Anda di halaman 1dari 24

Pemodelan Alat Monitoring Cairan Infus Konvensional, Suhu,

dan Kadar Saturasi Oksigen dalam Darah Berbasis Wireless


PROPOSAL
PENELITIAN HIBAH BERSAING PERGURUAN TINGGI

OLEH :
H. ANSOR USMAN, ST, MT
DR. IR. RUSMINI BAROZI, AIM. MM
IR. SYAMSUL ALAM

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JANUARI 2016
I. Pendahuluan

Latar Belakang

Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh dalam


jumlah tertentu, melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh dan membutuhkan pengawasan yang tepat.
Pemantauan cairan infus bisa dilakukan secara real time tanpa
perawat mondar-mandir ke ruangan pasien. Pemantauan cairan
infus sangat beragam seperti, dengan menggunakan sensor yang
dipasang pada infus dan hasil dari sensor di proses mikrokontroller
lalu ditampilkan pada LCD. Ada juga pemantauan cairan infus
seperti diatas namun ditampilkan di PC. Pemantauan cairan infus
dilakukan dengan teknologi wirelles.
Oksigen merupakan kebutuhan vital bagi setiap makhluk hidup.
Pengukuran relatif dari kandungan oksigen yang dibawa atau
dilarutkan disebut sebagai saturasi oksigen. Dalam tubuh manusia,
saturasi oksigen adalah ukuran dari oksigen yang terlarut dalam
darah. Tubuh manusia normal membutuhkan pasokan oksigen yang
konstan untuk berfungsi secara sehat. Kadar oksigen yang normal
dalam kisaran antara 95-100%. Jika persentase berjalan di bawah
saturasi oksigen normal atau turun bahkan kurang dari 80%, ini
menunjukkan bahwa darah mengandung tingkat oksigen yang
sangat rendah.
Oksimeter merupakan salah satu metode penggunaan alat untuk
memonitor keadaan saturasi oksigen dalam darah pasien, untuk
membantu pengkajian fisik pasien, tanpa harus melalui analisa tes
darah.Cara kerja oksimeter yaitu mengukur intensitas cahaya LED
yang dipaparkan di permukaan kulit jari setelah melewati kulit dan
berinteraksi dengan sel darah merah. Alat ini bertujuan untuk
mengukur saturasi oksigen darah dengan observasi absorpsi
gelombang optik yang melewati kulit dan berinteraksi dengan sel
darah merah. Dengan membandingkan absorpsi cahaya, alat tersebut
dapat menentukan persentase Hb yang disaturasi.
Suhu tubuh merupakan salah satu tanda vital yang perlu diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan untuk memantau perkembangan pasien.
Selama ini pemantauan suhu tubuh pasien dilakukan dengan cara
mengukur suhu tubuh pasien menggunakan termometer.Sehingga
perawat harus mengunjungi satu persatu pasien untuk mengukur
suhu tubuhnya.
Bila kekurangan cairan, suhu tubuh akan naik dan badan menjadi
panas. Suhu tubuh mengalami fluktuatif sebesar 0,5 – 0,7 ºC. Suhu
tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Rumusan Masalah

Perumusan Masalah yang diteliti sebagai berikut:


Bagaimanakah melakukan uji coba pemodelan alat monitoring
cairan infus habis dan suhu serta SPO2 pasien berbasis wireless
dengan parameter uji antara lain, uji jumlah tetesan antara mode
manual dan mode electronik dengan range (100,200,300,400,500)
ml/jam, fluktuasi suhu, dan fluktuasi persentase kadar saturasi
oksigen dalam darah.
Batasan Masalah
 Komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi antara
alat dengan komputer menggunakan wireless
 Pada percobaan menggunakan 2 kamar yang mana masing-
masing kamar dilakukan pengontrolan satu buah infus dan
satu pasien
 Perancangan menggunakan mikrokontoler
 Program monitor di komputer menggunakan bahasa
pemrograman Delphi serta mencakup analisa dari uji coba
parameter antara lain,uji jumlah tetesan antara mode
manual dan mode electronik dengan range
(100,200,300,400,500) ml/jam, fluktuasi suhu, dan
fluktuasi persentase kadar saturasi oksigen dalam darah.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
 Melakukan pembuatan monitoring cairan infus habis, suhu tubuh, dan kadar
oksigen dalam darah dengan wireless sehingga dapat ditampilkan pada PC
(Personal Computer) diruang jaga perawat.

Tujuan Khusus
 Melakukan perancangan blok diagram monitoring cairan infus dan suhu serta
SpO2
 Melakukan pembuatan perangkat keras monitoring infus dan suhu serta
SpO2
 Melakukan perancangan dan pembuatan perangkat lunak monitoring cairan
infus dan suhu serta SpO2
 Melakukan uji fungsi perangkat keras dan perangkat lunak monitoring cairan
infus dan suhu serta SpO2
 Melakukan uji fungsi keseluruhan alat monitoring cairan infus dan suhu serta
SpO2
 Melakukan pendataan dan analisis pada alat monitoring cairan infus dan suhu
serta SpO2
Manfaat Penelitian

 Hasil perancangan pemodelan ini dapat dijadikan modul pembelajaran


muatan lokal bagi mahasiswa pada jurusan teknik elektromedik
politeknik kesehatan jakarta II bila modul ini bukan merupakan bagian
dari kulum mata kuliah keahlian.
 Secara aplikatif hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan atau acuan bagi pelaksana atau perawat dalam menangani
teknologi peralatan infus di rumah sakit khususnya di ruang rawat inap.
 Manfaat lainnya penelitian ini diharapkan dapat membantu perawat
memantau kondisi infus, suhu tubuh, dan kadar saturasi oksigen dalam
darah pada pasien di ruang rawat inap.
 Bagi peniliti dapat memberikan dorongan dan meningkatkan
kemampuan dalam melakukan inovasi penilitian pada bidang teknik
elektromedik dan selanjutnya dapat menghasilkan nilai bisnis dan
ekonomis.
II. Tinjauan Pustaka
Gambaran Umum

Blok diagram pemodelan alat monitoring


Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui.
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan
kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang
diselesaikan berulang dari waktu ke waktu.
Hardware alat monitoring
 Sensor tetesan (sensor photodioda)
 Sensor suhu (sensor termistor)
 Sensor SpO2 (sensor infrared dan led red)
Selain sensor ada komponen lain alat monitoring, sebagai berikut :
 Komparator
 Penguat
 Rangkaian Anti-bouncing
 Buffer
 Mikrokontroller
Monitoring dengan modul wireless yaitu pemantauan jarak jauh
secara nirkabel. Biasanya pemantauan ditampilkan pada PC dengan
program yang sudah di atur. Monitoring dapat diaplikasikan ke
dalam alat.
Dalam perancangan alat monitoring peneliti membuat monitoring
dengan parameter infus, suhu dan kadar oksigen dalam darah
(SpO2) sebagai objek yang akan di monitoring.
Software alat monitoring
 Wireless
 Bahasa pemrograman arduino
III. Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
 BAB III revisi ansor-2.docx

Spesifikasi Alat
 Tegangan input : 220V
 Sistem : monitoring
 Frekuensi wireless : 2,4 GHz
 Jarak pengukuran maksimal: 10 m
 Parameter pengukuran : tetesan infus, suhu, SpO2
 Batas pengukuran suhu : 35 ºC sampai 40 °C
 Batas pengukuran SpO2 : 0 sampai 100 %
 Dimensi : 20 x 20 x 10 (cm)
 Desain Hardware
Blok Diagram
Keterangan Blok Diagram

 PSU
 Blok sensor tetes
- sensor tetes
- komparator
- r. antiboncing
 Blok sensor suhu
- sensor suhu
- buffer
- penguat
 Blok sensor SpO2
- sensor SpO2
- amplifier
- r. Sample and hold
 Mikrokontroler
 Wireless
 PC
Pengambilan data
 Pengambilan data infus
Jumlah Faktor Jumlah Jumlah tetesan /
Cairan Tetes tetesan / jam
menit

100 ml/jam X

200 ml/jam
300 ml/jam
400 ml/jam
500 ml/jam

 Pengambilan data suhu


Nama Pasien Suhu

 Pengambilan data SpO2


Nama Pasien SpO2
Pengolahan dan Analisis Data
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Laboratorium Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes
Kemenkes Jakarta II, proses penelitian ini akan dilaksanakan baik perangkap
lunak maupun keras selama 7 bulan yang dilaksanakan pada tahun 2016.

Luaran
Luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah terciptanya produk Alat
monitoring infus konvensional, suhu dan kadar saturasi oksigen dalam darah
berbasis wireless dengan parameter tetesan infus pada jumlah kebutuhan cairan
(100,200,300,400,500) ml/jam, suhu, dan persentase kadar saturasi oksigen
dalam darah dan dapat mepercepat pelayanan pasien di rumah sakit.

Capaian yang terukur setiap tahapan


Indikator capaian pada penelitian adalah terciptanya suatu system alat
monitoring yang dapat bekerja sesuai dengan rancangan pemodelan modul yang
bekerja sesuai dengan parameter tetesan inus pada jumlah kebutuhan cairan
(100,200,300,400,500) ml/jam, suhu, dan persentase kadar saturasi oksigen
dalam darah.
Cara Pengambilan Data
Berikut cara pengambilan data penelitian pemodelan monitoring
infus, suhu, dan kadar saturasi oksigen dalam darah.
 Pengambilan data tetesan infus secara manual dapat dihitung
dengan rumus :
Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam

Dengan menggunakan rumus diatas dapat diketahui jumlah


tetesan infus secara manual.
Pengambilan data tetesan infus monitoring
 Pemasangan sensor pada tabung tetes infus
 Pengaturan jumlah kebutuhan cairan
 Pengaturan tetesan dengan mengatur klem infus
 Pengamatan monitoring cairan infus dari PC, dengan melihat
jumlah tetesan infus tergantung pada setiap jumlah cairan
yang dibutuhkan.
Jumlah Cairan Faktor Tetes Jumlah Tetesan / Jumlah Tetesan /
Menit Jam
100 ml X
200 ml
300 ml
400 ml
500 ml
Pengambilan data suhu
Pengambilan data suhu dengan termometer
 Mempersiapkan termometer
 Pengukuran suhu tubuh pada pasien
Pengambilan data suhu dengan monitoring
 Mempersiapkan alat monitoring
 Memasang sensor LM35 pada tubuh
 Memonitori perubahan suhu tubuh pasien pada PC

Pengambilan data kadar saturasi oksigen dalam darah


 Mempersiapkan alat monitoring
 Memasang sensor SpO2 pada jari pasien.
 Mengamati perubahan kadar saturasi oksigen dalam darah pasien
IV. Jadwal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai