Anda di halaman 1dari 14

Dr. H.

Maneger Nasution, MA
Lahir
Pasaman Barat (Sumbar), 2 Februari 1968
Pendidikan
• S-1 di Padang (1993)
• S-2 di Jakarta (2003)
• S-3 di Bogor, Disertasi “HAM Dlm Konteks
Keindonesiaan” (2014)
• Alumni PPRA 55 Lemhannas RI
Organisasi
• Ketua Senat Mahasiswa (1989-1990)
• Ketua Umum DPD IMM Sumbar (1993-1995)
Pekerjaan • Ketua DPP IMM (1995-1997)
• Ketua PP Pemuda Muhammadiyah (2006-2010)
• Dosen Pascasarjana Uhamka Jakarta
• Executive Board IRC Indonesia (2010-2015)
• Dosen Pascasarjana STIEAD Jakarta • Ketua Komisi Kerukunan MUI Pusat (2010-2015)
• Direktur Pusham Uhamka Jakarta • Wakil Ketua Umum Fokal IMM (2015-2020)
• Komisioner Komnas HAM RI (2012-2017) • Wakil Ketua MHH PPM (2015-2020)

Mobile Phone: 08128038760 Email: manegernasution@gmail.com


FILSAFAT (1)
• Al-Qur’an manusia di dalam kandungan, tidak tahu apa-apa.
• Baru lahir belum tahu apa-apa.
• Kalau pun ia menangis, itu karena kaget saja, mungkin karena
silau atau merasa dingin.
• Karena dalam rahim tidak silau dan tidak dingin.
• Ketika ia dewasa, 40 tahun, pengetahuannya banyak sekali.
• Begitu banyaknya sampai-sampai ia tidak tahu berapa
banyak pengetahuannya.
• Tidak tahu juga berapa banyak pengetahuan yang belum ia
ketahui.
• Bahkan ia tidak tahu apa sebenarnya pengetahuan itu.
18/01/2018 3
FILSAFAT (2)
• Semakin bertambah umur, semakin bertambah
pengetahuannya.
• Dari segi motif, pengetahuan itu diperoleh melalui dua cara:
• (1) Pengetahuan yang diperoleh begitu saja, tanpa niat, tanpa
motif, dan tanpa usaha. Tiba-tiba, ia tahu sesuatu yang tadinya
tidak ia ketahui.
• Contoh: Pejalan kaki, tiba-tiba ditabrak motor; tanpa rasa ingin
tahu, ia tahu bahwa ditabrak motor rasanya sakit. Begitu juga
Nabi yang menerima wahyu, tahu-tahu ia mengetahui sesuatu.
• (2) Pengetahuan yang didasari motif ingin tahu. Pengetahuan
ini diperoleh melalui usaha, biasanya melalui belajar.
18/01/2018 4
FILSAFAT (3)
• Dari mana rasa ingin tahu itu?
• Tidak ada orang yang tahu. Barangkali adanya rasa ingin
tahu itu adalah takdir.
• Manusia ingin tahu, lantas ia mencari. Hasilnya, ia tahu
sesuatu. Nah, sesuatu itulah pengetahuan.
• Yang diperoleh tanpa usaha tadi bagaimana? Ya,
pengetahuan juga.
• Pokoknya, pengertian yang paling sederhana bahwa
pengetahuan itu ialah semua yang diketahui.

18/01/2018 5
FILSAFAT (5)
• Dari berpikir itu akan muncul 2 kemungkinan jawaban
• (a) Jeruk berbuah jeruk karena kebetulan (teori
kebetulan). Teori ini lemah, dapat ditumbangkan oleh
teori kebetulan itu sendiri.
• (b) Jeruk selalu berbuah jeruk karena ada aturan/hukum
yang mengatur agar jeruk agar jeruk selalu berbuah
jeruk.
• Hukum itu terletak di dalam gen yang ada dalam bibit
jeruk. Hukum itu tidak kelihatan, tidak empiris, tetapi
rasio mengatakan hukum itu ada dan bekerja.

18/01/2018 6
FILSAFAT (6)
• (c) Teori: jeruk selalu berbuah jeruk karena ada hukum
yang mengatur demikian adalah teori filsafat.
• Benar tidaknya teori filsafat hanya ditentukan oleh
rasional atau tidaknya argumen.
• Bila argumennya rasional, maka benar, bila tidak, salah.
Kebenaran teori filsafat tidak pernah dapat dibuktikan
secara empiris.
• Objek yang diteliti oleh filsafat ialah objek yang abstrak;
paradigma yang mendasari penelitiannya ialah
paradigma rasional (rational paradigm); metode
penelitiannya disebut metode rasional (rational method).
18/01/2018 7
FILSAFAT (7)
• (3) Mystical knowledge (Pengetahuan mistik);
pengetahuan yang objeknya abstrak-suprarasional,
paradigmanya suprarasional dst.
• Pengetahuan jenis ini terbagi 2, yaitu magis putih
seperti tasawuf dan magis hitam seperti sihir, santet,
pelet, debus dsb. (Ahmad Tafsir, 2010: 5).

18/01/2018 8
FILSAFAT (8)
• Awam: bertele-tele; tidak to the point.
• Ibnu Taimiyah, Taraddu ‘ala al-Mantiqiyin (buku
menolak mantiq/filsafat); tidak perlu definisi, yang
penting tahu isinya.
• Berfilsafat; (1) Berfikir mendalam, (2) Sistematis, dan (3)
Universal.
• (1) Berfikir mendalam; berfikir sampai tidak ketemu lagi
data emprisnya.
• (2) Sistematis; kerjasama antar komponen.
• (3) Universal; mendunia.
18/01/2018 9
FILSAFAT MUHAMMADIYAH (1)

• Filsafat Muhammadiyah; tidak didekati dengan filsafat


ilmu, tapi dengan filsafat ilmu sosial.
• Filsafat Muhammadiyah; berfikir mendalam, sistematis
dan universal tentang Muhammadiyah.
• Muhammadiyah (Etimologi): “Muhammad” (Nabi) dan
“Yah” (Ya nisbah: pengikut Nabi Muhammad SAW).
• Terminologi; ESENSI Muhammadiyah (sebagai gerakan
Islam amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid bersumber
pada al-Qur’an dan Sunnah); ASAS (Muhammadiyah
bersasas Islam); MAKSUD dan TUJUAN
Muhammadiyah.
18/01/2018 10
FILSAFAT MUHAMMADIYAH (2)
• Para pembaru Islam selalu kembali ke kampung asalnya
(James L Peacock, 1989:48)
• Kyai Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 1912 di
kampungnya, Kauman Yogyakarta. Itu merupakan
aktualisasi perintah Allah untuk menjaga diri sendiri dan
keluarga dari api neraka (QS al-Tahrim/66:6); M.
Djindar, 1990:3).
• Maka gejala ini pasti bukan suatu kebetulan tapi perilaku
yang diatur. Ia mewakili sebuah kesadaran (sebut saja
teosentrisme). Karena itu Kyai Dahlan dan
Muhammadiyah, bergerak dari dalam, bukan dari luar.
18/01/2018 11
FILSAFAT MUHAMMADIYAH (3)
• Karenanya, kita harus meliat Muhammadiyah dari
dalam.
• Sebab, dalam filsafat ilmu sosial dikenal teori “penelitian
harus menghormati objeknya dengan melihat objek dari
dalam.
• Untuk dapat menghormati objek, kita harus melihatnya
sebagai subjek yang mandiri.
• Filsafat ilmu sosial yang demikian berbeda dengan
filsafat ilmu yang netral (value free), yang selama ini
dianut ilmuan Indonesia.

18/01/2018 12
FILSAFAT MUHAMMADIYAH (4)
• Penelitian mengenai Muhammadiyah tidak bisa melepaskan diri
dari nilai Kemuhammadiyahan, dari kesadaran teosentrik.
• Ini berarti tidak semata-mata melihat Muhammadiyah dari
analisis objektif yang dingin, misalnya Muhammadiyah sebagai
refresentasi kebudayaan kota, kebudayaan industrial awal,
ekonomi komersial, atau kelas menegah, tetapi Muhammadiyah
sebagai sebuah kesadaran.
• Itulah yang dimaksud dengan ilmu sosial yang communitarian
(Root, 19993).
• Olehnya, filsafat Muhammadiyah ini akan mencoba melihat
kesadaran Muhammadiyah masa lalu, kini, dan apa yang
diperlukan di masa depan; gejala di dalam, bukan di luar.

18/01/2018 13
Mata hari menyinari semua
AKHIR KALAM



18/01/2018 15
 

Anda mungkin juga menyukai