Anda di halaman 1dari 27

Kala III dan IV

Pengeluaran plasenta, pemantauan


kondisi ibu dan kemungkinan
komplikasi pascapersalinan
Tujuan
● Identifikasi kala III dan IV
● Tanda-tanda pelepasan plasenta
● Manajemen aktif kala III
● Memelihara kontraksi uterus melalui rangsangan
taktil pada korpus uteri
● Permasalahan dan penatalaksanaan Atonia Uteri
● Permasalahan laserasi perineum dan
penatalaksanaannya
● Kompresi bimanual dan aorta
● Menentukan jumlah perdarahan dan
pemantauan pascapersalinan
Batasan

● Kala III
Masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta
● Kala IV
Masa setelah plasenta lahir hingga 2
jam setelah itu
Fisiologi Kala III

● Tempat implantasi plasenta


mengalami pengerutan akibat
pengosongan kavum uteri dan
kontraksi lanjutan, sehingga
plasenta dilepaskan dari
perlekatannya dan pengumpulan
darah pada ruang utero-plasenter
akan mendorong plasenta ke luar
Tanda-tanda lepasnya
plasenta
● Terjadi perubahan bentuk uterus
dan tinggi fundus uteri
● Tali pusat memanjang atau terjulur
keluar melalui vagina/vulva
● Adanya semburan darah secara
tiba-tiba
Beberapa perasat untuk
mengetahui lepasnya plasenta
● Perasat Kustner : tangan kanan
meregangkan tali pusat, tangan kiri
tekan simfisis
● Perasat Strassmann: tangan kanan
meregangkan tali pusat, tangan kiri
mengetok fundus uteri
● Perasat klein : ibu di suruh
mengedan
Perdarahan pada Atonia
Uteri
● Ujung pembuluh darah di tempat implantasi
akan terbuka sesaat setelah plasenta
dilepaskan
● Sekitar 350-500 ml darah per menit akan
keluar melalui ujung pembuluh darah tersebut
● Penghentian perdarahan dari bekas tempat
implantasi plasenta hanya dapat terjadi jika
anyaman miometrium menjepit pembuluh
darah yang berjalan diantara anyaman tsb
● Atonia atau hipotonia membuat mekanisme
penjepitan tersebut gagal berfungsi
Atonia Uteri berkaitan
dengan:
● Kapasitas uterus jauh lebih besar dari
normal (polihidramnion, hamil kembar,
makrosomia)
● Kala I atau II yang memanjang
● Partus presipitatus
● Induksi atau akselerasi persalinan
● Infeksi intrapartum
● Grande multipara
● Penggunaan tokolitik (mis. MgSO4) atau
narkose (mis. Ether)
Ingat!

● Sekitar 60% dari perdarahan


pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa
risiko yang dapat dikenali sebelumnya
● Senantiasa siap untuk menghadapi
atonia uteri/perdarahan pascapersalinan
● Manajemen aktif kala III merupakan
upaya profilaksis komplikasi perdarahan
Manajemen Aktif Kala III

● Mengupayakan kontraksi yang


adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala III
● Mengurangi jumlah kehilangan
darah
● Menurunkan angka kejadian
retensio plasenta
Tiga langkah utama Manajemen
Aktif Kala III
● Pemberian oksitosin/uterotonika
sesegera mungkin
● Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT)
● Masase fundus setelah plasenta
lahir (rangsangan taktil pada
dinding uterus atau fundus uteri)
Penegangan Tali Pusat
Terkendali
● Berdiri disamping ibu
● Pindahkan jepitan semula tali pusat ke titik 5-
20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit
tsb
● Letakkan telapak tangan (alas dengan kain)
yang lain, pada segmen bawah rahim atau
dinding uterus di suprasimfisis
● Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali
pusat sambil tekan uterus ke dorsokranial
● Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum
dapat dilahirkan (jangan lakukan pemaksaan)
Perhatikan!
● Bila setelah 15 menit berlalu ternyata
plasenta belum lahir, berikan Oksitosin
10 IU dosis kedua
● Kosongkan kandung kemih bila penuh
● Lakukan PTT ulangan
● Bila waktu 30 menit telah terlampaui
(jangan mencoba cara lain untuk
melahirkan plasenta walaupun tidak
terjadi perdarahan) segera rujuk ibu ke
fasilitas kesehatan rujukan
Rangsangan taktil pada
dinding uterus
● Minta ibu untuk meletakkan telapak
tangannya pada dinding uterus
● Instruksikan untuk mengusap dinding
uterus dengan gerakan sirkuler
● Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa
kencang atau tidak nyaman
● Uterus yang mengencang menunjukkan
respons adekuat terhadap rangsangan
● Teruskan rangsangan taktil, bila uterus
masih belum berkontraksi
Bila 15 detik rangsangan taktil
telah usai dan uterus tetap
tidak berkontraksi, maka
lakukan:

● Kompresi Bimanual Internal


● Kompresi Bimanual Eksternal
● Kompresi Aorta Abdominalis
Kompresi
Bimanual
Internal
Kompresi
Bimanual
Eksternal
Kompresi Aorta
Abdominalis
Manual
Plasenta
Robekan Serviks
Tampon Utero-
vaginal
Asuhan Kala IV

● Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding


uterus
● Evaluasi hasilnya dengan mengukur
kekenyalan dinding dan tinggi fundus uteri
● Lakukan perkiraan kehilangan darah
● Periksa perineum dan jalan lahir
● Nilai keadaan umum ibu
● Dokumentasikan asuhan dan temuan pada
kala IV di halaman belakang partograf
Memperkirakan jumlah
perdarahan
● Belum ada metode yang akurat
● Meletakkan penampung darah di bawah
bokong ibu, selain tidak nyaman juga
tidak menjamin pengukuran yang tepat
● Pengukuran dengan gelas ukur dapat
terganggu dengan tambahan cairan lain
atau jumlah yang hilang akibat material
penyerap (kain, kasa, pakaian, dsb)
Estimasi Simtomatik

● Bila perdarahan menyebabkan


terjadinya perubahan tanda vital
(hipotensi) maka jumlah darah yang
keluar telah mencapai 1,000 - 1,200
ml
● Bila terjadi syok hipovolemik maka
jumlah perdarahan telah mencapai
2,000 – 2,500 ml
hipotensi

Syok

Gagal Jantung
Pemantauan Kala IV

● Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam


pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua
● Nilai kontraksi uterus dan jumlah
perdarahan
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk
melakukan rangsangan taktil, menilai
kontraksi uterus dan estimasi perdarahan
● Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
● Berikan asuhan esensial BBL
Ingat!

● Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama


pascapersalinan
● Pastikan tanda vital dalam batas normal
● Berikan asuhan esensial BBL, termasuk
pemberian ASI dalam 1 jam pertama
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil uterus dan menilai kontraksi
atau perdarahan
● Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui
tanda-tanda bahaya atau komplikasi berat

Anda mungkin juga menyukai