PENDENGARAN
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
3
Tes suara bisik
Kamar periksa
- Minimal 4 m X 5 m , Diagonal 6 m
- Sunyi ( tak ada ekho )
- Dinding tak rata
Penderita
- Mata ditutup
- Telinga yg tidak diperiksa ditutup
- Diminta mengulang dg keras dan
terang
4
Pemeriksa ( dokter )
- Mengucapkan satu/dua suku kata
ssd expirasi
- Kata kata yg dikenal penderita
- Mengandung huruf
lunak :l,k,m,n,g,u
huruf desis : s,f,c
tuli konduksi tak mendengar frek rendah /huruf lunak
"susu" s - s
tuli persepsi tak mendengar frek tinggi /huruf desis
"susu" u u
5
Area Pendengaran …..
Hrf desis
freq >
Hrf lunak
freq <
Pelaksanaan
1m 2m 3m 6m
6m 5m 4m 1m
7
Contoh Hasil
1m 2m 3m 4m
100% 90% 80 % 60 %
9
KUANTITATIF (DERAJAT KETULIAN)
10m – 6m NORMAL
5m – 4m PRAKTIS NORMAL
3m – 2m TULI RINGAN
1m TULI SEDANG
10cm TULI BERAT
0 cm TULI TOTAL
14
2. Tes Rinne
Tujuan:
membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara
pada satu telinga penderita
G T freq 512 digetarkan , ujung GT ditempelkan pd
planum mastoid penderita . Ssdh tidak mendengar GT
dipindahke telinga penderita.
‒ Bila masih mendengar Rinne +
‒ Bila tidak mendengar Rinne -
R (+) AC > BC Normal / Tuli SN
R (-) BC> AC Tuli konduksi
Fals negatif : sebetulnya tidak mendengar,
didengar oleh telinga satunya 15
Setelah pemeriksa tak mendengar tidak mendengar
GT dipindahke telinga penderita
3. Tes Weber
Tujuan:
membandingkan hantaran tulang antara kedua telingapenderita
Prinsip tes Weber:
Untuk mengetahui arah lateralisasi bunyi terdengar dimana
GT freq 512 digetarkan keras
Ujung GT diletakkan pd kening penderita
Pend diminta membandingkan keras yg ka / ki
Bila sama keras Tidak ada lateralisasi W
Keras ka Lateralisasi ke ka, W
Keras ki Lateralisasi ke ki W
Lat ke ka : Tuli kond ka
Tuli Kond ka + ki , ka >
Tuli SN ki
Tuli SN ka+ki , ki >
Tuli kond ka + tuli SN ki
17
4. Tes Schwabach
Tujuan:
Membandingkan hantaran tulang antara penderita dengan
pemeriksa
Cara : GT 512 digetarkan, Ujung GT diletakkan pd planum
mastoid pemeriksa. Bila sudah tidak mendengar GT dipindah
ke planum mastoid penderita,
Hasil : Bila mendengar Schwabach memanjang ( S > )
Bila tidak mendengar N / memendek
GT digetarkan diletakkan pd planum mastoid penderita , bila
sudah tidak mendengar GT dipindah ke planum mastoid
pemeriksa.
Bila mendengar Schwabach memendek ( S < )
Tidak mendengar N
Schwabach memanjang Tuli konduksi
Schwabach memendek Tuli Sensori neural 19
Suara bisik ka : 3 m , ki : 1m
Tes GT : Batas atas batas bawah
ka ki
+ 4096 -
+ 2048 -
+ 1024 -
+ 512 +
- 256 +
- 128 +
- 64 +
21
- Rinne +
Weber
> Schwabach <
Kesimpulan :
- Tuli konduksi ka ringan
- Tuli Sensorineural kiri sedang
22
5. Tes Bing (Tes Oklusi)
Cara pemeriksaan :
Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup)
sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db.
Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala
seperti pada tes weber
Interpretasi:
Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga
normal atau tuli saraf
Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang
diperiksa) telinga tersebut tuli konduktif
23
TULI KONDUKSI TULI PERSEPSI
- HURUF LUNAK SUARA HURUF LUNAK +
+ HURUF DESIS BISIK HURUF DESIS -
- RINNE +
Pseudonegatif
AUDIOMETRI
Pengantar Audiometri
Tes audiometri
digunakan untuk
mengetahui jenis dan
derajat gangguan
pendengaran.
Tes ini menggunakan
alat audiometer yang
dapat menghasilkan nada
dalam frekuensi dan
intensitas yang dapat
diatur oleh operator.
AUDIOMETRI
Pemeriksaan pendengaran, menggunakan
audiometer nada murni karena mudah diukur,
mudah diterangkan dan mudah dikontrol.
Tinggi rendahnya nada dari suatu bunyi
disebut frekuensi dengan satuan Hertz (Hz),
keras lemahnya suatu bunyi disebut intensitas
dengan satuan deciBell (dB)
Dilakukan pemeriksaan hantaran tulang / bone
conduction (BC) dan hantaran udara / air
conduction (AC)
Penerimaan bunyi lewat 2 jalur :
1. Air Conduction / AC / Hantaran Udara, Suara
dirambatkan melalui udara liang telinga
membran tympani tulang-tulang
pendengaran cochlea N.VIII korteks
(selaput otak).
Cara pemeriksaan : menggunakan
Headphone yang dipasang di telinga.
2. Bone Conduction / BC / Hantaran tulang
Gelombang suara di udara langsung menerpa
kulit tulang tengkorak getaran langsung ke
cochlea N.VIII Korteks (selaput otak).
Cara pemeriksaaan : Menggunakan bone
vibrator yang dipasang di tulang mastoid
Istilah :
Audiometri adl pemeriksaan pendengaran dengan
menggunakan audiometer
Audiometer adl alat untuk pemeriksaan
pendengaran.
Audiogram adl hasil pemeriksaan dengan
audiometer.
Audiometrist adl orang yang berprofesi
mengoperasionalkan audiometer untuk
pemeriksaan.
Audiologi adl ilmu yang membahas tentang
pendengaran
Audiologist adl orang yang ahli dalam bidang
audiologi.
Pelaksanaan Pemeriksaan audiogram
diperiksa pada:
Air
Right Left
Bone
Interpretasi Audiogram
Pendengaran normal
Suatu kondisi
dimana tidak ada
gangguan
pendengaran, yang
dapat dilihat dari :
Hasil AC : dalam
batas normal (0-20
dB)
Hasil BC : dalam
batas normal (0-20
dB)
Audiogram pada tuli konduksi
Gangguan dengar konduktif /
Tuli konduksi/ CHL
Gangguan dengar konduktif
ditandai dengan adanya
air-bone gap (AB-gap)
Hasil BC : normal (0-20dB)
Hasil AC : tidak normal
>20dB
Hal ini menggambarkan bahwa
ada kelainan pada telinga
bagian luar sampai tengah.
Audiogram pada tuli saraf
0 – 25 NORMAL
26 – 40 Kurang dengar ringan
0-25 normal
26-40 ringan
56-70 sedang-berat
71-90-berat