Pertemuan 4
Pertemuan 4
Diploma I Pajak
Politeknik Keuangan Negara STAN
Materi Pertemuan Lalu
Pembukuan
Pencatatan
NPPN
NPPN (lanjutan)
Kredit Pajak
Pasal 1
(1) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
dengan peredaran bruto sebesar Rp4.800.000.000,- (dahulu Rp600.000.000)
atau lebih dalam 1 (satu) tahun wajib menyelenggarakan pembukuan.
(2) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
dengan peredaran bruto di bawah Rp4.800.000.000,- (dahulu Rp600.000.000)
dalam 1 tahun wajib menyelenggarakan pencatatan, kecuali Wajib Pajak yang
bersangkutan memilih menyelenggarakan Pembukuan
(3) Wajib Pajak orang pribadi sbgmn dimaksud dalam ayat (2) yang tidak memilih
untuk menyelenggarakan pembukuan, menghitung penghasilan neto usaha
atau pekerjaan bebasnya dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto (NPPN)
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
KEP- PER-
536/PJ/2000 17/PJ/2015
Tahun Pajak s.d. 2015 mulai 2016
Lampiran Norma Berbeda
Pengelompokan wilayah Sama
Kredit Pajak
OP Karyawan: Wajib pembukuan
Akumulasi Ph
Fiskal neto 1721-A1, Pencatatan
WP OP DN A2, Bupot lain
Penghasilan
Peny. Penghasilan Neto
Neto Lapkeu
Komersil Fiskal
OP Usaha
Bebas*
/ Pek.
Pengura
Ph. Bruto ng Ph Tarif
Bruto
PPh Terutang
Kredit Pajak
Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat
Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau
kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut,
ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang
dikurangkan dari pajak yang terutang.
Kredit Pajak yang dapat diperhitungkan mengurangi PPh yang masih harus
dibayar oleh Wajib Pajak
Kredit Pajak untuk PPh Orang Pribadi adalah: 1770- II Bagian A
1. PPh Pasal 21 1770 S-I Bagian C
2. PPh Pasal 22
3. PPh Pasal 24
4. PPh Pasal 23
5. PPh Pasal 25
6. PPh Pasal 26
Kredit Pajak
1. PPh Pasal 21: atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan PPh Pasal 25
oleh Orang Pribadi dalam negeri
2. PPh Pasal 22: pemungutan oleh: Bendahara
Pemerintah, Badan-badan Tertentu, Wajib Pajak
Tertentu
3. PPh Pasal 23:
- Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah
- Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta
- Imbalan sehubungan dengan jasa
Selain yang sudah dipotong PPh Pasal 21
4. PPh Pasal 24: Kredit Pajak Luar Negeri
5. PPh Pasal 26: WP LN menjadi WP DN
Tn. Bagas Farel seorang Akuntan Publik, menikah dengan tanggungan anak
sebanyak 2 orang, mempunyai kantor akutan publik. Kantor Akuntan Publik
Tn. Bagas Farel berada di kota Bandung (Kode 69200, Norma 50%), dan
peredaran bruto selama tahun 2016 sebesar Rp1.300.000.000,-
Dalam tahun 2016, Tuan Bagas Farel telah dipotong PPh Pasal 21 sebesar
Rp56 juta dan telah membayar PPh Pasal 25 sebesar Rp28.215.000
Hitunglah PPh yang kurang (lebih) dibayar oleh Tuan Bagas Farel untuk tahun
2016!
Terima Kasih
1. Benar 25. Benar 1. Peredaran bruto Rp 1,3M poin
10. Salah
11. Benar
12. Salah
13. Salah
14. Benar 1 soal =
15. Salah 2 poin