Anda di halaman 1dari 26

&

Endokrin II / STIKES KEPANJEN / Ns. Galuh Kumalasari, S.Kep / 2015


 75% suplai darah dari
portal & vena hepatik
 25% dari arteri
hepatik
Sistem Portal
 Vena porta menerima darah
dari seluruh usus, limpa,
pankreas serta kandung
empedu.
 Setelah masuk ke hati,
darah mengalir ke dalam
saluran-saluran kecil yang
melewati hati.
 Pada saat meninggalkan
hati, darah dari saluran kecil
ini masuk kembali ke dalam
sirkulasi besar melalui vena
hepatika.
 HVPG (hepatic venous
pressure gradient) 5-10
mmHg
DEFINISI
 Hipertensi portal didefinisikan sebagai elevasi dari
gradien tekanan vena hepatik (HVPG) diatas
normal.
 Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan
aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang
menetap.
 2 faktor yang bisa menyebabkan naiknya tekanan
darah dalam pembuluh darah porta, yaitu:
1. volume darah yang mengalir di dalam pembuluh
darah
2. meningkatnya tahanan terhadap aliran darah yang
melewati hati.
Hyperdinamic
Portal hypertension
circulation
• adrenergic system
• Deranged (vascular) (increased cardiac
architecture • vasoconstrictor/ index) • increased portal
dilator imbalance • renin - angiotensin blood flow
system (renal Na⁻ • increased resistance
and water to portal flow
retention)
CIRRHOSIS
Counterregulatory
mechanism
ETIOLOGI
 Obstruksi aliran darah vena porta, apapun
penyebabnya, akan mengakibatkan naiknya
tekanan vena porta.
 Penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi aliran darah portal. Etiologi
ini dapat diklasifikasikan sebagai prehepatik,
intrahepatik, dan pascahepatik
ETIOLOGI
Prehepatik intrahepatik Pascahepatik
 Trombosis vena  Fibrosis hepatik  Sindroma
plenik kongenital Budd-Chiari
 Trombosis vena  Hipertensi portal  Trombosis
porta idiopatik vena kava
 Kompresi ekstrinsik  Tuberkulosis inferior
pada vena porta  Schistosomiasis  Perikarditis
 Sirosis bilier primer konstriktif
 Sirosis alkoholik  Penyakit hati
 Sirosis virus hepatitis B venooklusif
 Sirosis virus hepatitis C
 Penyakit wilson
 Defisiensi antitripsin
alfa-1
 Hepatitis aktif kronis
 Hepatitis fulminan
PATOFISIOLOGI
 Hipertensi portal
menyebabkan terbentuknya
pembuluh darah venosa
(pembuluh kolateral), yang
menghubungkan sistem
portal dengan sirkulasi
besar, sehingga melompati
hati (membentuk bypass).
 Dengan adanya pembuluh
kolateral ini, maka zat-zat
yang dalam keadaan normal
dibuang dari dalam darah
oleh hati, akan masuk ke
dalam sirkulasi besar.
4 tanda penting yg sering ditemui :

1. Caput medusa
2. Varises esofagus
3. Splenomegali
4. Hemorrhoid
Derajat varises esofagus
Manifestasi klinis lain :
 Ascites
 Hepatomegali
 Jaundice
 Palmar eritem
 Spider nevi
 Oedem tungkai
 Hematemesis
 Melena
ASCITES CAPUT MEDUSAE
ERYTHEMA PALMARIS SPIDER NAEVI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium : darah lengkap, tes fungsi hati,
faal hemostasis, albumin, serologi hepatitis,
defisiensi alfa-1 antitripsin
 Radiologi : foto polos abdomen, USG Doppler,
CT scan, MRI, CT-angiografi
 Endoskopi
 Biopsi hati
PENATALAKSANAAN
Terapi perdarahan:
 Resusitasi cairan (cairan kristaloid maupun
darah)
 Koreksi koagulopati : vitamin K, transfusi
trombosit dan Fresh Frozen Plasma
 Pasang sonde lambung : monitor perdarahan
 Reseptor H2 bloker (ranitidin)
 Medikamentosa :
- Octreotide/Somatostatin
- Vasopressin
PENATALAKSANAAN
Terapi preventif perdarahan:
 b-blocker: propanolol
 Skleroterapi preventif
 Ligasi Varises endoskopik (jarang)
 Transjugular intrahepatic portosystemic
shunt (TIPS)
 Splenektomi
 Transplantasi hati
ASITES
Definisi :
Penimbunan cairan serosa dalam rongga
peritoneum

Etiologi :
1. Hipertensi porta
2. Hipoalbuminemia
3. Meningkatnya aliran limfe – hati
4. Retensi natrium
5. Gangguan ekskresi air
PEMERIKSAAN ASITES
PEMERIKSAAN PERKUSI ASITES :
Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen
(asites) akan menimbulkan suara perkusi
timpani di bagian atas dan dullness dibagian
samping atau suara dullness dominant.

ADA 2 CARA MEMERIKSA ASCITES:


1. Shifting Dullness
2. Undulating Fluid Wave
Shifting Dullness
 Pasien tidur terlentang, lakukan perkusi dan tandai
peralihan suara timpani ke redup pada kedua sisi.
 Lalu pasien diminta tidur miring pada satu sisi,
lakukan perkusi lagi, tandai tempat peralihan suara
timpani ke redup maka akan tampak adanya
peralihan suara redup.
Undulating Fluid Wave
 Teknik ini dipakai bila cairan
asites cukup banyak. Prinsipnya
adalah ketukan pada satu sisi
dinding abdomen akan
menimbulkan gelombang cairan
yang akan diteruskan ke sisi yg
lain.
 Pasien tidur terlentang,
pemeriksa meletakkan telapak
tangan kiri pada satu sisi
abdomen dan tangan kanan
melakukan ketukan berulang-ulang
pada dinding abdomen sisi yang
lain. Tangan kiri kan merasakan
adanya tekanan gelombang
PARASENTESIS
 Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan
mengambil cairannya

 Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum


parasentesis untuk memperkuat dugaan bahwa rongga perut
mengandung cairan yang berlebihan.

 Kegunaan :
1. untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan
2. untuk membuang cairan yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai