Anda di halaman 1dari 13

KEJANG

DEMAM
dr. M. Hendy Rizali
Puskesmas Palaran
Samarinda
2016
Definisi
 Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra
kranial.
 Kejang berhubungan dengan demam, tetapi
tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab lain.
klasifikasi
 Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Kejang demam sederhana
1. Kejang umum tonik, klonik.
2. Durasi: < 15 menit
3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis,
encephalitis, atau penyakit yang berhubungan dengan
gangguan di otak
4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.

b. Kejang demam kompleks


1. Kejang fokal
2. Durasi: > 15 menit
3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.
Anamnesis
 Keluhan utama adalah kejang.
 Anamnesis dimulai dari riwayat perjalanan
penyakit sampai terjadinya kejang,kemudian
mencari kemungkinan adanya faktor pencetus
atau penyebab kejang.
 Umumnya kejang demam pada anak dan
berlangsung pada permulaan demam akut,
berupa serangan kejang klonik umum atau
tonik klonik, dan singkat
 Penting untuk ditanyakan riwayat kejang
sebelumnya, kondisi medis yang
berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala
infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera
akibat kejang.
Faktor resiko
a. Demam
1. Demam yang berperan pada KD, akibat:
• Infeksi saluran pernafasan
• Infeksi saluran pencernaan
• Infeksi saluran kemih

2. Derajat demam:
• 75% dari anak dengan demam ≥ 390C
• 25% dari anak dengan demam > 400C
Faktor resiko
b. Usia
1. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan – 6
tahun
2. Puncak tertinggi pada usia 17 – 23 bulan
3. Kejang demam sebelum 5 – 6 bulan
mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
Faktor resiko
c. Gen
1. Risiko meningkat 2 – 3x bila saudara
kejang demam
2. Risiko meningkat 5% bila orang tua
menderita kejang demam
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-
tanda vital, mencari tanda-tanda trauma akut
kepala, dan adanya kelainan sistemik,
terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya
kelainan neurologis fokal.

 Bilaterjadi penurunan kesadaran diperlukan


pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor
penyebab.
Pemeriksaan Penunjang
 Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi
kejang pada anak, diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang antara lain, yaitu:

a. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah,


elektrolit, dan hitung jenis. Pemeriksaan ini
dianjurkan pada pasien dengan kejang
pertama.

b. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada


pasien yang tidak memiliki kecurigaan fokus
infeksi.
 Diagnosis Banding
a. Meningitis
b. Ensefalitis
c. Epilepsi
d. Gangguan metabolik, seperti: gangguan
elektrolit.

 Komplikasi
Kerusakan sel otak
penatalaksanaan
 Diazepam IV 0,3 mg/kgbb/kali atau
diazepam rektal (5mg utk bb<10kg; 10mg utk
bb>10kg)
 Bila kejang tidak berhenti, tunggu 15 mnt
 Ulangi dosis diazepam diatas
 Bila kejang masih tidak berhenti, tunggu 15
mnt
 Ulangi dosis diazepam diatas, tapi diberikan
intramuskuler. Dan utk pemberian diazepam
rektal setelah 2x pemberian masih kejang,
maka dosis ke-3 diberikan diazepam IV 0,3mg
 Apabila diazepam tidak tersedia, dapat
diberikan fenobarbital intramuskuler dosis
neonatus 30mg/kali, anak 1bulan-1tahun
50mg/kali, dan anak >1tahun 75mg/kali

 Bila kejang tidak berhenti, tunggu 15mnt

 Ulangi fenobarbital intramuskuler, tp dosis


diturunkan menjadi neonatus 15mg/kali, anak
1bulan-1tahun 30mg/kali, dan anak >1tahun
50mg/kali

Anda mungkin juga menyukai