Anda di halaman 1dari 35

Pembimbing

dr. Sheila Sp.JP


• No. RM : A. 09.41.36

• Tanggal : 24/08/2017

• Nama pasien : Ny. K

• Umur : 53 tahun

• Seks : wanita

• Pekerjaan : IRT

• Alamat : Jalan P. Antasari


Nyeri Dada dan Sesak Nafas
• Pasien mengeluhkan nyeri dada serta terasa
sesak sejak kemarin SMRS, keluhan ini dirasa
sangat mengganggu sampai pasien tidak bisa
tidur. Pasien juga merasakan perutnya terasa
begah kemarin
• Hipertensi

• Maag
• Kesadaran : Kompos Mentis
• Tekanan Darah : 180/110 mmHg
• Nadi : 105 x/menit
• RR : 26 x/menit
• Suhu : Afebris
• Sianosis :(-) Ortopnu :(-)
• Dispnu :(-) Iketrus :(-)
• Edema :(-)
• Kepala :-

• Mata : Konjungtiva palpebra pucat (- ), Ikterik ( -)

• Leher : JVP : R -2 cmH2O

• Dinding Toraks :-

• Inspeksi : Simetris Fusiforrmis

• Palpasi : Stem Fremitus : Kanan = Kiri

• Perkusi : Sonor
• Batas Jantung :

• Atas : ICR III Sinistra

• Kiri : 1 cm LMCS

• Kanan : Parasternal Dextra

• Auskultasi :

• Jantung : S1 (Normal ) S2 (Normal ) S3 ( - ) S4 ( - )


Reguler/Irreguler

• Punctum Maximum : ( - )

• Radiasi :(-)
• Ektremitas

• Superior : Sianosis ( - ), Clubbing ( - )

• Inferior : Edema ( - ) Pulsasi Arteri ( - )

• Akral : Hangat/Dingin
• Paru

• Suara pernapasan : Vesikuler

• Suara tambahan : Ronki Basah Basal ( -)Wheezing (


-)

• Abdomen

• Palpasi : Hepar/Lien : Tidak Teraba

• Asites : Tidak Dijumpai


• Sinus Takikardi, QRS rate = 120 x/menit, QRS axis Normoaxis,
P wave normal, PR interval 0,2”, QRS durasi 0,08”, ST
meningkat V3-V4, LVH ( - ), VES ( - )

• Kesan EKG : ST + STEMI anteroseptal


• Haemoglobin : 7,3 gr

• Leukosit : 10,300 mm3

• Hematokrit : 22,1 %

• Trombosit : 330,000 mm3


Acute STEMI
• NaCl 0,9% 500cc / 24 jam
• Loading Aspilet + CPG
• Recansa 10mg
• Omeprazole i.v /12 jam
• Captopril 3x 12,5 mg
• Arixtra 2,5 mg/ 24 jam subkutan selama 5 hari
• Amlodipine 10 mg
• ISDN 5mg sub lingual
• Alprazolam 0,5mg
• Cek darah lengkap 1, GDS, Ureum, Creatinin dan Foto Thorax
• DEFINISI

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung


akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner.
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran
darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.
Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung dalam memompa
darah dapat hilang
• Menurut WHO, penyakit jantung koroner adalah gangguan
pada miokardium karena ketidakseimbangan antara aliran
darah koroner dengan kebutuhan oksigen miokardium sebagai
akibat adanya perubahan pada sirkulasi koroner yang dapat
bersifat akut (mendadak) maupun kronik (menahun).
Penyakit jantung koroner dapat terdiri dari:

• Angina pektoris stabil (APS)

• Sindroma Koroner Akut (SKA)


• Angina pektoris tidak stabil (UAP, unstable angina pectoris)

• Infark miokard akut (IMA)


• Modifiable :
- Hipertensi

- Hiperkolestrolemia

- Merokok

- Diabetes Melitus

- Obesitas dan kurang aktifitas fisik

- Stress
• Non-modifiable :

- Umur

- Jenis Kelamin

- Genetik
• Anamnesa :
- Nyeri dada : Letak, Kualitas, Hubungan dengan aktifitas, Lama
nya seranagan
• Pasien tampak cemas, tidak dapat istirahat (gelisah), sering kali
ekstremitas pucat disertai keringat dingin. Sekitar seperempat
pasien infark anterior memiliki manifestasi hiperaktivitas saraf
simpatis ( takikardia dan/atau hipotensi), dan hampir setengah
pasien infark inferior menunjukkan hiperaktivitas saraf
parasimpatis (bradikardia dan/atau hipotensi) tanda fisis lain
pada disfungsi ventrikular adalah , dijumpai S4 dan S3 gallop,
penurunan intensitas bunyi jantung pertama, split paradoksikal
bunyi jantung kedua
• Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan
angina sering masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan
bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau.
Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien
hipertensi dan angina; dapat pula menunjukkan perubahan segmen
ST dan gelombang T yang tidak khas. 9 Untuk mendiagnosa STEMI
dari EKG adalah adanya elevasi segmen ST > 1mm pada 2
sadapan ekstremitas atau elevasi ST > 2mm pada 2 sadapan
prekordial yang berhubungan, LBBB yang dianggap baru.11
• Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang
normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung
membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi
arkus aorta
• Computed Tomography

• Magnetic Resonance Arteriography


• Arteriografi koroner

• Ultrasound intravaskular (IVUS)


Tujuan penanganan pada STEMI adalah:
• Penanganan kegawatdaruratan diperlukan untuk menegakkan
diagnosis secara cepat dan penilaian awal stratifikasi risiko,
menghilangkan/ mengurangi nyeri dan pencegahan atau
penanganan henti jantung.
• Penanganan dini untuk membuat keputusan segera terapi
reperfusi untuk membatasi proses infark serta mencegah
perluasan infark serta menangani komplikasi segera seperti
gagal jantung, syok dan aritmia yang mengancam jiwa.
• Penanganan selanjutnya untuk menangani komplikasi lain yang
timbul selanjutnya.
• Evaluasi dan penilaian risiko untuk mencegah terjadinya
progresi penyakit arteri koroner, infark baru, gagal jantung,
dan kematian
Tatalaksana awal:

• Oksigen 4L/ menit (saturasi dipertahankan > 90%)

• Clopidogrel 300mg

• Aspirin 160mg

• Nitrat diberikan 5mg SL (dapat diulang 3x) lalu drip bila masih

nyeri.

• Morfin iv bila nyeri tidak teratasi dengan nitrat.


Tatalaksana lanjut sesuai indikasi dan kontraindikasi (jangan

menunda reperfusi).

• Anti iskemik: nitrat, B-bloker, Ca antagonis.

• Anti platelet oral: aspirin, clopidogrel.

• Anti koagulan: heparin (UFH, LMWH).

• Terapi tambahan: Ace inhibitor/ ARB, Statin.


• Aritmia Supraventrikuler

• Gagal Jantung

• Sistole Premature Ventrikel


• Prognosis dapat diperkirakan dengan menggunakan TIMI score
(Thrombolysis in Myocardial Infarction )untuk STEMI yaitu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai