dan celana berwarna ungu tua dengan celana pendek
yang merupakan seragam penderita bangsal. Penderita
menggunakan sandal. Penampilan terlihat lebih dewasa
dibanding usianya, namun tingkah laku terlihat lebih muda
dibanding remaja seusianya. Perawatan diri baik. Ekpresi wajah
wajar.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : Cukup baik
Daya ingat jangka segera : Cukup baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Daya ingat segera : Baik
KESADARAN DAN KOGNISI
Daya Konsentrasi : Mudah beralih
Orientasi
Tempat : Baik
Waktu : Baik
Personal : Baik
KESADARAN DAN KOGNISI
• Saat ini penderita tumbuh dan berkembang menjadi remaja yang tidak
sesuai usianya. Penderita tidak melanjutkan sekolahnya, sehari-hari
bermain dirumah ditemani oleh pengasuh.
Aksis V :
GAF scale tertinggi 1 tahun terakhir : 70-61
GAF scale saat MRS : 50-41
GAF scale saat follow up : 60-51
DAFTAR MASALAH
termasuk kategorik
retradasi mental
sedang. memiliki Lingkungan dan Sosial
Organobiologik hidup emosi yang Ekonomi
Terdapat gangguan labil, asosiasi
pada fungsi sistem longgar, dan Terdapat pola asuh yang
saraf otak, yaitu vagabondage. salah, penderita anak
penyakit epilepsi. Adanya kegaduhan tunggal dan dimanjakan
umum dan dari kecil.
pengendalian impuls
yang terganggu.
PROGNOSIS
DUBIA AD MALAM
TATALAKSANA
• Psikofarmaka • Psikoterapi
– Clozapine 2 x 25mg - Keluarga
– Fenitoin 3 x 100 mg - Individu
– Depakote 2 x 500 mg
- Lingkungan
DISKUSI KASUS
Seorang anak perempuan, berusia 14 tahun, datang ke
IGD RS Erba dengan sebab utama sering mengamuk dan
memukuli anggota keluarganya. Berdasarkan hasil
alloanamnesis, autoanamnesis, pemeriksaan fisik
umum, dan status psikatrikus, dapat ditegakkan
diagnosis aksis I penderita adalah F07.8, yaitu gangguan
kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit,
kerusakan, dan disfungsi otak lainnya.
Pada kasus ini diagnosis F07.8 karena seperti yang telah
disebutkan, perubahan kepribadian dan perilakunya
tidak memenuhi kriteria yang dicantumkan pada F07.0-
F07.2, serta pada penderita terdapat kondisi hendaya
kognitif yang belum sampai demensia sehingga
diagnosis tidak perlu diubah. Kondisi medik umum yang
diyakini mempengaruhi perubahan kepribadian dan
perilaku penderita adalah Epilepsi.
Epilepsi bentuk apapun berkaitan dengan insidens
perilaku. Ini mungkin berhubungan dengan disfungsi
otak atau terhadap obat-obat yang digunakan untuk
mengendalikan gerakan-gerakan tak terkendali atau
terhadap cacat sosial anak dalam hubungannya dengan
sesamanya atau dengan lingkungannya.
Untuk diagnosis Retardasi Mental pada penderita
telah menjalani pemeriksaan psikologi.