Anda di halaman 1dari 53

KOI HERPESVIRUS (KHV)

Agus Sunarto

LaboratorIium Riset Kesehatan Ikan


Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Jl. Sempur 1, Bogor 16154, Jawa Barat
Tel. 021-313200, Fax. 0251-327890
Email: agus.sunarto@gmail.com
Garis Besar

1. Pendahuluan
2. Sejarah Penyakit KHV
3. Epidemiologi
4. Distribusi Geografis
5. Diagnosa
6. Ikan Rentan
7. Kerugian Ekonomi
8. Kesehatan Masyarakat
9. Faktor Lingkungan
10. Strategi Penanggulangan
11. Kesimpulan
1. PENDAHULUAN

• Area produksi koi

• ikan hias mahal

• Area produsi ikan mas

• Produksi 75322 ton/th

 March 2002, terjadi wabah


2. Sejarah
Des 01 – Jan 02: impor koi dari
China melalui Hongkong

Lubuk Lingau, Feb 03

S u m a tra
J a k a r t a Subang, Maret-April 02
#

Waduk Cirata, Mei 02 #


B a li
Java
B l i t a r 02
Blitar, Maret
Episode Wabah Besar

• Kerugian sosial & ekonomi


• Sumber penularan/penyebaran penyakit

1 : Ikan koi di Blitar, Jawa Timur


2 : Ikan mas kolam air deras di Subang, Jawa Barat
3 : Ikan mas KJA Cirata, Jawa Barat
4 : Ikan mas kolam air deras Lubuk Lingau, Sum-Sel
5 : Ikan mas keramba Sungai Karangintan, Kal-Sel
6 : Ikan mas kolam air deras & keramba, Sum-Bar
7 : Ikan mas KJA Danau Toba, Sum-Ut
8 : Ikan mas Keramba di sungai Mahakam, Kal-Tim
Delapan Episode Wabah Besar

7
6
8

4 5

3
1
Blitar, Jawa Timur
Blitar, Jawa Timur: lokasi wabah pertama
 Kerugian ekonom Rp. 5 Million
Gejal klinis

Penyakit melepuh

Insang busuk
Gejala Klinis

Pendarahan, kulit lepuh, sirip &


ekor gripis, insang rusak
Ikan mas, keramba Sungai Karangintan, Kal-Sel
Suhu : 29.1oC
Kematian : 20-30%
Suhu : 24-25oC
Kematian : 90%
Kerugian : Rp.34 M
Ikan Mas, Keramba S. Mahakam, Kal-Tim
3. Distribusi Geografis

Survey KHV ke 353 kab


Objective: extent and distribution of the population at risk
extent and current distribution of the disease

Methodology: sending questionnaire:


• presence of at-risk species (common and koi carp)
• the extent of the population at risk (hectares and number of farms)
• the presence of KHV disease in the district
• the date of the first report of KHV
• the number of farms affected by KHV.

The questionnaire was delivered by mail to each district office:


1. Surat pengantar dari Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan
2. Kuisioner
3. Brosur KHV (foto gejala klinis)
March 2002
April 2002
May 2002
June 2002
July 2002
August 2002
September 2002
October 2002
November 2002
December 2002
January 2003
February 2003
Status Penyebaran 2005

D Toba Sumut

Sumbar
Jambi KalTim

Sumsel
KalSel
4. EPIDEMIOLOGI
Pola & sifat penyakit di suatu populasi

Konfirmasi ada wabah?


kematian 50 -100%  di atas normal
Pola Penularan dan Penyebaran
1. Di farm:
• Kontak lgs ikan sakit-ikan sehat, ikan mati, karkas
• Air & peralatan terkontaminasi
2. Penyebaran Lokal:
• Air terkontaminasi
• Transportasi ikan mas sakit
3. Penyebaran jarak jauh:
• Transportasi ikan sakit (koi show)
• Transportasi ikan mas sakit dari Cirata ke Sumatera

1. Di farm
2. Penyebaran Lokal
Introduksi/transportasi ikan Air terkontaminasi
sakit

Kolam bebas KHV


Pemasukan ikan baru/sakit
Kolam terinfeksi KHV
3. Penyebaran jarak jauh
Sifat penyakit
• disebabkan patogen infeksius
• masa inkubasi: 7 hari
Mortality of Common Carp during
Experimental Infection

100
Cumulative mortality (%)

80

60

Cohabitation
40 Injection
Control

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Days post infection
5. DIAGNOSA

Epizootiologi:
Parasit: Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp, Trichodina sp,
Ichthyophthyrius multifiliis and Argulus sp

Fungi: Saprolegnia sp and Achyla sp

Bacteri: Aeromonas hydrophila, Flexibacter columnaris

Virus: Koi herpesvirus (KHV)


KHV sebagai penyebab wabah

Epidemiologi:
• gejala klinis, kematian tinggi, specifik koi & mas

Histopathologi:
• intranuclear inclusion body di insang dan ginjal

Mortality of Common Carp during

100
Experimental Infection
Experimental infection:
• ko-habitasi: 100% mati dalam 8 hari
Cumulative mortality (%)

80

60

Cohabitation

• injeksi filtrate homogenate: 70% mati dalam 14 hari


40 Injection
Control

20

• Kontrol: tidak ada kematian


0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Days post infection

Tes PCR:
• Gray et al, 2002
• Gilad et al, 2002

Analisis DNA sequence:


• 99.65% sama KHV Amerika
Diagnosa Lapang & Laboratoris

• Diagnosis level 1: definisi kasus KHV:


• kematian masal
• ikan mas atau koi saja
• gejala klinis insang rusak

• Diagnosis level 3: PCR


6. IKAN RENTAN

Koi & Mas (Cyprinus carpio)

Air Deras KJA

Ikan Mas
KJA Ganda:
1. Mas
Tilapia, gurame, lele 2. tilapia
7. KERUGIAN EKONOMI

• 3 bulan di Blitar : 5,000 petani koi = Rp 5 M


• Juli 2002 : Rp 50 M
• Desember 2002: Rp 100 M
• Desember 2003: Rp 150 M

Kerugian riil jauh lebih besar,


 Haranggaol Danau Toba Rp 34 M
8. KESEHATAN MASYARAKAT

 “Herpes”
9. FAKTOR RESIKO & LINGKUNGAN

1. Ikan:
• Memasukkan ikan baru
• Ukuran ikan?
2. Sistem budidaya:
• Kolam air deras > KJA > kolam tanah
3. Lingkungan:
• Suhu optimal (22-28oC?)
• DO?
• Kualitas air?
4. Managemen:
• PST
• Angkat ikan sakit/mati
• Pengobatan infeksi sekunder
10. STRATEGI PENANGGULANGAN

INTERNATIONAL
 Kewajiban Masyarakat Internasional  Lapor ke OIE

 KOI HERPESVIRUS INFECTION IN INDONESIA:


Suspicion

 Extract from a report by Dr Akhmad Rukyani, Director,


Directorate of Fish Health and Environment, Ministry of
Marine Affairs and Fisheries, Jakarta, received on 26
June 2002 from Dr Sofjan Sudarjat, Director General of
Livestock Services, Department of Agriculture, Jakarta

 Tanggal laporan: 26 Jun1 2002.


• Kerjasama & Networking:

Task Force NACA dan Lab internasional:

 penyebab wabah dan rekomendasi tindak lanjut

Bantuan Teknis dari FAO (FAO – TCP):

• Legislasi

• Epidemiologi

• Managemen Kesehatan Ikan

• Virologi: training dan pembangunan lab virologi


NASIONAL

 Peraturan perundangan:

 Surat Edaran Dirjen PB No. 1874, 17 Mei 2002: informasi tentang wabah kematian
masal ikan mas

 Surat Edaran Dirjen PB No. 2317, 14 Juni 2002: larangan pengeluaran ikan mas dan
koi dari Jawa dan larangan impor koi

 SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 28, 2 Juli 2002:


larangan tentang pemasukan dan pengeluaran ikan mas dan koi serta penetapan
Jawa sebagai daerah wabah

 SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 40, 3 Oktober 2002:


Jawa & Bali sebagai daerah wabah Koi herpesvirus (KHV), ikan mas dan koi boleh
keluar dengan tindak karantina

 SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 55, 28 Desember 2005:


Penetapan pulau sumatera sebagai kawasan karantina
Sosialisasi wabah KHV
• Bantuan ke petani:

- induk
- vitamin C
- diagnosa
- training & penyuluhan

- tidak ada kompensasi


Penanggulangan di Tingkat
Petani/Kolam
PENGOBATAN:
 Tidak ada obat KHV

 Infeksi sekunder:
 Bakteri: OTC & Enrofloxacine 1-10 ppm

 Parasit/Argulus:

 Dyvon (dichlorphos) 1-5 ppm,

 BKC 1 tetes/100 L

 Hati-hati:
 Resistensi bakteri

 Residu di ikan
KARANTINA DI KOLAM

 Masa inkubasi KHV 1 minggu


 Suhu optimum 18-28oC
 Ikan dikarantina selama 2 minggu
sebelum di tebar di kolam:
 ditambah stressor (kualitas air, dll)
 penyakit muncul
BIOSECURITY
… usaha mencegah masuk &
menyebarnya penyakit …
 KHV dilarang masuk:
Induk & benih bebas KHV
• Ikan baru di karantina 2 minggu pada suhu optimum (18-28oC)
• Air & peralatan bebas KHV
• Cegah ikan liar masuk kolam

Eradikasi & Desinfeksi:


• Buang ikan sakit/mati  kubur/bakar
• Kolam dikeringkan
• Desinfeksi:
• Klorin 200 ppm (200 mg/L) 1 jam
• PK 10 ppm 30-60 menit atau 500 ppm beberapa detik
• Formalin 250-1000 ppm 30-60 menit
Bio-security di kolam terisolir

• Lembah Koi Farm, Java Barat


• Wabah besar 2002

• Penerapan bio-security
• tidak kena lagi

www.koibiosecurity.com
POLA BUDIDAYA YANG BAIK
(GOOD MANAGEMENT PRACTICES, GMPs)

• Alih komoditas (nila, dll)


• Sistem polikultur
• Budidaya ikan mas:
• Padat tebar dikurangi
• Obat untuk infeksi sekunder & Vit C
• Pindah ke kolam tanah
• Ikan sakit dipisahkan / panen konsumsi
(bukan dijual keluar daerah)
• Ikan mati di kubur/bakar
MANAGEMEN BERBASIS MASYARAKAT

• Babakan Garut, Cirata

masih bebas KHV???

Photo Dr Tri Heru P


Kelompok Pembudidaya Ikan Keramba Jaring Apung
‘Layung Sari’
11. KESIMPULAN

 Wabah kematian masal ikan mas dan koi disebabkan


Koi Herpesvirus (KHV)

 Penularan: kontak lgs, peralatan & air terkontaminasi


 Desinfeksi kolam, air & benih bebas KHV

 Penyebaran: transportasi ikan sakit


 Melaksanakan Peraturan Karantina!!!

 Strategi penanggulangan: biosecurity, GMPs, MbM


Ucapan Terima kasih
• Emergency Disease Control Task Force on a
Serious Disease of Koi and Common Carps in
Indonesia
• Pakar dari NACA, ACIAR & AAHRI
• Laboratorium: UC Davis, Stirling Univ, Intervet

• Bantuan Teknis FAO


Health Management in Freshwater Aquaculture

• Satgas Nasional & Lokal:


Direktorat Kesehatan Ikan, Badan Riset,
Pusat Karantina, Universitas, Dinas,
Pembudidaya, perusahaan pakan, dll
Terima kasih

agus.sunarto@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai