Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN MALARIA
Disusun Oleh :
• Annisa Jasmine Firdaus
• Ayu Ashari
• Apriliani
• Bella Tata Kharisma
• Chairul Hisyam
• Irvana Reza
PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang


disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual di dalam darah.
(Ilmu Penyakit Dalam,2009)
EPIDIMIOLOGI

Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena


setiap tahun 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta
diantaranya meninggal dunia.

Di Indonesia pada tahun 2007 telah terjadi 1.700.000 kasus klinis malaria
dengan 700 kematian. Dari 576 kabupaten yang ada, 424 kabupaten
diantaranya merupakan daerah endemis malaria dan diperkirakan 45%
penduduk Indonesia berisiko tertular.

Tingkat penularan malaria dapat berbeda tergantung pada faktor setempat,


seperti pola curah air hujan (nyamuk berkembang biak pada lokasi basah),
kedekatan antara lokasi perkembangbiakan nyamuk dengan manusia, dan jenis
nyamuk di wilayah tersebut.
ETIOLOGI KLASIFIKASI

Menurut Harijanto (2000)


Penyebab infeksi malaria ialah pembagian jenis-jenis malaria
plasmodium, yang selain menginfeksi berdasarkan jenis plasmodiumnya
manusia juga menginfeksi binatang antara lain sebagai berikut :
seperti golongan burung, reptil, dan
mamalia. 1. Malaria Tropika (Plasmodium
Falcifarum)
Pembiakan seksual terjadi pada tubuh 2. Malaria Kwartana (Plasmoduim
nyamuk anopheles betina. Secara Malariae)
keseluruhan ada lebih dari 100 3. Malaria Ovale (Plasmodium
plasmodium yang menginfeksi binatang Ovale)
(82 pada jenis burung dan reptil dan 22 4. Malaria Tersiana (Plasmodium
pada primata. Vivax)
Manifestasi Klinik

•Periode Dingin • Splenomegali adalah


(berlangsung 15 menit – 1 pembesaran limpa yang
jam) merupakan gejala khas
Malaria Kronik.
•Periode Panas
(berlangsung sampai 2 jam
atau lebih)

•Periode berkeringat

Demam Splenomegali

Anemia Ikterus
• Anemia adalah • Ikterus adalah
berkurangnya jumlah diskolorasi kuning pada
sel darah merah atau kulit dan skIera mata
kandungan akibat kelebihan
haemoglobin dalam bilirubin dalam darah.
darah
PATOFISIOLOGI
Terdapat dua tahap perkembangan penyakit malaria, yaitu tahap exoerthrocitic dan tahap erithrocitic.
Tahap exoeriyhrocitic adalah tahap dimana terjadinya infeksi pada sistem hati (liver) manusia yang
disebabkan oleh parasit plasmodium, sedangkan tahap erithrocitic adalah tahap terjadinya infeksi pada
sel darah merah (eritrosit).

Setelah masuk melalui darah dan sampai di sistem hati manusia, parasit ini akan berkembang biak
dengan cepat yang kemudian keluar dan menginfeksi sel darah merah, yang mana proses inilah yang
menimbulkan timbulnya demam pada penderita malaria. Selanjutnya adalah parasit plasmodium akan
terus berkembang biak dalam sel darah merah yang kemudian keluar untuk menginfeksi sel darah merah
lain yang masih sehat, hal inilah yang menyebabkan terjadinya gejala panas atau demam naik turun pada
penderita malaria.

Walaupun sebenarnya sistem limpa manusia bisa menghancurkan sel darah merah yang terinfeksi oleh
parasit, tetapi parasit plasmodium jenis falciparum dapat membuat sel darah merah menempel pada
pembuluh darah kecil dengan cara melepaskan protein adhesif, sehingga dengan begini sel darah merah
yang terinfeksi tidak dapat masuk kedalam sistem limpa untuk dihancurkan. Dengan kemampuan inilah
plasmodium falciparum sering menjadi penyakit malaria akut, karena dengan kemampuan menempelkan
sel darah merah yang telah terinfeksi di dinding pembuluh darah kecil secara simultan sehingga dapat
menyumbat peredaran darah ke otak yang sering mengakibatkan kondisi koma pada penderita penyakit
malaria
Uncomplicated malaria yang
disebabkan P vivax, P malariae, and P
ovale memiliki prognosis yang baik.
Kebanyakan pasien pulih dengan
sempurna tanpa sequelae.

Malaria P falciparum sangat berbahaya


bila tidak ditangani dengan cepat dan
tuntas karena akan menyebabkan
severe malaria dan menuju progonosis
PROGNOSIS yang buruk

Malaria pada anak dibawah 5 tahun


memiliki prognosis buruk di daerah
endemic. Pada daerah endemic dengan
imunitas yang lemah dapat
menyebabkan kematian pada umur
tersebut, malaria berulang, anemia
kronis, malnutrisi, pertumbuhan yang
terlambat.
1. Pemeriksaan Imunoserologis
PEMERIKSAAN 2. Pemeriksan Biomolekuler
3. Pemeriksaan mikroskopis malaria
PENUNJANG

1. Cerebral malaria
2. Perdarahan
3. Hemolisis KOMPLIKASI
4. Parasitemia
5. Blackwater fever
PENGOBATAN PENCEGAHAN
Obat anti malaria yang
tersedia di Indonesia
antara lain : • Pengendalian vektor
• Profilaksis obat
• Klorokuin • Indoor sisa
• Sulfadoksin- penyemprotan
Pirimetamin
• Kelambu dan seprai
• Kina
• Vaksinasi
• Primakuin
• Derivate Artemisin
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN MALARIA
PENGKAJIAN
Aktivitas/ istirahat
• Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
• Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

Sirkulasi
• Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan
cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan
aliran darah.

Eliminasi
• Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
• Tanda : Distensi abdomen
Makanan dan cairan
• Gejala : Anoreksia mual dan muntah
• Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.

Neuro sensori
• Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan
• Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau
koma

Pernapasan
• Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan
• Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

Penyuluhan/ pembelajaran
• Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan
alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/
prosedur invasif, luka traumatik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan makanan yang tidak sdekuat ; anorexia;
mual/muntah.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan
sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive.
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan
nutrient dalam tubuh.
5. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat
kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Resiko tinggi terhadap infeksi Hipertermia berhubungan dengan
tubuh berhubungan dengan asupan berhubungan dengan penurunan peningkatan metabolisme, dehidrasi,
makanan yang tidak sdekuat ; anorexia; sistem kekebalan tubuh; prosedur efek langsung sirkulasi kuman pada
mual/muntah tindakan invasive hipotalamus

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk 1. Pantau terhadap 1. Pantau suhu pasien


makanan yang disukai. Observasi kecenderungan peningkatan (derajat dan pola),
dan catat masukan makanan klien suhu tubuh.
2. Berikan makan sedikit dan perhatikan menggigil.
2. Amati adanya menggigil dan
makanan tambahan kecil yang
diaforosis
2. Pantau suhu
tepat
3. Pertahankan jadwal penimbangan 3. Memantau tanda - tanda lingkungan.
berat badan secara teratur. penyimpangan kondisi/ 3. Berikan kompres
4. Diskusikan yang disukai klien dan kegagalan untuk
masukan dalam diet murni. mandi hangat, hindari
memperbaiki selama masa
5. Observasi dan catat kejadian mual/
terapi penggunaan alkohol.
muntah, dan gejala lain yang
berhubungan 4. Berikan obat anti infeksi 4. Berikan antipiretik.
6. Kolaborasi untuk melakukan sesuai petunjuk. 5. Berikan selimut
rujukan ke ahli gizi 5. Dapatkan spisemen darah.
pendingin.
Kurang pengetahuan, mengenai penyakit,
Perubahan perfusi jaringan berhubungan
prognosis dan kebutuhan pengobatan
dengan penurunan komponen seluler yang di
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/
perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient
mengingat kesalahan interprestasi informasi,
dalam tubuh
keterbatasan kognitif

1. Pertahankan tirah baring bantu 1. Tinjau proses penyakit dan


harapan masa depan.
dengan aktivitas perawatan.
2. Berikan informasi mengenai terapi
2. Pantau terhadap obat - obatan, interaksi obat, efek
kecenderungan tekanan darah, samping dan ketaatan terhadap
mencatat perkembangan program.
hipotensi dan perubahan pada 3. Diskusikan kebutuhan untuk
tekanan nadi. pemasukan nutrisional yang tepat
3. Perhatikan kualitas, kekuatan dan seimbang.
dari denyut perifer. 4. Dorong periode istirahat dan
4. Kaji frukuensi pernafasan aktivitas yang terjadwal.
5. Tinjau perlunya kesehatan pribadi
kedalaman dan kualitas.
dan kebersihan lingkungan.
Perhatikan dispnea berat. Identifikasi tanda dan gejala yang
5. Berikan cairan parenteral. membutuhkan evaluasi medis.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah langkah keempat dalam


tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan.
Semua tahap proses keperawatan (diagnose, tujuan,
intervensi) harus dievaluasi.
• Klien menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi
terpenuhi
• Klien menunjukkan tanda-tanda terpenuhnya kebutuhan
cairan
• Klien tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan
kesadaran yang lebih lanjut
• Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi
fisik dan tingkat perkembangan klien
• Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas
normal
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai