Anda di halaman 1dari 25

Assessing the Potential for

Drug−Nanoparticle Surface
Interactions
To Improve Drug Penetration into the
Skin
Intan Latifah
1306416052
Pendahuluan
• Material nano dapat digunakan untuk mengoptimalkan warna
dan bau produk, mengontrol pelepasan senyawa kimia dari
produk, dan menyediakan proteksi untuk komponen penting
produk melalui partikel encapsulation

• Namun untuk nanomaterial >10 nm tidak dapat digunakan


karena terlalu besar untuk melewati kulit dan mencegah
sampainya obat ke dalam jaringan lokal

• Mekanisme alternatif: barrier disruption, drug supersaturation,


skin occlusion, dan provision of a drug reservoir to prevent drug
depletion
• Salah satu elemen penting untuk dipertimbangkan ketika
nanopartikel digabungkan dengan obat dalam formulasi topikal
adalah interaksi permukaan partikel dengan obat.

• Ketika interaksi obat-obat kuat , struktur agregat dapat dibentuk


dan mengganggu kemampuan penetrasi obat. Nanopartikel dapat
mengganggu agregat obat.

• Hubungan antara agregasi obat, interaksi permukaan


nanomaterial, dan penetrasi belum diteliti dalam hal pemberian
obat pada kulit.
Tujuan Penelitian

mengevaluasi interaksi yang


terjadi antara permukaan
nanopartikel dan obat saat di
ko-administrasikan ke kulit
Aqueous
Obat Nanomaterial Karakterisasi Membran
vehicle set

fluorescence
Tetracaine pH 4 NanoPSCOOH Porcine
spectroscopy

adsorption
pH 8 Nano SiO2 Silikon
studies

atomic force
spectroscopy
(AFM)

Struktur tetracaine
Material
 Tetracaine free base (≥98%)  Ultrapure water (18.2 MΩ)
 Hydrochloric acid  Centrifugal filters
 Sodium chloride  Phosphate-buffered saline tablets
 anhydrous sodium phosphate  Acetonitrile, methanol, and water
dibasic  Sheets of silicone membrane with
 0.1%(w/v) poly-L-lysine solution a thickness of 0.12 mm
 1-octadecanethiol  U.K. Whatman No. 1 filters
 (11-mercaptoundecyl)-N,N,N-  Mica surfaces
trimethylammonium bromide  Gold-coated Si3N4 V-shaped
 Ethyl alcohol contact mode cantilevers with
 NanoPSCOOH, d = 60 nm dan integrated pyramidal tips (model:
200 nm NPG10)
Metode
Particle Size and
Test Sample Tetracaine
Zeta Potential
Preparation Support Studies
Analysis

Tetracaine Physical Fluorosence


Quantification Absorption Spectroscopy

Atomic Force
Statical Analysis
Microscopy
Hasil
• Particle Characterization
• Effect of Nanomaterials on Tetracaine Transport
• Tetracaine-Nanoparticle Interaction Studies

10 μM aliquot tetracaine yang ditambahkan telah


teradsorbsi seluruhnya ke NanoPSCOOH dalam 15
menit penyampuran
Konsentrasi obat yang terikat pada NanoSiO2
meningkat secara bertahap dari 15 menit (87.2 ±
4.1%) sampaii 48 jam (97.9 ± 0.7%)
• kekuatan interaksi antara ujung amino dan substrat tampak jauh
lebih konsisten dibandingkan dengan ujung metil dan substrat.
Diskusi
• Transport obat dapat ditingkatkan bukan dengan enkapsulasi
obat dalam nanopartikel tapi dengan mencampurkan padatan
nanopartikel dengan obat pada permukaan membran

• Penambahan elektrolit fosfat dihidrogen tidak berpengaruh pada


tingkat emisi fluorosensi dan transpor tetrakain (tidak
mengganggu agregasi tetracaine)

• Antarmuka padat yang dimiliki nanopartikel terbukti


mengganggu agregasi tetracaine. Namun tidak menginduksi
ukuran dan perubahan zeta potensial nanopartikel
Permukaan Nano PSCOOH

• Ketika tetracaine dicampur dengan NanoPSCOOH, partikel


mencegah penetrasi obat melewati barrier porcine dan silikon

• Berdasarkan physical adsorption, tetracaine memiliki afinitas


yang tinggi dengan permukaan nanopartikel

• Berdasarkan data AFM


Pada gugus amina: interaksi elektrostatik ( denganCOOH-
dan SO4-)
Pada gugus metil: berinteraksi pada bagian yang tidak bermuatan,
relatif hidrofobik
• Transpor tetracaine tidak bertambah seiring penambahan
NanoPSCOOH karena tetracaine teradsorpsi sangat kuat pada
permukaan NanoPSCOOH

• Adsorpsi obat yang sangat kuat ke permukaan partikel bisa


menghambat proses transport dengan mengurangi ketersediaan
molekul obat bebas untuk melewati penghalang
(porcine/silikon).
Permukaan Nano SiO2

• Sistem NanoSiO2-tetracaine yang diinkubasi bersama-sama


selama 30 hari dan sistem NanoSiO2-tetracaine yang dicampur
pada permukaan kulit memberi efek peningkatan mengesankan
untuk transportasi melintasi membran silikon.

• Interaksi NanoSiO2 dan tetracaine lebih lemah dibandingkan


interaksi dengan NanoPSCOOH. Interaksi pada NanoSiO2
terjadi pada gugus amina dan SiOH-.
• Interaksi antara tetracaine dan NanoSiO2 terbilang lemah namun
cukup kuat untuk mengganggu agregasi tetracaine sehingga
transpor obat menjadi lebih baik.

• Peningkatan penetrasi oleh penambahan NanoSiO2 jauh lebih


besar pada membran silikon dibandingkan pada kulit babi
(porcine)

• Hal ini disebabkan adanya interaksi tetracaine dengan keratin


sehingga pada membran porcine akan terjadi kompetisi antara
interaksi dengan nanopartikel dan interaksi tetracaine-keratin.
Skema hasil percobaan secara umum

• Untuk mengetahui derajat kekuatan interaksi antara tetracaine-


nanopartikel perlu dilakukan perbandingan dengan nanopartikel
lain (lebih dari 2)
Kesimpulan
• Penambahan nanopartikel saat preparasi farmasi dapat
memodifikasi pengiriman obat ke dalam kulit melalui interaksi
fisik dengan permukaan partikulat

• Transpor tetracaine melewati membran lebih tinggi terjadi pada


pH 8 dibandingkan dengan pH 4 pada NanoSiO2. Interaksi
antara tetracaine dan NanoSiO2 juga lebih tinggi pada pH 8.

• Tidak ada tetracaine yang melewati membran pada campuran


tetracaine+NanoPSCOOH, sedangkan transpor obat meningkat
pesat pada campuran tetracaine+NanoSiO2
• Nanopartikel yang mengikat obat terlalu kuat dapat menghambat
permeasi obat (ex: NanoPSCOOH) tapi yang memiliki interaksi
yang moderat memiliki kemampuan untuk mengubah
karakteristik fisik dari tetrakain sedemikian rupa sehingga dapat
meningkatkan transpor transmembran (ex: NanoSiO2).

• Perlu dipertimbangkan keseimbangan (tidak terlalu kuat


teradsorpsi namun cukup kuat untuk mengganggu agregasi obat)
antara interaksi nanopartikel dan tetracaine untuk meningkatkan
transpor obat melewati membran
Pertanyaan
 Nadia Nahla K
Apa fungsi dari pengaturan pH? Mengapa dipilih pH 4 dan 8?

Jawab:
Pengaturan pH dipilih agar obat tetracaine dapat terionisasi karena
interaksi antara obat dengan permukaan nanopartikel (yang
bermuatan negatif) sebagian besar terjadi secara elektrostatik. pH 4
dan 8 dipilih karena pada pH tersebut terjadi ionisasi pada gugus
amina tetracaine dengan persentase yang berbeda sehingga dapat
diamati pengaruhnya. Pada pH 4 (100% amina tersier dan 23% amina
sekunder terionisasi) sedangkan pada pH 8 (72% amina tersier dan
28% amina sekunder terionisasi)
 Mujuna Abbas
Apa ada karakteristik khusus dari tetracaine sehingga dijadikan model
obat dalam penelitian ini?

Jawab:
Tetracaine adalah obat anastesi lokal kulit yang biasa digunakan untuk
membuat mati rasa beberapa bagian tubuh sebelum prosedur medis.
Namun kemampuan obat ini untuk melewati membran epidermis kulit
sangat kecil (recovery sedikit) disebabkan oleh pembentukan agregat
menjadi makromolekul yang tidak bisa melewati pori-pori kulit.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi
tetracaine dengan bantuan nanopartikel untuk mengganggu struktur
agregatnya.

Anda mungkin juga menyukai