Anda di halaman 1dari 40

KETUBAN PECAH

Andreas Yoga Kharisma


102009002
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. S Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 27 Tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Kawin Agama : Islam


(GIIPIA0 )
Pekerjaan : wiraswasta Pendidikan : SMA

Alamat : pulo harapan indah Masuk Rumah Sakit : 31-12-2017


ANAMNESIS
• Perut terasa mules dan terasa ada cairan
bening keluar dari jalan lahir
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien wanita, 24 tahun, hamil 36-37 minggu
• Perut terasa kencang-kencang
• Keluar cairan bening, dari jalan lahir 1 hari SMRS
• Cairan keluar tiap beberapa jam dan semakin banyak
• Tidak ada lendir darah, tidak ada nyeri pada perut bawah
maupun alat kelamin
• Tidak ada sakit kepala, mual muntah, BAB dan BAK lancar
• ANC teratur di bidan
• Kehamilan ke-2
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat operasi (-)
• Riwayat kuretase (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat tekanan darah tinggi (-)
• Riwayat penyakit kencing manis (-)
RIWAYAT HAID
Menarche : 12 tahun HPHT : 5-4-2017
Siklus Haid : 28 hari
Lamanya : 7 hari

RIWAYAT PERKAWINAN
Menikah 1x
Usia 19 tahun selama 8 tahun

RIWAYAT KB (-)
RIWAYAT KELUARGA
• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit tekanan darah tinggi,
jantung, dan kencing manis
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
– Keadaan Umum : tampak sakit sedang
– Kesadaran : Compos Mentis
– Tekanan Darah : 130/80 mmHg
– Nadi : 78x/menit
– Suhu : 37oC
– Nafas : 18x/menit
– Tinggi Badan : 158 cm
– Berat Badan : 65 kg
– Kepala
• Normocephali, Rambut hitam, distribusi merata
– Mata
• Pupil isokor Ø 3mm, reflek cahaya (+/+), Konjungtiva pucat (-
/-), Sklera ikterik (-/-), Udem palpebra (-/-)
– Telinga
• Selaput pendengaran utuh, Serumen (-), Perdarahan (-)
– Hidung
• Sekret (-), Deviasi septum (-), Pernapasan cuping hidung(-),
epistaksis (-)
– Mulut
• Lidah dalam batas normal
– Dada
• Bentuk : simetris baik statis maupun dinamis,
tidak tampak scar, kulit sawo matang,
sela iga tidak tampak
• Buah dada : membesar, puting susu menonjol keluar,
areola mammae melebar,
hiperpigmentasi areola mammae
• Cor :
– Inspeksi = ictus cordis tak tampak
– Palpasi = ictus cordis teraba sela iga V midclavicula sinistra
– Auskultasi = BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : depan belakang
– Inspeksi bentuk dada normal tidak ada bekas luka
– Auskultasi vesikuler +/+ vesikuler +/+
• Ekstremitas
– Edema tungkai -/-, sianosis -/-, akral hangat +/+
• Kulit
– Sawo matang, jaringan parut (-), pertumbuhan
rambut normal, suhu raba normal, turgor baik
• Status Obstetrikus
– Pemeriksaan Luar
• Inspeksi : Chloasma gravidarum (-), pembesaran
payudara (+), puting susu menonjol, cairan
mammae (-), perut membuncit, linea nigra (+),
striae lividae (-), stria albicans (+), bekas operasi (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-), TFU 3 jari di bawah p.x
– TFU = 32 cm
– Tafsiran Berat Janin = (32-12) x 155 = 3100 gr
– Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
– Leopold II: keras memanjang pada bagian kanan (PUKA)
– Leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala)
– Leopold IV : konvergen (belum masuk PAP)
– DJJ : 12-12-12 = 142x/menit
– His : 1x dalam 10 menit (20 detik)
– PPV : (+) air ketuban
– Leukorae : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah Rutin

Hemoglobin 11,0 g/dL (N: 11,7 – 15,5)


Leukosit 9.41 ribu (N: 3.600 – 11.000)
Hematokrit 32,6 % (N: 30-43)
Trombosit 192.000 (N: 150.000-440.000)
Eritrosit 4,04 juta ( N : 3,8 – 5,2 )
Golongan darah / rhesus A/+

Waktu perdarahan / BT 1.30 menit (N:1–3)


Waktu pembekuan / CT 5.0 menit (N:2–6)
HBsAg negatif (N : negatif)
RESUME

• Pasien wanita, 24 tahun, GIIPIA0 dengan usia


kehamilan 36-37 minggu
• Keluar air bening dari jalan lahir, perut terasa
kencang-kencang sejak 1 hari SMRS
• Menarche : 12 tahun
• HPHT : 5 april 2017
• Diagnosis :
– GIIPIA0 Umur 24 tahun, Hamil 36-37 minggu
– Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala,
belum masuk pintu atas panggul, PUKA
– Ketuban Pecah ( TPROM)
• Power : bonam
• Passage : bonam
• Passenger : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka
Pengertian
• Ketuban pecah sebelum in partu
Pprom,Tprom
• Ketuban pecah in partu
Erom,Trom
Normal Cairan Ketuban
Minggu gestasi Janin (gr) Plasenta (gr) Cairan amnion Persen cairan
(ml) (%)
Selaput cairan
amnion
16 100 100 200 50

28 1000 Volume cairan


200 1000 45
ketuban

36 2500 400 900 24

Fungsi cairan ketuban


40 3300 500 800 17
Etiologi

Infeksi
amnionitis dan
korioamnionitis

Infeksi genitalia
Inkompetensi
serviks

Trauma
Kondisi
• Kecemasan akan kehamilan nya
psikologis

Riwayat KPD • Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya beresiko

sebelumnya 2-4 kali mengalami ketuban pecah dini kembali

• <20 tahun
Usia • >35 tahun
• fungsi rahim menurun
Inkompetensi serviks
Patofisiologi

Kontraksi uterus
Selaput ketuban
dan peregangan
inferior rapuh
berulang

Selaput ketuban rapuh akibat


kolagenolitik
• Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul
oleh persalinan.

Persalinan • Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24


jam setelah ketuban pecah.

Prematur
• Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50%
persalinan dalam 24 jam.
• Pada kehamilan kurang dari 26 minggu
persalinan terjadi dalam 1 minggu.

Infeksi • Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada


ketuban pecah dini
• Dengan pecahnya ketuban
Hipoksia
terjadi oligohidramnion
dan
• Tali pusat bisa keluar dan
asfiksia terjepit

Sindrom • kelainan disebabkan


kompresi muka dan
deformitas anggota badan janin,
janin serta hipoplasia pulmonar
Tanda dan Gejala
• Tanda dan gejala yang selalu ada ketika
terjadi ketuban pecah dini adalah
keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina
• Cairan ini tidak akan berhenti atau kering
karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila ibu duduk atau berdiri, kepala
janin yang sudah terletak di bawah
biasanya mengganjal atau menyumbat
kebocoran untuk sementara.
Menegakan diagnosis
• Anamnesa
-pastikan usia kehamilan
-sudah berapa lama ibu tersebut mengalami
ketuban pecah dini, dikarenakan pada
umumnya 24 jam setelah terjadi KPD ibu
akan merasakan tanda-tanda inpartu
sebagai akibat dari rangsangan kontraksi
uterus
-apa warna, konsistensi, dan bau dari cairan
yang keluar
• Pemeriksaan Fisik
-pastikan usia kehamilan, liat tinggi
fundus
• Periksa dengan spekulum
Tes nitrazin
menggunakan swab steril unutk
mengumpulan cairan dari fornix
posterior dan mengujinya dengan
kertas nitrazin (phenaphthazine)
Jika cairan tersebut merupakan cairan
amnion maka kertas nitrazin akan
berubah menjadi biru
Ferning
cairan dari fornix posterior diletakkan
pada slide dan keringkan pada udara
kering. Cairan amnion akan berubah
menjadi bentuk bekuan dari kristalisasi.
Pemeriksaan Penunjang
• USG
Hal-hal yang diperhatikan saat USG antara lain adalah:
-Amnioticfluid index (AFI) untuk menilai apakah terjadi
oligoamnion pasca KPD
-Aktivitas janin
-Pengukuran BB janin
-Detak jantung janin
-Kelainan kongenital atau deformitas
-Posisi janin

• Pemeriksaan laboratorium tes darah lengkap, untuk melihat


apakah ada kemungkinan terjadinya infeksi

• kultur cairan ketuban apabila dicurigai terjadinya infeksi


Cara menilai AFI
KETUBAN PECAH

- Anamnesis - USG
- Laboratorium
- Faktor risiko - Kardiotokografi

< 37 minggu ≥ 37minggu


< 2500 gram
≥ 2500 gram

KONSERVATIF AKTIF

Nilai pelvik

RAWAT : <5 >5


- Antibiotika Seksio Sesarea Pervaginam
- Kortikosteroid
- Nilai tanda infeksi
Komplikasi

Terhad Terhad
ap Janin ap Ibu

• Infeksi • Terjadi
intrauterine intrapartal
• Sepsis • Peritonitis
neonatorum • Septikemia
• Korioamnioniti
s
Prognosis

Tergantung dari cara penatalaksanaannya dan


komplikasi-komplikasinya yang timbul serta
umur dari kehamilan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai