Anda di halaman 1dari 26

Dosen pembimbing :

dr. Ali Imran.L. Sp.Rad

Oleh : Sulin Ziyati


BAB I
PENDAHULUAN
 Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun
global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan
aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak,
stroke sekunder karena trauma maupun infeksi (WHO
MONICA, 1986).
 Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan
intraserebral atau perdarahan subrakhnoid (Bruno et
al., 2000).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Pembuluh Darah Otak

Selaput otak dan aliran darah menuju otak


Definisi stroke

 Stroke adalah hilangnya sebagian fungsi otak yang


terjadi secara mendadak atau tiba-tiba akibat dari
sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Tanpa
oksigen dan nutrisi penting yang dialirkan bersama
dengan darah, sel otak akan rusak atau mati dalam
beberapa menit.
Klasifikasi Stroke
Stroke non hemoragik ( cerebral infarction )
Klinis terdiri dari :
 TIA (Transient Ischemic Attack)
 RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
 Progressing stroke = stroke in evolusi
 Complete stroke
Secara kausal :
 Stroke trombotik
 Stroke emboli/non trombotik

Stroke hemoragik.
 PSD (Perdarahan Sub Dural )
 PSA (Perdarahan Sub Araknoid )
 PIS (Perdarahan Intra Serebral)
Defenisi Stroke Hemoragik

 Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan


keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang
cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi
keduanya.
 Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut
saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga
oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada
jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial
pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan
otak dan menekan batang otak.
Klasifikasi Stroke Hemoragik

1. Perdarahan Sub Dural (PSD)


2. Perdarahan Sub Araknoid (PSA)
3. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Etiologi dari Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral
 Perdarahan intraserebral  10% dari seluruh kasus
stroke, tdd 80% di hemisfer otak dan sisanya di batang
otak dan serebelum.
Perdarahan subarakhnoid
 Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan
dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid
yang timbul secara primer
Gejala klinis
Perdarahan Intraserebral
 Onset perdarahan  mendadak
 Gejala prodromal  pgktn TD yaitu nyeri kepala, mual,
muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina,
dan epistaksis.
 ↓ kesadaran yang berat  koma disertai
hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal /
umum.
 Penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks
pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasi
 Tek. tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan
perdarahan subhialoid.
Perdarahan subarakhnoid

 Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak


 Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil,
mudah terangsang, gelisah dan kejang.
 ↓ kesadaran sadar dlm bbrp menit sampai beberapa
jam.
 Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen
 Perdarahan retina
 Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau
takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat,
suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.
Patofiologi Stroke

 Stroke infarct  akibat kurangnya aliran darah ke


otak aktivitas listrik neuron akan terhenti meskipun
struktur sel masih baik, sehingga gejala klinis masih
reversibel. Jika aliran darah ke otak turun sampai <10
mL/100 gram jaringan otak per menit, akan terjadi
rangkaian perubahan biokimiawi sel dan membran
yang ireversibel membentuk daerah infark.
Perdarahan Intraserebral
 disebabkan oleh perdarahan intraserebral. Hipertensi
tidak terkontrol  penyebab utama. Penyebab lain
adalah pecahnya aneurisma, malformasi arterivena,
angioma kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah,
terapi antikoagulan, dan angiopati amiloid.

Perdarahan Subaraknoid
 Sebagian besar kasus disebabkan oleh pecahnya
aneurisma pada percabangan arteri-arteri besar.
Penyebab lain adalah malformasi arterivena atau
tumor.
Diagnosis Stroke

 Anamnesis
 Pem, fisik
 Pemeriksaan Penunjang (CT Scan , MRI)
Pada MRI akan tampak gambaran perdarahan
(hiperintens) pada lobus otak yang terkena.
Gambaran Radiologi Stroke Hemoragik Ct-Scan

 Tampak daerah hiperdens karena terjadi konsolidasi


di ruang intertisial dan tekanan ke daerah sekitarnya
ke arah kontra lateral.
 P engaburan daerah kapsula interna,hilangnya batas
antara insular ribbon kortek
 Hilangnya batas antara substansia alba dan substansia
grisea
 Hilangnya daerah sulci
 Bayangan hyperdense pada gray / white matter, dan
hematoma yang solid.
Tampak
perdarahan
pada ventrikel
lateral dextra
dan fornix

STROKE HEMORAGIK  Gambaran hiperdens


STROKE HEMORAGIK

Gambaran CT-Scan
potongan
transversal pada
pasien post
seranagan stroke,
tampak perdarahan
luas pada ventrikel
lateralis sinistra
hingga ke fornix.
CT-Scan kepala
potongan
transversal tampak
perdarahan pada
arteri cerebri kanan,
menunjukkan
adanya stroke
hemorrhagic
Gambaran MRI
potongan
transversal pada
pasien 55
tahun,tampak
gambaran
perdarahan
(hiperdens) pada
cerebelum, foto
diambil 30 jam
setelah serangan.
STROKE HEMORAGIK

Gambaran MRI
potongan
transversal 6 jam
setelah serangan
stroke tampak
gambaran hiperdens
pada regio frontalis
dextra yang
menunjukkan
adanya cairan
(darah) pada regio
itu
A.hematoma pada kapsul poterior kiri dan kapsul internal dengan
edema yang ringan. Sebuah infact perito-oksipital yang lama terlihat
di posteriornya.
B. Peningkatan focus kecil terlihat pada perifer, konsisten dengan
tanda spot (panah hitam). C. CT postcontras menunjukkan
pembesaran pada spot sign,konsisten dengan ekstravasasi (panah
putih). D.Unenhanced CT foto 1 hari setelaah presentasi
menunjukkan perluasan hematoma dan perdarahan inttraventrikel.
Letak Kelumpuhan

Kelumpuhan Sebelah Kiri (Hemiparese Sinistra)


Kelumpuhan Sebelah Kanan (Hemiparese Dextra)
Kelumpuhan Kedua Sisi (Paraparese)

Pencegahan Stroke

Pencegahan Premordial
Pencegahan Primer
Pencegahan Skunder
Pencegahan Tertier
Tatalaksana
Terapi umum
 ICU vol hematm >30 mL, perdarahan intraventrikuler
dengan hidrosefalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk.
 Menurunkn TD
 Jika didapatkan tanda tekanan intrakranial meningkat,
posisi kepala dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu
bidang, pemberian manitol
 Penatalaksanaan umum sama dengan pada stroke iskemik,
tukak lambung diatasi dengan antagonis H2 parenteral,
sukralfat, atau inhibitor pompa proton; komplikasi saluran
napas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan
antibiotik spektrum luas.
Terapi khusus

 Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat


vasodilator.
 Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak
perdarahan
 Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan
antagonis Kalsium (nimodipin) atau tindakan bedah
(ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun gamma knife)
jika penyebabnya adalah aneurisma atau malformasi
arteri-vena (arteriovenous malformation, AVM).
Kesimpulan

Tujuan penatalaksanaan komprehensif pada kasus stroke akut


adalah :
 Meminimalkan jumlah sel yang rusak melalui perbaikan
jaringan penumbra dan mencegah perdarahan lebih lanjut pada
perdarahan intraserebral
 Mencegah secara dini komplikasi neurologik maupun medik
 Mempercepat perbaikan fungsi neurologis secara keseluruhan.
Jika secara keseluruhan dapat berhasil baik, prognosis pasien
diharapkan akan lebih baik.
 Pengenalan tanda dan gejala dini stroke dan upaya rujukan ke
rumah sakit harus segera dilakukan karena keberhasilan terapi
stroke sangat ditentukan oleh kecepatan tindakan pada stadium
akut; makin lama upaya rujukan ke rumah sakit atau makin
panjang saat antara serangan dengan pemberian terapi, makin
buruk prognosisnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai