Anda di halaman 1dari 53

Presentasi kasus

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG

Oleh:
Dwi Jaya Sari, S.Ked
M. Rizki , S.Ked
R.A. Delilah Tsaniyah , S.Ked

Pembimbing: Dr. Dr.Rosiana A. Marbun,


Sp.A (K)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Ibnu Sutowo


IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Juni Saputra

Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki

Nama Ayah : Sahroni

Nama Ibu : Maryati


Alamat : Kapuran Sekar
Agama : Islam
MRS Tanggal :31 Januari 2015
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Bengkak di seluruh tubuh

Keluhan Tambahan

•-
Muncul terutama Gatal (-), mata
Sembab di
pagi hari, berkurang merah (-), sekret(-),
mata
siang hari R/ alergi (-)

Bengkak di perut
dan kaki 4 hari
SMRS

Kencing sedikit, berbusa


(+), warna seperti cucian Demam (-), batuk (-), pilek
daging (-), berpasir (-), anak (-), sesak nafas tidak ada,
tidak mengeluh sakit saat pucat (-), jantung berdebar-
kencing debar (-).

Pasien Belum Berobat 4


2hari SMRS

bengkak semakin meluas, bengkak pertama kali


muncul di mata, muncul pada pagi hari dan
berkurang pada siang hari. Bengkak selain di mata
juga muncul pada tangan dan kaki, hingga sampai
ke skrotum. BAK semakin berkurang jumlahna,
BAK hanya sedikit, BAK 1-2x dalam sehari dengan
warna urin kuning seperti urin biasa. Urin berbusa
(+), urin berpasir (-), Urin seperti cucian daging (-).
Riwayat BAK berwarna seperti teh tidak ada,
berwarna seperti air cucian daging tidak ada, BAK
berpasir tidak ada, BAK mengedan tidak ada. Os
berobat ke Sp.A dan dianjurkan untuk dirawat.
•Riwayat keluhan serupa ada, satu tahun yang
•Riwayat keluhan serupa ada, satu tahun yang
lalu, pasien didiagnosis Sindroma nefrotik dan
lalu, pasien didiagnosis Sindroma nefrotik dan
dirawat selama 3 bulan dan pulang dengan
dirawat selama 3 bulan dan pulang dengan
Cont’
perbaikan. Pasien hanya kontrol satu kali dan
perbaikan. Pasien hanya kontrol satu kali dan
menyetop obat sendiri.
menyetop obat sendiri.
•Riwayat sakit tenggorokkan dan nyeri menelan
•Riwayat sakit tenggorokkan dan nyeri menelan
tidak ada
tidak ada
•Riwayat koreng di kulit ada, ruam di kulit tidak
Penyakit •Riwayat koreng di kulit ada, ruam di kulit tidak
Penyakit ada..
Dahulu ada..
Dahulu •Riwayat penyakit jantung bawaan tidak ada
Riwayat •Riwayat penyakit jantung bawaan tidak ada
Riwayat
Penyakit •Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga
Penyakit •Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga
Keluarga ada, nenek pasien
Keluarga ada, nenek pasien
•Riwayat penyakit ginjal di keluarga disangkal.
•Riwayat penyakit ginjal di keluarga disangkal.

6
Anak kedua dari 3 bersaudara.
Anak kedua dari 3 bersaudara.
Cont’
Ayah/41 tahun/ SMA Buruh
Ayah/41 tahun/ SMA Buruh
Ibu/31 tahun/ Ibu Rumah Tangga
Ibu/31 tahun/ Ibu Rumah Tangga
Penghasilan perbulan ± Rp 1-2 juta.
Penghasilan perbulan ± Rp 1-2 juta.
Kesan : sosial ekonomi menengah ke bawah
Status Kesan : sosial ekonomi menengah ke bawah
Status
Ekonomi
Ekonomi
Riwayat Masa kehamilan : cukup bulan
Riwayat Masa kehamilan : cukup bulan
Periksa hamil : tidak teratur
Periksa hamil : tidak teratur
Kehamilan Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan
Kehamilan Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan
dan Minum alkohol : tidak ada
dan Minum alkohol : tidak ada
kelahiran Merokok : tidak ada
kelahiran Merokok : tidak ada
Makan obat-obatan tertentu tidak ada
Makan obat-obatan tertentu tidak ada
Penyakit atau komplikasi kehamilan ini : tidak ada
Penyakit atau komplikasi kehamilan ini : tidak ada

7
• Riwayat Kehamilan
Presentasi : normal dan Kelahiran
• Cara Persalinan : spontan
• Tanggal : 3 Juni 2010
• Riwayat Inj. Vitamin K : (+)
• KPSW : (-)
• Riwayat demam saat kehamilan : (-)
• Riwayat ketuban kental, hijau, bau : (-)
• Keadaan Bayi Saat Lahir
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Kondisi Saat Lahir : langsung menangis
• BBL : 3500 gram

8
PBL : 50cm
Riwayat Makanan

ASI : 0 - 6 bulan (ASI eksklusif on demand)

Susu formula : 6 bulan - Promina

Bubur susu : 8 bulan (3 kali sehari, 3 sdm)

• Nasi tim : + sekarang ( 3 hari sekali, ½ centong nasi :


bubur nasi, kentang dan wortel, hati ayam atau ikan)
• Nasi biasa : + sekarang (3 kali sehari, ayam 2 – 3 kali
seminggu, 1/3 ikan 2 – 3 kali seminggu, buah 3 – 4 kali
seminggu yang paling sering buah semangka)
• Kesan : kuantitas makanan kurang mencukupi akan
kurang bergizi
Cont’
BCG: 1 kali
BCG: 1 kali
DPT: 3 kali
DPT: 3 kali
Polio: 4 kali
Polio: 4 kali
Hepatitis B: 3 kali
Imunisasi Hepatitis B: 3 kali
Imunisasi Campak: 1x
Campak: 1x
Kesan: Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Kesan: Imunisasi dasar lengkap
Riwayat
perkembangan Tengkurap : 4 bulan
perkembangan Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 8 bulan
Duduk : 8 bulan
Merangkak : 9 bulan
Merangkak : 9 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Berjalan : 12 bulan
Kesan : perkembangan dalam
Kesan : perkembangan dalam
batas normal
batas normal
10
• Tanggal pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
: 4 februari 2015
• Pemeriksaan Umum
• Kesadaran : compos mentis
• Tekanan darah : 100/50 mmHg
• Nadi : 100x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
• Pernapasan : 26x/menit, reguler
• Suhu : 36.5ºC
• Berat Badan : 18 kg
• Tinggi Badan : 108 cm
• Lingkar Perut : 64 cm
• Status Gizi
• BB/U : diantara 0 SD dan -2 SD
• TB/U : diantara 0 SD dan -2 SD
• BB/TB : diantara 0 SD dan +1 SD
11
• Kesan : gizi baik
• Pemeriksaan Khusus
• Kepala : Muka Moon Face
• Bentuk : Normocephali
• Rambut : Lebat, hitam, pendek, halus, distribusi normal, tidak mudah
dicabut, lesi di kepala(-)
• Mata : Pupil bulat isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, kornea keruh (-),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (- ), edema periorbita (+)
• Hidung : Nafas cuping hidung (-), deforrmitas (-), mukosa hiperemis (-),
secret (-), deviasi septum (-) konka hiperemis (-), epistaksis(-).
• Telinga : Tidak ada deformitas, nyeri tarik auricular (-), nyeri tekan
mastoid (-), nyeri tekan tragus (-), CAE lapang, serumen plaque (-),
mukosa hiperemis(-), secret (-).
• Mulut : Sianosis (-), pucat (-), mukosa mulut kering (-), rhagaden (-), 12
stomatitis(-), cheilitis(-), papil atrofi(-)
Cont.

• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, Detritus (-), uvula di tengah,
arkus faring simetris.
• Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5-2cmH20
• Thorax : Bentuk Normal, Retraksi (-)
• Paru-paru
• Inspeksi : Secara statis dan dinaamis simetris.
• Palpasi : Stem fremitus kiri sama dengan kanan
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-)
13
• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Thrill tidak teraba, iktus kordis tidak
teraba
• Perkusi : Batas atas jantung ICS II linea
midclavicularis sinistra, Batas kanan jantung ICS IV
linea parasternalis sinistra, Batas kiri jantung ICS IV
linea midclavicularis sinistra,
• Auskultasi : HR 108x/menit, BJ I-II normal, regular,
pulsus deficit (-), murmur (-), gallop (- 14
• Abdomen
• Inspeksi : Cembung
• Palpasi : Lemas, hepar dan lien sukar dinilai
• Perkusi : undulasi (+)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Lipat paha dan
• genitalia : Pembesaran KGB (-), edema skrotum (+)
• Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT <2”, edema pretibial (+)
pitting edema
15
• DIAGNOSIS BANDING

• Sindroma Nefrotik Relaps


• Sindroma Nefritik Akut
• Kurang Energi Protein
16
Diagnosis Kerja

• Sindroma nefrotik relaps jarang

17
Tatalaksana

• Diet
• Protein normal sesuai kebutuhan RDA
• Diet rendah garam 1-2g/hari

• Medikamentosa
• IVFD D5 gtt XX/menit mikro
• Furosemid 1x18 mg IV
• Prednisone 2 mg/kgbb/hr tot:36mg 3-2-2

18
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 9.1g/dl 14-16 g/dl
Eritrosit 3.7 jt/ul 4.5-5.5 juta/ul
Leukosit 10.300/ul 5.000-10.000
Golongan Darah =AB=
Hitung jenis leukosit
Segmen 56% 50-70%
Limfosit 44% 20-40%
Kolesterol 399 mg% <200 mg%
Ureum 65 mg% 20-40 mg%
Creatinin 1,2 mg% 0.9-1.2 mg%
19
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa Pada Penderita Batasan
Reduksi (-) (-)
Protein (+) (+)
Bilirubin (-) (-)
Lekosit (+) 8-10/lp 0-3/lp
Eritrosit (+) 0-5/lp
Sel epitel (+) (+)
Kristal Ca-oxalat (+) (-)

20
Prognosis

• PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam

21
Tinjauan Pustaka

22
Sindroma Nefrotik

• 1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50


mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu
> 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
• 2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
• 3. Edema
• 4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL
23
Batasan

• Remisi. : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu
• Relaps. : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps jarang. : relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau kurang
dari 4 x per tahun pengamatan
• Relaps sering. (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau ≥ 4
x dalam periode 1 tahun
• Dependen steroid. : relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan (alternating)
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan
• Resisten steroid. : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2
mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
• Sensitif steroid. : remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama 4 minggu

24
Indikasi Rawat

• Sindroma nefrotik serangan pertama kali.


• SN relaps dengan edema anasarka atau penyulit (infeksi berat,
muntah-muntah, diare, hipovolemia, hipertensi, tromboemboli,
GGA).
• Sindroma nefrotik steroid resisten.
• Sindroma nefrotik steroid kambuh sering dengan indikasi untuk
terapi sitostatika tambahan.

25
Penatalaksanaan
a. Sindroma Nefrotik Primer
Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika ada: edema anasarka, dispneu,
hipertensi  tirah baring.

Dietetik
Protein normal sesuai RDA yaitu 2 g/kg/hr.
Rendah garam (1-2 g/hr) selama edema/mendapat terapi steroid.

Diuretika
Loop diuretic (furosemid 1-2 mg/kgBB/hr), bila kadar kalium rendah <3,5 mEq/L dapat
dikombinasi dengan spironolakton (1-2 mg/kgBB/hr) diberikan pada edema
berat/anasarka. Diuretika lebih dari 1 minggu periksa ulang natrium dan kalium plasma.
Bila SN disertai hipovolemia (hipoalbuminemia berat  kadar albumin ≤1,5 gr/dl) berikan
26
infus albumin rendah garam 20-25% 1 g/kgBB atau plasma sebanyak 15-20 ml/kgBB dalam
1-2 jam, 15-30 menit setelah infus albumin/plasma selesai diberikan furosemid 1-2
Antibiotika/antiviral
Antibiotika diberikan bila:
Edema anasarka + laserasi kulit  Amoksisilin, Eritromisin, atau Sefaleksin.
Infeksi  beri antibiotika yang disesuaikan dengan derajat berat infeksi.
Bila terjadi infeksi varicella  Asiklovir 80 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis  7-10
hari, pengobatan kortikosteroid stop sementara.

Imunisasi
Vaksin virus hidup baru diberikan setelah 6 minggu pengobatan steroid selesai.
Kontak dengan penderita varicella  Imunoglobulin varicella-zoster dalam
waktu <72 jam.

Tuberkulostatika
27
Test Mantoux (+)  beri INH profilaksis.
Pengobatan Kortikosteroid
• Pengobatan steroid untuk sementara tidak boleh diberikan bila dijumpai hal-hal
sebagai berikut: hipertensi, infeksi berat (viral/ bakteri), azotemia.
Pengobatan inisial:
• Dosis inisial Prednison atau Prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2 mg/kgBB/hari sesuai
dengan BB ideal (BB/TB) dibagi 3 dosis (maksimal 80 mg/hari) selama 4 minggu.
• Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating 40 mg/m2/hr (2/3 dosis initial)
selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila remisi terjadi
antara minggu ke-5 sampai dengan akhir minggu ke-8, steroid alternating dilanjutkan 4
minggu lagi.
• Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8  resisten steroid (lihat gambar).

28
Prednison FD:60 mg/m2LPB/hr

Prednison AD:40 mg/m2LPB/hr

4 minggu I 4 minggu II 4 minggu III

Remisi (+) Remisi (+) Remisi (-): Resisten


Steroid

Prednison FD inisial 2/3 dosis inisial

Gambar 1. Pengobatan Kortikosteroid pada Pasien Baru


29
Pengobatan SN Relaps:

• Bila dijumpai proteinuria (≥+2) setelah pengobatan steroid selesai, perlu


dicari faktor pemicunya (biasanya infeksi) dan diobati dengan AB selama 5-7
hari. Bila proteinuria jadi negatif tidak perlu diberi prednison, bila proteinuria
masih tetap (≥+2) atau tidak ditemukan fokus infeksi mulai dengan
prednison dosis penuh sampai remisi (proteinuria negatif atau trace 3 hari
berturut-turut) (maksimal 4 minggu)  dilanjutkan dosis alternating selama
4 minggu  stop.

• Bila pada FD selama 4 minggu remisi (-), alternating 4 minggu remisi (-) 
resisten steroid (lihat skema pengobatan resisten steroid).

30
Prednison FD:60 mg/m2LPB/hr
Prednison AD:40 mg/m2LPB/hr

Remisi
FD* AD

* ≤ 4 minggu remisi  langsung AD

Gambar 2. Pengobatan Sindroma Nefrotik Relaps

31
Pengobatan SN relaps sering atau dependen
steroid:

Ada 4 pilihan:
• Dicoba pemberian steroid jangka panjang.
• Pemberian Levamisol.
• Pengobatan CPA.
• Pengobatan Siklosporin (terakhir).
Cari fokus infeksi seperti TB, infeksi di gigi atau kecacingan.

32
Pengobatan SN resisten steroid:

• Belum memuaskan.
• Lakukan biopsi sebelum pengobatan dimulai.
• siklofosfamid puls 500 mg/m2/bulan + metilprednisolon 40
mg/m2/hari ALT selama 6 bulan atau
• Siklofosfamid oral 2-3 mg/kgBB/hari + Metilprednisolon 40
mg/m2/hari ALT selama 3-6 bulan.

33
Indikasi Pulang

• Penderita dipulangkan bila keadaan umum baik, komplikasi teratasi,


dalam keadaan remisi.
• Selama mendapat steroid kontrol sekali seminggu secara berobat
jalan. Setelah steroid dihentikan kontrol sekali sebulan selama 3-5
tahun bebas gejala.

34
Analisis masalah

35
Sembab di mata, muncul di An.. J/ Lk/ 5 tahun Pemeriksaan fisik; sembab
pagi hari. Kemudian pada kedua mata, perut
menjalar ke seluruh tubuh. kodok, undulasi(+), edema
Menghilang di siang hari pada genitalia(+)

RSUD IBNU Sutowo

Pemeriksaan Lboratorium:
Proteinuria (++)
Kolesterol 399mg/dl

36
ANALISIS MASALAH

• sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinik dengan gejala:


• Proteinuria masif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau ≥ 2+).
• Hipoalbunimenia ≤ 2,5 g/dL.
• Edema.
• Hiperkolesterolemia (>200mg/dl)
37
Cont.

Dari anamnesis didapatkan keluhan utama adalah bengkak


diseluruh tubuh. Bengkak timbul pertama kali di kelopak
mata pada pagi hari saat bangun tidur, kemudian menjalar
ke seluruh tubuh, termasuk hingga ke skrotum dan
kemaluan. Penyebab bengkak dapat berasal dari berbagai
sumber, namun inti utamanya adalah akibat dari
peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan
osmotik. Penyebabnya biasanya berasal dari penyakit ginjal,
penyakit hati, gagal jantung, dan akibat masalah gizi buruk
38
• Pada gangguan hati, edema lebih menonjol di perut, disertai
gambaran gangguan hepar seperti ikterik. Pada edema akibat
gangguan gizi, selain terjadi edema yang lebih menonjol diperut, akan
tampak manifestasi kurang gizi seperti, rambut jagung, cheilitis, dan
baggy pants

• Edema akibat penyakit ginjal akan pertama muncul dimata, terutama


pada pagi hari dan menghilang pada siang hari disertai dengan
gangguan fungsi ginjal seperti proteinuria, hipoalbuumin, dan
penurunan laju filtrasi glomerulus.
39
Cont.

• Dari anamnesis penderita didapatkan juga riwyat penurunan BAK


setelah timbulnya edema, frekuensinya hanya menjadi 1-2x dalam
sehari dengan warna yang lebih pekat. Riwayat seperti air cucian
daging disangkal, riwayat sakit tenggorokan sebelumnya tidak ada,
sehingga kemungkinan penyakit penyebab adalah sindroma nefritik
akut dapat disingkirkan.
• ± 1 tahun yang lalu, pasien pernah mengalami keluhan serupa dan
didiagnosis sebagai sindroma nefrotik. Pasien dirawat di rumah sakit
selama 3 bulan dan pulang dengan perbaikan. Pasien tidak rutin
kontrol dan menyetop obat sendiri
40
• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum
dalam batas normal dan keadaan spesifik ditemukan
adanya wajah sembab, edema periorbita, abdomen
cembung, undulasi(+), edema pretibial (+), serta edema
skrotum (+).

41
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik serta ditunjang
oleh beberapa pemeriksaan tambahan anak ini dapat
didiagnosis sebagai sindroma nefrotik relap jarang

42
Thank You

43
Efek samping kortikosteroid

• Insufisiensi adrenal akut/krisis adrenal


• Habitus Cushing
• Hiperglikemia dan glikosuria
• Penurunan absorpsi kalsium intesinal
• Keseimbangan nitrogen negatif
• Mudah terkena infeksi
44
• Tukak peptik
• Osteoporosis (steroid-induced osteoporosis)
• Miopatik
• Psikosis
• Hiperkoagubilitas darah
• Pertumbuhan terhambat
• Peningkatan tekanan darah
• Glaukoma (steroid-induced glaucoma)
45
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus
BCG OPV
Vaksin sensitif
VAKSIN HIDUP

suhu panas Campak

MMR
Vaksin sensitif Varisela
suhu dingin
Yellow fever
VAKSIN INAKTIF

Difteri Meningokok Influenza


Vaksin sensitif Tetanus Pneumokok IPV Rabies
suhu dingin Pertusis Hib Hepatitis B
Kolera Typhoid Vi Hepatitis A
Pemilihan Vaksin dan Jadwal
Pemilihan Vaksin dan Jadwal
Pemilihan Vaksin dan Jadwal
• Dosis INH profilaksis adalah 10 mg/kgbb/hari selama 6
bulan

50
• Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbuminemia merupakan
faktor kunci terjadinya edema pada SN. Hipoalbuminemia
menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma sehingga cairan
bergeser dari intravaskular ke jaringan interstitium dan terjadi
edema. Akibat penurunan tekanan onkotik plasma dan
bergesernya cairan plasma terjadi hipovolemia, dan ginjal
melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan
air. Mekanisme kompensasi ini akan memperbaiki volume
intravaskular tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya
hipoalbuminemia sehingga edema semakin berlanjut.
51
• Teori overfill menjelaskan bahwa retensi natrium adalah defek renal utama.
Retensi natrium oleh ginjal menyebabkan cairan ekstraselular meningkat
sehingga terjadi edema. Penurunan laju filtrasi glomerulus akibat kerusakan
ginjal akan menambah retensi natirum dan edema akibat teraktivasinya sistem
Renin-angiotensin-aldosteron terutama kenaikan konsentrasi hormon
aldosteron yang akan mempengaruhi sel-sel tubulus ginjal untuk mengabsorbsi
ion natrium sehingga ekskresi ion natrium (natriuresis) menurun. Selain itu juga
terjadi kenaikan aktivasi saraf simpatetik dan konsentrasi katekolamin yang
menyebabkan tahanan atau resistensi vaskuler glomerulus meningkat, hal ini
mengakibatkan penurunan LFG dan kenaikan desakan Starling kapiler
peritubuler sehingga terjadi penurunan ekskresi natrium.

52
• Oliguria di definisikan sebagai pengeluaran urin yang kurang dari
1ml/kg bb/jam jika pada bayi, jika pada anak pengeluaran urin
kurang dari 0,5 ml/kg bb/jam, dan pada dewasa kurang dari 400
ml/kg bb/jam

• Fase gagal ginjal akut adalah anuria (produksi urine <100 ml/24
jam, oliguria
• (produksi urine <400 ml/24 jam), poliuria (produksi urine >3500
ml/24 jam)
53

Anda mungkin juga menyukai