Latar belakang
Kita semua mungkin sudah banyak mendengar
cerita-cerita yang menyeramkan tentang HIV/AIDS.
Penyebrangan AIDS itu berlangsung secara cepat
dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita.
Sampai sekarang belum ada obat yang bisa
menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat
ini belum bisa dicegah dengan vaksin.
PENGERTIAN
• AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan
untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit.
AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga
akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain (Yatim, 2006).
• HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel
atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam
kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini
ditandai dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit
maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik
(Zein, 2006).
ETIOLOGI
• Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang
disebut HIV dan kelompok virus yang dikenal retrovirus yang
disebut lympodenophathy associatea virus (LAV) atau human T-cell
leukemia virus (HTL-III yang juga disebut human T. Cell
lymphotropic virus (retrovirus)
FASE 1 FASE 3
FASE 2 FASE 4
FASE 1 FASE 3
FASE 2 FASE 4
FASE 1 FASE 3
FASE 2 FASE 4
FASE 1 FASE 3
FASE 2 FASE 4
b. Pemberian multivitamin
2. Pengobatan simtomatik
• Pasien memiliki riwayat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang positif mengidap HIV/AIDS,
pasangan seksual multiple, aktivitas seksual yang tidak terlindung, seks anal, homoseksual, penggunaan kondom
yang tidak konsisten, menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada
wanita yang terpajan karena peningkatan kekeringan/friabilitas vagina), pemakai obat-obatan IV dengan jarum
suntik yang bergantian, riwayat menjalani transfusi darah berulang, dan mengidap penyakit defesiensi imun.
• Pasien mengatakan mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, sulit tidur, merasa tidak
berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, depresi, nyeri panggul, rasa terbakar
saat miksi, diare intermitten, terus-menerus yang disertai/tanpa kram abdominal, tidak nafsu makan, mual/muntah,
rasa sakit/tidak nyaman pada bagian oral, nyeri retrosternal saat menelan, pusing, sakit kepala, tidak mampu
mengingat sesuatu, konsentrasi menurun, tidak merasakan perubahan posisi/getaran, kekuatan otot menurun,
ketajaman penglihatan menurun, kesemutan pada ekstremitas, nyeri, sakit, dan rasa terbakar pada kaki, nyeri
dada pleuritis, nafas pendek, sering batuk berulang, sering demam berulang, berkeringat malam, takut
mengungkapkan pada orang lain dan takut ditolak lingkungan, merasa kesepian/isolasi, menurunnya libido dan
terlalu sakit untuk melakukan hubungan seksual.c.
c. Integritas ego : Perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku
marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji
atau banyak janji.
g. Neurosensori : Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai
dimensia, lupa, konsentrasi buruk, kesadaran menurun, apatis, retardasi
psikomotor/respon melambat. Ide paranoid, ansietas berkembang bebas, harapan
yang tidak realistis. Timbul refleks tidak normal, menurunnya kekuatan otot, gaya
berjalan ataksia. Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis,
hemiparase, kejang Hemoragi retina dan eksudat (renitis CMV).
h. Nyeri/kenyamanan : Pembengkakan sendi, nyeri tekan, penurunan rentang gerak,
perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot melindungi yang sakit.
i. Pernapasan : Takipnea, distress pernafasan, perubahan bunyi nafas/bunyi nafas
adventisius, batuk (mulai sedang sampai parah) produktif/nonproduktif, sputum kuning
(pada pneumonia yang menghasilkan sputum).\
j. Keamanan : Perubahan integritas kulit : terpotong, ruam, mis. Ekzema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna, ukuran/warna mola, mudah terjadi memar yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Rektum luka, luka-luka perianal atau abses. Timbulnya
nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada dua/lebih area tubuh (leher, ketiak, paha)
Penurunan kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan.
k. Seksualitas : Herpes, kutil atau rabas pada kulit genitalia Interaksi sosial Perubahan
pada interaksi keluarga/orang terdekat, aktivitas yang tak terorganisasi, perobahan
penyusunan tujuan.
Diagnosa Keperawatan
1.Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan
HIV / AIDS antara lain :
2.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d pneumonia carinii (PCVP),
peningkatan sekresi bronkus danpenurunan kemampuan untuk batuk
menyertai kelemahan serta keadaan mudah letih.
3.Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme
pernafasan dan penurunan ekspansi paru.
4.Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh
5.Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi,
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan asupan oral.
7.Resiko infeksi b.d imunodefisiensi
8.Resiko ketidakseimbangan elektrolit
9.Defisiensi pengetahuan b.d cara – cara mencegah penularan HIV
dan perawatan mandiri.
Intervensi
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana keperawatan,tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi.
Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat
dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan.
SALAM DAMAI SELALU