Anda di halaman 1dari 21

PTERIGIUM STADIUM IV

AGITHA BILLY LAKSANA DUARSA


1054 20352 12

PEMBIMBING :
dr. RAHASIAH TAUFIK, Sp.M (K)
IDENTITAS

 Nama : TN. S
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 41 tahun
 Agama : Islam
 Suku : Makassar
 Alamat : Jl. Rapokalling
 Pekerjaan : Wiraswasta
 No.RM : 11.45.40
 Tgl.Pemeriksaan : 15 Januari 2018
 Tempat Pemeriksaan : BKMM
 DPJP : dr.NM, Sp.M
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Mata merah sebelah kanan.


 Anamnesis Terpimpin : Seorang pasien laki-laki 41 tahun
datang ke poli Balai Kesehatan Mata Masyarakat dengan keluhan
mata merah seperti ada selaput disertai penglihatan berkurang
pada mata sebelah kanan. Keluhan dirasakan sudah sejak ± 10
tahun yang lalu. Awalnya keluhan yang dirasakan pasien seperti ada
titik bulat sebesar batu kerikil berwarna merah di mata kanannya
yang lama kelamaan menjadi besar sampai seperti sekarang. Pasien
juga mengeluh mata kanannya berair. Riwayat operasi (-), Riwayat
benda asing masuk mata (-), riwayat penggunaan kosmetik di
daerah mata (-).
 Riwayat Penyakit Terdahulu : Riwayat HT (-), riwayat DM (-),
riwayat alergi (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada.
 Riwayat Pemakaian Kacamata : Tidak ada.
 Riwayat Pengobatan : Tidak ada.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Secret (-) Secret (-)
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Bola Mata Normal Normal
Mekanisme Muskular Normal kesegala arah, Normal kesegala arah,
Nyeri pada pergerakan (-) Nyeri pada pergerakan (-)
Kornea Keruh Kesan Normal
Jernih
Bilik Mata Depan Sulit dinilai Normal
Iris Coklat, Kripte (+) Coklat, Kripte (+)
Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral
Lensa Sulit dinilai Jernih
PEMERIKSAAN PALPASI

OD OS
TIO Normal Normal
Nyeri Tekan (-) (-)
Massa Tumor (-) (-)
Glandula Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
Preaurikuler
Slit lamp
 VOD : Konjungtiva hiperemis (+), tampak selaput
berbentuk segitiga di daerah nasal dengan apex melewati
limbus dan pupil, kornea keruh, Bilik Mata depan kesan
sulit dinilai , iris coklat, kripte (+) , pupil bulat, lensa
sulit dinilai.
 VOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, Bilik
Mata Depan kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil
bulat, lensa jernih.

Visus
 VOD : ¼ /60 (tidak dikoreksi)
 VOS : 20/20 (tidak dikoreksi)
DIAGNOSIS KERJA

 Pterigium stadium IV
DIAGNOSIS BANDING

 Pinguekula
 Pseudopterigium
PENATALAKSANAAN

 Eksisi pterigium
ANATOMI KONJUNGTIVA
DEFINISI

 Pterigium adalah pertumbuhan jaringan


fibrovaskuler pada konjungtiva dan tumbuh
menginfiltrasi permukaan kornea.
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi pterigium meningkat dengan umur,


terutama dekade ke 2 dan 3 kehidupan. Insiden
tinggi pada umur antara 20-49 tahun. Pterigium
rekuren sering terjadi pada umur muda
dibandingkan dengan umur tua. Laki-laki 4 kali
lebih berisiko daripada perempuan.
ETIOLOGI

 Hingga saat ini etiologi pasti pterigium masih belum


diketahui secara pasti. Beberapa faktor resiko
pterigium antara lain adalah paparan ultraviolet,
mikro trauma kronis pada mata, infeksi mikroba
atau virus.
KLASIFIKASI

 Stadium I : jika pterigium hanya terbatas pada


limbus kornea
 Stadium II : jika pterigium sudah melewati limbus
dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea.
 Stadium III : jika pterigium sudah melebihi
stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil
mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil
sekitar 3-4 mm).
 Stadium IV : jika pertumbuhan pterigium sudah
melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan
PATOFISIOLOGI
Bersifat
UV-B mutagen Gen P 53

•Peningkatan Regulasi Meningkatkanya


kolagen pelepasan
•Migrasi sel
•angiogensis Transforming growth
factor beta (TGF-β) dan
endhotelial growth
factor (VEGF)

Degenerasi kolagen
elastoid dan jaringan
fibrovaskular
DIAGNOSIS

Anamnesis
 Mata merah, gatal, mata sering berair, ganguan
penglihatan.
Pemeriksaan fisik
 Terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada
permukaan konjuntiva. Pterigium paling sering
ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi
ke kornea nasal.
Pemeriksaan penunjang
 Topografi kornea.
DIAGNOSIS BANDING

 Pinguekula
 Pseudopterigium
PENATALAKSANAAN

Konservatif
 Edukasi pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun
paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan
kacamata anti UV dan pemberian air mata
buatan/topical lubricating drops.
Tindakan Operatif
 Eksisi pterigium.
KOMPLIKASI

 Astigmat.
 Kemerahan.
 Iritasi.
 Bekas luka yang kronis pada konjungtiva dan kornea.
 Keterlibatan yang luas otot ekstraokular dapat
membatasi penglihatan dan menyebabkan diplopia.
PROGNOSIS

 Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi


adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas
lagi setelah 48 jam post operasi.

Anda mungkin juga menyukai