PASIEN MALARIA
Disusun Oleh :
• Annisa Jasmine Firdaus
• Ayu Ashari
• Apriliani
• Bella Tata Kharisma
• Chairul Hisyam
• Irvana Reza
PENGERTIAN
Di Indonesia pada tahun 2007 telah terjadi 1.700.000 kasus klinis malaria
dengan 700 kematian. Dari 576 kabupaten yang ada, 424 kabupaten
diantaranya merupakan daerah endemis malaria dan diperkirakan 45%
penduduk Indonesia berisiko tertular.
•Periode berkeringat
Demam Splenomegali
Anemia Ikterus
• Anemia adalah • Ikterus adalah
berkurangnya jumlah diskolorasi kuning pada
sel darah merah atau kulit dan skIera mata
kandungan akibat kelebihan
haemoglobin dalam bilirubin dalam darah.
darah
PATOFISIOLOGI
Terdapat dua tahap perkembangan penyakit malaria, yaitu tahap exoerthrocitic dan tahap erithrocitic.
Tahap exoeriyhrocitic adalah tahap dimana terjadinya infeksi pada sistem hati (liver) manusia yang
disebabkan oleh parasit plasmodium, sedangkan tahap erithrocitic adalah tahap terjadinya infeksi pada
sel darah merah (eritrosit).
Setelah masuk melalui darah dan sampai di sistem hati manusia, parasit ini akan berkembang biak
dengan cepat yang kemudian keluar dan menginfeksi sel darah merah, yang mana proses inilah yang
menimbulkan timbulnya demam pada penderita malaria. Selanjutnya adalah parasit plasmodium akan
terus berkembang biak dalam sel darah merah yang kemudian keluar untuk menginfeksi sel darah merah
lain yang masih sehat, hal inilah yang menyebabkan terjadinya gejala panas atau demam naik turun pada
penderita malaria.
Walaupun sebenarnya sistem limpa manusia bisa menghancurkan sel darah merah yang terinfeksi oleh
parasit, tetapi parasit plasmodium jenis falciparum dapat membuat sel darah merah menempel pada
pembuluh darah kecil dengan cara melepaskan protein adhesif, sehingga dengan begini sel darah merah
yang terinfeksi tidak dapat masuk kedalam sistem limpa untuk dihancurkan. Dengan kemampuan inilah
plasmodium falciparum sering menjadi penyakit malaria akut, karena dengan kemampuan menempelkan
sel darah merah yang telah terinfeksi di dinding pembuluh darah kecil secara simultan sehingga dapat
menyumbat peredaran darah ke otak yang sering mengakibatkan kondisi koma pada penderita penyakit
malaria
Uncomplicated malaria yang
disebabkan P vivax, P malariae, and P
ovale memiliki prognosis yang baik.
Kebanyakan pasien pulih dengan
sempurna tanpa sequelae.
1. Cerebral malaria
2. Perdarahan
3. Hemolisis KOMPLIKASI
4. Parasitemia
5. Blackwater fever
PENGOBATAN PENCEGAHAN
Obat anti malaria yang
tersedia di Indonesia
antara lain : • Pengendalian vektor
• Profilaksis obat
• Klorokuin • Indoor sisa
• Sulfadoksin- penyemprotan
Pirimetamin
• Kelambu dan seprai
• Kina
• Vaksinasi
• Primakuin
• Derivate Artemisin
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN MALARIA
PENGKAJIAN
Aktivitas/ istirahat
• Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
• Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
Sirkulasi
• Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan
cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan
aliran darah.
Eliminasi
• Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
• Tanda : Distensi abdomen
Makanan dan cairan
• Gejala : Anoreksia mual dan muntah
• Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
Neuro sensori
• Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan
• Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau
koma
Pernapasan
• Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan
• Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
Penyuluhan/ pembelajaran
• Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan
alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/
prosedur invasif, luka traumatik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan makanan yang tidak sdekuat ; anorexia;
mual/muntah.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan
sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive.
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan
nutrient dalam tubuh.
5. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat
kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Resiko tinggi terhadap infeksi Hipertermia berhubungan dengan
tubuh berhubungan dengan asupan berhubungan dengan penurunan peningkatan metabolisme, dehidrasi,
makanan yang tidak sdekuat ; anorexia; sistem kekebalan tubuh; prosedur efek langsung sirkulasi kuman pada
mual/muntah tindakan invasive hipotalamus