Anda di halaman 1dari 42

TUTORIAL KLINIK

ELECTROCARDIOGRAFI
MARLIN FERIANI
1610221061

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RST DR SOEDJONO MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UPNVJ
2017
SEL OTOT JANTUNG

• 2 macam sel :
• Sel autoritmik (1%)
• Potential pace maker
• Hanya terdapat pada NSA – NAV – berkas his cabang kanan dan kiri
– serabut purkinye
• Sel kontraktil (99%)
• Sel yang berkontraksi sebagai respon thd impuls dari sel autoritmik
SADAPAN (LEAD) EKG

• Sandapan rutin 12 leads


• 3 bipolar standard leads ( I, II, III)
• 3 unipolar lead ekstremitas (aVR, aVL, aVF)
• 6 unipolar chest leads (V1, V2, V3, V4, V5, V6)
• Bipolar standard lead & unipolar lead
ekstremitas menggambarkan keadaan medan
bioelektrik aktivitas jantung pada bidang frontal
• Chest lead  Bidang horizontal
SUDUT ORIENTASI UNIPOLAR LIMB
LEAD (AVR, AVL, AVF)
HEXAXIAL REFERENCE SYSTEM (6 SUDUT
ORIENTASI SANDAPAN BIDANG FRONTAL)
HEXAXIAL REFERENCE SYSTEM (6 SUDUT
ORIENTASI SANDAPAN BIDANG FRONTAL)
UNIPOLAR CHEST LEAD

• Rekaman potensial (pada bidang horizontal)


dari satu titik di permukaan dada
• V1 : SIC 4 garis sternal kanan
• V2 : SIC 4 garis sternal kiri
• V3 : antara V2 dan V4
• V4 : SIC 5 garis midclavicular kiri
• V5 : SIC 5 garis aksilaris anterior kiri
• V6 : SIC 5 garis aksilaris media kiri
LEAD DADA UNIPOLAR
(LEAD PRECORDIAL V1-V6)
• Ventrikel kanan terletak di antero medial
• Ventrikel kiri terletak di anterolateral
• Sandapan V1 dan V2 terletak di atas ventrikel kanan
• Sandapan V3 dan V4 di atas septum interventrikulare
• Sandapan V5 dan V6 di atas ventrikel kiri
SADAPAN

Sandapan Kelompok
V1, V2 Septum
V3, V4 Anterior
V5, V6 Lateral
I, aVL, V5, V6 Lateral kiri
II, III, aVF Inferior
V1-V6 Anterior Ekstensif
aVR aVR
KONSEP DASAR ELEKTROKARDIOGRAFI

• SIFAT-SIFAT LISTRIK SEL JANTUNG


Ion yg terpenting: ion Na+ dan K+
K+ intraseluler 30x > ekstraseluler
Na + ekstraseluler 30x > intraseluler
SISTEM KONDUKSI JANTUNG

1. Sino Atrial Node (SA node)


- Terletak pada batas antara vena cava suprior dan atrium kanan
- Memiliki sifat otomatisitas yang tertinggi
- Pacemaker
2. Jalur konduksi intra atrial
terdiri dari :
- 3 jalur internodal yang menghubungkan SA node dan AV node
- Jalur Bachman yang menghubungkan atrium kanan dan kiri
3. Atrio Ventrikular Node (AV node)

- Terletak di bagian bawah atrium kanan, antara sinus koronarius dan daun
katup trikuspidalis bagian atas
4. Bundle Branch

- Merupakan cabang dari berkas his

- Terdiri dari right bundle branch dan left bundle branch

5. Fesikel

- Merupakan cabang dari left bundle branch

- Terdiri dari left fesikel anterior (LAF) dan left fesikel posterior (LPF)

6. Serabut Purkinye

- Memiliki sifat otomatisitas dan ritmisitas terendah


SISTEM KONDUKSI
SIKLUS IRAMA JANTUNG

Impuls listrik dimulai di SA Node (sinus)  diteruskan


(konduksi) ke atrium  terjadi depolarisasi atrium.
Bersamaan dengan depolarisasi atrium, impuls diteruskan
melalui internodal tracks  AV Node, impuls mengalami
perlambatan  berkas His  RBB/ LBB  serabut
purkinye  miocard, bersamaan dengan ini terjadi
depolarisasi ventrikel
• Depolarisasi atrium  gelombang P
• Depolarisasi ventrikel  kompleks QRS
• Repolarisasi ventrikel  gelombang T
GELOMBANG P

• Menggambarkan depolarisasi atrium


• Nilai normal: - Lebar: < 0,11”
- Tinggi: < 2,5 mV
• Di ikuti oleh kompleks QRS
• Positif di Lead II
• Negatif di Lead aVR
• Berubah bila: - ada pembesaran atrium kanan/ kiri
- gangguan irama di atrium
Atrial Depolarization
INTERVAL PR

• Menunjukkan waktu penghantaran dari atrium ke


ventrikel
• Diukur dari permulaan gel. P  permulaan gel. Q
• Normal: 0,12’’- 0,20’’
• Tidak normal bila:
1. < 0.12’’ : PR memendek  adanya accelerated
pacemaker
Contoh : Wolff Parkinson White Syndrome (WPW),
Lown Ganong Levine Syndrome (LGL)
2. > 0.20’’ : PR memanjang
Contoh: AV blok
KOMPLEKS QRS

• Depolarisasi ventrikel
• Nilai normal: lebar: 0.06’- 0.10’
• Di hitung dari awal Q hingga akir S
• Timbul setelah gel P
• Terdiri dari gelombang Q, R dan S

• Ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel kanan


• Ventrikel kiri mendominasi kompleks QRS
• Vektor aliran listrik rata-rata antara +90 o dan 0 o
GAMBARAN QRS BIDANG FRONTAL
QRS BIDANG HORIZONTAL
GELOMBANG Q
• Nilai normal: lebar <0.04’’
dalam <1/4 tingginya R
• Defleksi negatif pertama
• Gelombang Q abnomal = Q patologis bila dalamnya > 1/3
R
Dalamnya > 4 mm
Lebarnya > 0.04’’
GELOMBANG R

• Defleksi positif pertama pada kompleks QRS


• Normal: - positif di LI,II, V5 dan V6
- konfigurasi R dari V1 V6 makin lama makin
tinggi
• Patologis:
 R tinggi: menunjukkan penebalan otot
 R rendah: voltase rendah
 Tidak ada R: seluruh tebal miocard nekrosis
GELOMBANG S

• Defleksi negatif setelah R


• Normal: dalamnya < 25 mm, lebar 0.04’’
bisa berupa titik (tidak ada)
konfigurasi S dari V1 V6: semakin dangkal
• Patologis : bila dalamnya > 25 mm
bila lebarnya > 0.04’’ (wide s)
Ventricle
Depolarization

0.12 second
QT INTERRVAL
• Nilai normal tergantung heart rate
Untuk praktisnya diberi 3 nilai:
HR 60  QT<0.43”
HR 80  QT <0.38’’
HR 100  QT < 0.35’’
• Patologis bila :
Memendek: misal bila HR cepat
bisa R on T  fibrilasi ventrikel
Memanjang : resiko VT
ST SEGMEN

• Diukur dari akhir S akhir T


• Merupakan garis lurus = isoelektris
• Pemulaan fase repolarisasi
• Normal : 0.1 mv boleh 1 mm diatas/ dibawah grs
isoelektris
• Abnormal : ST elevasi
ST depresi
GELOMBANG T

• Merupakan repolarisasi dari ventrikel


• Normal :
Positif di: L I, II, AVL, AVF, V3 V6
Negatif di: V1 (V2: pada org tua)
di L III : bisa positif/ negatif/ bifasik
Tinggi gel T: sedikitnya > 1/7 tinggi R
max < 2/3 tinggi R

• Abnormal :
T tinggi: > 2/3 R di V3 V6  Hiperkalemi
T datar, isoelektris, negatif  insufisiensi koroner
KRITERIA EKG NORMAL
1. Gel. P : bentuknya/ besarnya, sumbu: normal
vektornya, konfigurasi P tetap
2. PR interval tetap dan normal
3. QRS kompleks besarnya dan sumbunya normal
Konfigurasi dari V1  V6 : R makin tinggi
S makin dangkal
Q kecil di V5 V6
4. Setiap gel. P diikuti QRS kompleks yg normal
5. PP interval/ RR interval tetap ( boleh bervariasi <0,16’’
6. Rate 60-100x/menit
7. ST normal, gel. T positif dan normal
QT normal
VEKTOR JANTUNG

• TERDIRI DARI 3 RURANG


- HORIZONTAL
- FRONTAL
- SAGITAL
SISTEM SUMBU PADA BIDANG
FRONTAL
aVR aVL

300 300 I : 00
60 0 600

0 : pusat jantung aVR: -1500


I : grs mendatar O0 aVL: -300
II : membuat sudut 60 0 dgn I (+600 ) aVF: +900
III: +1200
SISTEM SUMBU PADA BIDANG
HORIZONTAL
ka ki
post

V6: 00

V5: 220

V1: 1150 V2: 940 V3: 580 V4: 470


KELAINAN SUMBU QRS PADA BIDANG
FRONTAL
Sumbu QRS pada bidang frontal yg dianggap normal bervariasi antara -300
hingga +90 0
• Sumbu QRS antara -30 0 hingga -90 0 : deviasi sumbu ke kiri  LAD
• Sumbu QRS antara +90 0 hingga -180 0 : deviasi sumbu ke kanan  RAD
• Sumbu QRS antara +180 0 hingga -90 0 : sumbu superior  SAD

sumbu superior (SAD) deviasi sumbu ke kiri (LAD)

deviasi sumbu ke
kanan(RAD) sumbu normal
RUMUS SINGKAT SUMBU QRS PADA
BIDANG FRONTAL
Bila I (+), II (+)  Normal

Bila I (+), II (-)  LAD

Bila I (-), II (+)  RAD

Bila I (-), II (-)  Superior (SAD)


MENGHITUNG HEART RATE

1. Menggunakan kotak sedang/besar


• Cara ini khusus untuk gambaran EKG dengan irama regular
• ambil RR interval dari lead mana saja.
Dari RR interval hitung berapa jumlah kotak
sedang/besarnya.
• 300 dibagi jumlah kotak sedang yang anda dapatkan dari RR
interval tersebut.
• Rumusnya 300 dibagi jumlah kotak sedang antara RR
interval.
2. Mengunakan Kotak Kecil
• Khusus untuk irama EKG yang regular
• Cara ini sangat akurat atau tepat, tapi membutuhkan
waktu yang agak lama
• Hitung jumlah kotak kecil antara RR interval
Setelah itu, 1500 dibagi jumlah kotak kecil diantara RR
interval .
• Jadi rumusnya, 1500 dibagi jumlah kotak kecil diantara
RR interval.
FREKUENSI HEART RATE

• FDJ normal : 60 – 100 x/menit


• Takikardi : > 100 x / menit
• Bradikardi : < 60 x / menit
• Takikardi abnormal : 140 – 250 x / menit
• Flutter : 250 – 350 x / menit
• Fibrilasi : > 350 x / menit
IRAMA SINUS

• Irama jantung yang normal adalah irama sinus,


yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang
teratur dan berasal dari NSA
• Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama
sinus adalah:
1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS
2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm)
3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif
4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler
CARA MEMBACA EKG
1. Tentukan iramanya: Sinus / bukan
2. Tentukan frekuensi/kecepatan: Normal / takikardia
/ bradikardia
3. Tentukan axis: Normal / RAD / LAD
4. Nilai gelombang P: Normal / tidak
5. Hitung PR interval:
Normal/memanjang/memendek
6. Nilai gelombang Q: Normal / patologis
7. Hitung QRS komplek: Normal / melebar
8. Nilai ST segmen: Isoelektrik / elevasi / depresi
9. Nilai gelombang T: Normal / Inverted / tinggi
10.Perhatikan tanda-tanda: Hipertropi / iskemia / infark
11.Kesimpulan/Diagnosa

Anda mungkin juga menyukai